Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP INSTALANSI GAWAT DARURAT

Oleh :

Desi Rofiqo Khoirotun Nisa

2130282063

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN 2020/2021
I. INSTALASI GAWAT DARURAT
A. Pengertian IGD
Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat
(emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang
dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan
kehidupannya (life saving). Instalasi gawat darurat adalah salah satu
sumber utama pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang
membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang
perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.
Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk
menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat
(IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat
beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung
dalam rumah sakit.
Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu
negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola
IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah
karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat
modal, padat karya, serta padat teknologi.
IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang
memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang
memebrikan pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir.
Instalasi pelayanan pertama bagi pasien yang datang ke rumah sakit
terutama dalam hal kedaruratan berdasrkan kriteria standart baku.

B. Kegiatan IGD
Instalasi Gawat Darurat yang merupakan suatu bentuk penanganan
kegawatdaruratan memiliki berbagai macam kegiatan. Menurut Flynn
(1962) dalam Azrul (1997) kegiatan IGD secara umum dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat.

Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab IGD adalah


menyelenggarakan pelayanan gawat darurat. Sayangnya jenis
pelayanan kedokteran yang bersifat khas seing disalah gunakan.
Pelayanan gawat darurat yang sebenarnya bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan penderita (live saving), sering
dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan
pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan (ambulatory
care)

2. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang


membutuhkan pelayanan rawat inap intensif

Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab UGD adalah


menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang
membutuhkan pelayanan intensif. Pada dasarnya pelayanan ini
merupakan lanjutan dari pelayanan gawat darurat, yakni dengan
merujuk kasus-kasus gawat darurat yang dinilai berat untuk
memperoleh pelayanan rawat inap intensif.

3. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat

Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah


menyelenggarakan informasi medis darurat dalam bentuk
menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat
yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency
medical questions).

C. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang berkaitan dengan cara
memilih anggota antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang
biasa digunakan adalah (Subagyo, 1993) :
1. FCFS : First Come-First Served (pertama masuk, pertama
dilayani)
2. LCFS : Last Come-First Served (terakhir masuk, pertama
dilayani)
3. SIRO : Service In Random Order (pelayanan dengan urutan acak)
4. Emergency First : Kondisi berbahaya yang didahulukan.
Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan
dilayani sesuai urutan prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna,
yaitu :
a. Biru : Gawat darurat,resusitasi segera yaitu Untuk penderita
sangat gawat/ ancaman nyawa.

b.Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita

gawat darurat (kondisi stabil / tidak membahayakan

nyawa )
c. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk
penderita darurat, tetapi tidak gawat
d.Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan
yaitu Untuk bukan penderita gawat.
e. Hitam : Meninggal dunia
Prioritas dari warna
1) Biru
a) Henti jantung yang kritis
b) Henti nafas yang kritis
c) Trauma kepala yang kritis
d) Perdarahan yang kritis
2) Merah
a) Sumbatan jalan nafas atau distress nafas
b) Luka tusuk
c) Penurunan tekanan darah
d) Perdarahan pembuluh nadi
e) Problem kejiwaan
f) Luka bakar derajat II >25 % tidak mengenai dada dan muka
g) Diare dengan dehidrasi
h) Patah tulang
3) Kuning

a) Lecet luas

b) Diare non dehidrasi

c) Luka bakar derajat I dan derajat II > 20 %


4) Hijau
a) Gegar otak ringan
b) Luka bakar derajat I
Gawat : Suatu keadaan yang mengancam nyawa pasien
Darurat : Suatu keadaan yang segera memerlukan pertolongan
Saat tiba di IRD pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih
dahulu anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan keparahan
penyakitnya. Penderita yang kena penyakit serius biasanya lebih sering
mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada mereka yang
penyakitnya tidak begitu parah . Setelah penaksiran dan penanganan awal
pasien bisa dirujuk ke Rumah sakit distabilkan dan dipindahkan ke rumah
sakit lain karena berbagai alasan atau dikeluarkan
Kebanyakan IRD buka 24 jam ,meski pada malam hari jumlah staf
yang ada akan lebih sedikt.

D. Tujuan IGD

1) Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat

2) Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien

3) Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang


terjadi dalam maupun diluar rumah sakit

4) Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas


tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut

E. Kriteria IGD
1. IRD harus buka 24 jam

2. IRD juga harus memiliki penderita – penderita


false emergency (korban yang memerlukan
tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak
boleh memggangu / mengurangi mutu
pelayanan penderita- penderita gawat darurat.
3. IRD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan
definitive care dilakukan ditempat lain dengan cara
kerjasama yang baik
4. IRD harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat
sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat
(PPGD)
5. IRD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya.

F. Kemampuan minimal petugas IGD


Menurut Depkes 1990
1. Membuka dan membebaskan jalan nafas (Airway)
2. Memberikan ventilasi pulmoner dan oksigenasi (Breathing)
3. Memberikan sirkulasi artificial dengan jalan massage jantung luar
(Circulation)
4. Menghentikan perdarahan,balut bidai,transportasi,pengenalan dan
penanggulangan obat resusitas,membuat dan membaca rekaman
EKG

G. Kemampuan minimal petugas IGD


Sesuai dengan pedoman kerja perawat,Depkes 1999
1. Mampu mengenal klasifikasi dan labelisasi pasien
2. Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas,gagal jantung, kejang,
koma, perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah
panggul dan kasus ortopedi.
3. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan Askep
4. Mampu berkomunikasi :intern dan ekstern

H. Sarana dan Prasarana Fisik Ruangan yang Diperlukan di IGD


Ketentuan umum fisik bangunan :
1. Harus mudah dijangkau oleh masyarakat
2. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda (Alur
masuk kendaraan pasien tidak sama dengan alur keluar)
3. Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer)
yang terletak antara ruang “triage “(ruang penerimaan pasien)
dengan ruang tindakan
4. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat
sampai di depan pintu
5. Ruang triage harus dapat memuat minimal 2 brankar

I. Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat


Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dan salah satu sistem / organ seperti : Susunan saraf pusat,
Pernafasan, Kardiovaskuler, Hati, Ginjal, Pancreas.
Kegagalan (kerusakan) sistem/ organ tersebut dapat disebabkan
oleh : Trauma / cedera, Infeksi, Keracunan (polsoning), Degenerasi
(kailure), Asfiksi, Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar
(excessive loss of water and lectrolie).
Kegagalan sistem saraf pusat,kardiovaskuler,pernafasan dan
kehilangan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat (4-6 menit). Sedangkan kegagaln sistem / organ yang lain dapat
menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Drngan demikian
keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam
mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecacatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :
a) Ditempat kejadian
b) Dalam perjalanan kerumah sakit
c) Pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas /
Rumah Sakit

II. TRIAGE
Mempunyai arti menyortir atau memilih. Dirancang untuk
menempatkan pasien yang tepat diwaktu yang tepat dengan pemberi
pelayanan yang tepat. Triage merupakan suatu proses khusus memilah
pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit dan menentukan jenis
perawatan gawat darurat serta transportasi. Dan merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang pengelolaan.
Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang
dikenal, yaitu:
1. METTAG (Triage tagging system).
Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk
memprioritisasikan tindakan.
Prioritas Nol (Hitam) :
a. Mati atau jelas cedera fatal.
b. Tidak mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah) :
Cedera berat yang perlukan tindakan dan transport segera.
a. gagal nafas,
b. cedera torako-abdominal,
c. cedera kepala / maksilo-fasial berat,
d. shok atau perdarahan berat,
e. luka bakar berat.
Prioritas Kedua (Kuning) :
Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat :
a. cedera abdomen tanpa shok,
b. cedera dada tanpa gangguan respirasi,
c. fraktura mayor tanpa shok,
d. cedera kepala / tulang belakang leher,
e. luka bakar ringan.

Prioritas Ketiga (Hijau) :

Cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera :

a. cedera jaringan lunak,


b. fraktura dan dislokasi ekstremitas,
c. cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas,
d. gawat darurat psikologis.

Sistim METTAG atau pengkodean dengan warna system tagging


yang sejenis, bisa digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan
START.

2. Sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid


Transportation).
Penuntun Lapangan START memungkinkan penolong secara cepat
mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian
segera atau apakah tidak memerlukan transport segera.
Penuntun Lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60 detik,
meliputi pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental.
Hal ini untuk memastikan kelompok korban :
a. perlu transport segera / tidak,
b. tidak mungkin diselamatkan,
c. mati.
A. Sistem Triase
Non Bencana : Memberikan pelayanan terbaik pada pasien secara
individu.
Bencana / Korban Berganda : Memberikan pelayanan paling efektif untuk
sebanyak mungkin pasien

B. Objektif Primer di IGD


1. Pengenalan tepat yang butuh pelayanan segera
2. Menentukan area yang layak untuk tindakan
3. Menjamin kelancaran pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak
perlu
4. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu
5. Beri informasi /rujukan pada pasien / keluarga
6. Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.

C. Aturan Primer Petugas

1. Skrining pasien secara cepat.

2. Penilaian terfokus.

D. Sasaran Primer dan Sekunder

1. Primer : Mengenal kondisi yang mengancam jiwa.

2. Sekunder : Memberi prioritas pasien sesuai kegawatannya.

E. Prinsip Umum Triase


1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan.

2. Pertahankan rasa percaya diri pasien.

3. Coba untuk mengamati semua pasien yang datang, bahkan saat


mewawancara pasien.

4. Pertahankan arus informasi petugas triase dengan area tunggu &


area tindakan. Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu
adakan penyuluhan.

5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer


aturan triase. Gunakan sumber daya untuk mempertahankan standar
pelayanan memadai.

F. Pahami Juga
1. Struktur pembagian ruangan dengan perangkat yang sesuai.

2. Pemeriksaan fisik singkat dan terfokus.

3. WASPADA atas pasien dengan ancaman jiwa atau serius


potensial terancam hidup atau anggota badannya harus didahulukan
dalam penilaian hingga dapat segera ditindak.
Prinsip dari triage :
a. Triase harus cepat dan tepat
Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang
mengancam nyawa merupakan suatu yang sangan penting pada
bagian kegawatdaruratan
b. Pemeriksaan harus adekuat dan akurat
Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element
penting pada proses pengkajian
c. Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan
Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat
direncanakan jika ada informasi yang adekuat dan data yang akurat
d. Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi
Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji
dan memeriksa secara akurat pasien, dan memberikan perawatan
yang sesuai pada pasien, termasuk intervensi terapiutik, prosedur
diagnostic, dan pemeriksaan pada tempat yang tepat untuk
perawatan
e. Kepuasan pasien tercapai

1) Perawat triase harus melaksanakan prinsip diatas untuk


mencapai kepuasan pasien

2) Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang


mungkin akan membahayakan kesehatan pasien atau pasien
yang sedang kritis
3) Perawat triase menyampaikan support kepada pasien, keluarga
pasien, atau Teman (Department Emergency Hospital
Singapore, 2009)
Prinsip umum lain dalam asuhan keperawatan yang di berikan oleh
perawat di ruang gawat darurat antara lain :
1) Penjaminan keamanan diri perawatan dan klien terjaga,
perawat harus menerapkan
2) Prinsip universal precaution, mencegah penyebaran infeksi dan
memberikan asuhan yang nyaman untuk klien
3) Cepat dan tepat dalam melakukan triage, menetapkan diagnose
keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang
berkelanjutan
4) Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi
diberikan untuk mengatasi masalah biologi dan psikologi klien
5) Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klin dan keluarga
diberikan untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan
kerjasama perawat dan klien
6) System monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan
7) Sisten dokumentasi yang dipai dapat digunakan secara mudah,
cepat dan tepat
8) Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal
keperawatan perlu dijaga.
Tipe Triage :
Ada beberapa Tipe triage, yaitu :
a. Daily triage
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar
pada system kegawat daruratan. Triage yang terdapat pada setiap
rumah bsakit berbeda-beda, tapi secara umum ditujukan untuk
mengenal, mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat
keakutan dengan tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan
perawatan yang tepat. Perawatan yang paling intensif dberikan
pada pasien dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu
berprognosis buruk.
b. Mass Casualty incident
Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di
suatu tempat bencana menangani banyak pasien tapi belum
mencapai tingat ke kelebihan kapasitas. Perawatan yang lebih
intensif diberikan pada korban bencana yang kritis. Kasus minimal
bisa di tunda terlebih dahulu.
c. Disaster Triage
Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan
perawatan intensif sesegera mungkin ketika korban bencana
sangat membutuhkan. Filosofi perawatan berubah dari
memberikan perawatan intensif pada korban yang sakit menjadi
memberikan perawatan terbaik untuk jumlah yang terbesar.
Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka yang memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup lebih besar dengan intervensi
medis yang cepat. Pada disaster triage dilakukan identifikasi
korban yang mengalami luka ringan dan ditunda terlebih dahulun
tanpa muncul resko dan yang mengalami luka berat dan tidak
dapat bertahan. Prioritasnya ditekankan pada transportasi korban
dan perawatan berdasarkan level luka.
d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi
disbanding dengan aturan medis biasanya. Prinsip triage ini tetap
mengutamakan pendekatan yang paling baik karena jika gagal
untuk mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada
kesehatan dan kesejahteraan populasi yang lebih besar.
e. Special Condition triage
Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau korban.
Contohnya kejadian yang berhubungan dengan senjara
pemusnah masal dengan radiasi, kontaminasi biologis dan
kimia. Dekontaminasi dan perlengkapan pelindung sangat
dibutuhkan oleh tenaga medis. (Oman, Kathleen S., 2008;2)
Klasifikasi dan penentuan prioritas pasien!
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat
berdasarkan Prioritas perawatannya, antara lain :
1) Gawat Darurat (P1)
Keadaaan yang mengancam nyawa/adanya gangguan
ABC dan perlu tindakan segera, misalnya cardiac
arrest, penurunan kesadaran , trauma mayor dengan
perdarahan hebat
2) Gawat Tidak Darurat (P2)
Keadaan mengangancam nyawa tetepi tidak
memerlukan tindakan darurat. Setelah dilakukan
resusitasi maka ditindak lanjuti oleh dokter specialis.
Misalnya : pasien kanker tahap lanjut, fraktur, sickle
cell dan lainya.
3) Darurat Tidak Gawat (P3)
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi
memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar, tidak ada
gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi
definitif. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik,
misalnya: laserasi, fraktur minor/tertutup,sistitis, otitis
media dan lainya.
4) Tidak Gawat Tidak Darurat
Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak
memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis
ringan/asimptomatis. Misalnya penyakit kulit, batuk,
flu, dan sebagainya (ENA, 2001;Iyer, 2004)
DAFTAR PUSTAKA

Fauzanlampoeng.http://www.scribd.com/doc/50079020/sarana-dan-prasarana-
fisik-unh-gawat-darurat
STIKBINAHUSADA.2008.http://blogspot.com/2008/12/konsep-dasar-
keperawatan-gawat-darurat.html
http://www.angelfire.com/nc/neurosegery/falsafahgd.html
http://id.wikipedia.org/wiki/unitgawatdarurat
http://www.rsob.online.net.informasi/pengertian-umum
http://vita-insani.co.id/rsjombang/fasilitas.php
Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan,Jakarta : EGC Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat
Darurat : Jakarta : EGC Aninomous,1999. Triage officers course.
Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital
Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online), (http://en.wikipedia.
org/wiki/triage, Diakses pada tgl 21 Maret 2010).

Anda mungkin juga menyukai