A. Definisi
Pengertian Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit adalah salah satu bagian dari
rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
cidera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Kementrian Kesehatan telah
mengeluarkan kebijakan mengenai Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
yang tertuang dalam Kepmenkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009 untuk mengatur
standarisasi pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit. Guna meningkatkan kualitas IGD di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan pertama bagi pasien yang mengalami sakit dan cedera, yang
dapat mengancam kelangsungan hidupnya. IGD memiliki tugas pelayanan asuhan medis
dan asuhan keperawatan sementara, serta pelayanan pembedahan darurat, pada pasien
yang datang dengan gawat darurat medis dan mampu menanggulangi bencana pada
waktu kapan saja. Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan
pelayanan segera, yaitu cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, Kemenkes RI dalam Solagracia,(2017).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit
yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien
dengan kondisi gawat darurat (Departemen Kesehatan RI dalam Madianingsih, 2017). Unit
ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menerima, melakukan triase, menstabilisasi, dan
memberikan pelayanan kesehatan akut untuk pasien, termasuk pasien yang
membutuhkan resusitasi dan pasien dengan tingkat kegawatan tertentu. IGD juga
menyediakan pelayanan untuk korban kecelakaan dan situasi bencana (Australian College
for Emergency Medicine dalam Madianingsih, 2017). Pelayanan di IGD meliputi pelayanan
yang ditujukan kepada pasien gawat darurat yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam
keadaan gawat atau menjadi gawat dan terancam nyawanya bila tidak mendapatkan
Madianingsih, (2017), yaitu pasien dalam keadaan gawat dan terancam nyawa atau akan
beresiko kecacatan bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. Kondisi gawat darurat
akan menimbulkan suatu kecemasan yang dialami pasien yang berada di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD). Kegawatdaruratan juga menjadi salah satu bagian yang sering
dialami dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi gawat merupakan sesuatu yang
mengancam nyawa meliputi kasus trauma berat, akut miokard infark, sumbatan jalan
nafas, tension pneumothorax, luka bakar disertai trauma inhalasi, sedangkan darurat
yaitu perlu mendapatkan penanganan atau tindakan dengan segera untuk
menghilangkan ancaman nyawa korban, seperti cedera vertebra, fraktur terbuka, trauma
Latar belakang pentingnya diatur standar IGD karena pasien yang masuk ke IGD
Rumah Sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu perlu adanya
standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan
response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Semua itu dapat dicapai antara
lain dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD
Rumah Sakit sesuai dengan standar. Disisi lain, desentralisasi dan otonomi telah
ini dilakukan oleh pusat. Oleh karenanya, perlu membuat standar yang baku dalam
pelayanan gawat darurat yang dapat menjadi acuan bagi daerah dalam mengembangkan
pelayanan gawat darurat khususnya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Adapun
prinsip umum pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit adalah: Kepmenkes
RI Nomor 856 Tahun 2009, sebagai berikut :
1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki
3. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat
darurat.
4. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai
di IGD.
b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk
c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas C
Sakit Kelas D
D. Komponen Instalasi Gawat Darurat
menjadi dua komponen pokok di dalam IGD yaitu sumber daya manusia dan sarana.
Setiap komponen di IGD dibagi menjadi empat level. Pembagian sumber daya manusia di
IGD telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 856 tahun 2009.
Keputusan Menteri tersebut mengatur mengenai level IGD dan komponen sumber daya
yang ada di dalamnya. Secara garis besar setiap IGD harus memiliki dokter umum
dengan sertifikat pelatihan kegawatdaruratan. Kedua adalah perawat kepala maupun
perawat pelaksanan dengan sertifikat kegawatdaruratan, BTLS, dan BCLS. Ketiga adalah
non medis bagian keuangan, kamtib, dan pekarya. Komponen sarana di setiap IGD sudah
diatur juga dalam Keputusan Mentri Kesehatan RI nomor 856 tahun 2009.15 Sarana dan
tingkat IGD masing masing rumah sakit. Standar yang harus dimiliki setiap rumah sakit
adalah IGD harus berada di bagian depan dan berbeda dengan pintu utama. Ambulan
ataupun mobil pembawa pasien harus bisa berada di depan IGD. Ruangan harus disusun
supaya tidak terjadi penumpukan dan arus pasien dapat dengan lancar. Memiliki ruang
triase minimal 2 brankat dan memiliki ruang tunggu dan ruang istirahat untuk dokter dan
Saat penanggung jawab pasien mendaftar di IGD, triase dilakukan terhadap pasien.
Setelah pasien mendaftar dan dilakukan triase, pasien menunggu. Selanjutnya dokter
ataupun tenaga kesehatan lain melakukan tindakan penanganan sesuai keadaan pasien.
Tahapan ini dimulai saat initial physician assessment (penilaian awal dokter), sampai
decision to admit. Prosedur pelayanan resep di instalasi gawat darurat memiliki prinsip
dilakukan tindakan medis, penulisan resep di kartu obat, penyerahan kartu obat ke apotek
IGD perawat mengambil obat dan alat kesehatan di apotek IGD, entri data, dispensing ke
pasien (jika pasien pulang obat di ambil pasien dengan membawa kuitansi pembayaran
dan jika pasien di rawat inap obat dikirim ke IGD (Solagraca, 2017).
F. Gawat Darurat
kritis akut yang mengancam nyawa dan mengakibatkan kecacatan, yang dapat menimpa
seseorang atau kelompok masyarakat, yang dapat terjadi dimana saja, kapan saja dalam
skala yang dapat diatasi setempat. Kejadian gawat darurat dapat terjadi kapan saja,
dimana saja dan menimpa siapa saja. Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat
dan tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi
ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya.
Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan profesional keperawatan yang di
berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Pelayanan gawat darurat tidak
hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi kedaruratan yang di alami pasien
tetapi juga memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan
keluarga. Sistem pelayana bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya
harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi
Kondisi gawat darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang secara tiba-tiba dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam anggota badannya dan jiwanya
(akan menjadi cacat atau mati) bila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera.
Pasien yang masuk ke IGD Rumah Sakit membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat
sehingga perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan keperawatan gawat darurat
segera guna penyelamatan nyawa dan penceahan kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun
2009). Penanganan cepat dan tepat pasien gawat darurat membutuhkan manajemen
yang tepat. Disamping lebih efisien dibutuhkan suatu koordinasi antar unit pelayanan
dimana pasien itu di diagnosa ketempat dimana pasien tersebut akan dirujuk untuk
penanganan lebih tepat dan efisien.
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan
pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita.
Instalasi gawat darurat ( IGD ) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat
memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan
mengalami kecelakaan sesuai dengan standart.
Meinurisa, Dita, 2017. Kualitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Tipe D (Studi
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pesawaran), FISIPOL Unila Bandar Lampung
Solagracia, Glory Ananta, 2017. Gambaran Pemberian Obat di Instalasi Gawat Darurat K.R..T.
wongsonegoro Semarang. FK Undip, Semarang.
Madianingsih, Aprina, 2017. Gambaran Kecemasan Keluarga Pasien di Instalasi Gawat DARURAT
(IGD) RSUD Wates Kulon Progo. STIKES JEndral Achmad Yani, Yogyakarta.