KAMILAH 196080105
M. FAUZAN
RENNY
Pengertian Green Hospital:
Rumah sakit ramah lingkungan atau dikenal dengan istilah green hospital adalah
rumah sakit yang didesain, dibangun/direnovasi dan dioperasikan serta dipelihara
dengan mempertimbangkan prinsip kesehatan dan lingkungan berkelanjutan
Prinsip-Prinsip Green Hospital:
Rumah sakit perlu mendesain bangunan yang menjamin keamanan dan keselamatan
pasien di semua area dengan bahan konstruksi yang mampu mereduksi kebisingan,
bersifat non toksik dengan sirkulasi udara dan penerangan yang baik.
Desain konstruksi bangunan rumah sakit harus memprioritaskan pada desain untuk
kemudahan pengendalian infeksi dan penyiapan kondisi darurat.
Memaksimalkan kemudahan tenaga medis, staf, pasien dan keluarganya dalam alur
desain proses kegiatan rumah sakit.
Desain bangunan rumah sakit harus fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
Menerapkan prinsip-prinsip green pada desain dan konstruksi rumah sakit.
Konsep Dasar:
Joint Comission International Accreditation (2008) merumuskan konsep green pada
rumah sakit sebagai berikut :
a. Rumah sakit di masa mendatang harus menjadi tempat yang sehat baik di dalam
maupun di lingkungan sekitarnya.
b. Mengurangi tingkat toksisitas pada bahan-bahan yang digunakan oleh rumah
sakit.
c. Rumah sakit harus sesedikit mungkin menggunakan sumber daya energi dan air,
serta mengurangi produksi limbah yang dihasilkan.
d. Mensejajarkan kesehatan lingkungan dalam mempertimbangkan prioritas sistem
kesehatan sesuai ketentuan bangunan hijau.
e. Memasukkan “konsep berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan.
PENERAPAN RUMAH SAKIT RAMAH
LINGKUNGAN (GREEN HOSPITAL)DI
INDONESIA
(1). Kebijakan,
(2). Perencanaan,
(3). Implementasi dan Operasi,
(4). Pengecekan dan Upaya Perbaikan, dan
(5). Mengkaji Kembali Pelaksanaan Manajemen.
Persyaratan Teknis Penerapan Prinsip Rumah Sakit Ramah
Lingkungan (LIMBAH)
1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah
sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah Sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
4. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
6. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti
insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat citotoksik.
7. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan
dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
8. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat infeksius, otopsi, organ
binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
9. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk
kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
10. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan
Persyaratan- Limbah Medis Padat
Minimisasi Limbah
• Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
• Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan
beracun.
• Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi.
• Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang
• Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah.
• Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali.
• Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau
tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang
tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.
• Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
• Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi sesuai Tabel I.10
Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes Bacillus stearothermophilus dan untuk
sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.
Metode Sterilisasi Untuk Limbah yang Dimanfaatkan Kembali