Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MANAJEMEN LAYANAN PASIEN DAN

KEPERAWATAN
“QUALITY CARING MODEL’’
PEMBIMBING :
SUMIJATUN, S.Kp. MARS. Ph.D
NAMA KELOMPOK 6 :

FAUZAN 196080108

AKBAR PALMAESAZA 196080003

ANITA DWI LESTARI 196080055

EVI YULIANI L 196080041

HILDA UTAMI 196080002

KAMILAH JAIDI 196080105

RENNY EVA SARI 196080107


BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Untuk memberikan pelayanan keperawatan
yang berkualitas dan professional perlu ditunjang
oleh konsep dasar keilmuan diantaranya pemahaman
terhadap empat konsep sentral keperawatan.
Pandangan para ahli tersebut mempunyai kualitas
terhadap perbedaan asumsi , tetapi pada dasarnya
mempunyai apresiasi terhadap proses pemberian
asuhan keperawatan kepada klien untuk berkembang
secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan pada
status kesehatannya.
Pemahaman yang baik dan benar tentunya
merujuk kepada ilmu keperawatan yang dijadikan
dasar dalam pemberian asuhan keperawatan baik di
rumah sakit maupun di masyarakat. Namun saat ini
pemahaman perawat terhadap terhada ilmu
keperawatan seharusnya di jadikan sebagai dasar
dan panduandalam memberikan perawawatan
masih sangat kurang, Dengan demikian pemahaman
ilmu keperawatan perlu ditingkatkan.
pada makalah ini, akan menganalisa aplikasi
model/teori keperawatan dari Virginia Henderson.
karena merupakan teori pertama menggambarkan ilmu
keperawatan berbeda dengan ilmu kedokteran. Selain
itu, teori ini menguraikan hal yang dimudahkan oleh
empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang
mudah dikenali, serta langkah-langkah penyelesaian
masalah yang ditujukan untuk kemandirian klien
dalam memenuhi empat belas (14) kebutuhan dasar
manusia yang menyerupai pendekatan proses
BAB II
PENDAHULUAN
Virginia Henderson
Definisinya keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya dan kecintaanya dengan keperawatan. Menurutnya,
“Tugas unik perawat ialah membantu individu, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat, melalui usahanya melakukan berbagai aktifitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal
dengan damai” dengan begitu maksud dari teori Virginia Henderson yaitu
berusaha mengembalikan kemandirian, kekuatan, kemampuan, kemauan,
dan pengetahuan individu tersebut, Virginia Henderson juga
mengembangkan sebuah model keperawatan “The Actifities of Living”.
menjelaskan bahwa tugas perawat ialah membantu individu dalam
meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.
Virgina Henderson mengemukakan teori
berdasarkan keyakinan terhadap

01 Manusia 03 Kesehatan

04 Lingkungan
02 Keperawatan
MANUSIA
Henderson melihat manusia individu yang mengalami
perkembangan dalam meraih kesehatan, kebebasan dan
kematian yang damai membutuhkan orang lain. Ia melihat
bahwa pikiran dan tubuh manusia adalah satu komponen
yang tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu Ia membagi
kebutuhan dasar manusia itu menjadi 14 komponen
penanganan perawatan, dimana kebutuhan dasar manusia
itu diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu komponen
kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual.
Diantaranya yaitu :
Biologis
 Bernapas secara normal.
 Makan dan minum dengan cukup.
 Membuang kotoran tubuh.
 Bergerak dan menjaga posisi yang
diinginkan.
 Tidur dan istirahat. 
 Memilih pakaian yang sesuai.
 Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas
normal dengan menyesuaikan
 pakaian dan mengubah lingkungan.
 Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat
serta melindungi integumen.
 Menghindari bahaya lingkungan yang bisa
Psikologis

• Berkomunikasi dengan orang lain


dalam mengungkapkan emosi, Sosiologis
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
• Bekerja dengan tata cara yang
• Belajar mengetahui atau memuaskan mengandung unsur prestasi.
rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan • Bermain atau terlibat dalam berbagai
serta menggunakan fasilitas kegiatan rekreasi
kesehatan yang tersedia
KEPERAWATAN

Dalam menjalankan fungsinya penanganan


keperawatan didasari oleh 14 kebutuhan dasar
manusia (independence). Untuk membantu
individu yang sakit maupun sehat untuk
mendapatkan kembali pemulihannya yang
tujuannya ialah kebebasan kesehatan dan
lingkungan
A. Kesehatan
Dalam mendapatkan kesehatan manusia perlu
memiliki kesadaran dan pengetahuan dalam
meningkatkan kualitas hidup lebih baik yang menjadi
dasar manusia berfungsi bagi kemanusiaan karena
mencegah lebih baik. Daripada mengobati penyakit.
Agar manusia mendapatkan kesehatannya maka
diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
 
B. Lingkungan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan yaitu :

• Manusia harus mampu menjaga lingkungan sekitarnya

• Perawat dituntut mampu menjaga pasien dari cedera mekanis.

• Perawat dituntut memiliki pengetahuan tentangkesehatan, kebersihan, dan keamanan


lingkungan.

• Perawat mampu membuat observasi secara menyeluruh terhadap seorang pasien


dengan tepat

• Perawat harus memiliki ketelitian agar dapat meminimalkan peluang terjadinya


kecelakaan atau luka

• Perawat harus memiliki pengetahuan tentang kebiasaan sosial danpraktik keagamaan


untuk memperkirakan adanya ancaman.
Hubungan Ners-Klien

1 2 3
Perawat Perawat Perawat
sebagai sebagai sebagai mitra
pengganti bagi pebantu bagi klien
klien klien
BAB III
CONTOH KASUS
KASUS

Tn. T usia 19 tahun masuk RSUP diagnosis neglected fractureofleft shaft femur.
Keluhan utama nyeri di paha kiri. Masalah keperawatan di IGD yaitu nyeri akut dengan
rencana tindakan observasi tanda-tanda vital, manajemen nyeri, kolaborasi pemberian
cairan infus. pasien masuk ruang perawatan Hasil pengkajian Pasien mengatakan nyeri
pada paha kiri (sedang), nyeri tidak berpindah dari tempat yang satu ke tempat lainnya,
nyeri dirasakan kurang dari 3 bulan, nyeri terasa seperti berdenyut, nyeri berkurang jika
kaki kiri tidak digerakan. Pasien mengatakan pada bulan September. pernah terjatuh dari
atap genteng ketinggian 5 meter. pasien dibawa ke Puskesmas dan mendapatkan perawatan
selama 3 hari, Kemudian pasien melakukan pengobatan tradisional 3 bulan.
. Pasien mengatakan selama pengobatan oleh dukun patah tulang, paha kiri
pasien dilakukan pemijitan dan pembebatan dengan balok papan pada 3 sisi yaitu
bagian bawah, sisi samping kiri dan kanan.Tiga bulan setelah itu pasien dapat berjalan
perlahan-lahan. Selang satu tahun kemudian pasien sudah dapat beraktivitas kembali
namun pincang. Menurut keterangan pasien, berobat ke dukun patah tulang tidak ada
masalah lagi, namun 3 tahun kemudian kirinya mengalami pembengkakan dan nyeri
berat. pasien dilakukan operasi dan pemasangan skeletal traksi. Hasil.Keluhan Utama
dan Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama
nyeri pada paha kiri bekas operasi sejak satu bulan yang lalu.karena keterbatasan
peralatan dan kondisi garis patahan tulang mencapai 7cm pasien disarankan untuk
dirujuk ke RSUP Fatmawati kemudian dipasang skeletal traksi pasien menjalani
operasi ORIFfemur dengan implant
Riwayat kesehatan umum
Pasien mengatakan tidak ada riwayat
penyakit sebelumnya.

Riwayat kesehatan keluarga


 
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada
yang memiliki riwayat asma, hipertensi, stroke,
maupunpenyakit menurun lainnya
PENGKAJIAN
Bernapas dengan normal
Pasien mengatakan tidak sesak napas, tidak mengeluh nyeri saat menarik nafas atau posisi
kepala di tinggikan. Diagnosis rontgen corakan bronkovaskler paru kanan kiri baik, kesan cor dan
pulmo dalam batas normal
 
Kebutuhan Makan dan Minum
Pasien mengatakan tidak ada mual dan muntah,nafsu makan tidak berkurang, kesulitan menelan
tidak ada. Pasien mengatakan makan habis 1 porsi diet yang diberikan RS  

Kebutuhan Eliminasi
 Pasien mengatakan karena kaki kirinya dipasang pemberat, aktivitas eleminasi dilakukan di
tempat tidur. Tidak ada keluhan saat BAB & BAK
 
Kebutuhan Bergerak
Pasien mengatakan tidak nyaman dengan posisi kakinya karena tidak bisa ditekuk

Kebutuhan Istirahat dan Tidur 


Pasien mengatakan pola tidurnya teratur karena klien bisa tidur siang. Namun, untuk tidur malam
pasien sering terbangun karena merasakan nyeri.
 
Kebutuhan berpakaian
 Pasien mengatakan masih mampu memakai dan melepaspakaian namun perlu
bantuan saat memakai dan melepas kain sarung karena kaki kiri pasien terpasang
skeletal traksi .
 
Modifikasi Lingkungan
 Pasien lebih suka menggunakan selimut terutama pada malam hari

Kebutuhan Proteksi dan Kebersihan Diri


 Penampilan umum pasien bersih

Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


 Pasien dirawat dengan kapasitas tempat tidur diisi oleh 5 pasien yang setiap
pasien memiliki pembatas hordreng. Sirkulasi lingkungan baik dengan
pembatasan jam kunjungan.
Kebutuhan Berkomunikasi
Pasienberkomunikasi dengan baik, pengucapan jelas
 
Kebutuhan Spiritual
Pasien meyakini sakit yang dideritanya merupakan cobaan dari Allah. Pasien
mengatakan saat dirawat di RS pasien mengerjakan shalat lima waktu di atas tempat
tidur

Kebutuhan aktualisasi diri


Pasien bekerja di tempat penyewaan peralatan selancar di pantai anyer banten,
namun semenjak sakit sudah tidak bekerja.
 
Kebutuhan relaksasi
Selama sakit agar tidak bosan dan mengobati kejenuhan, pasiensuka bermain
game di Smart Phone.

Kebutuhan akan layanan kesehatan


Saat ini ini pasien sudah memiliki kartu BPJS dan menggunakan fasilitas BPJS.
BABIII
PEBAHASAN
penerapan teori Virginia Henderson pada klien dengan
neglected fracture left shaft femur. Model konsep Virginia
Henrderson memiliki unsur yang sama dengan proses
keperawatan dan mampu mewakili respon kebutuhan pasien
terhadap penyakitnya.Penanganan fraktur secara tradisional
sering disebut masyarakat sebagai dukun patah tulang. Dukun
patah tulang tidak memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi,
fisiologi, dan prinsip-prinsip pencegahan serta kontrol terhadap
infeksi. Hal ini dapat menyebabkan risiko tinggi kegagalan dan
komplikasi. akibat penanganan pertamanya yang tidak baik
Kondisi tersebut sejalan seperti yang terjadi pada Tn. T yaitu
terjadinya Neglected fracture.Dampaknya hari rawat di Rumah
Sakit menjadi panjangsehingga menimbulkan masalah
peningkatan biaya perawatan. Hal inilah yang terjadi juga
padaTn.T.Dari pemeriksaan radiologi disimpulkan bahwa
kedudukan tulangpada Tn. Ttidak segaris, tampak fraktur lama di
os femur sinistra, tampak halus dan malunion.
Terdapat 4 langkah prinsip yang digunakan dalam penatalaksanaan kasus fraktur
yaitu; Recognition, mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anannesis, pemeriksaan
klinis dan radiologi. Yang kedua Reduksi untuk mengembalikan posisi fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Pada pasien ini dilakukan immobilisasi dengan
menggunakan skeletal traksi, dan edukasi ke pasien untuk mengistirahatkan gerakan pada kaki
kiri sambil menunggu jadwal operasi. Prinsip ketiga adalah Retention imobilisasifraktur untuk
mempertahankan fragmen tulang dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Pada Tn. Tdilakukan tindakan operasi berupa refraktur pada left shaft femur yang
mengalami malunion. Prinsip keempat adalah Rehabilitation untuk mempertahankan dan
mengembalikan fungsi tulang, dilakukan segera bersamaan dengan pengobatan fraktur
untuk menghindari atropi otot dan kontraktur.
BAB IV
KESIMPLAN
Kesimpulan

Teori Virginia Henderson dapat digunakan


pada asuhan keperawatan pasien dengan
neglected fracture left shaft femuruntuk
meningkatkan kemandirian akibat perubahan fisik
dan psikologis.
 
Saran

Penerapan teori Virginia Henderson perlu


dikaji kesesuaiannya pada penerapan asuhan
keperawatan dengan kasus-kasus lainnya
TERIMAKASI
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icon by Flaticon, and infographics & images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai