Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Zaitun

Jurnal Keperawatan

ISSN 2301– 5691


Artikel Penelitian
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA PASIEN ACUTE CORONARY
SYNDROME DENGAN CHEST PAIN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
(The Effect of Oxygen Therapy on Patients with Acute Coronary Syndrome with Chest Pain in
the Emergency Room)

Reynoldi Toana,1. Pipin Yunus2, Haslinda Damansyah3


1.Mahasiswa Jurusan Keperawatan UMGO
2.Dosen Jurusan Keperawatan UMGO
3. Dosen Jurusan Keperawatan UMGO

ABSTRAK

Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah sekelompok sindrom klinis yang ditandai dengan iskemia
miokard mendadak yang disebabkan oleh terhalangnya aliran darah koroner, umumnya karena
pecahnya plak aterosklerotik. Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak
ditemukan pada penderita akut coronary sindrom. Data laboratorium eksperimental telah
merekomendasikan penggunaan oksigen untuk pasien yang menderita infark miokard. Penelitian ini
bertujuan mereview dan menganalaisis pengaruh pemberian terapi oksigen pada pasien acute
coronary syndrome dengan chest pain di Instalasi Gawat Darurat. Metode penelitian merupakan
studi literatur dengan menelusuri secara online berbagai sumber literatur terkait melalui database
Google Scholar, Pubmed dan Sciendirect dengan hasil didapatkan sebanyak 620 jurnal. Selanjutnya
dilakukan screening menghasilkan dan diuji kelayakan sehingga menghasilkan 10 jurnal, kemudian
diinklusi berdasarkan kriteri judul yang sesuai dan terbit 5 tahun terakhir menjadi 5 jurnal yang
kemudian direview dan dianalisis.Hasil studi literatur didapatkan bahwa pemberian oksigen masih
menjadi perdebatan dalam manajemen chest pain et causa ACS. Kesimpulan dari studi literatur
ini adalah Pemberian terapi oksigen secara rutin tidak direkomendasikan dan terapi oksigen
diberikan jika pasien memiliki SpO2 <94% atau disertai tanda distress pernafasan/ hipoxia,
breathlessness, gejala heart failure dan syok.

Kata Kunci : Terapi Oksigen, Acute Coronary Syndrome Dan Chest Pain

ABSTRACT

Acute coronary syndromes (ACS) are a group of clinical syndromes characterized by sudden
myocardial ischemia caused by obstruction of coronary blood flow, generally due to rupture of
atherosclerotic plaques. Chest pain is one of the most common complaints in patients with acute
coronary syndrome. Experimental laboratory data have recommended the use of oxygen for patients
suffering from myocardial infarction. This study aims to review and analyze the effect of giving
oxygen therapy to patients with acute coronary syndrome with chest pain in the Emergency Room.
The research method is a literature review by searching online various related literature sources
through the Google Scholar, Pubmed and Sciendirect databases with the results obtained as many as
620 journals. Furthermore, screening was carried out to produce and tested for feasibility so as to
produce 10 journals, then included based on the appropriate title criteria and published in the last 5
years into 5 journals and then reviewed and analyzed. The results of the literature study showed that
the administration of oxygen is still a debate in the management of chest pain et causa ACS. The
conclusion from this literature study is that routine oxygen therapy is not recommended and oxygen
therapy is given if the patient has an SpO2 <94% or is accompanied by signs of respiratory distress/
hypoxia, breathlessness, symptoms of heart failure and shock.

Keywords: Oxygen Therapy, Acute Coronary Syndrome and Chest Pain

1
Jurnal Zaitun
Jurnal Keperawatan

2
PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular menjadi masalah kesehatan utama di Negara maju dan


berkembang. Secara global ditemukan sebanyak 17,5 juta jiwa penderita penyakit
kardiovaskuler. Sebanyak 58 juta angka kematian disebabkan penyakit jantung. Asia
menempati peringkat tertinggi jumlah penderita penyakit kardiovaskuler sebanyak 712.1
ribu jiwa. Acute Coronary Syndrome (ACS) merupakan penyebab utama kematian di
wilayah Asia-Pasifik, terhitung sekitar setengah dari angka kematian secara global.
Penyakit jantung koroner Acute Coronary Syndrome (ACS) menyumbang sekitar 7 juta
kematian setiap tahun (1). Data riset Kesehatan dasar tahun 2018 (2), Indonesia termasuk
dalam wilayah Asia-Pasifik dimana pada tahun 2018 sebanyak 17,3 juta penduduk Indonesia
meninggal karena penyakit jantung dan 3 juta meninggal pada usia dibawah 60 tahun.
Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah sekelompok sindrom klinis yang ditandai
dengan iskemia miokard mendadak yang disebabkan oleh terhalangnya aliran darah koroner,
umumnya karena pecahnya plak aterosklerotik. Perubahan aterosklerotik pada dinding arteri
koroner dapat menyebabkan obstruksi tetap yang membatasi aliran darah dan menyebabkan
ACS. Selain itu, material plak yang terlepas dapat menyebabkan pembentukan trombus yang
menyumbat sebagian atau seluruhnya arteri koroner, yang
Jurnal Zaitun
Jurnal Keperawatan

menyebabkan iskemia dan nekrosis sel kasus infark miokard akut menemukan bahwa
miokard. Istilah ACS mencakup diagnosis 96% pasien mereka dengan ACS menerima
angina tidak stabi UA), infark miokard non- terapi oksigen. Sekitar 50% dari semua
ST-elevasi segmen (NSTEMI), dan ST- responden percaya bahwa oksigen mengurangi
segmentelevation myocardial infarction kematian, 25% berpikir oksigen membantu
(STEMI) (3). menghilangkan rasa sakit dan 25% berpikir itu
Nyeri dada merupakan salah satu tidak berpengaruh (5).
keluhan yang paling banyak ditemukan pada Banyak terapi dan intervensi tidak
penderita akut coronary sindrom. Sebagian didasarkan pada manfaat yang belum terbukti.
besar penderita merasa ketakutan bila nyeri Hal ini terutama berlaku untuk terapi oksigen,
dada tersebut disebabkan oleh penyakit yang masih dipertanyakan namun telah
jantung Infark miokard akut atau dikenal digunakan selama lebih dari 100 tahun (6).
juga sebagai serangan jantung atau serangan Pada saat ini pemberian oksigen berdasarkan
coroner. Umumnya disebabkan oleh tradisi lama pada semua pasien dengan
penyumbatan arteri koroner secara tiba-tiba gejala ACS tidak direkomendasikan
akibat pecahnya plak lemak aterosklerosis berdasarkan evidance based terbaru.
pada arteri koroner, yang mengakibatkan Pemberian oksigen secara rutin pada semua
terbentuknya sumbatan atau oklusi sehingga pasien chest pain penyebab ACS dapat
memutuskan aliran darah ke otot jantung dan berpotensial membahayakan pasien karena
hal ini menjadi pemicu nyeri dada pada pasien pemberian oksigen dapat meningkatkan
(4). tekanan oksigen arteri akibat efek dari
Data laboratorium eksperimental telah coronary artery tone dan juga dapat
merekomendasikan penggunaan oksigen untuk menyebabkan hiperoxia yang dapat
pasien yang menderita infark miokard. menurunkan aliran darah di arteri koroner.
Penggunaan oksigen pada pasien yang Efek yang lain pada jantung adalah dapat
mengalami hipoksia, yaitu mereka yang tingkat menurunkan cardiac output, stroke volume
saturasi oksigen darahnya lebih rendah dari dan meningkatkan systemic vascular
90%, telah diterima di dunia yang resistance serta tekanan darah (7).
meningkatkan pengiriman oksigen ke sel dan Pemberian terapi oksigen dalam
meningkatkan efek hipoksia. Kebanyakan penanganan chest pain masih menjadi
pasien dengan sindrom koroner akut (ACS) perdebatan. Beberapa penelitian menunjukkan
menerima terapi oksigen sebagai bagian dari adanya efek negative akibat pemberianb
perawatan darurat mereka, dimulai oleh oksigen. Hal ini sebagaimana hasil penelitian
paramedis selama pemindahan dan sebelum Sparv et al., (2018) dimana tidak ditemukan
kontak pertama mereka dengan dokter. Sebuah efek analgesik oksigen dibandingkan dengan
survei di antara dokter yang terlibat dengan udara ambien. Hasil penelitian juga

2
Jurnal Zaitun
Jurnal Keperawatan

menunjukkan bahwa suplementasi oksigen coronary syndrome. Pada google scholar


aliran sedang tidak menghilangkan rasa sakit menghasilkan literatur sebanyak 429 jurnal,
pada pasien dengan dugaan AMI dan saturasi sedangkan pencarian Pubmed sebanyak 26
oksigen normal yang menjalani pengobatan jurnal dan Sciendirect sebanyak 165 jurnal.
dengan PCI dan oleh karena itu tidak tidak Selanjutnya peneliti melakukan screening
direkomendasikan penggunaan oksigen. pada literatur dengan memperhatikan kriteria
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inklusi berupa akses full text dan terbitan
pengaruh pemberian terapi oksigen pada pasien tahun 2015-2020 dan original article serta
acute coronary syndrome dengan chest pain di dapat didownload, maka jurnal yang tidak
Instalasi Gawat Darurat. sesuai dengan kriteria inklusi dikeluarkan jika
hanya dalam bentuk abstrak dan tidak full
METODE text kemudian tidak bisa di download atau
Penelitian merupakan studi literatur berbayar dan memerlukan username atau
dengan menelusuri secara online berbagai password untuk login repository.
sumber literatur terkait melalui database yaitu Literatur di uji kelayakannya dengan
GARUDA dan Google Schoolar. Peneliti membaca, mengamati secara menyeluruh dan
menggunakan kata kunci dalam Bahasa memilih literatur penelitian dengan desain
Indonesia: terapi oksigen dan nyeri pada eksperimen dan studi observasional sehingga
sindrom akut koroner. sedangkan kata kunci mendapatkan 10 jurnal yang teruji
dalam bahasa inggris oxygen therapy or chest kelayakannya. 90 Jurnal yang hanya
pain or acute coronary syndrome. Selanjutnya merupakan ulasan dan opini ini kemudian
dilakukan screening menghasilkan dan diujii dikeluarkan, sehingga dari 10 jurnal tersebut
kelayakan, kemudian diinklusi berdasarkan kemudian di inklusi sesuai kriteria yaitu
kriteri judul yang sesuai full tex dan terbit 5 tahun publikasi 2015-2020, tidak dalam
tahun terakhir yang kemudian direview dan bentuk abstrak saja maupun buku artikel
dianalisis. harus dalam bentuk full text, dapat didownload
dan diakses dan jurnal sesuai topik dan judul
HASIL PENELITIAN sehingga di dapatkan jurnal yang sesuai yaitu

Berdasarkan hasil pencarian literatur dari sebanyak 3 jurnal internaisonal yang

database Google Scholar, dengan terpublikasi dan 2 jurnal nasional..

menggunakan kata kunci dalam bahasa


Indonesia “pemberian oksigen dan nyeri dada PEMBAHASAN
dan sindrom akut koroner”. Sedangkan pada Acute coronary syndrome (ACS) adalah
database Pubmed dan Sciendirect suatu sindrom klinis yang disebabkan
menggunakan kata kunci Bahasa inggris yaitu” sumbatan akut arteri koroner jantung akibat
oxygen therapy and chest pain and acute rupturnya plak aterosklerosis. Ruptur

3
Jurnal Zaitun
Jurnal Keperawatan

(robekan) atau erosi plak substansi tidak stabil distress pernafasan. Sehingga keadaan ini dapat
dan kaya lipid memulai hampir semua berpotensi membahayakan pasien. Beberapa
sindrom ini. Ruptur menyebabkan adesi akibat dari pemberian oksigen secara rutin
keping darah, pembentukan gumpalan fibrin, pada pasien ACS dijelaskan sebagai berikut:
dan pengaktifan thrombin (9). pertama, dengan banyaknya O2 didalam
Sindrom koroner akut merupakan suatu darah yang berikatan dengan Hb akan
kumpulan gejala klinis iskemia miokard yang meningkatkan oxygen-haemoglobin
terjadi secara tiba-tiba akibat kurangnya aliran dissociation yang juga berdampak pada
darah ke miokard berupa angina, perubahan peningkatan aliran O2 ke jaringan yang
segmen ST pada elektrokardiografi (EKG) 12 secara otomatis akan meningkatkan
lead, dan peningkatan kadar biomarker pembentukan active oxygen species (ROS).
kardiak. SKA terdiri dari tiga kelompok ROS ini akan menstimulasi proses inflamasi
yaitu angina pektoris tidak stabil/ APTS pada otot jantung dan merusak elektron
(unstable angina (UA), non-ST-segmen transport mitokondria yang berdampak
elevation myocardial infarction (NSTEMI), matinya sel-sel jantung. Selain itu ROS ini
dan ST-segmen elevation myocardial infarction menstimulasi terjadinya vasokontriksi
(STEMI) (10). pembuluh darah yang dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil analisis dari studi tahanan sistemik pembuluh darah sehingga
literatur ini maka dapat ditemukan ada menyebabkan penurunan stroke volume dan
perbedaan efektivitas penggunaan oksigen cardiac output yang pada akhirnya terjadi
dalam menurunkan nyeri dada pada pasien gagal jantung (Shuvy et al, 2013). Kedua
acute coronary syndrome. Pada penelitian yang pemberian O2 yang terus-menerus tanpa
dilakukan oleh Khoshnood et al (2018), Sparv memperhatikan saturasi oksigennya. Ketiga,
et al., (2018) dan Ripley et al., (2015) O2 tidak memberikan efek yang
ditemukan penggunaan oksigen tidak menguntungkan pada kestabilan darah dan
menunjukkan adanya perbaikan nyeri dada lebih bersifat membahayakan. Terapi
ataupun efek analgesia. Menurut analisis dari oksigen pada pasien normoxaemic
ketiga peneliti tersebut, O2 tidak memberikan (SaO2>90%) dengan IMA dapat menurunkan
efek yang menguntungkan pada kestabilan CO dan stroke volume serta meningkatkan
darah dan lebih bersifat membahayakan. sistemic vascular resistane (SVR).
Sejalan dengan peneliti sebelumnya, Melalui hasil analisis studi literatur dari
Shuvy et al (2013) menjelaskan bahwa tiga jurnal tersebut maka peneliti berpendapat
berdasarkan tradisi yang lama semua pasien bahwa Pemberian O2 100% pada pasien
chest pain karena ACS selalu diberikan ACS dapat meningkatkan produksi asam
oksigen tanpa melihat apakah pasien laktat yang kemungkinan dapat menurunkan
hipoxia, syok atau terlihat tanda-tanda aliran koroner sehingga iskemik semakin

4
Jurnal Zaitun
Jurnal Keperawatan

meluas. Pemberian oksigen dapat akibat serius dari disfungsi oksigen seperti
menurunkan aliran darah pada sinus koroner kerusakan jaringan, otak dan ginjal serta yang
baik pada pasien dengan ACS maupun terparah adalah sampai dapat menyebabkan
subjek sehat dan meningkatkan pertahanan kematian. Dibuktikan oleh penelitian RCT
koroner. Peningkatan pertahanan koroner Wilson & Channer (1997) dalam Metcalfe
akan menstimulasi terjadinya vasokontriksi (2012) pada 42 pasien yang mengalami
yang akan ditambah lagi adanya efek IMA dengan onset 24 jam teridentifikasi
vasokontriktor dari oksigen yang akan hipoxia dan berdasarkan evidance dianjurkan
menyebabkan keadaan yang lebih berbahaya untuk diberikan oksigen. Hasilnya kelompok
karena diameter arteri koroner lebih sempit yang diberikan oksigen 31% yang
yang dapat menyebabkan terjadinya trombosis mengalami hipoxemia dan kelompok yang
serta kematian jantung mendadak (sudden tidak diberikan oksigen 70% yang
cardiac death). mengalami hipoxemia. Sehingga secara jelas
Hasil analisis dari tiga jurnal tersebut, pada kondisi hipoxia pemberian oksigen
menurut peneliti terdapat kelebihan dari desain merupakan suatu hal yang terpenting dan
penelitian yang mereka gunakan dimana tidak bisa terbantahkan.
ketiganya menggunakan desain randomized Kelebihan dari penelitian Susilodewi
control trial (RCT) dan prospective study. (2015) dan Widyaresmi (2018) adalah desain
Desain penelitian ini memungkinkan tidak penelitian sudah menggunakan eksperimen
adanya resiko bias dan diperkuat juga dengan sehingga dapat menghasilkan data yang cukup
jumlah sampel yang digunakan dianggap akurat. Namun kelemahannya adalah jumlah
cukup representative atau dapat mewakili sampel yang sedikit sehingga belum
populasi pasien nyeri dada akibat akut koronari merepresntasikan dari populasi pasien nyeri
syndrome. Sedangkan kelemahannya adalah uji dada akibat akut koronari sindrome.
statistik yang digunakan hanya menggunakan Berdasarkan hasil studi Literatur review
uji non paramterik sehingga data statistik maka berpendapat bahwa pada pasien chest
belum akurat seperti pada uji parametrik. pain karena acute coronary syndrom,
Pendapat tersebut sejalan dengan pemberian oksigen masih menjadi suatu
pendapat yang dikemukakan oleh Metcalfe yang diperdebatkan. Penggunaan oksigen
(2012) bahwa pada situasi kegawatan oksigen untuk penanganan nyeri pada acute coronary
merupakan suatu hal darurat, dengan adanya syndrome sangat perlu diberikan terutama di
hipoksia berpengaruh besar terhadap unit gawat. Namun pemberian oksigen harus
mortalitas sehingga dibutuhkan identifikasi mempertimbangkan nilai saturasi oksigen
disaat yang tepat terhadap hipoxia. Oleh dimana pemberian saturasi oksigen yang
karena pada keadaan emergency oksigen dapat direkomenadikan ada < 94%. Hal ini ditujukan
menyelamatkan nyawa dengan mencegah untuk mencegah terjadi hyperoxia pada jantung

5
Jurnal Zaitun
Jurnal Keperawatan

yang dapat berdampak pada meluasnya daerah Organization Catastrophic health


infark dan tidak berdampak pada pengurangan expenditure on acute coronary events in
nyeri dada Asia : a prospective study. Bull World
Health Organ [Internet].
KESIMPULAN DAN SARAN 2019;94(November 2019):1–12. Available
Berdasarkan hasil studi literatur ini maka from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
peneliti berkesimpulan bahwa Pemberian pubmed/26966330%5Cnhttp://www.pubm
oksigen masih menjadi perdebatan dalam edcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
manajemen chest pain et causa ACS. artid=PMC4773930
Pemberian terapi oksigen merupakan 2. Kementerian Kesehatan R. Laporan
tindakan rutin yang wajib diberikan. Tradisi Nasional RISKESDAS 2018 [Internet].
pemberian terapi oksigen ini dapat Badan Penelitian dan Pengembangan
menimbulkan potensial resiko yang Kesehatan. 2018. p. 198. Available from:
berbahaya pada pasien dan tidak terdapat http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images
evidance based yang kuat dalam /download/laporan/RKD/2018/Laporan_N
mendukung tradisi tersebut. Sehingga asional_RKD2018_FINAL.pdf
terbentuk evidance based terbaru dalam 3. Stub D, Smith K, Bernard S, Bray JE,
pemberian terapi oksigen. Pemberian terapi Stephenson M, Cameron P, et al. A
oksigen secara rutin tidak direkomendasikan randomized controlled trial of oxygen
dan terapi oksigen diberikan jika pasien therapy in acute myocardial infarction Air
memiliki SpO2 <94% atau disertai tanda Verses Oxygen in myocarDial infarction
distress pernafasan/ hipoxia, breathlessness, study (AVOID Study). Am Heart J
gejala heart failure dan syok. [Internet]. 2015;163(3):339-345.e1.
Diharapkan rumah sakit dapat membuat Available from:
standar operasional prosedur tentang indikasi http://dx.doi.org/10.1016/j.ahj.2011.11.01
pemberian oksigen khususnya pada pasien 1
dengan acute coronary syndrome yang 4. Cabello JB, Burls A, Emparanza JI,
mengalami chest pain. Perawat dapat Bayliss SE, Quinn T. Oxygen therapy for
mempertimbangkan pemberian oksigen untuk acute myocardial infarction. Cochrane
pasien chest pain dengan diagnose acute Database Syst Rev. 2016;2016(12).
coronary syndrome sesuai dengan instruksi 5. Hofmann R, James SK, Jernberg T,
dokter dan mempertimbangkan saturasi Lindahl B, Erlinge D, Witt N, et al.
oksigen pasien. Oxygen Therapy in Suspected Acute
Myocardial Infarction. N Engl J Med.
2017;377(13):1240–9.
DAFTAR PUSTAKA
6. Meier et A. Oxygen therapy in acute
1. WHO. Bulletin of the World Health

6
Jurnal Zaitun
Jurnal Keperawatan

myocardial infarction. Cochran.


2013;26(8):939–46.
7. Shuvy M, Atar D, Gabriel Steg P,
Halvorsen S, Jolly S, Yusuf S, et al.
Oxygen therapy in acute coronary
syndrome: Are the benefits worth the risk?
Eur Heart J. 2013;34(22):1630–5.
8. Sparv D, Hofmann R, Gunnarsson A,
James S, Hedberg C, Lauermann J, et al.
The Analgesic Effect of Oxygen in
Suspected Acute Myocardial Infarction: A
Substudy of the DETO2X-AMI Trial.
JACC Cardiovasc Interv.
2018;11(16):1590–7.
9. Brunner S. Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 12. Jakarta EGC. 2014;
10. Black JM, Hawks JH. Keperawatan
medikal bedah edisi 8 buku 3. Canda:
Elsevier Subres. 2014;

Anda mungkin juga menyukai