ABSTRAK
ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) atau infark miokard disebabkan oleh arteri koroner
mengalami aterosklerotik atau penyebab lain yang dapat membuat ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen di miokard. Iskemia miokard terjadi pada kondisi awal, tetapi jika
tidak segera diambil tindakan hal itu menyebabkan nekrosis jantung yang irreversible. Salah satu
tindakan yang dapat membantu melindungi otot jantung adalah memberikan terapi oksigen
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi oksigen untuk
penyelamatan miokard pada pasien infark miokard dengan elevasi ST. Metode penelitian ini
menggunakan literatur review dengan melakukan telaah jurnal nasional dan internasional tentang
pengaruh terapi oksigen terhadap penyelamatan miokard pada pasien infark miokard dengan
segmen elevasi ST. Terapi oksigen hanya boleh diberikan pada pasien terduga Acute Coronary
Sindrom (ACS) dengan kondisi normoxia menurut AHA 2015, Selain itu kondisi hyperoxia
justru dapat menyebabkan cidera lebih luas pada miokard. Beberapa penelitian menyatakan jika
terapi oksigen dapat mengurangi nyeri dan memperbaiki status haemodinamik pada pasien
dengan infark miokard.
ABSTRACT
ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) or myocardial infarction is caused by coronary
arteries undergoing atherosclerotic or other causes that can create an imbalance between the
supply and oxygen demand in the myocardial. Myocardial ischemia occurs in the initial
condition, but if not taken immediate action it leads to irreversible cardiac necrosis. One of the
measures that can help protect the heart muscle is to provide oxygen therapy. The purpose of this
study was to determine the effectiveness of oxygen therapy for myocardial rescue in myocardial
infarction patients with ST elevation This study used literature by reviewing national and
international journals on the effect of oxygen therapy on myocardial preservation in myocardial
infarction patients with ST elevation segments. Oxygen Therapy should only be given to patients
with suspected Acute Coronary Syndrome (ACS) with normoxic conditions According AHA
2015. In addition, hyperoxia can actually cause more extensive injury to the myocardium.some
studies suggest that oxygen therapy can reduce pain and improve haemodinamic status patient
with myocardial infarction.
bagian dari perawatan standard yang tidak efektif dan pada saat bersamaan
bermanfaat bagi pasien dengan AMI. Hasil semakin bertambah sel yang harus
penelitian Ziad et al (2017) didapatkan membutuhkan suplai oksigen. Dengan
pemberian terapi oksigen dapat membantu berkurangnya suplai oksigen di jantung
mengurangi kerusakan miokard jika dapat menyebabkan kematian jaringan
diberikan dari awal dan hasil penelitian miokard. Hal ini memacu jantung
Robin (2018) menyatakan bahwa diberikan melakukan metabolisme anaerob agar
selama 6-12 jam terapi oksigen tidak jantung dapat tetap mensuplai oksigen ke
mengakibatkan kematian reinfaction, syok seluruh tubuh dan mempertahankan perfusi
kardiogenik. Adapun dari 3 jurnal jaringan (Thygesen, 2012). Menurut
mengatakan dari hasil penelitian tidak ada Andarmoyo (2012) oksigenasi merupakan
perbedaan signifikan tetapi status kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia.
hemodinamik pasien dengan STEMI Oksigen merupakan komponen gas dan
menjadi baik dengan diberikan terapi elemen penting dalam proses metabolisme.
oksigen. Sedangkan dari 3 jurnal Asupan Oksigen yang adekuat akan
mengatakan hasil penelitiannya ada membantu tubuh dalam menjaga
pengaruh terapi oksigen pada kecepatan keberlangsungan hidup sel yang sehat.
penurunan nyeri dada, tekanan darah sistolik Sedangkan vaskularisasi oksigen tidak
dan diastolik dan perubahan saturasi oksigen adekuat berhubungan dengan peningkatan
pada pasien infark miokard setelah risiko jaringan miokard menjadi infark
pemberian terapi oksigen. (Mokhtari et al., 2020).
Pada pasien yang mengalami
PEMBAHASAN STEMI, Kondisi normal jantung dapat
dikembalikan denganmenggunakan terapi
Pada keadaan infark, otot jantung oksigen. Iskemik dapat terjadi karena
tidak dapat menghantarkan arus listrik dan adanya sumbatan atau penyempitan arteri
menerima rangsangan secara normal, koroner yang terjadi secara mendadak, dan
sehingga hasil rekaman EKG menunjukkan dengan terapi oksigen maka arteri koronaria
peninggian gambaran segmen elevasi ST. dapat bervasodilatasi sehingga suplai darah
Saat jaringan mati terbentuk dan cincin yang mengangkut oksigen ke miokard dapat
iskemik disekitar area nekrotik sembuh. kembali berfungsi seperti sedia kala
Gelombang Q dihasilkan. Area nekrotik sehingga fungsi pompa ventrikel dan sistem
pada jantung membentuk jaringan parut kardiovaskular dapat berjalan sebagai mana
dengan perubahan gelombang T tinggi. mestiya. Tujuan terapi oksigen untuk
Selama beberapa jam atau hari berikutnya memberikan capaian kadar oksigen yang
muncul gelombang T terbalik. Bergantung adekuat pada pasien dengan infark miokard.
pada berapa lama serangan jantung terjadi, Persediaan oksigen yang adekuat pada
maka gelombang Q menetap dan segmen ST jaringan tubuh akan menurunkan beban
kembali normal (Kasron, 2012). Proses jantung sehingga perluasan infark dapat
kerusakan jaringan jantung pada AMI dicegah dan mencegah terjadinya
disebabkan oleh suplai darah dan oksigen komplikasi dari kondisi infark miokard akut
tidak mencukupi sehingga menurunkan (Widiyanto & Yamin, 2014). Penelitian
aliran darah koroner. Kemungkinan Widiyanto & Yamin 2014, didapatkan 38
penyebab terjadinya penurunan suplai darah responden dengan infark miokard akut
dan oksigen akibat penyempitan pada arteri memiliki SPO2 90-<95% dan setelah
koroner disebabkan arterosklorosis atau diberikan terapi oksigen kanul sebanyak 32
penyumbatan total arteri akibat adanya responden mengalami kenaikan SPO2 95-
emboli atau trombus, syok, atau 100%, kemudian disimpulkan jika adanya
pendarahan.(Rendi, 2012). pengaruh pemberian terapi oksigen terhadap
Sumbatan pada arteri koronaria dapat nilai saturasi oksigen pada pasien miokard
meluas sehingga suplai oksigen keseluruh infark akut Penelitian yang dilakukan
tubuh ikut terganggu. penurunan suplai Susilodewi (2015) didapatkan jika terapi
oksigen pada pasien miokard infark dapat oksigen dapat menurunkan nyeri pada
terjadi dikarenakan pemompaan jantung pasien STEMI. Kemudian penelitian yang
JURNAL INKESSU MEDAN 2023