Anda di halaman 1dari 5

JURNAL INKESSU MEDAN 2023

EFEKTIVITAS TERAPI OKSIGEN TERHADAP


PENYELAMATAN MIOKARD PADA PASIEN INFARK
MIOKARD DENGAN ELEVASI ST: LITERATUR REVIEW

EFFECTIVENESS OF OXYGEN THERAPY AGAINST


MYOCARDIAL RESCUE IN
MYOCARDIAL INFARCTION PATIENTS WITH ST
ELEVATION
Ahmad Toyyibul Habib Lintang
NIM : 2305002
INKESSU MEDAN

ABSTRAK

ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) atau infark miokard disebabkan oleh arteri koroner
mengalami aterosklerotik atau penyebab lain yang dapat membuat ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen di miokard. Iskemia miokard terjadi pada kondisi awal, tetapi jika
tidak segera diambil tindakan hal itu menyebabkan nekrosis jantung yang irreversible. Salah satu
tindakan yang dapat membantu melindungi otot jantung adalah memberikan terapi oksigen
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi oksigen untuk
penyelamatan miokard pada pasien infark miokard dengan elevasi ST. Metode penelitian ini
menggunakan literatur review dengan melakukan telaah jurnal nasional dan internasional tentang
pengaruh terapi oksigen terhadap penyelamatan miokard pada pasien infark miokard dengan
segmen elevasi ST. Terapi oksigen hanya boleh diberikan pada pasien terduga Acute Coronary
Sindrom (ACS) dengan kondisi normoxia menurut AHA 2015, Selain itu kondisi hyperoxia
justru dapat menyebabkan cidera lebih luas pada miokard. Beberapa penelitian menyatakan jika
terapi oksigen dapat mengurangi nyeri dan memperbaiki status haemodinamik pada pasien
dengan infark miokard.

Kata kunci: penyelamatan myocard; st-elevation myocardial infarction; terapi oksigen

ABSTRACT
ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) or myocardial infarction is caused by coronary
arteries undergoing atherosclerotic or other causes that can create an imbalance between the
supply and oxygen demand in the myocardial. Myocardial ischemia occurs in the initial
condition, but if not taken immediate action it leads to irreversible cardiac necrosis. One of the
measures that can help protect the heart muscle is to provide oxygen therapy. The purpose of this
study was to determine the effectiveness of oxygen therapy for myocardial rescue in myocardial
infarction patients with ST elevation This study used literature by reviewing national and
international journals on the effect of oxygen therapy on myocardial preservation in myocardial
infarction patients with ST elevation segments. Oxygen Therapy should only be given to patients
with suspected Acute Coronary Syndrome (ACS) with normoxic conditions According AHA
2015. In addition, hyperoxia can actually cause more extensive injury to the myocardium.some
studies suggest that oxygen therapy can reduce pain and improve haemodinamic status patient
with myocardial infarction.

Keywords: myocard salvage; oxygen therapy; st-elevation myocardial infarction


JURNAL INKESSU MEDAN 2023

PENDAHULUAN jantung. Prasyarat pemberian oksigenasi


adalah mengontrol kandungan oksigen dari
Menurut WHO (2015) penyakit udara yang dihirup, tidak ada akumulasi
kardiovaskular menjadi penyebab kematian oksigen, resistensi saluran nafas rendah,
hingga 17.5 juta jiwa atau 31% dari seluruh efektif, dan ekonomis serta nyaman bagi
kematian diseluruh dunia, dan penyakit pasien (Susilodewi, 2015). Berdasarkan
koroner akut khususnya menyebabkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk
kematian 7.4 juta orang. Diperkirakan meneliti Pengaruh Terapi Oksigen Terhadap
sekitar 23.3 juta orang akan meninggal Penyelamatan Miokard Pada Pasien dengan
akibat penyakit koroner akut pada tahun infark miokard dengan elevasi ST.
2030 (Muhibbah et al, 2019). Penyakit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jantung yang umum terjadi di Indonesia apakah ada pengaruh terapi oksigen pada
adalah sindrom koroner akut (SKA). penyelamatan miokard pada pasien yang
Sindrom koroner akut meliputi angina mengalami infark miokard dengan elevasi
pektoris tidak stabil (UAP), infark miokard ST dengan menggunakan metode literatur
dengan elevasi ST (STEMI)), dan infark review.
miokard tanpa Elevasi ST (NSTEMI)),
(Tumade et al, 2014). METODE
Miokard infark dengan elevasi ST
(STEMI) sebagai indikator jika pembuluh Metode yang digunakan dalam
darah arteri koronaria pada jantung penelitian ini adalah literature review.
mengalami oklusi total. Kondisi ini Penelitian ini menggunakan artikel yang
membutuhkan tindakan revaskularisasi sudah terpublikasi pada jurnal nasional dan
untuk mengembalikan aliran darah dan internasional. Penelusuran jurnal penelitian
reperfusi miokard baik melalui pemberian menggunakan sumber data base dari
obat seperti fibrinolitik atau secara metode Springer, PubMed, Google Scholar, Sage
mekanis seperti intervensi koroner perkutan Pub, dan Science Direct. Peneliti
primer. Diagnosis STEMI dapat ditegakkan menggunakan kata kunci : terapi oksigen
bila terdapat keluhan angina pektoris akut dan penyelamatan miokard dan ST
dengan elevasi segmen ST yang persisten Elevation Myocardial Infarction, dengan
pada dua sadapan EKG yang berdekatan mengetik atau menambahkan notasi
(Perki,2018). Sejak Dr. Charles Stele pada AND/OR pada saat pencarian literature.
tahun 1900 menerbitkan publikasi bahwa Telaah jurnal dilakukan oleh peneliti
salah satu pasien dengan angina pectoris menggunakan format Research Critical
dihilangkan nyeri dan sesak dengan O2, Appraisal Duffy 2005.
terapi tambahan O2 telah menjadi landasan
dalam perawatan pasien dengan dugaan HASIL
infark miokard akut (AMI) dan
direkomendasikan oleh banyak pendoman Pada penelitian literatur review ini
dikarenakan hal-hal tersebut terapi ini dipilih 10 jurnal yang ada pada tabel 1,
diyakini mengurangi iskemia pada terdiri dari 7 jurnal dari Scholar dan 3 jurnal
miokardium dan risiko aritmia, gagal dari SAGE. Dengan menggunakan bahasa
jantung akut dan untuk mengurangi nyeri inggris dan bahasa Indonesia. Terdapat 3
dada iskemik dan hipoksemia (Khosnood, jurnal menggunakan randomized SOCCER
2017). trial dan 1 jurnal menggunakan randomized
Terapi oksigen bertujuan untuk controlled trial dalam penelitiannya. Dari
mempertahankan oksigenasi jaringan yang semua jurnal dilakukan telaah kritis dengan
adekuat serta memulihkan aliran darah menggunakan Research Critical Appraisal
untuk menyelamatkan jaringan yang Duffy 2005 yang meliputibeberapa
hipoksia dan iskemik (Zhang et al., 2022). komponen tersebut, hasilnya mendapatkan
Secara klinis terapi oksigen bertujuan untuk total skor superior sebanyak 6 jurnal dari 10
mengatasi nyeri dada akibat dari kondisi jurnal dan lainnya di skor average. Adapun
hipoksemia, untuk mengurangi kerja hasil review dari jurnal penelitian
pernafasan dan menurunkan kerja otot menjelaskan bahwa terapi oksigen adalah
JURNAL INKESSU MEDAN 2023

bagian dari perawatan standard yang tidak efektif dan pada saat bersamaan
bermanfaat bagi pasien dengan AMI. Hasil semakin bertambah sel yang harus
penelitian Ziad et al (2017) didapatkan membutuhkan suplai oksigen. Dengan
pemberian terapi oksigen dapat membantu berkurangnya suplai oksigen di jantung
mengurangi kerusakan miokard jika dapat menyebabkan kematian jaringan
diberikan dari awal dan hasil penelitian miokard. Hal ini memacu jantung
Robin (2018) menyatakan bahwa diberikan melakukan metabolisme anaerob agar
selama 6-12 jam terapi oksigen tidak jantung dapat tetap mensuplai oksigen ke
mengakibatkan kematian reinfaction, syok seluruh tubuh dan mempertahankan perfusi
kardiogenik. Adapun dari 3 jurnal jaringan (Thygesen, 2012). Menurut
mengatakan dari hasil penelitian tidak ada Andarmoyo (2012) oksigenasi merupakan
perbedaan signifikan tetapi status kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia.
hemodinamik pasien dengan STEMI Oksigen merupakan komponen gas dan
menjadi baik dengan diberikan terapi elemen penting dalam proses metabolisme.
oksigen. Sedangkan dari 3 jurnal Asupan Oksigen yang adekuat akan
mengatakan hasil penelitiannya ada membantu tubuh dalam menjaga
pengaruh terapi oksigen pada kecepatan keberlangsungan hidup sel yang sehat.
penurunan nyeri dada, tekanan darah sistolik Sedangkan vaskularisasi oksigen tidak
dan diastolik dan perubahan saturasi oksigen adekuat berhubungan dengan peningkatan
pada pasien infark miokard setelah risiko jaringan miokard menjadi infark
pemberian terapi oksigen. (Mokhtari et al., 2020).
Pada pasien yang mengalami
PEMBAHASAN STEMI, Kondisi normal jantung dapat
dikembalikan denganmenggunakan terapi
Pada keadaan infark, otot jantung oksigen. Iskemik dapat terjadi karena
tidak dapat menghantarkan arus listrik dan adanya sumbatan atau penyempitan arteri
menerima rangsangan secara normal, koroner yang terjadi secara mendadak, dan
sehingga hasil rekaman EKG menunjukkan dengan terapi oksigen maka arteri koronaria
peninggian gambaran segmen elevasi ST. dapat bervasodilatasi sehingga suplai darah
Saat jaringan mati terbentuk dan cincin yang mengangkut oksigen ke miokard dapat
iskemik disekitar area nekrotik sembuh. kembali berfungsi seperti sedia kala
Gelombang Q dihasilkan. Area nekrotik sehingga fungsi pompa ventrikel dan sistem
pada jantung membentuk jaringan parut kardiovaskular dapat berjalan sebagai mana
dengan perubahan gelombang T tinggi. mestiya. Tujuan terapi oksigen untuk
Selama beberapa jam atau hari berikutnya memberikan capaian kadar oksigen yang
muncul gelombang T terbalik. Bergantung adekuat pada pasien dengan infark miokard.
pada berapa lama serangan jantung terjadi, Persediaan oksigen yang adekuat pada
maka gelombang Q menetap dan segmen ST jaringan tubuh akan menurunkan beban
kembali normal (Kasron, 2012). Proses jantung sehingga perluasan infark dapat
kerusakan jaringan jantung pada AMI dicegah dan mencegah terjadinya
disebabkan oleh suplai darah dan oksigen komplikasi dari kondisi infark miokard akut
tidak mencukupi sehingga menurunkan (Widiyanto & Yamin, 2014). Penelitian
aliran darah koroner. Kemungkinan Widiyanto & Yamin 2014, didapatkan 38
penyebab terjadinya penurunan suplai darah responden dengan infark miokard akut
dan oksigen akibat penyempitan pada arteri memiliki SPO2 90-<95% dan setelah
koroner disebabkan arterosklorosis atau diberikan terapi oksigen kanul sebanyak 32
penyumbatan total arteri akibat adanya responden mengalami kenaikan SPO2 95-
emboli atau trombus, syok, atau 100%, kemudian disimpulkan jika adanya
pendarahan.(Rendi, 2012). pengaruh pemberian terapi oksigen terhadap
Sumbatan pada arteri koronaria dapat nilai saturasi oksigen pada pasien miokard
meluas sehingga suplai oksigen keseluruh infark akut Penelitian yang dilakukan
tubuh ikut terganggu. penurunan suplai Susilodewi (2015) didapatkan jika terapi
oksigen pada pasien miokard infark dapat oksigen dapat menurunkan nyeri pada
terjadi dikarenakan pemompaan jantung pasien STEMI. Kemudian penelitian yang
JURNAL INKESSU MEDAN 2023

dilakukan oleh wulandari et al, (2020) serangan maupun mengurangi


didapatkan jika Terapi Oksigen memiliki rehospitalisasi dan syok kardiogenik
pengaruh yang positif pada status maupun stent trombosis.
haemodinamik pasien STEMI dimana nilai Menurut Perki (2018) pada kasus
tekanan darah sistole, Mean Artery Pressure pasien dengan STEMI perlu dilakukan
(MAP) dan Heart Ratemenjadi lebih pengukuran saturasi oksigen. Oksigen
terkontrol. Hasil Penelitian yang dilakukan diindikasikan pada pasien yang mengalami
oleh Khoshnood et al (2016), didapatkan hipoksemia SaO2 <90% atau PaO2 <60
tidak ada perbedaan secara signifikan antara mmHg dan jika terjadi edema pulmonal
Kelompok terapi O2 dengan kelompok yang dengan SaO2 < 90% agar dapat
hanya menghirup udara bebas (ruang) dalam mempertahankan saturasi > 95%. Untuk
penyelamatan miokard, hasil temuannya Saturasi Oksigen lebih dari atau sama
terapi O2 tidak berpotensi menyebabkan dengan 90% maka suplemen oksigen rutin
kematian atau pun syok kardiogenik dan tidak direkomendasikan. Dari data diatas
hipoksia berat, justru terapi O2 membuat peneliti berasumsi bahwa terapi oksigen
status hemodinamik pasien dengan STEMI harus diberikan secara hati-hati berdasarkan
menjadi baik. Hasil penelitian ditahun panduan internasional dan panduan dari
sebelumnya yang juga dilakukan oleh masing-masing negara yang telah dibuat
Khosnood et al, 2015, didapatkan jika terapi oleh lembaga yang berwenang. Apabila
oksigen bermanfaat bagi pasien dengan AMI terapi Oksigen diberikan dengan benar maka
akan tetapi dapat berbahaya jika tidak sesuai dapat membantu dalam mengurangi nyeri
dengan prosedur yang diberikan. Karena dan memperbaiki status haemodinamik pada
pada kondisi Hyperoxia justru akan pasien STEMI. Hal yang perlu diperhatikan
meningkatkan iskemia pada otot miokard menurut AHA 2015 adalah jika terapi
karena terjadinya peningkatan formasi oksigen hanya boleh diberikan pada pasien
vasokontriktor pada endotolin. terduga ACS yangmemiliki nilai saturasi
Hasil penelitian Nehme et al (2017) oksigen yang normal, dan apabila diberikan
didapatkan jika setiap 100 L suplemen secara berlebihan akan menyebabkan
oxigen diberikan pada 12 jam pertama hyperoxia yang justru dapat menyebabkan
setelah STEMI berhubungan dengan 1.4% kerusakan miokard lebih jauh.
dan 1.2% kenaikan mean peak Troponin I
(CtnI) dan Creatine Kinase (CK) masing- SIMPULAN
masing, menurutnya meminimalisir
pemberian terapi Oksigen dapat membantu Dari hasil review 10 jurnal
mengurangi kerusakan miokard lebih jauh didapatkan kesimpulan jika pemberian terapi
Berdasarkan pedoman guidelines oksigen adalah terapi suplmentasi pada
ACC/AHA (2010) menyarankan pemberian kasus STEMI dimana pemberiannya harus
terapi oksigen dipakai pada pasien hati-hati dan perlu melihat situasi dan
uncomplicated ACS yang mengalami sesak kondisi yang terjadi pada pasien. Terapi
nafas, ada gejala gagal jantung, syok dan oksigen boleh diberikan hanya pada pasien
nilai saturasi oksigen di bawah 94%. ACS yang memiliki nilai saturasi oksigen
Sedangkan menurut O’Connor et al, 2015 normal menurut AHA 2015, selain itu
menyatakan menurut panduan terbaru kondisi Hyperoxia justru dapat
American Heart Association (AHA) tahun menyebabkan cidera lebih luas pada
2015 jika pemberian oksigen adalah sebagai miokard karena dapat menyebabkan
terapi tambahan pada pasien terduga ACS terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
dan hanya diberikan pada pasien terduga darah arteri koronaria karena peningkatan
ACS yang memiliki nilai saturasi oksigen vosokontriktor pada endotelin pembuluh
normal. kemudian penelitian yang dilakukan darah. Terapi Oksigen efektif mengurangi
oleh Robin Hoffman et al (2018) didapatkan nyeri akibat iskemia dan juga memperbaiki
jika pemberian terapi oksigen pada pasien status haemodinamik pasien STEMI selama
STEMI dengan normoxemic yang telah dilakukan dengan tepat.
dilakukan PCI tidak signifikan mengurangi
angka kematian di tahun pertama setelah
JURNAL INKESSU MEDAN 2023

DAFTAR PUSTAKA Infarction Treated with Acute


Percutaneous Coronary Intervention:
Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan Dasar The Supplemental Oxygen in
Manusia (Oksigenasi): Konsep, Catheterized Coronary Emergency
Proses dan Praktik Keperawatan. Reperfusion (SOCCER) Study.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Cardiology 132, 16–
Hofmann, R., James, S.K., Jernberg, T., 21.https://doi.org/10.1159/00039876
Lindahl, B., Erlinge, D., Witt, N., Khoshnood, A., Carlsson, M., Akbarzadeh,
Arefalk, G., Frick, M., Alfredsson, M., Bhiladvala, P., Roijer, A.,
J., Nilsson, L., Ravn-Fischer, A., Nordlund, D., Höglund, P., Zughaft,
Omerovic, E., Kellerth, T., Sparv, D., Todorova, L., Mokhtari, A.,
D., Ekelund, U., Linder, R., Ekström, Arheden, H., Erlinge, D., Ekelund,
M., Lauermann, J., Haaga, U., U., 2016. Effect of oxygen therapy
Pernow, J., Östlund, O., Herlitz, J., on myocardial salvage in ST
Svensson, L., 2017. Oxygen Therapy elevation myocardial infarction: the
in Suspected Acute Myocardial randomized SOCCER trial. Eur.
Infarction. N. Engl. J. Med. 377, J.Emerg.Med.1.https://doi.org/10.10
1240-1249. 97/MEJ.0000000000000431
https://doi.org/10.1056/NEJMoa1706 Muhibbah, M., Wahid, A., Agustina, R.,
222 Illiandri, O., 2019. Karakteristik
Hofmann, R., Witt, N., Lagerqvist, B., pasien sindrom koroner akut pada
Jernberg, T., Lindahl, B., Erlinge, D., pasien rawat inap ruang tulip di rsud
Herlitz, J., Alfredsson, J., Linder, R., ulin banjarmasin. Indones. J.
Omerovic, E., Angerås, O., Healthsci.3,6.Https://doi.org/10.2426
Venetsanos, D., Kellerth, T., Sparv, 9/ijhs.v3i1.1567
D., Lauermann, J., Barmano, N., Nehme, Z., Stub, D., Bernard, S.,
Verouhis, D., Östlund, O., Svensson, Stephenson, M., Bray, J.E.,
L.,James,S.K.,DETO2XSWEDEHE Cameron, P., Meredith, I.T., Barger,
ARTInvestigators, 2018. Oxygen B., Ellims, A.H., Taylor, A.J., Kaye,
therapy in ST-elevation myocardial D.M., Smith, K., 2016. Effect of
infarction. Eur. Heart J. 39, 2730– supplemental oxygen exposure on
2739.https://doi.org/10.1093/eurheart myocardial injury in ST-elevation
j/ehy326 myocardial infarction. Heart 102,
Kasron. (2012). Buku Ajar Gangguan 444–451.
Sistem Kardiovaskuler. Nuha https://doi.org/10.1136/heartjnl-
Medika:Yogyakarta. 2015-308636
Khoshnood, A., Akbarzadeh, M., Roijer, A., PERKI. (2018). Pedomn Tata
Meurling, C., Carlsson, M., LaksanaSindrom Koroner Akut Edisi ke
Bhiladvala, P., Höglund, P., Sparv, Empat. PERKI, -.
D., Todorova, L., Mokhtari, A.,
Erlinge, D., Ekelund, U., 2017.
Effects of oxygen therapy on wall
motion score index in patients with
ST elevation myocardial infarction-
therandomized SOCCER trial.
Echocardiography 34, 1130–1137.
https://doi.org/10.1111/echo.13599
Khoshnood, A., Carlsson, M., Akbarzadeh,
M., Bhiladvala, P., Roijer, A.,
Bodetoft, S., Höglund, P., Zughaft,
D., Todorova, L., Erlinge, D.,
Ekelund, U., 2015. The Effects of
Oxygen Therapy on Myocardial
Salvage in ST Elevation Myocardial

Anda mungkin juga menyukai