Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN UNSTABLE ANGINA PECTORIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu

Praktek Klinik Keperawatan III

Di RSI UNISMA ruang ICU EDELWEISS

Oleh :

Nama : Nadhifatul Fiandika Rosmayanti

NIM : P17211193030

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa Medis

UNSTABLE ANGINA PECTORIS Di RSI UNISMA ruang ICU EDELWEISS Periode

16 Agustus s/d 18 Agustus 2021 Tahun Ajaran 2021/2022

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 21 Agustus 2021

Malang, 21 Agustus 2021


Perceptor Akademik

Maria Diah Ciptaningtya, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. MB


NIP. 197601052002122005
LAPORAN
PENDAHULU
AN

A. Masalah Kesehatan (Dx)


Unstable Angina Pectoris

B. Pengertian
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana pasien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang
bila aktifitas berhenti (Wijaya & Putri, 2013).Aktivitas fisik dan emosi
menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan
meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika arteri menyempit atau
tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung
akan oksigen, maka bisa terjadi kekurangan oksigen dapat menyebabkan nyeri
(Kasron, 2012). Tetapi pada umumnya dapat dibedakan 3 tipe angina yaitu:
1. Angina Pectoris Stabil
Pada keadaan ini, tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu
istirahat. Angina pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan
denyut jantung, tekanan darah dan status jantung sehingga kebutuhan O2 akan
bertambah seperti pada aktifitas fisik yang berat, namun hilang dengan segera dan
ketika di istirahatkan atau menggunakan pengobatan terhadap angina. Rasa sakitnya
dapat menyebar ke lengan, punggung, atau area lain.
2. Variant angina
Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat penurunan
suplai O2 darah ke miokard secara tiba-tiba. Penelitian terbaru menunjukkan
terjadinya obsruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada arteri yang sakit
maupun yang normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak menetap ini selama
terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai penurunan aliran darah arteri koroner.
3. Unstable angina (angina tak stabil / ATS)
Merupakan jenis angina yang sangat berbahaya dan membutuhkan waktu
penanganan segera. Dijumpai pada individu dengan penyakit arteri coroner yang
memburuk. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban jantung. Hal ini
tampaknya terjadi akibat aterosklerosis koroner, yang ditandai perkembangan
thrombus yang mudah mengalami spasme. Terjadi spasme sebagai respon terhadap
peptide vasoaktif yang dikeluarkan trombosit yang tertarik ke area yang mengalami
kerusakan. Seiring dengan pertumbuhan thrombus, frekuensi dan keparahan
serangan angina tidak stabil meningkat dan individu beresiko mengalami kerusakan
jantung. Unstable angina dapat juga dikarenakan kondisi kurang darah (anemia).
Angina pada pertama kali atau angina stabil dengan frekuesi berat dan lamanya
meningkat. Timbul di waktu istirahat atau kerja ringan. Biasanya lebih parah dan
hilang dalam waktu yang lama, dan tidak akan hilang saat beristirahat ataupun
pengobatan angina.

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala angina pectoris menurut Kasron (2012), yaitu:
1. Nyeri dada substernal atau retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah
interskapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadangkadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1-5 menit, tidak lebih dari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta: sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,
palpitasi, dizziness.
6. Gambaran EKG: depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
8. Nyeri juga bisa dirasakan di bahu kiri atau lengan kiri sebelah dalam, punggung,
tenggorokan, rahang atau gigi, lengan kanan (kadang-kadang).
- Gambaran EKG aritmia - Mengeluh lelah - Dipsnea
- Dipsnea setelah
- Palpitasi aktivitas

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiografi (EKG) menurut Wijaya & Putri (2013), yaitu :
- Monitor EKG terdapat aritmia
- Rekam EKG lengkap terdapat T inverted/iskemik, segmen ST elevasi ataupun
depresi dan gelombang Q, patologis ini menunjukkan telah terjadi nekrosis
2. Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada
pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar (Kasron, 2012).
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu spesifik dalam diagnosis angina pectoris.
Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut
maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim
tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya
masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan
trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor risiko seperti
hyperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan
diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris
(Kasron, 2012).
F. Penatalaksanaan Medis
Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris menurut Smeltzer & Bare
(2012):
1. Mencegah terjadinya infark miokard dan kematian jaringan, dengan demikian
meningkatkan kuantitas hidup.
2. Mengurangi symptom dan frekuensi serta beratnya ischemia, dengan demikian
meningkatkan kualitas hidup.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah meningkatkan pemberian oksigen
(dengan meningkatkan aliran darah pembuluh jantung) dan menurunkan kebutuhan
oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).
1. Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung antara lain: pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan
takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras.
Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung.
Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan
vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontrasepsi dan
kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.
2. Terapi Farmakologis
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini
dicapai melalui terapi farmakologi dan control terhadap factor risiko. Secara
bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui
bedah pintas arteri koroner atau angioplasty koroner transluminal perkutan
(PTCA= percutaneous transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan
kombinasi antara terapi medis dan pembedahan. a. Penyekat Beta-adrenergik
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekuensi denyut jantung,
kontraktilitas, tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek
samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat
penyekat beta antara lain: atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol. b. Nitrat
dan Nitrit
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi
symptom angina pectoris, di samping juga mempunyai efek antitrombotik dan
antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan
preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial.
Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi
terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat
dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8-12 jam. Obat golongan nitrat dan
nitrit adalah: amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin. Nitrogliserin
biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan
akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit. c. Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran
kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos
pembuluh darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan
sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan
cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis
adalah amlodipin, berpridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin,
nimodipin, verapamil.

G. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat serangan jantung sebelumnya
2) Riwayat penyakit pernafasan kronis
3) Riwayat penyakit hipertensi, DM dan ginjal
4) Riwayat perokok
5) Diet rutin dengan tinggi lemak
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga penyakit jantung, DM, hipertensi, stroke dan penyakit
pernafasan (asma).
d. Riwayat kesehatan sekarang
- Faktor pencetus yang paling sering menyebabkan angina adalah kegiatan fisik,
emosi yang berlebihan atau setelah makan.
- Nyeri dapat timbul mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktivitas).
- Kualitas nyeri: sakit dada dirasakan di daerah midsternal dada anterior, substernal
prekordial, rasa nyeri tidak jelas tetapi banyak yang menggambarkan sakitnya
seperti ditusuk-tusuk, dibakar ataupun ditimpa benda berat/tertekan.
- Penjalaran rasa nyeri rahang, leher dan lengan dan jari tangan kiri, lokasinya tidak
tentu seperti epigastrium, siku rahang, abdomen, punggung dan leher, .
- Gejala dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti: mual, muntah keringat dingin,
berdebar-debar, dan sesak nafas.
- Waktu atau lamanya nyeri: pada angina tidak melebihi 30 menit dan umumnya
masih respon dengan pemberian obat-obatan anti angina, sedangkan pada infark
rasa sakit lebih 30 menit tidak hilang dengan pemberian obat-obatan anti angina,
biasanya akan hilang dengan pemberian analgesic.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
- Tekanan darah dapat normal, meningkat ataupun menurun.
- Heart rate/nadi dapat terjadi bradikardi/takikardi, kuat/lemah, teratur ataupun
tidak.
- Respirasi meningkat
- Suhu dapat normal ataupun meningkat 3) Kepala
- Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun
- Tampak perubahan ekspresi wajah seperti meringis, merintih.
- Terdapat/tidak nyeri pada rahang.
4) Leher
- Tampak distensi vena jugularis
- Terdapat/tidak nyeri pada leher 5) Thorak
- Jantung Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra S3/S4
menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau murmur
menunjukkan gangguan katup jantung atau disfungsi otot papilar,
perikarditis.Irama jantung dapat normal teratur (vesikuler) atau (unvesikuler)
tidak
2) Paru-paru
- Suara nafas teratur tapi bisa juga tidak. Terdapat batuk dengan atau tanpa
produksi sputum. Terdapat sputum bersih, kental ataupun berwarna merah muda
3) Abdomen
- Terdapat nyeri atau rasa terbakar epigastrik (ulu hati) - Bising usus normal atau
menurun 8) Ekstremitas
- Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin
- Terdapat edema perifer

H. Daftar Diagnosa Keperawatan


a. D. 0077
Nyeri akut b/d iskemia d/d pasien mengatakan nyeri pada dada kiri menembus ke
belakang, skala nyeri 4
b. D.0008
Penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung d/d tachicardi, EKG
aritmia, palpitasi
c. D.0056
Intoleransi aktivitas b/d imobilitas d/d pasien meneluh lelah, dipsneaa, EKG
aritmia
I. Intervensi Keperawatan
N HARI/TGL DIAGNOSAKEP TUJUAN DAN TINDAKAN RASIONAL
O KRITERIA KEPERAWATAN
HASIL
D. 0077 L. 08066 - Observasi - Observasi
Nyeri akut b/d
Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
iskemia d/d
intervensi karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
pasien
keperawatan selama frekuensi, kualitas, durasi, frekuensi,
mengatakan
3x24 jam maka intensitas nyeri kualitas, intensitas
nyeri pada
tingkat nyeri menurun nyeri pada klien
dada kiri 2. Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil :
2. Umtuk mengetahui
menembus ke 3. Identifikasi respon
- Keluhan nyeri
belakang, skala nyeri pada klien
menurun (3-5) nyeri non verbal
skala nyeri 4
- Meringis 3. Mengetahui respon
4. Identifikasi faktor
nonverbal klien
menurun yang memperberat dan
terhadap nyeri
(3-5) memperingan nyeri
- Frekuensi nadi 4. Untuk mengetahui
5. Monitor keberhasilan
membaik (3-5) faktor yang dapat
terapi komplementer
memperberat dan
yang sudah diberikan
memperingan nyeri
6. Monitor efek samping
pada klien
penggunaan analgetik
5. Mengetahui
keberhasilan medikasi
pada klien

- Terapeutik 6. MEngetahui efek


samping pemberian
7. Berikan teknik
analgetik pada
nonfarmakologis untuk
klien
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, - Terapeutik
akupresur, terapi musik,
7. Untuk memperingan
biofeedback, terapi
gejala nyeri pada klien
pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi menggunakan teknik non

terbimbing, kompres farmakologis


hangat/dingin, terapi 8. Membantu mengurangi
bermain) faktor yang
8. Control lingkungan memperberat nyeri pada
yang memperberat rasa klien
nyeri (mis. Suhu 9. Membantu klien
ruangan, pencahayaan, memenuhi kebutuhan
kebisingan) tidur
9. Fasilitasi istirahat dan - Edukasi
tidur
10. Memberikan informasi
pada klien terkait pemicu
- Edukasi
nyeri yang dideritanya
10. Jelaskan penyebab,
11. Memberikan informasi

periode, dan pemicu pada klien terkait strategi


nyeri meredakan nyeri

11. Jelaskan strategi 12. Memberikan informasi


meredakan nyeri mengenai tindakan yang
dapat memperingan nyeri
12. Ajarkan teknik
dengan teknik non
nonfarmakologis untuk
farmakologis
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi
- Kolaborasi
13. Membantu klien
13. Kolaborasi pemberian
meredakan nyeri apabila
analgetik, jika perlu teknik nonfarmakologis
gagal
D.0008 L. 02008 PERAWATAN JANTUNG Observasi:
Penurunan curah (I.02075) 1. Membantu dalam memilih
Setelah dilakukan
jantung b/d intervensi selanjutnya
intervensi Observasi
perubahan irama 2. Tekanan darah dapat
keperawatan selama
jantung d/d 1. Identifikasi meningkat berhubungan
3x24 jam maka curah
tanda/gejala dengan rasa nyeri dan
tachicardi, EKG jantung meningkat sekunder dan primer
aritmia, palpitasi penurunan curah kesediaan oksigen
dengan kriteria hasil :
jantung 3. Output urine biasanya
- Takikardia menurun karena
- menurun (3-5) 2. Monitor tekanan darah perpindahan cairan
ke jaringan tetapi
Gambaran EKG 3. Monitor intake dan output
dapat meningkat
aritmia menurun cairan
ketika malam hari
- (3-5) 4. Monitor keluhan nyeri
dada 4. Mengetahui adanya nyeri
Dipsnea
dada klien yang menandai
menurun(3-5) 5. Monitor EKG 12 sadapan
iskemia karena nyeri dapat
6. Monitor SaO2 oksigen memengaruhi kadar O2
Terapeutik dalam tubuh
5. Gambaran EKG ST elevasi
7. Posisikan pasien
dan datarnya gelombang T
semifowler atau fowler
dapat terjadi karena
dengan kaki kebawah atau
peningkatan kebutuhan
posisi nyaman
oksigen
8. Berikan diet jantung yang
6. Mengetahui kadar oksigen
sesuai
pada diri klien dan untuk
9. Berikan oksigen untuk
membantu tindakan
memepertahankan saturasi
keperawatan selanjutnya
oksigen >94%
Terapeutik:
Edukasi
10. Anjurkan beraktivitas 7. Memperbaiki efisiensi
kontraksi jantung dan
fisik sesuai toleransi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian menurunkan
antiaritmia, jika perlu kebutuhan/ konsumsi
oksigen miokard dan
kerja berlebihan
Mengurangi resiko keluhan
pada jantung
9. `Meningkatkan
kesediaan
oksigen untuk
kebutuhan miokard
untuk melawan
efek
hipoksi/iskemia
Edukasi

10. Beraktivitas yang


berlebihan dapat
meningkatkan volume
sekuncup selama
aktivitas, frekuensi
jantung dan kebutuhan
oksigen
Kolaborasi:
11. Menstabilkan irama

jantung, memperbaiki
kontraktilitas
D.0056 L. 05047 MANAJEMEN ENERGI (I. Observasi:
Intoleransi 05178)
Setelah dilakukan 1. Kelelahan adalah efek
aktivitas b/d intervensi samping beberapa obat
Observasi
imobilitas d/d keperawatan selama (Vasodilatasi),
1. Identifkasi gangguan fungsi
pasien meneluh 3x24 jam maka perpindahan cairan
tubuh yang mengakibatkan
lelah, dipsneaa, toleransi aktivitas (diuretic), atau pengaruh
kelelahan
EKG aritmia meningkat dengan fungsi jantung
2. Monitor kelelahan fisik dan
kriteria hasil : 2. Kelelahan adalah efek
Emosional
- Keluhan lelah samping dari beberapa
menurun (3-5) 3. Monitor pola dan jam tidur obat, nyeri, dan stress juga
- Dipsnea setelah memerlukan energy dan
Terapeutik
aktivitas menyebabkan kelemahan
menurun (3-5) 4. Lakukan rentang gerak Dapat menunjukkan
pasif dan/atau aktif dekompensasi jantung
5. Berikan aktivitas distraksi daripada pola tidur
yang
Terapeutik:
menyenangkan
Edukasi 4. Memperbaiki sirkulasi/
menurunukan waktu satu
6. Anjurkan tirah baring
7. Anjurkan melakukan area yang mengganggu
aktivitas secara bertahap aliran darah
Kolaborasi 5. Dapat meningkatkan koping
1. Kolaborasi dengan ahli klien
gizi tentang cara
meningkatkan asupan Edukasi:
makanan
6. Istirahat fisik harus
dipertahankan untuk
memperbaiki
efisiensi kontraksi
jantung
7. Beraktivitas yang
berlebihan
Meningkatkan volume
sekuncup selama aktivitas
dapat menyebabkan
peningkatan segera pada
frekuensi jantung dan
kebutuhan oksigen
Kolaborasi :
11. Dengan adanya asupan
pada klien dapat
meminimalkan kelelahan
pada pasien dan harus
berkolaborasi karena harus
diberikan diet jantung
J. Referensi
- Corwin, EJ. 2009. Buku satu patofisiologi, 3 edisi revisi. Jakarta:EGC.
- Kasron. 2012. Kelainan dan penyakit jantung. Yogyakarta: Nuha Medika.
- Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.
- PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
FORMAT PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BIODATA
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 61 tahun
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Jl. Manggar 21 B RT 06 RW 10
No. Regester : 268302
Tanggal MRS : 29 Juli 2021
Tanggal Pengkajian : 29 Juli 2021
Diagnosa Medis : UNSTABLE ANGINA PECTORIS

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien mengatakan nyeri dada sebelah
kiri tembus ke belakang, batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
3. Pasien datang ke RSI UNISMA secara mandiri diantar oleh anggota keluarga pada
tanggal 29 Juli 2021 pukul 10. 27 dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri tembus ke
belakang, batuk. Saat dilakukan pemeriksaan
TTV didapatkan hasil TD = 142/90 mmHg, N = 86 x/mnt, RR = 20 x/mnt, S
= 36 ℃. Dengan SpO2 = 90 %, dan keadaan umum pasien lemah.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Pasien memang memiliki riwayat penyakit DM

5. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit jantung
seperti pasien.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
1. Waktu tidur : 21.00 WIB
2. Waktu Bangun : 04.00 WIB
3. Masalah tidur : tidak terapat masalah
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :-
5. Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun :-

B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : 1 x/hari
2. BAK : 3-4 x/hari
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak terdapat kesulitan BAB/BAK
4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada upaya yang dilakukan C.
POLA MAKAN DAN MINUM :
1. Jumlah dan jenis makanan :

Frekuensi makanan 3x sehari dihabiskan ¾ porsi dikarenakan pasien


mengaku makanan di rumah sakit tidak enak dan jenis makanan
diit DM, dan jantung dengan mengontrol kadar glukosa yang
masuk ke dalam tubuh, tinggi protein, rendah garam

2. Waktu Pemberian Makan : 3x/ hari (pagi, siang, malam)


3. Jumlah dan Jenis Cairan :
Input : 1900 ccd Output : 2000 cc
Cairan per oral : 1100 cc Urin : 600 cc
Infus : 500 cc/24 jam BAB : 200 cc
Makanan : 300 cc IWL : 1200 cc
e
4. Waktu Pemberian Cairan : air putih (sewaktu-
waktu)
5. Pantangan : Makanan dengan kadar glukosa
tinggi
6. Masalah Makan dan Minum :
a. Kesulitan mengunyah : Tidak mengalami kesulitan
b mengunyah
b. Kesulitan menelan : Tidak mengalami kesulitan
menelan
c. Mual dan Muntah : Tidak mengalami mual muntah
d. Tidak dapat makan sendiri : Klien dibantu keluarga dalam
makan
e. Upaya mengatasi masalah : Dibantu oleh keluarga
D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :
1. Pemeliharaan Badan : dibantu oleh perawat
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut : dibantu oleh perawat
E. Pemeliharaan Kuku : dibantu oleh perawat
F. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN :
Aktivtas pasien berkurang dan lebih banyak dibantu keluarga
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi : baik
B. Orang yang paling dekat dengan Klien : suami
C. Rekreasi : tidak dilakukan pengkajian

D. Hobby : tidak dilakukan pengkajian


E. Penggunaan waktu senggang : tidak dilakukan pengkajian
F. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Pasien tidak bisa memenuhi kewajibannya untuk mngurus keluarga di
rumah.
G. Hubungan dengan orang lain / Interaksi social : baik
H. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : suami

DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Taat beribadah, sholat 5 waktu, klien juga sering mengikuti pengajian
B. Keyakinan terhadap skehat / sakit :
Klien mengalami sakit karena ujian dari Allah dan karena kesalahan dari dirinya
sendiri yang kurang menjaga diri tetapi kllien berharap jika dirinya sembuh
kembali
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Klien menerima penyakita ini, dengan usahanya klien berharap sembuh dengan
penuh semangat. Jika Tuhan berkehndak lain, klien harus dapat menerimanya
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan Umum / Keadaan Umum :
Keadaan Umum : Lemah, batuk
Kesadaran Umum : Compos mentis
B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36 ℃ Nadi : 110 x/mnt
Tekanan darah : 142/90 mmHg Respirasi : 20 x/mnt
Tinggi badan : 159 cm Berat Badan : 62 kg

C. PemeriksaanKepala dan Leher :


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala
Ubun-ubun : simetris
Kulit kepala : bersih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : merata
Bau : tidak berbau
Warna : putih
c. Wajah
Warna kulit : putih
Struktur Wajah : simetris

2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : lengkap, simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : tidak ada lesi
c. Konjunctiva dan sclera : konjungtiva : tidak anemis
Sclera : jernih
d. Kornea dan Iris : jernih
e. Ketajaman Penglihatan / Virus : tidak dilakukan pemeriksaan
f. Tekanan Bola Mata : normal
3. Hidung
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : simetris
b. Lubang Hidung : normal, tidak ada lesi
c. Cuping Hidung : adanya pernapasan
menggunakan
cuping hidung

4. Telinga
a. BentukTelinga : simetris
b. Ukuran Telinga : normal
c. Ketegangan telinga : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Lubang Telinga : tidak ada lesi
e. Ketajaman pendengaran : tidak dilakukan pemeriksaan
5. Mulut dan Faring
a. Keadaan Bibir : kering
b. Keadaan Gusi dan Gigi : terlihat bersih
c. Keadaan Lidah : bersih
6. Leher
a. Posisi Trakhea : simetris
b. Tiroid : simetris
c. Suara : jelas
d. Kelenjar Lymphe : tidak teraba
e. Vena Jugularis : JVP 5-5 CmHg
f. Denyut Nadi Coratis : teraba
D. Pemeriksaan Integumen( Kulit ) :
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : merata
d. Turgor : baik
e. Tekstur : halus
f. Kelembapan : lembap
g. Kelainan pada kulit : tidak terdapat kelainan pada kulit
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak : (tidak dilakukan
pemeriksaan)
a. Ukuran dan bentuk payudara :
b. Warna payudara dan Areola :
c. Kelainan-kelainan Payudara dan Putting :
d. Axila dan Clavicula :
F. Pemeriksaan Thorak / Dada :
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : simetris
b. Pernafasan
Frekuensi : 20 x/mnt
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Dipsnea paroximal
dan takipnea saat melakukan aktivitas
.
2. Pemeriksaan Paru

a. Palpasi getaran suara ( vokal Fremitus ) : intensitas suara kanan dan kiri
sama
b. Perkusi : sonor (DBN)
c. Auskultasi
Suara nafas : vesikuler
Suara Ucapan : DBN
Suara Tambahan : ronchi (-) wheezing (-)
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : tidak ada pulsasi pada dinding thorax - Inspeksi : Terdapat pada ICS V
Mid Clavikula kiri b. Perkusi :
- Batas Atas = ICS II mid sternalis
- Batas Bawah = ICS V
- Batas Kanan = ICS IV line midsternalis dextra - Batas Kiri = ICS V
midclavicula sinistra c. Aukultasi :
- Bunyi Jantung I : ICS IV Linea sternalis kiri (trikuspidalis)
ICS V (bikuspidalis), LUB lebih keras
- Bunyi Jantung II : ICS II linea sternalis kanan (aorta)
ICS III linea sternalis kiri BJ II aorta, DUB lebih keras
- Bising/murmur : tidak terdengar (-)
- Frekuensi Denyut Jantung : 89 x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen :
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : Abdomen tampak simestris kiri dan kanan
- Benjolan /massa : Tidak terdapat kelainan yang terlibat pada abdomen dan tidak
terdapat asites b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 12 x / menit
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak dilakukan pemeriksaaan c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak ada keluhan nyeri tekan pada ulu hati
- Benjolan /massa : Tidak ditemukan masa dan pembengkakan
- Tanda-tanda Ascites : Tidak ditemukan asites
- Hepar : tidak ditemukan pembesaran hepar
- Lien : Tidak ditemukan pembesaran lien
- Titik Mc. Burne : Tidak ada keluhan nyeri tekan pada titik ini d. Perkusi
- Suara Abdomen :.Terdapat bunyi timpani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak dilakukan pemeriksaan asites karena tidak ada asites
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya (tidak dilakukan pemeriksaan)
1. Genetalia
a. Rambut pubis :
b. Meatus Urethra :
c. Kelainan-kelainan pada Genetalia Eksterna dan Daerah Inguinal
2. Anus dan Perineum
a. Lubang Anus :
b. Kelainan-kelainan pada anus :
c. Perenium :
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimis )
a. Kesimestrisan otot : simetris
b. Pemeriksaan Oedema : tidak ada oedema

5 5
c. Kekuatan otot :55

d. Kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku : -


J. Pemeriksaan Neorologi
1. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif ) / GCS : 456 (compos mentis)
2. Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) : tidak dilakukan pemeriksaan
3. Fungsi Motorik : baik 4. Fungsi Sensorik : baik
5. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : berfungsi dengan baik
b. Refleks Patologis : berfungsi dengan baik
K. Pemeriksaan Status Mental
a. Kondisi emosi/Perasaan : baik
b. Orientasi : baik
c. Proses berfikir( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) : pasien dapat
mengingat dan memiliki atensi yang baik
d. Motifikasi( kemampuan ) : Pasien dapat melakukan aktivitas yang dapat
dilakukan di tempat tidur
e. Persepsi : Klien mengatakan penyakitnya akan sembuh dengan usaha
(pengobatan) dan doa
f. Bahasa : Bahasa Indonesia

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. DiagnosaMedis : UNSTABLE ANGINA
PECTORIS
B. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang Medis :
1. Laboratorium :
TGL PEM JENIS PEM HASIL LAB NORMAL
Darah Rutin
29 Juli  Leukosit 7,2 rb/mm 4,5 – 11,0 rb/mm3

2021  Hemoglobin 12,0 g/ dL 12 – 17 g/dL


35,5 % 38,8 – 50 %
 Hematokrit
576 rb/mm3 142 – 424 rb/mm3
Trombosit
3,98 g/dL 3,9 – 5,1 g/dL
Eritrosit
6,6 fL 7,2 – 11,1 fL
PV
Elektrolit
29 Juli 134 mmol / L 136 – 145 mmol/L
 Natrium
2021 3,9 mmol / L 3.6 – 5,0 mmol/L
 Kalium
1,14 mmol / L 2,2 – 2,6 mmol/L
 Kalsium

Kimia Klinik
74
 BUN 16,6 – 48,5
29 Juli 1,27
2021  Kreatinin 0,31 – 0,95

2. Rontgen :-
3. ECG : 29 Juli 2021
Irama sinus takikardia
Axis normal
Hipertropi ventrikel tidak ada
ST elevasi dan depresi tidak ada
Interval PR < 0,20
4. USG :-
5. Lain – lain :-
Radiologi (THORAX PA) (29 Juli 2021)
HASIL :
Cor : bentuk, ukuran dan posisi kesan DBN
Aorta : normal
Trachea : di tengah
Pulmo : infiltrate dan konsolidasi seluruh lapang kedua paru terutama
lapang tengah paracardial Kedua sinus kostofrenikus tajam
Hemidiafragma D/S baik
Tulang dan jaringan lunak normal,

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Pemberian Nama Obat Dosis Kegunaan


SC Lovenox 0,6 ml/12 jam Mencegah gangguan
tromboembolik
P.O Clopidogrel 1x75 mg Mengencerkan darah
P.O Aspilet 1x80 mg Mencegah proses agregasi
trombosit pada pasien
P.O ISDN 3x50 mg Mengobati serta mencegah
nyeri dada akibat tidak
cukupnya aliran darah ke
jantung
P.O Atorvastatin 1x20 mg Mencegah penyait
kardiovaskuler
P.O Amlodipin 1x10 mg Mengatasi hipertensi
P.O Allopurinol 1x300 mg Mengobati kelebihan asam
urat dalm darah dan
komplikasinya

Mahasiswa,

Nadhifatul Fiandika R
NIM : P17211193030
ANALISA DATA
i

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 61 tahun
No. Reg. : 268302

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


1) Penurunan Curah Aterosklerosis
Jantung
Ds :
s Aliran O2 ke arteri
- Pasien mengatakan coronaria menurun
nyeri dada sebelah
kiri tembus ke
Hipoksia akut
belakang, jantung
berdebar

Do : Iskemia otot
- Tachicardia -
Gambaran EKG :
Terjadi metabolism
Irama sinus takikardia anaerob (peningkatan
Axis normal asam)
`
Hipertropi ventrikel
tidak ada
Kontraksi miokardium
ST elevasi dan depresi menurun
tidak ada
Interval PR < 0,20
Fungsi ventrikel
- Palpitasi
terganggu

Perubahan
hemodinamika

PENURUNAN
CURAH JANTUNG
Ds : Nyeri Akut Aterosklerosis
- Pasien mengeluh nyeri
dada sebelah kiri tembus ke Aliran O2 ke arteri
coronaria menurun
belakang Do :
- Skala nyeri :
P : Aterosklerosis Hipoksia akut

Q : Nyeri menjalar pada


dada kiri Iskemia otot
R : Dada kiri
S :4 Terjadi metabolism
T : setiap 5-10 menit anaerob (peningkatan
sekali asam)
`
- Pasien tampak meringis
Reseptor nyeri
terangsang

Nyeri dada

NYERI AKUT

Ds : Pasien Intoleransi aktivitas Aterosklerosis


mengatakan merasa
lelah Do : Aliran O2 ke arteri
- Keadaan umum pasien coronaria menurun

lemah
- Gambaran EKG : Hipoksia akut

Irama sinus takikardia


Iskemia otot
Axis normal
Hipertropi ventrikel
tidak ada Terjadi metabolism
ST elevasi dan anaerob (peningkatan
depresi tidak ada asam)
`
Interval PR < 0,20
- Dipnea setelah aktivitas Kontraksi miokardium
menurun

Fungsi ventrikel
terganggu
Perubahan

hemodinamika

Peningkatan tekanan
jantung

Kelelahan

INTOLERANSI
AKTIVITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Umur : 61 tahun
No. Reg. : 268302

MASALAH MASALAH TERATASI


DITEMUKAN
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tgl Paraf Tgl Paraf

1. D. 0077 29/
07/ 31/07/
Nyeri akut b/d iskemia d/d 2021 2021
pasien mengatakan nyeri (masalah
teratasi
pada dada kiri menembus ke sebagian)
belakang, skala nyeri 4

29/
07/
D.0008 2021
2. 31/07/
Penurunan curah jantung b/d 2021
perubahan irama jantung d/d (masalah
teratasi
tachicardi, EKG aritmia, sebagian)
palpitasi
29/
07/
D.0056 2021

3. Intoleransi aktivitas b/d


imobilitas d/d pasien meneluh
lelah, dipsneaa, EKG aritmia

31/07/
2021
(masalah
teratasi
sebagian)
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Umur : 61 tahun
No. Reg. : 268302

NO. TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TT


1. 29/07/2021 D. 0077
Nyeri akut b/d iskemia d/d pasien
mengatakan nyeri pada dada kiri
menembus ke belakang, skala nyeri 4

D.0008

2. 29/07/2021 Penurunan curah jantung b/d


perubahan irama jantung d/d
tachicardi, EKG aritmia,
palpitasi

D.0056
3. 29/07/2021 Intoleransi aktivitas b/d imobilitas
d/d pasien meneluh lelah, dipsneaa,
EKG aritmia
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Umur : 61 tahun
No. Reg. : 268302

NO HARI/TGL DIAGNOSAKEP TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


HASIL
D. 0077 L. 08066 - Observasi - Observasi
Nyeri akut b/d
Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
iskemia d/d
keperawatan selama 3x24 karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
pasien
jam maka tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas durasi, frekuensi,
mengatakan
menurun dengan kriteria hasil nyeri kualitas, intensitas nyeri
nyeri pada
: pada klien
dada kiri 2. Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun
menembus ke 2. Umtuk mengetahui skala
(3-5) 3. Identifikasi respon nyeri non
belakang, nyeri pada klien
verbal
skala nyeri 4 - Meringis menurun
3. Mengetahui respon
(3-5) 4. Identifikasi faktor yang
nonverbal klien terhadap
Frekuensi nadi membaik (3-5) memperberat dan
nyeri
memperingan nyeri
4. Untuk mengetahui faktor
5. Monitor keberhasilan terapi
yang dapat memperberat
komplementer yang sudah
dan memperingan nyeri
pada klien
diberikan
5. Mengetahui keberhasilan
6. Monitor efek samping medikasi pada klien
penggunaan analgetik
6. MEngetahui efek samping
- Terapeutik pemberian analgetik pada
klien
7. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk - Terapeutik
mengurangi rasa nyeri (mis.
7. Untuk memperingan gejala
TENS, hypnosis, akupresur,
nyeri pada klien
terapi musik, biofeedback,
menggunakan teknik non
terapi pijat, aroma terapi,
farmakologis
teknik imajinasi terbimbing,
8. Membantu mengurangi
kompres hangat/dingin, terapi
faktor yang memperberat
bermain)
nyeri pada klien
8. Control lingkungan yang
9. Membantu klien memenuhi
memperberat rasa nyeri (mis.
kebutuhan tidur
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan) - Edukasi

9. Fasilitasi istirahat dan tidur 10. Memberikan informasi

- Edukasi pada klien terkait pemicu


nyeri yang dideritanya
10. Jelaskan penyebab, periode,
11. Memberikan informasi
dan pemicu nyeri pada klien terkait strategi
meredakan nyeri
11. Jelaskan strategi meredakan
nyeri 12. Memberikan informasi
mengenai tindakan yang
12. Ajarkan teknik
dapat memperingan
nonfarmakologis untuk
nyeri dengan teknik non
mengurangi rasa nyeri
farmakologis
- Kolaborasi
- Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian
13. Membantu klien
analgetik, jika perlu
meredakan nyeri apabila
teknik nonfarmakologis
gagal

D.0008 L. 02008 PERAWATAN JANTUNG (I.02075) Observasi:


Penurunan curah Setelah dilakukan intervensi Observasi 1. Membantu dalam
jantung b/d 1. Identifikasi tanda/gejala sekunder memilih intervensi
keperawatan selama 3x24 jam
perubahan irama maka dan primer penurunan curah selanjutnya
curah jantung
jantung d/d jantung 2. Tekanan darah dapat
meningkat dengan kriteria
tachicardi, EKG hasil : 2. Monitor tekanan darah meningkat
aritmia, palpitasi berhubungan dengan
- Takikardia menurun (3-5) 3. Monitor intake dan output cairan
rasa nyeri dan
4. Monitor keluhan nyeri dada
- Gambaran EKG aritmia kesediaan oksigen
menurun (3-5)
3. Output urine biasanya
menurun karena
perpindahan cairan ke
- Dipsnea menurun(3-5) 5. Monitor EKG 12 sadapan jaringan tetapi dapat
meningkat ketika
6. Monitor SaO2 oksigen
malam hari
Terapeutik 4. Mengetahui adanya nyeri
7. Posisikan pasien semi-fowler dada klien yang
atau fowler dengan kaki menandai iskemia karena
kebawah atau posisi nyaman nyeri dapat memengaruhi
8. Berikan diet jantung yang sesuai kadar O2 dalam tubuh
9. Berikan oksigen untuk 5. Gambaran EKG ST
memepertahankan saturasi elevasi dan datarnya
oksigen >94% gelombang T dapat
Edukasi terjadi karena
10. Anjurkan beraktivitas fisik peningkatan kebutuhan
sesuai toleransi Kolaborasi oksigen
6. Mengetahui kadar
1. Kolaborasi pemberian oksigen pada diri klien
antiaritmia, jika perlu
dan untuk membantu
tindakan keperawatan
selanjutnya Terapeutik:

7. Memperbaiki efisiensi
kontraksi jantung dan
menurunkan kebutuhan/
konsumsi oksigen miokard
dan kerja berlebihan
Mengurangi resiko keluhan
pada jantung
9. `Meningkatkan
kesediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard
untuk melawan
efek
hipoksi/iskemia
Edukasi

10. Beraktivitas yang


berlebihan dapat
meningkatkan volume
sekuncup selama aktivitas,
frekuensi jantung dan
kebutuhan oksigen
Kolaborasi:
11. Menstabilkan irama
jantung, memperbaiki
kontraktilitas

D.0056 L. 05047 MANAJEMEN ENERGI (I. 05178) Observasi:


Intoleransi Setelah dilakukan intervensi Observasi 1. Kelelahan adalah efek
aktivitas b/d keperawatan selama 3x24 jam samping beberapa obat
1. Identifkasi gangguan fungsi
imobilitas d/d maka toleransi aktivitas (Vasodilatasi),
tubuh yang mengakibatkan
pasien meneluh meningkat dengan kriteria hasil : perpindahan cairan
kelelahan
lelah, dipsneaa, - Keluhan lelah menurun (3- (diuretic), atau pengaruh
2. Monitor kelelahan fisik dan
EKG aritmia 5) fungsi jantung
Emosional
- Dipsnea setelah aktivitas 2. Kelelahan adalah efek
3. Monitor pola dan jam tidur
menurun (3-5) samping dari beberapa
Terapeutik
obat, nyeri, dan stress juga
4. Lakukan rentang gerak pasif memerlukan energy dan
dan/atau aktif menyebabkan kelemahan
5. Berikan aktivitas distraksi yang Dapat menunjukkan
menyenangkan Edukasi dekompensasi jantung

6. Anjurkan tirah baring daripada pola tidur

7. Anjurkan melakukan aktivitas Terapeutik:

secara bertahap 4. Memperbaiki sirkulasi/


Kolaborasi menurunukan waktu satu
1. Kolaborasi dengan ahli gizi area yang mengganggu
tentang cara meningkatkan asupan
aliran darah
makanan
5. Dapat meningkatkan
koping klien
Edukasi:

6. Istirahat fisik harus


dipertahankan untuk
memperbaiki efisiensi
kontraksi jantung
7. Beraktivitas yang
berlebihan
Meningkatkan volume
sekuncup selama
aktivitas dapat
menyebabkan
peningkatan segera pada
frekuensi jantung dan
kebutuhan oksigen
Kolaborasi :
11. Dengan adanya asupan
pada klien dapat
meminimalkan kelelahan
pada pasien dan harus
berkolaborasi karena harus
diberikan diet jantung
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Umur : 61 tahun
No. Reg. : 268302

Prio Tindakan Keperawatan


Jam Dx Respon Pasien TT

Kep
29 JULI 2021
07.30 1 Membina hubungan S : Klien mengeluh nyeri pada
WIB 2 saling percaya, dada kiri tembus ke
3 memperkenalkan diri belakang
dan menjelaskan O : Klien tampak meringis dan
maksud dan tujuan, memegangi dada. Klien
kurang kooperatif
mengobservasi keadaan
Klien
07.45 1 Memeriksa tanda – tanda S : Klien mengatakan masih
WIB 2 vital nyeri dada kiri tembus ke
3 belakang dan lelah
karena sesak nafas
setelah beraktivitas
O : TD = 142 / 90 mmhg N
= 110 x / menit
RR = 20 x / menit
S = 36 c
SaO2 = 99%

08.30 1 Memonitor rekaman O : Gambaran EKG


WIB 2 EKG 12 sadapan yang
terpasang pada klien Irama sinus takikardia
Axis normal
Hipertropi ventrikel tidak
ada
ST elevasi dan depresi
tidak ada
Interval PR < 0,20
08.40 1 Mengidentifikasi S : klien mengeluh nyeri dada
WIB 2 kiri yang tembu ke belakang
Aritmia (onset dan
klien juga merasa lelah setelah
pemicu) dan
beraktivitas dan merasa jantung
Mengidentifikasi
berdebar debar O :
tanda gejala primer
dan sekunder - Tampak meringis
penurunan curah - Gambaran EKG :
jantung
Irama sinus takikardia
Axis normal
Hipertropi ventrikel tidak
ada
ST elevasi dan depresi
tidak ada
Interval PR < 0,20

08.45 1 Mengidentifikasi S : Klien mengeluh nyeri


WIB 2 lokasi, karakteristik, dada kiri yang tembus ke
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, belakang O :
skala - Klien tampak meringis
- Skala nyeri :
P : Aterosklerosis
Q : Nyeri menjalar di dada kiri
R : Dada kiri
S : Skala 4
T : setiap 5-10 menit sekali
08.50 1 Memposisikan S : Klien merasa nyaman O
WIB 2 klien dengan posisi :
semi fowler dan - Keluhan nyeri sedikit
Memberikan oksigen berkurang
untuk mempertahankan - RR = 24 x / menit
saturasi oksigen >94% - Nadi = 106 x /menit
 Nasal Kanul 4 L / - SaO2 = 98%
menit

09.05 1 Berkolaborasi S:-


WIB 2 dengan dokter O:
mengenai pemberian - Keluhan klien berkurang
obat - Klien kooperatif
 Clopidogrel 1 tablet - TD = 135 / 85 mmhg
x75 mg per oral - Nadi = 100 x / menit

 Isosorbide dinitrate - Rasa Cemas klien tampak


berkurang
(ISDN) 3 tablet
x 850 mg
diberikan secara
per oral
Lovenox 0,6
ml/12 jam
diberikan melalui
injeksi subcutan
Aspilet 1x80 mg
diberikan secara
per oral
 Atorvastatin 1x20
mg diberikan secara
per oral
 Amlodipin 1x10 mg
diberikan secara per
oral
 Allopurinol 1x300
mg dibeerikan per
oral
09.15 3 Menganjurkan agar S : Klien dan keluarga
WIB klien dalam mengatakan jika
keadaan tirah
baring kepada mereka memahami apa
keluarga dan klien yang dijelaskan perawat
demi kesembuhannya
O : Klien kooperatif

09.20 3 Mengidentifikasi S : Klien merasa lelah dan


WIB gangguan fungi mengeluh sesak nafas
tubuh yang
mengakibatkan setelah beraktivitas
kelelehan O : Kelelahan karena iskemia
Miokard
09.25 2 Menyiapkan pemasang S : -
WIB ICD untuk berjaga – O:-
jaga adanya peningkatan
nadi dan timbul gejala
dan komplikasi lain
30 JULI 2021
07.30 1 Memperkenalkan diri, S : klien mengatakan jika
WIB 2 mendengarkan nyeri berkurang, masih lemas
keluhan klien dan
3 memonitor tanda tanda O:
vital - Sudah tidak meringis dan
tidak memegangi dada
- Tampak sehat tetapi masih
lemas
- TD = 135 / 85 mmhg
- N = 100 x / menit
- S = 37,0 ⁰ c
- RR = 24 x / menit
- SaO2 = 99 %

07.40 2 Kolaborasi dengan ahli S:-


WIB 3 gizi tentang pemberian O: Tampak habis > ¾ porsi,
diit jantung dan DM klien mengatakan tidak
dan cara meningkatkan enak sehingga tidak
asupan makanan Dihabiskan
 Makanan tinggi
protein rendah
garam, rendag
glukosa

2 Berkolaborasi S : Klien mengatakan jika


dengan dokter yang awalnya nyeri terasa,
mengenai pemberian jantung berdebar-debar dan
obat badan lemas tetapi sudah
 Clopidogrel 1 tablet berkurang O :
x75 mg per oral - Keluhan klien berkurang

 Isosorbide dinitrate - Klien kooperatif

(ISDN) 3 tablet
x 850 mg
diberikan secara
per oral
Lovenox 0,6 ml/12
jam diberikan

melalui injeksi - TD = 130 / 85 mmhg


subcutan - Nadi = 98 x / menit
Aspilet 1x80 mg - Rasa Cemas klien tampak
berkurang
diberikan secara
per oral
 Atorvastatin 1x20
mg diberikan secara
per oral
 Amlodipin 1x10 mg
diberikan secara per
oral

 Allopurinol 1x300 mg
dibeerikan per oral
07.50 1 Monitor keluhan nyeri S : Klien mengeluh nyeri
WIB 2 dada klien dada kiri berkurang O :
- Klien sudah tidak meringis,
- Klien sudah tidak susah tidur
karena nyeri berkurang
- P = Aterosklerosis
- Q = Nyeri seperti ditusuk
- R = Nyeri dada kiri tembus
ke belakang
- S = Skala 2
- T = Nyeri timbul intensitas
timbul dalam jangka 6 jam
sekali durasi 5-10 menit
07.55 1 Mengontrol lingkungan S : Klien merasa lebih nyaman
WIB yang menyebabkn dengan dikontrol
nyeri lingkungannya
 Cahaya, suhu ruang, O : Klien kooperatif dan klien
kebisingan dengan tampak nyaman dengan
membatasi kondisi ruangan sekarang
Pengunjung

08.00 1 Memberikan dan S : Klien merasa jika rasa


WIB 2 mengajarkan teknik nyeri berkurang
nonfarmakologis dengan
kepada klien untuk tekhnik ini O :
mengurangi nyeri - Nadi = 95 x/menit
- RR = 22 x/menit
 Tekhnik
Relaksasi nafas - Skala nyeri klien 2
dalam - TD = 130 / 80 mmHg

08.05 2 Memonitor cairan tubuh S : Klien mengatakan jika ia


WIB klien karena beresiko minum seperti biasanya dan
adanya edema
haluaran urin bertambah
O : Intake = 1900 cc
Output = 2000 cc
08.10 1 Memonitor EKG 12 S : Klien mengatakan jika dia
WIB 2 Sadapan sudah tidak merasa sesak
nafas lagi, nyerinya
berkurang, tetapi masih
merasa lemas serta
kecemasan masih ada O :
Gambaran EKG

Irama sinus takikardia


Axis normal
Hipertropi ventrikel tidak
ada
ST elevasi dan depresi
tidak ada
Interval PR < 0,20
08.15 3 Memonitor S : Klien mengatakan jika
WIB kelelahan fisik dan dirinya sudah dapat
emosional mengontrol emosinya
sudah tidak merasa
cemas berlebih
O : Keluhan fisik menurun,
stress menurun

08.20 Menganjurkan S : Klien mengatakan jika


WIB 3 klien melakukan aktivitas yang
aktivitas yang dilakukan hanya tidur,
sesauai dengan toleransi duduk tetapi lebih
dan dilakukan secara banyak
bertahap
beristirahat
O : Klien Kooperatif
31 JULI 2021
09.00 1 Memperkenalkan diri, S : Klien mengatakan jika
WIB 2 mendengarkan keluhan sudah tidak mengalami
klien dan memonitor
3 tanda tanda vital nyeri O :
- Klien sudah tidak meringis
dan tidak memegangi dada
- Klien tampak sehat
- TD = 120 / 80 mmhg
- N = 93 x / menit
- S = 36,5 ⁰ C
- RR = 21 x / menit
- SaO2 = 98 %

07.40 2 Kolaborasi dengan ahli S : Klien mengatakan jika


WIB 3 gizi tentang pemberian dirinya tidak dapat
diit jantung, DM dan menghabiskan makanan
cara meningkatkan dari rumah sakit karena
asupan makanan kurang enak
 Makanan tinggi O: Tampak habis 1 porsi
protein rendah penuh, klien mengatakan
garam, rendah tidak enak tapi klien lahap
glukosa demi kesembuhan dan
dukungan keluarga
09.15 1 Memonitor keluhan S : Klien mengatakan sudah
WIB 2 nyeri dada klien dan tidak nyeri
nyeri
O:
- Tidur klien nyenyak
- Penurunan skala nyeri 2
- P = Aterosklerosis
Q = nyeri sudah berkurang
R = nyeri dada kiri
S = Skala 2
T = Nyeri timbul ketika
mengalami lelah berat

09.25 2 Memonitor EKG 12 S : Klien mengatakan jika dia


WIB Sadapan sudah tidak merasa sesak
nafas, nyerinya berkurang,
cemas dan lemas pada
badan berkurang
O : Gambaran EKG
Irama sinus takikardia
Axis normal
Hipertropi ventrikel tidak
ada
ST elevasi dan depresi
tidak ada
Interval PR < 0,20
09.35 1 Melakukan teknik S : klien mengatakan bahwa
WIB nonfarmakologis tekhnik relaksasi nafas dalam
yang telah diajarkan
dilakukan setiap kali merasa
nyeri dan sesak nafas sehingga
keadaan membaik O :
- Klien memahami dan klien
kooperatif
- Keluhan nyeri menurun
- Nadi = 90 x/menit
- RR = 19 x/menit
- TD = 120 / 80 mmHg
09.50 3 Melakukan ROM aktif S : Klien mengatakan sudah
WIB karena klien pasca tidak merasa sesak lagi
infark (klien dapat
mengira –ngira gerakan setelah melakukan rentang
yang akan dilakukan gerak aktif dan klien merasa
dengan sendiri)
badannya lebih sehat O :
- Keluhan nyeri hilang
- Keluhan sesak hilang

10.05 3 Memberikan S : Klien mengatakan jika


WIB aktivitas yang dirinya berhati – hati
menyenangkan dan
harus membatasi karena edukasi dokter dan
aktivitas yang berat perawat untuk membatasi
aktivitas yang berat
O : Klien kooperatif dan klien
tampak berhati hati
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Umur : 61 tahun
No. Reg. : 268302
No Dx Tanggal Tanggal Tanggal
Kep 29 Juli 2021 30 Juli 2021 31 Juli 2021
D.0014 S: S: S:
Klien Klien Klien mengatakan
mengeluh nyeri mengatakan nyeri dada
dada sebelah nyeri dada sebelah kiri
kiri tembus ke sebelah kiri berkurang, klien
belakang masih terasa mengatakan
tetapi sudah mulai melakukan
berkurang aktivitas ringan.

O: O: O:
- TD = 142 / 90 - N = 95 x/menit - N = 90 x / menit
mmhg - TD = 130/80 - TD = 120 / 80
- N = 110 x / menit mmHg mmHg
- RR = 20 x / menit - RR = 22 x / menit - RR = 19 x / menit -
- S = 36 c - Klien sudah tidak Klien sudah tidak
- SaO2 = 99% meringis tampak meringis
- Klien tampak P =
meringis Aterosklerosis Q P = Aterosklerosis
P = = Nyeri seperti Q = Nyeri sudah
Aterosklerosis Q ditusuk R = Dada berkurang
= Nyeri seperti kiri R = Dada kiri
ditusuk R = Dada S = Skala 2 T S = Skala 2 T =
= Nyeri Nyeri timbul ketika
kiri
timbul ketika
S = Skala 4 lelah dengan mengalami lelah
T = Nyeri setiap frekuensi 5- berat
10 menit
2-10 menit A : Masalah A : Masalah teratasi
teratasi sebagian
sebagian
P: P:
A : Masalah Melanjutkan
Mengulangi
belum teratasi tindakan
beberapa tindakan
keperawatan
hingga klien sudah
P: sesuai dengan
tidak merasakan
intervensi ke
Melanjutkan nyeri yaitu
3,
tindakan intervensi
4, 10
keperawatan ke 3 dan 4
sesuai dengan
I:
intervensi ke 3, 4, I:
5, 10 - Memonitor - Memonitor Tanda
keluhan nyeri – tanda vital
dada klien - Memantau
I:
- Melakukan perkembanga
- Memeriksa teknik n kondisi
kondisi pasien nonfaramkologi pasien
dan memonitor s yang telah - Memonitor
TTV diajarkan rekaman EKG
- Memonitor - Memonitor
keluhan nyeri rekaman EKG
dada klien
- Mengontrol
lingkungan yang
tenang
- Memberikan dan
mengajarkan
nonfarmakolog
is (tekhnik
relaksasi nafas
dalam)
- Memonitor
rekaman EKG
E: E: E:

- Keluhan nyeri - Keluhan nyeri - Keluhan nyeri

berkurang menurun menurun

- Takikadia - Takikardia - Takikardia


berkurang berkurang berkurang
- Tekanan darah - Tekanan darah - Tekanan darah
membaik membaik
sedikit

membaik
D. 0003 S: S: S:
Klien mengeluh Klien Klien mengatakan
nyeri dada kiri mengatakan nyeri nyeri dada kiri
tembus ke dada kiri tembu skala 2, badannya
belakang dengan ke belakang merasa lebih sehat,
skala 4, badannya dengan skala 2, klien juga
lemas, klien juga badannya lemas, mengatakan sudah
merasa sesak klien juga tidak lagi pusing
nafas setelah mengatakan sesak dan sesak nafas
beraktivitas nafas setelah
beraktivitas sudah
berkurang
O: O:
- Klien tampak O : - Nadi = 9 3 x / menit
cemas - N = 100 x / menit
- Klien sudah tidak
- N = 110 x / - Rasa cemas klien
cemas
menit
tampak berkurang
- SaO2 = 98 %
- SaO2 = 99 %
- SaO2 = 99 %
- Gambaran EKG
- Gambaran
- Gambaran EKG
1. Irama
EKG 1. Irama sinus sinus takikardia
1. Irama sinus takikardia 2. membaik
takikardia 2. Axis normal 3. 2. Axis
Axis normal 3. Hipertropi normal 3.
Hipertropi ventrikel tidak Hipertropi
ventrikel tidak ada ventrikel tidak
ada 4. ST elevasi ada
4. ST elevasi dan depresi 4. ST elevasi dan
dan depresi tidak ada 5. depresi tidak ada
Interval PR 5. Interval PR <
tidak ada 5. < 0,20 0,20
Interval PR
< 0,20

A: A : masalah A : masalah
masalah belum teratasi teratasi
teratasi sebagian sebagian

P: P; P:
Melanjutkan Melanjutkan Lanjutkan intervensi
tindakan tindakan
keperawatan keperawatan
sesuai dengan sesuai dengan
intervensi ke 2, 3, intervensi ke 2, 3,
4, 5, 6, 8, 4, 5, 6, 8,
10, 10,
dan 11

I:
I: I:
- Memonitor EKG
- Memonitor tanda - Memonitor 12 sadapan
– tanda vital EKG 12 sadapan - Memonitor keluhan
klien - Memonitor nyeri dada klien
- Memonitor keluhan nyeri - Memonitor TTV
keluhan nyeri dada klien
dada klien - Memonitor TTV
- Memonitor - Memberikan
cairan tubuh edukasi klien
klien untuk melakukan
- Memonitor EKG aktivitas secara
12 sadapan bertahap
- Memonitor
SaO2 oksigen
- Memberikan
tekhnik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi
keluhan nyeri
klien

E: E: E:

- Dipsnea - Dipsnea - Dipsnea berkurang


berkurang berkurang
- Tekanan darah
- Tekanan darah - Tekanan darah
sudah tampak
membaik sudah tampak
membaik
- Kelelahan membaik
berkurang - Kelelahan
- Kelelahan berkurang
berkurang
D. 0055 S: S: S:
Klien mengeluh Klien mengatakan Klien mengatakan
lelah , sesak nafas masih mengeluh lelah sesak nafas
setelah lelah dan sesak setelah
beraktivitas dan nafas setelah beraktivitas sudah
klien merasa beraktivitas sudah hilang
dirinya lemah berkurang tetapi
klien masih lemah

O: O:
- Gambaran EKG - Gambaran EKG O:
menunjukkan menunjukkan
- Gambaran EKG
iskemia : iskemia :
menunjukkan
INFARK INFARK
iskemia : INFARK
didapatkan ST didapatkan ST
didapatkan ST
elevasi pada elevasi pada
elevasi pada lead II,
lead II, III, lead II, III,
III, dan aVf
dan dan
(STEMI Inferior)
aVf (STEMI aVf (STEMI
sudah nampak
Inferior) Inferior)
normal
- TD = 142/90 mengalami
- TD = 120 / 80
mmHg penurunan -
mmHg
- RR = 20 x / menit TD = 130/80 - RR = 19 x / menit
mmHg
- RR = 22 x /
menit

A: A:
masalah belum A : masalah
Masalah teratasi
teratasi teratasi
sebagian
sebagian

P: P:
P;
Melanjutkan Mengulangi
Melanjutkan
tindakan tindakan
tindakan
keperawatan keperawatan hingga
keperawatan
sesuai dengan klien merasa sehat
sesuai dengan
intervensi ke dan keluhan nyeri
intervensi ke 4,5.7
hilang. Tindakan
– 2,3,7,8 yang diulang pada
intervensi ke 4 dan 7

I: I: I:
- Memeriksa
- Memberikan -Memonitor
kondisi pasien
edukasi kepada perkembangan klien
penyebab
klien banyak -Membantu melatih
kelelahan istirahat dan ROM
- Menganjurkan makanan
tirah baring dihabiskan
- Memonitor
- Membantu
kelelahan fisik
melatih ROM
dan emosional
- Memberikan
aktivitas ringan
yang mampu
dijalankan

- klien
E:
E: E: - Klien sudah mampu
- Kelelahan beraktivitas ringan
- Kelelahan secara mandiri
menurun menurun
- Sesak nafas - Sesak nafas
berkurang setelah
- Gambaran EKG aktivitas
membaik menurun -
- Perassan lemah Gambaran
berkurang EKG
membaik
- Perasan
lemah
menurun
FORMAT RESUME

Nama Pasien : Ny. N Dx Medis : Diabetes Mellitus

Umur : 60 tahun No register :-

No. Hari/ DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI RASIONAL


Tgl/ Jam KEPERAWATAN

SENIN Perfusi perifer tidak Setelah di lakukan asuhan PERAWATAN SIRKULASI OBSERVASI
1 16/08/ efektif b.d hipertensi keperawtan selama 3x 24 (I.02079) - Untuk mengetahui
2021 akibat hipoglikemia d.d jam maka masalah perifer kemungkinan klien
Observasi
nyeri pada ekstremitas dan idak efektif dapat teratasi mengalami gangguan
tekanan darah meningkat Dengan kriteria hasil - Identifikasi faktor
sirkulasi
1. Nyeri ekstremitas resiko gangguan

menurun dari 3 ke 5 sirkulasi (mis.


TERAPEUTIK
2. Kelemahan otot menurun Diabetes, perokok,
- Untuk menjaga kondisi
dari 3 ke 5 orang tua, hipertensi
pasen agar tidak ditemukan
3. Tekanan darah sistolik dan kadar kolesterol
kasus yang tidak diinginkan
membaik dari 3 ke 5 tinggi)
- Untuk menjaga agar cedera
4. Tekanan darah distolik pasien tidak semakin parah
Terapeutik
membaik dari 4 ke 5
- Hindari pengukuran
tekanan darah pada Edukasi
ekstremitas pada
keterbatasan perfusi

- Hindari penekanan dan - Untuk membantu proses

pemasangan torniquet kesmbuhan pasien


- Untuk membantu
pada area yang cidera
menurunkan tekaan darah
Edukasi
pasen

- Anjurkan berolahraga - Agar tekanan darah pasien

rutin tetap tekontrol dan dalam

- Anjurkan menggunakan batas normal

obat penurun tekanan - Untuk mebantu


memperbaiki sirkulasi
darah, antikoagulan, dan pasien
penurun kolesterol, jika
perlu
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekakan darah
secara teratur
- Anjurkan program diet
untuk memperbaiki
ANsirkulasi( mis.
Rendah leAmak jenuh,
minyak ikan, omLega3)
- Informasikan tanda dan

gejala darurat yang harus


dilaporkan ( mis. Rasa
sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
2 SENIN Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan DUKUNGAN MOBILISASI Observasi
16/08/20 b.d penurunan kekuatan keperawatan selama 3x24 (I.05173) - Untuk mengetahui lokasi
01 otot d.d menngeluh sulit jam maka masalah maka serta keluhan dari pasien
menggerakkan masalah mobilitas fisik dapat Observasi - Mengetahui frekuensi
ekstremitas teratasi Dengan kriteria hasil - Identifikasi adanya jantung dan tekanan darah
Mobilitas fisik (L.05042) nyei atau keluhan fisik sebelum dilakukan
1. Pergerakan ekstremitas lainnya dukungan mobilisasi
meningkat dari 3 ke 5 - Monitor frekuensi
2. Kekuatan otot meningka jantung dan tekanan
Terapeutik
dari 2 ke 5 darah sebelum
3. Rentan gerak meningkat memulai mobilisasi - Membantu mobilisasi
dari 3 ke 5 Terapeutik pasien dengan alat bantu
4. Gerakan terbatas - Fasilitasi aktifitas untuk mempermudah
menurun dari 4 ke 5 mobilisasi dengan alat pasien
bantu mis pagar tempat
5. Kaku sendi menurun dari - Membantu pasien
tidur
3 ke 5 melkukan pergerakan
- Fasilitasi melakukan - Memberikan informasi
pergerkan, jika perlu pada keluarga untuk
- Libatkan keluarga untuk memberi dukungan pada
membantu pasien dalam pasien
meningkatkan pergerakan
Edukasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi - Memberikan informasi

- Ajarkan mobilisasi terkait tindakan yang akan

sederhana yang harus di dilakukan

lakukan mis duduk di - Membantu pasien dalam


mobilisasi sederhana
tempat tidu, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi

3 SENIN Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan asuhan MANAJEMEN Observasi


16/08/20 glukosa darah b.d keperawatan selama 3x24 HIPOGLIKEMIA (I.03113) - Mengetahui resiko pasien
hipoglikemia d.d jam maka masalah maka
01 kadar glukosa dalam masalah kestabila kadar mengalami hipoglikemia
daram menurun glukosa darah dapat teratasi Observasi - Mengetahui penyebab
- Identifkasi tanda dan hipoglikemia yang diderita
Dengan kriteri hasil gejala hipoglikemia pasien
1. Kadar glukosa dalam - Identifikasi kemungkinan
darah membaik dari 2 ke penyebab hipoglikemia
Terapeutik
5 Terapeutik
2. Lelah lesu dapat menurun - Batasi glucagon, jika - Menjaga gula darah pasien
dari 3 ke 5
perlu - Membantu pasien

- Berikan karbohidrat menentukan diet yang

kompleks dan protein sesuai dengan kondisinya

sesuai diet - Membantu

- Pertahankan akses IV, mempertahankan kondisi

jika perlu Edukasi pasien

- Anjurkan monitor kadar


glukosa darah Edukasi
- Jelaskan interaksi antara
- Mengetahui perkembangan
diet, insulin/agen oral,
kadar glukosa pasien
dan olahraga
- M
- Anjurkan pengelolaan
hipoglikemia(tanda dan - Memberikan informasi
gejala, faktor risiko dan terkait medikasi pada
pengobatan pasien
hipoglikemia) - Memberikan edukasi
- Ajarkan perawatan mandiri terkait medikasi pada
untuk mencegah pasien
hipoglikemia (mis. - Memberi informasi tanda
mengurangi insulin atau agen gejala hipoglikemia pada
oral dan/atau meningkatkan pasien
asupan makanan untuk - Memberi informasi terkait
berolahraga Kolaborasi perawatan secara mandiri
- Kolaborasi pemberian
dextros, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
glucagon, jika perlu
- Untuk membantu
penyembuhan pasien
- Untuk mengontrol gula
darah pasien

Anda mungkin juga menyukai