Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU INSTEK SC

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perioperatif 3


Yang dibina oleh bapak Arif Hadi S., SST

DISUSUN OLEH :
ISWANDI
P17211193054

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
AGUSTUS 2022
1. Definisi

Sectio caesaria adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen.Teknik


ini digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah
terjadi distres janin.Sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah
malposisi janin, plasenta previa, diabetes ibu, dan disproporsi sefalopelvis janin
dan ibu. Sectio sesarea dapat merupakan prosedurelektif atau darurat.

2. Indikasi

a) Indikasi Janin
- Melintang /sungsang
- Chepalo Pelvic Disproportion
- Placenta Previa
- Postmature
- Fetal Distress
- Pre Eklampsia Ringan / Pre Eklamsia Berat/ Eklampia
b) Indikasi Ibu
- Primi Tua Primer
- Riwayat PMS
- Riwayat SC dengan panggul sempit
- Riwayat SC klasik
c) Indikasi Waktu
- Kala II lama pada bekas SC ke II
d) Kekuatan
Keadaan ibu harus dilakukan SC jika daya mengejan lemah, ibu
berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi
tenaga.
e) Passage

- Cepalo pelvic disproportion / disproporsi kepala panggul yaitu


apabila bayi terlalu besar atau pintu atas panggul terlalu kecil
sehingga tidak dapat melewati jalan lahir dengan aman, sehingga
membawa dampak serius bagi ibu dan janin
- Plasenta previa  yaitu plasenta melekat pada ujung bawah uterus
sehingga menutupi serviks sebagian atau seluruhnya, sehingga
ketika serviks membuka selama persalinan ibu dapat kehilangan
banyak darah, hal ini sangat berbahaya bagi ibu maupun janin
- Tumor pelvis (obstruksi jalan lahir), dapat menghalangi jalan lahir
akibatnya bayi tidak dapat dikeluarkan lewat vagina
- Ruptura uteri imminent (mengancam) yaitu adanya ancaman akan
terjadi ruptur uteri bila persalinan dilakukan dengan persalinan
sponta
- Kegagalan persalinan: persalinan tidak maju dan tidak ada
pembukaan, disebabkan serviks yang kaku, seringterjadi pada ibu
primi tua atau jarak persalian yang lama (lebih dari delapan tahun)
- Penyakit ibu (eklamsia/ preeklamsi yang berat, DM, penyakit
jantung, kanker cervikal), pembedahan rahim sebelumnya (riwayat
sectio caesarea, ruptur rahim yang sebelumnya, miomektomi),
sumbatan jalan lahir
- Merupakan SC yang kedua : jarak persalinan SC sebelumnya < 2
tahun
f) Passanger

- Janin besar yaitu bila berat badan bayi lebih dari 4000 gram,
sehingga sulit melahirkannya
- Kelainan gerak, presentasi atau posisi ideal persalinan pervaginam
adalah dengan kepala ke bawah/ sefalik
- Gawat janin, janin kelelahan dan tidak ada kemajuan dalam
persalinan
- Hidrocepalus dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis
dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi lebih besar serta
terjadi peleberan sutura-sutura dan ubun-ubun, kepala terlalu besar
sehingga tidak dapat berakomodasi dengan jalan lahir
3. Kontraindikasi

Menurut Oxorn (1996), kontra indikasi dilakukan sectio cecarea yaitu :


a) Janin sudah mati atau berada dalam keadaan jelek sehingga kemungkinan
hidup kecil. Dalam keadaan ini tidak ada alasan untuk melakukan operasi
berbahaya yang tidak diperlukan
b) Kalau janin lahir, ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk
sectio cecarea ektra peritoneal tidak tersedia
c) Kalau dokter bedahnya tidak berpengalaman, kalau keadaannya tidak
menguntungkan bagi pembedahan atau kalau tidak tersedia tenaga asisten.

4. Komplikasi

Komplikasi dilakukannya sectio cecarea menurut Wiknjosastro (2002) antara lain:

a) Infeksi puerperal, dibagi menjadi 3 yaitu :


- Ringan, kenaikan suhu beberapa hari saja
- Sedang, kenaikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut
sedikit kembung
- Berat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik
b) Perdarahan disebabkan oleh banyak pembuluh darah yang terputus,
terbuka, atonia uteri serta perdarahan pada placental bed
c) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan bila reperitoneali
d) Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan sekarang

5. Persiapan pasien

a) Menyampaikan dan memberikan surat persetujuan opeasi ( Inform


Consent)
b) Menganjurkan pasien puasa 6 – 8 jam sebelum operasi
c) Pasien memakai baju khusus untuk masuk kamar operasi, melepas
perhiasan dan gigi palsu (jika ada)
d) Mempersiapkan pasien secara fisik dan psikis
e) Mengatur posisi supine (terlentang) di meja operasi.

6. Persiapan lingkungan

- Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin cauter, lampu


operasi, meja mayo, dan meja instrument
- Mempersiapakan linen steril dan instrument steril
- Memperiapkan tempat sampah agar mudah di jangkau
- Mengatur suhu ruangan
- Memasang perlak dan doek pada meja operasi, sarung meja mayo,
mempersiapkan linen steril dan instrument yang akan digunakan

PROSEDUR TINDAKAN

A. Lakukan Sign In
1. Setelah pasien ditidurkan terlentang (supinasi) dan mendapat
Spinal Anastesi Block (SAB), perawat sirkuler mengatur posisi
klien, memasang folley catheter no.16 dan mencuci lapangan
operasi dengan sabun antiseptic dan dikeringkan dengan doek kecil
steril. Perawat sirkuler pasang ground pada area tubuh pasien yang
berotot.
2. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning and
gloving.
3. Operator dan asisten melakukan surgical scrub, kemudian perawat
instrumen membantu operator dan asisten mengenakan handuk
steril + gown + handscone sterile sesuai ukuran.
4. Perawat sirkuler melakukan pencucian antisepsis pada lapang
operasi dengan povidone iodine 10%, kemudian dikeringkan
dengan duk kecil steril.

B. Lakukan Time Out


1. Perawat instrumen memberikan disinfeksi klem + povidone iodine
+ deepers dalam bengkok dan cucing kepada asisten untuk
dilakukan disinfeksi pada lapang operasi.
2. Pasang 1 underpad steril diatas paha dan genetalia pasien,
kemudian melakukan drapping pada area non sterile dengan 1 duk
besar (extrimitas bawah dan genetalia) + 1 duk besar (dada s/d
kepala) + 2 duk panjang (kanan+kiri) + 1 duk kecil (di tengah).
Fiksasi duk menggunakan duk klem 4 buah.
3. Pasang selang suction, ikat dengan kassa dan fiksasi pada drapping
dengan duk klem (1 buah).
4. Berikan pada operator kassa basah (1)+ kassa kering (1) untuk
membersihkan bekas povidon iodin.
5. Berikan pinset cirurrgis (1) pada operator untuk menandai area
incisi (marker)
6. Berikan hand fat mess no 20 (1) pada operator untuk menginsisi
kulit, dan berikan kassa kering dan klem mosquito (1) pada asisten
untuk rawat perdarahan.
7. Operator menginsisi kulit+ 15 cm s/d fat dengan hand fat mess no
20, rawat perdarahan
8. Berikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi
9. Kemudian tampak fasia, diinsisi dengan memberikan mess no 20
(1) + dijepit dengan memberikan pinset cirurgis (2)
10. Berikan gunting jaringan (1) pada operator untuk melebarkan fasia
sampai otot. Sedangkan asisten melebarkan lapangan operasi
dengan langenbeck.
11. Pada lapisan otot, di split / dibuka dengan tangan operator secara
tumpul.
12. Berikan pada operator gunting metzenbaum (1) dan pinset
anatomis (2) untuk menggunting peritonium
13. Berikan haag sectio untuk melebarkan lapang operasi, tampak
uterus gravidarum.
14. Operator melakukan blader flap pada plica vesica urinaria, berikan
pinset cirurgis (1)+ gunting metzenbaum (1) pada operator, serta
kokher (1) pada asisten.
15. Berikan hand fat mess no 22 pada operator untuk menginsisi uterus
dan suction perdarahan. Insisi dilakukan sampai terlihat kantong
amnion yang masih utuh.
16. Berikan 1 kokher pada operator untuk membuka kantong amnion
dan 1 bigkass basah.
17. Perawat instrumen menyingkirkan semua alat dan kassa kecil
disekitar lap. Operasi sebelum bayi dilahirkan.
18. Suction perdarahan+cairan ketuban, operator meluksir bayi I :
kaki-badan-kepala lalu mensuction cairan di mulut dan hidung bayi
dan mengusapnya dengan bigkass.
19. Berikan 2 pean besar untuk mengeklem tali tusat dan gunting
jaringan untuk memotong tali pusat ditengah-tengah klem.
20. Berikan bayi pada petugas bayi
21. Operator melakukan peregangan dengan memegang klem pean
pada tali pusat hingga placenta dapat dikeluarkan
22. Berikan 1 ring klem pada operator untuk membantu mengeluarkan
sisa placenta & eksplorasi cavum uteri terdapat perdarahan dan sisa
placenta.
23. Letakkan placenta pada bengkok dan pindahkan pada tempat
placenta
24. Berikan 4 ring klem pada operator untuk menjepit uterus
25. Berikan needle holder + jarum round besar + benang chromic no 1
+ 35 cm + pinset cirrugis untuk menjahit sudut uterus
26. Berikan needle holder + jarum round besar + benang chromic no 1
+ 75 cm + pinset cirrugis untuk lapisan pertama uterus
27. Berikan needle holder + jarum round besar + benang chromic no 1
+ pinset cirrugis untuk menjahit lapisan kedua uterus
28. Berikan steel deepers (kassa kering bersih, dilipat dan dijepit
dengan ring klem) secukupnya untuk rawat perdarahan, bila perlu
di lakukan jahitan pada uterus yang berdarah dengan chromic no 1
dengan jarum round.
29. Berikan pada operator needle holder + jarum round sedang +
benang cutgut plain no 2-0 + pinset anatomis untuk menjahit
lapisan retro uterus.
30. Berikan pada asisten steel deepers + suction untuk rawat
perdarahan
31. Berikan pada operator 4 klem peritonium untuk memfiksasi
peritonium agar mudah dijahit.
32. Berikan steel deepers secukupnya untuk mengidentifikasi
perdarahan..
33. Operator membersihkan rongga abdomen + suction cairan / darah
stolsel yang ada dalam rongga sampai bersih dan Inventarisasi
intrumen/alat & kassa sebelum peritonium di jahit.

C. Lakukan Sign Out


1. Berikan needle holder+ benang cutgut plain no2.0 dengan jarum
round besar untuk menjahit peritonium
2. Berikan benang plain no 2-0 untuk menjahit otot dengan jarum
round sedang dan pinset anatomis.
3. Berikan kokher 2 buah pada operator untuk menjepit fasia di
bagian proximal dan distal
4. Berikan needle holder + benang polyglactin no 1 + pinsetcirurrgis
untuk menjahit fasia
5. Berikan needle holder+ benang cutgut plain no 2-0 dengan jarum
cutting untuk menjahit fat
6. Berikan needle holder + benang glyconate monofilamen
absorbable no 3-0 + pinset cirurrgis + gunting jaringan + kassa
kering untuk menjahit kulit
7. Setelah luka tertutup, bersihkan luka dengan kassa basah+NS, lalu
keringkan dengan kassa kering, beri sterile tulle grass sesuai
panjang luka, dan tutup dengan hipafik.
8. Operator membersihkan vagina dengan deepers dan memastikan
cervix terbuka serta memberikan obat messoprostol tab (2
buah/supp) untuk membantu menghentikan perdarahan.
9. Operasi selesai, pasien dibersihkan, inventarisasi alat dan rapikan.
10. Perawat instrumen menginventaris alat-alat dan bahan habis pakai
pada lembar pemakaian bahan habis pakai, kemudian mencuci dan
menata kembali alat-alat pada intrumen set (yang akan disterilkan),
serta merapikan kembali ruangan

TABEL NAMA ALAT

a) Set Instrumen Persiapan Lingkungan

No Nama Alat Jumlah Fungsi

1. Meja mayo 1 buah Digunakan sebagai meja untuk


meletakkan berbagai instrument medis
saat operasi

2. Meja instrumen 3 buah Meja stainless stel untuk menempatkan


alat medis yang dikenal sebagai
instrument trolley atau troli instrumen
medis

3. Meja linen steril 1 buah Sebagai tempat linen steril

4. Meja operasi 1 buah Sebagai tempat untuk membaringkan


pasien yang akan dilakukan
pembedahan

5. Mesin suction 1 buah Untuk menghisap cairan yang tidak


dibutuhkan oleh tubuh pada proses
operasi, seperti darah,isi lambung, dsb

6. Mesin electro surgery 1 buah Sebagai alat bantu untuk proses


unit pembedahan

7. Plat diatermi 1 buah Untuk membakar pembuluh darah dan


mencegah pendarahan yang berlebihan

8. Lampu operasi 1 buah Untuk penerangan pada saat


pembedahan dikamar operasi, dimana
fungsi utama alat ini yaitu untuk
menerangi objek pada saat tindakan
operasi yang ditempatkan diruang
operasi

9. Tempat sampah infeksius 1 buah Digunakan untuk membuang sampah


dan non infeksius medis maupun non medis baik
dilingkungan rumah sakit ataupun di
tempat operasi

10. Gunting verband 1 buah Alat medis yang biasa digunakan untuk
kebutuhan bedah dan obgyn

11. Lampu rontgen 1 buah Untuk membaca hasil film rontgen

a) Set Intrumen Dasar

No Nama Alat Jumlah Fungsi

1. Desinfeksi klem 2 buah Berfungsi untuk memegang atau


mengambil alat dan bahan medis steril
supaya tetap terjaga dalam kondisi steril

2. Doek klem 5 buah Berguna untuk menjepit kain, terutama

kain operasi atau fiksasi kanul suction

3. Gunting matzembaum 1 buah Berguna untuk memotong jaringan


halus dan pembedahan tumpul,
menggunting benang, menggunting
balutan

4. Gunting mayo 1 buah Untuk menggunting jaringan kasar

5. Pinset chirugis sedang 2 buah Berfungsi untuk menjepit dan menahan


dan panjang jaringan secara lebih kuat pada waktu
diseksi dan penjahitan luka, serta
memberi tanda pada kulit sebelum
memulai insisi

6. Pinset anatomis sedang 2 buah Berfungsi untuk menjepit jaringan yang


dan panjang tipis dan lunak, menjepit kassa sewaktu
menekan luka

7. Handle Mess no.4 1 buah Salah satu instrument yang digunakan


dalam instrument bedah / obgyn yang
digunakan untuk pegangan pisau
operasi atau blade .
Manfaat :
-operasi
- khitan
- debridement luka dll

8. Klem pean bengkok 4 buah Berfungsi untuk mengklem atau


besar menjepit jaringan tubuh maupun
pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan dalam operasi

9. Klem kocher 2 buah Menjepit cukup kuat sehingga jaringan


yang kecilpun ikut terjepit
10. Needle holder 1 buah Pemegang benang – benang

11. Bengkok Besar 1 buah Tempat untuk meletakkan air

12. Kom / Cuccing 2/2 buah Untuk meletakkan alat


yang telah digunakan (kotor)
13. Gunting benang 1 buah Untuk memotong benang - benang

14. Suture scissors 1 buah Untuk menggunting jahitan luka

15. Mosquito klem 2 buah Ukurannya lebih kecil dari klemarter


pean. Berfungsi untuk mengklem atau
menjepit jaringan tubuh maupun
pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan dalam operasi pada jaringan
tipis dan lunak.

16. Arteri van pean straight 4 buah Ujungnya tidak bergigi. Berfungsi
medium untuk memegang jarum dan homeostatis
terutama pada jaringan tipis dan lunak

17. Arteri van cocher 4 buah Ujungnya bergigi berfungsi untuk


straight medium memegang benang

18. Hemostatik klem pean 1 buah Untuk menjepit jaringan tubuh darah
maupun pembuluh darah dan Untuk
menghentikan perdarahan saat operasi

19. Langenback 2 buah Untuk mengait lokasi sayatan agar


terbuka lebar

20. Wundhaken 2 buah Untuk memisahkan dan memanipulasi


tepi sayatan atau luka bedah atau untuk
menahan organ dan jaringan
dibawahnya sehingga bagian tubuh
dibawahnya dapat diakses

21. Nald voeder 2 buah instrumen yang digunakan untuk


menjepit atau memegang needle hecting
(jarum jahit) pada penjahitan luka saat
melakukan operasi maupun tindakan
medis lainnya
22. Kanul suction 1 buah Berfungsi untuk menghisap secret,
darah, maupun cairan lainnya yang
timbul saat
prosedur operasi
23. Baskom besar 1 buah Sebagai tampat atau
wadah untuk meletakkan sampah bekas
kapas atau
perban atau alat- alat kecil lainnya yang
digunakan
pada saat operasi
24. Jarum round 1 / 2 buah Jarum untuk penjahitan pembuluh darah
sedang/besar atau usus

25. Jarum cutting 1 buah Berfungsi untuk menjahit kulit. Tipnya


sangat tajam untuk memudahkan proses
penjahitan
b) Set Instrumen Tambahan

No Nama Alat Jumlah Fungsi

1. Ring klem/ fenster 3 buah Untuk menjepit jaringan atau dinding


rahim

2. Peritoneum klem 4 buah Untuk menekan jaringan selaput


peritonium atau perut

3. Ricadson 1 buah Untuk menangkap jaringan lunak organ


dalam tubuh.

c) Bahan Habis Pakai

No Nama Alat Jumlah Fungsi

1. Hand scoon 6½/ 7/ Sesuai Mencegah terjadinya infeksi silang serta


7½/8 kebutuhan mencegah penularan kuman, digunakan
untuk keperluan bedah dan operasi

2. Mess No.22 1 buah Untuk insisi

3. U – Pad steril / on steril 3 – 2 buah Alas kain sprei yang mudah menyerap
dan menahan cairan dengan cepat
sehingga membuat tempat tidur pasien
terjaga

4. NaCL 0,9% 500 cc/ 1 buah Aquades dan NaCl berfungsi untuk
Aquadest 1L pelarut atau pengencer

6. Benang Cromic No.2 1 buah Untuk menjahit luka atau robekan

7. Benang T – Plain No 1 buah Untuk menjahit jaringan lunak seperti


1.0/2.0 sub cutan,otot, uterus,dan usus.
Bemamg ini doserap tubuh 3-7 hari

8. Benang T – Vio no 1.0/ 1 buah Untuk menjahit organ dalam atau


2.0 jaringan sub kutis, berguna dalam
menangani luka yang dalam yang
memerlukan jahitan dalam sebelum
jahitan kulit dilakukan

9. Benang monocyn 3 - 0 1 buah Until ligasi ( mengikat ) pembuluh


darah atau aproksimasi
(mengikat/menyatukan jaringan)

10. Kassa/ Deppers 20/ 10 buah Deppers : Untuk membersihkan bagian


pembedahan dan sekitarnya dengan
sistem kerja menyerap darah

Kassa : Sebagai pelindung luka agar


tetap bersih dan kering.

11. Cateter No.16 / 1 buah / Cateter no.6 : Untuk membantu


Urobag/ Jelly secukupnya mengosongkan kandung kemih

Urobag : Sebagai wadah air urine atau


cairan dari tubuh

Jelly : Untuk memudahkan pemasangan


kateter ventrikel,kateter peritonial,

12. Spuit 10 cc 1 buah Untuk meletakkan cairan atau gas atau


obat yang akan digunakan untuk
memberikan tindakan pasien

13. Sufratulle 1 buah Untuk melindungi luka operasi dari


infeksi sekaligus membantu
penyembuhan luka

14. Hipafix secukupnya Untuk mengencangkan pembalut luka


untuk area yang lebar

Anda mungkin juga menyukai