Disusun Oleh:
Muhammad Fahrizal, S.Kep
NIM. 11194692210143
Disusun Oleh:
Muhammad Fahrizal
NIM: 11194692210143
Menyetujui,
3. Patofisiologi
Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL.
Namun kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan
berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan
volume plasma, ini disebut sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan
yang normal selama kehamilan. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat
dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari- hari. Zat dalam makanan
seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan,
tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu dan
transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin
harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah
kelahiran. Selama trimester ketiga, jika asupan zat besi wanita tersebut tidak
memadai, hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat
terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat
besi ke janin.
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan
perfusi ke organ ,termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospas
memerupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler
menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.
Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari
sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan
kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai
pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehingga dapat berakibat
terjadinya Intra Uterin (Growth Retardation 2015).
4. Pathway
Preeklamsia Berat
Sectio Caesarea
Post operasi SC
HB kekurangan
cairan
suplai o2
Risiko syok
kelemahan
Defisit
perawatan diri
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Darah Lengkap dan Apusan Darah
- Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
- Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
- Trombosit menurun (nilai rujukan 150.000-450.000/mm3)
2) Urinalisis ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi Hati
- Bilirubin meningkat (N= < 1 mg/dL).
- LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.
- Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 uL.
- Serum Glutamat Pirufat Transaminase (SGPT) meningkat (N= 15-
45 u/ml)
- Serum Glutamat Oxaloacetic transaminase (SGOT) meningkat (N=
< 31 u/ml)
- Total protein serum menurun (N= 6,7 – 8,7 g/dL)
4) Tes Kimia Darah
Asam urat meningkat> 2,7 mg/dL, dimana nilai normalnya yaitu 2,4 –
2,7 mg/dL
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Ultrasonografi (USG).
Hasil USG menunjukan bahwa ditemukan retardasi perteumbuhan
janin intra uterus. Pernafasan intra uterus lambat, aktivitas janin
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan kardiotografi menunjukan
bahwa denyut jantung janin lemah
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan Sectio Caesarea, data yang dapat
ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan
persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan
plasenta previa.
1) Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit
nomor register , dan diagnosa keperawatan.
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
b) Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban
yang keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti
tanda-tanda persalinan.
c) Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM,
HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit
tersebut diturunkan kepada klien.
4) Pola-pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah
dini, dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta
kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan
masalah dalam perawatan dirinya
b) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan
karena dari keinginan untuk menyusui bayinya.
c) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan
tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan
keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
d) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering
/susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena
terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari
uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut
untuk melakukan BAB.
e) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah
persalinan
f) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain.
g) Pola penagulangan steril
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
h) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka
janhitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif
klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat
bayinya
i) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya,
lebih-lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi
perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
j) Pola reproduksi dan social
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena
adanya proses persalinan dan nifas.
5) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
b) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid,
karena adanya proses menerang yang salah
c) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata,
konjungtiva, dan ng keadaan selaput mata pucat (anemia)
karena proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera
kunuing
d) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
e) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-
kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
f) Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiper
pigmentasi areola mamae dan papila mamae
g) Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih
terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
h) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
i) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena
rupture
j) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
k) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah
turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d efek agen farmakologis
(anestesi)
2) Konstipasi b.d efek agen farmakologis (anestesi)
3) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
4) Defisit perawatan diri b.d kelemahan
5) Risiko syok
6) Risiko Infeksi
3. Intervensi Keperawatan
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI