Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN SIRUP MADU SAFFRON TERHADAP DURASI

PERSALINAN : LITERATURE REVIEW

Kelompok 2
Anisya Aulia Rahim
Dea Lailani Giopani
Ima Noorhayati
Istiqomah
Ummi Alimah

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
Informasi Artikel Yang Di Review

Artikel Pertama
Tema : Persalinan
Judul : The Effectivennes of glucose and honey
solution on the duration of second stage of labor in primigravida
Penulis : Nabilah Vista, Podojoyo, Eprila
Tahun : 2021
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : Journal of maternal and child health
scines (JMCHS) Vol 1, Edition 2 ; Desember, 2021
Situs/Website Sumber Data : https://doi.org/10.36086/jakia.v1li.1046

Artikel Kedua
Tema : Persalinan
Judul : The effect of Honey Saffron syrup on
the duration of labor of nulliparous Women: a single-blind clinical trial
Penulis : Hana Sohrabi, Ronak Shahoei
Tahun : 2022
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : scientific journal of nursing, midwifery
and paramedical faculty, 2022; Vol 7 (4), spring, oo 13-25
Situs/Website Sumber Data : http://sjnmp.muk.ac.ir/browse.php?
a_id=464&sid=1&slc_lang=en&ftxt=1

Artikel Ketiga
Tema : Persalinan
Judul : The Effect of Honey Saffron Syrup on
Labor Progression in Nulliparous Women
Penulis : Sheno Ghaderi,Fazraneh Zaheri, Bijan
Nouri and Roonak Shahoei
Tahun : 2019
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : Journal of Pharmaceutical Research
International 28(4): 1-8,2019 ; article no.JPRI.47980
Situs/Website Sumber Data :
https://www.researchgate.net/profile/Roonak-Shahoei/publication/334431462_The_Effect_of
_Honey_Saffron_Syrup_on_Labor_Progression_in_Nulliparous_Women/links/
5e0e593992851c8364adc488/The-Effect-of-Honey-Saffron-Syrup-on-Labor-Progression-in-
Nulliparous-Women.pdf

Isi Review
A. Latar Belakang
Menurut WHO dalam Modul Penanganan Komplikasi Persalinan sekitar 8% kematian
maternal di negara berkembang disebabkan oleh persalinan lama. Di Indonesia persalinan
lama berada pada peringkat ke-5 penyebab utama kematian ibu. Angka kejadian persalinan
lama di Indonesia 9% dari keseluruhan angka kematian ibu dan 3%-5% dari proses
kelahiran. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) melaporkan
mayoritas komplikasi tertinggi pada persalinan adalah persalinan lama dan 30% ibu
dengan persalinan lama melahirkan secara sectio caessaria.
Pemberian asupan oral yang adekuat selama persalinan merupakan salah satu cara
mencegah terjadinya persalinan lama. Pemberian nutrisi bertujuan agar his tetap adekuat
dan memberikan tenaga bagi ibu untuk meneran sehingga diharapkan waktu persalinan
berlangsung normal bahkan cepat. Hal ini dikarenakan otot-otot rahim memerlukan bahan
bakar untuk melakukan kontraksi dan berdilatasi secara optimum. Pemberian makan dan
minum dapat mengurangi resiko terjadinya gangguan his sehingga durasi persalinan tidak
memanjang. Selanjutnya, pemberian nutrisi dan hidrasi mencegah terjadinya hipoglikemia
atau gula darah rendah yang dapat menyebabkan kurangnya tenaga bagi ibu bersalin.
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya prolonged labor adalah dengan
mengkonsumsi minuman yang mengandung kalori tinggi. Konsumsi cairan glukosa dan
madu membantu menjaga kadar glukosa darah, menurunkan risiko dehidrasi dan kelelahan,
serta mengoptimalkan konsentrasi glukosa darah sehingga mengurangi resiko terjadinya
persalinan lama. Aktifitas fisik saat persalinan membutuhkan energi melalui
metabolismanaerob yang berasal dari glukosa dan fruktosa. Oleh karena itu disarankan
peningkatan penyerapan glukosa dari luar. Selanjutnya, minuman glukosa dan madu dipilih
sebagai alternatif asupan oral selama persalinan karena waktu yang dibutuhkan glukosa
untuk menjadi energi relatif cepat sehingga tepat diberikan kepada ibu selama persalinan.
Abad ke-21, Saffron (Crocus sativus Linn.) telah digunakan sebagai bahan makanan di
berbagai belahan dunia sejak zaman kuno. Saffron juga digunakan dalam pengobatan
tradisional dalam perawatan berbagai jenis penyakit. Saffron telah tertulis dalam resep
tradisional termasuk obat-obatan Cina ,Ayurveda dan Yunani. Di Ayurveda, saffron
digunakan untuk mengobati penyakit kronis seperti asma dan arthritis. Saffron juga
digunakan untuk mengobati batuk dan demam2.
Crocus sativus telah dilaporkan sebagai obat penenang, ekspektoran, anti asma,
antikanker, dan antihiperlipidemia. Saffron (Crocus sativus L.) merupakan tanaman dari
famili Iridaceae, umumnya dibudidayakan di Iran dan beberapa negara lain. Zat pahit yang
berasal dari pigmen karotenoid safranal dan crocin yang merupakan komponen penting
dari saffron yang bisa dikatakan memiliki efek farmakologis (Melnyk et al., 2010; World
Health Organization, 1999). Beberapa penelitian menyelidiki banyak penerapan saffron
termasuk induksi untuk abortus, meningkatkan kontraksi uterus, analgesik dan anti
inflamasi, anti-kecemasan, obat penenang , dan nyeri persalinan, Beberapa buku teks
pengobatan tradisional menyebutkan bahwa saffron memiliki efek induksi pada otot polos
rahim, dan pengobatan Tiongkok merekomendasikannya digunakan untuk menoragia,
persalinan yang sulit, dan perdarahan pascapartum. Namun, saffron diyakini dapat
membahayakan janin pada trimester pertama selama organogenesis. Namun, konsumsi
sedang (0,5 - 2 g per hari) setelah trimester pertama dapat meningkatkan elastisitas
jaringan rahim dan memfasilitasi persalinan. (Sadi, Mohammad-Alizadeh-Charandabi,
Mirghafourvand, Javadzadeh, & Ahmadi-Bonabi, 2016)
Saffron memiliki efek melalui stimulasi langsung otot polos rahim dan relaksasi pada
leher rahim. Persalinan yang sulit dapat dicegah dengan penggunaan safron yang tepat
melalui persalinan. Kontraksi otot rahim selama persalinan membutuhkan sumber glukosa
yang kaya. Madu mengandung campuran air, karbohidrat dan mineral yang mengandung
glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Fruktosa secara perlahan dilepaskan dalam aliran darah dan dengan demikian menjaga
energi individu, itulah sebabnya madu dapat menjadi sumber karbohidrat yang efektif.
Menurut penelitian yang dilakukan herbal sebagai obat dan berbagai kegunaannya dalam
pengobatan tradisional. Pengobatan tampaknya menjadi alternatif yang baik dalam hal ini.
Safron di antara beberapa tanaman herbal lain sebagaimana fasilitator dalam pengobatan
tradisional untuk proses persalinan dan memiliki pengurang nyeri (Ahmadi Sadiqeh, Dkk
2017)

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian sirup madu saffron terhadap durasi persalinan
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengaruh lama pemberian sirup madu saffron
b. Mengidentifikasi Durasi persalinan

C. Metode penelitian
1. Jenis metode
Penelitian yang digunakan dalam penelitian in adalah studi literatur atau literature
review, dimana mahasiswa mengelola tiga jurnal yang berkaitan dengan tindakan
kasus kebidanan. Kemudian, akan Pencarian Literature
dilakukan analisa data dengan menggunakan tekmik
Data Base: Google Scholar
pendekatan paratif atau deskriptif dalam tulisan ini.

2. Sumber Data
Dalam pénggunaan data yang tersedia dalam penelitian in merupakan data
Hasil pencarian menggunakan kata kunci
sekunder dengan didapat tidak dari (n=11)
penglihatan dengan instan, namun didapat
berdasarkan hasil penelitian yang sudah diperoleh dari peneliti-peneliti tahun lampau
Sumber data sekunder yang diperoleh seperti artikel atau jurnal yang akurat bereputast
baik nasional maupun internasional dengan
Jurnal disaring tema dan
atas judul yangabstrak
sudah ditentukan Sumber data
sekunder yang didapat berupa artikel jurnal Pencarian literatur dalam literature review
ini menggunakan data base yaitu Google Schoolar

Hasil pencarian yang diproses Hasil pencarian yang tidak


kembali (n=4) diproses kembali (n=7)

Jurnal disaring kembali atas dengan


melihat keseluruhan teks

Hasil pencarian yang akan


Hasil pencarian yang tidak
diproses kembali (n=3)
diproses kembali (n=1) 

 Penyaringan daftar referensi dari jurnal yang diproses 5 tahun terakhir


(2018-2022)

 Jurnal yang relevan dengan penelitian ini (n=3)


D. Hasil
- Negara

- Metode/desain penelitian
- Mapping Data
Tema Sub Tema Kode Artikel
a. karakteristik - Usia 18 - 38 tahun - 1,2
responden yang - 1,2,3
- Primigravida dan
meminum sirup
Nullipara
madu safron
b. Fungsi sirup madu - Mempercepat durasi - 1
safron kala II, waktu - 2,3
tercepat 13 menit dan
waktu terlama 30
Menit
- Membantu kontraksi
c. Pemberian sirup - 750 g sirup safron - .3
madu safron dan 75 g madu
campurkan ke 450 ml
air

D. Pembahasan
1. Karakteristik responden yang meminum sirup madu saffron
Durasi persalinan merupakan lamanya waktu yang berlangsung dari terjadinya
dilatasi serviks hingga lahirnya bayi dan plasenta. Menurut Mochtar , durasi
persalinan yang termasuk persalinan normal adalah kurang dari 24 jam untuk
primigravida dan kurang dari 18 jam untuk multigravida. Pada penelitian Vista, N
dkk 2021 responden penerima pemberian sirup madu saffron yaitu mulai dari usia
14 sampai dengan 26 tahun.
Penelitian oleh Fathi et al., dalam Ghaderi,S dkk 2019. Durasi persalinan
merupakan lamanya waktu yang berlangsung dari terjadinya dilatasi serviks
hingga lahirnya bayi dan plasenta. durasi persalinan yang termasuk persalinan
normal adalah kurang dari 24 jam untuk primigravida dan kurang dari 18 jam
untuk multigravida Selanjutnya, persalinan lama pada kala II adalah persalinan
yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan lebih dari 1 jam. sampel,
intervensi dimulai pada dilatasi 4 cm. Pada kelompok intervensi pertama wanita
berusia 18-38, nulipara, usia kehamilan 38-41 minggu, nyeri persalinan yang
mulai impulsif, berpartisipasi dalam mengkonsumsi sirup madu safron dikaitkan
dengan penurunan durasi fase aktif persalinan dan rata-rata intensitas nyeri
terhadap lama persalinan pada wanita nulipara.
Pada hasil penelitian Sohrabi, H dan Shahoei, R 2022 rata - rata usia yang di
berikan sirup madu saffron pada ibu nulipara yaitu 24,6 sampai dengan 34,8 tahun
dengan usia kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 40 minggu.
2. Fungsi sirup madu saffron
Fungsi sirup madu saffron ini adalah untuk mempercepat durasi kala II
Pemberian sirup madu safron memberikan efek percepatan durasi persalinan pada
kala 2 yang mana waktu tercepat 13 menit dan waktu terlama 30 menit (Vista, N
Dkk 2021).
Saadi et al. dan Ali Akbari Sichani dalam penelitian Ghaderi, S dkk 2019
menunjukkan bahwa pemberian safron efektif dalam kesiapan serviks, persiapan
serviks sangat penting untuk keberlangsungan persalinan.
Pada hasil penelitian Sohrabi, H dan Shahoei, R 2022 menyatakan saffron
memiliki khasiat yaitu meningkatkan ketahanan jaringan rahim dan menciptakan
kontraksi rahim yang efektif bagi ibu yang akan melangsungkan persalinan.
3. Pemberian sirup madu saffron terhadap durasi persalinan
Dosis pemberian sirup madu saffron dalam penelitian Ghaderi,S dkk 2019
yaitu sebanyak 750 mg saffron dan 75 g madu di larutkan ke 450 ml air.
(Ghaderi,S dkk 2019)
Konsumsi sirup madu saffron selama kehamilam trimester 3 akhir sebanyak 0,5
- 2 g sehari akan memberikan efek elastisitas jaringan rahim dan efek relaksasi
pada serviks. (Ghaderi, S dkk 2019)
Pemberian sirup madu saffron menyebabkan percepatan kontraksi otot rahim
sehingga membuat persalinan menjadi singkat. Madu yang terkandung dalam sirup
saffron memiliki kadar glukosa yang tinggi sehingga membuat kontraksi otot
rahim menjadi cepat. Kontraksi otot rahim memerlukan sumber glukosa yang
tinggi selama masa persalinan (Ghaderi, S ddk 2019).
Pemberian sirup madu saffron secara oral efektif terhadap kemajuan persalinan
wanita nulipara baik kala I,II, dan III. Sirup madu safrron memiliki peran penting
dalam memberikan stimulasi dan dan itensitas kontraksi rahim, sehingga sirup
madu saffron memiliki efek positif dalam mengurangi lamanya masa persalinan.
(Ghaderi,S dkk 2019)

E. Simpulan
Dari 3 jurnal yang kami temukan dan dilakukan literature review di temukan
bahwa pemberian sirup madu saffron terbukti agar his tetap adekuat dan memberikan
tenaga bagi ibu untuk meneran sehingga diharapkan waktu persalinan berlangsung
normal bahkan cepat. Hal ini dapat di gunakan untuk salah datu alternatif terapi
nonfarmakologis yang dapat di gunakan dalam pelayanan komplementer kebidanan
khususnya pada ibu mau bersalin untuk memenuhi nutrisi pada saat persalinan.
F. Rekomendasi
1.Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan agar Fasilitas Kesehatan dapat menjadikan Pemberian Sirup
Saffron menjadi salah satu intervensi yang dapat dilakukan bidan dalam memberikan
terapi komplementer non farmakologi yang sesuai dengan standar pelayanan asuhan
kebidanan khususnya dalam pemberian nutrisi pada ibu bersalin.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan agar dapat memperkaya literature perpustakaan terkait
penatalaksanaan Pemberian Sirup Saffron sebelum persalinan dengan intervensi
kebidanan komplementer dan intervensi kebidanan komplementer menjadi salah satu
mata ajar yang dipelajari lebih mendalam.
G. Saran
Penggunaan safron dapat dipertimbangkan untuk menjadi salah satu terapi
komplementer dalam pelayanan kebidanan terutama asuhan kebidanan pada ibu bersalin
untuk memgurangi durasi pada waktu persalinan.
Lampiran

KET: ARTIKEL ASLI

Anda mungkin juga menyukai