Abstrak
Menyapih merupakan proses bertahap yaitu awal mula dengan mengurangi pemberian
ASI (Air Susu Ibu) sampai dengan berhentinya pemberian ASI. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO, 2015) merekomendasikan bahwa bayi menerima ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
dan dilanjutkan menyusui sampai 2 tahun. Metode dalam menyusun scoping review ini
menggunakan panduan Arksey dan O’ Malley. Hasil yang didapatkan dari 8 artikel terdapat
metode yang digunakan dalam menyapih anak yaitu BLW (Baby Led Weaning) dan TW
(Traditional Weaning). Psikologis ibu meliputi rasa cemas, khawatir, sedih hal ini biasa
dirasakan ibu ketika akan menyapih anak. Faktor-faktor yang mempengarui penyapihan
diantaranya tingkat pendidikan orang tua, informasi penyuluhan dari tenaga kesehatan,
norma & budaya.. Tema yang ditemukan dalam ulasan ini adalah Pengalaman ibu
dalam menyapih anak yaitu metode yang digunakan dalam menyapih anak, psikologis ibu
dalam menyapih anak, dan faktor-faktor yang memepengaruhi penyapihan. .
1. Introduction
Menyapih adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur-angsur
ataupun sekaligus yang dapat disebabkan oleh anak untuk berhenti menyusu atau ibu yang
berhenti menyusui anaknya, atau kedua belah pihak dengan berbagai alasan. Menyapih
merupakan proses bertahap yaitu awal mula dengan mengurangi pemberian ASI (Air Susu
Ibu) sampai dengan berhentinya pemberian ASI. World Health Organization (WHO)
menetapkan untuk memberikan ASI pada bayi baru lahir hingga anak usia 2 tahun dengan
didampingi pemberian makanan tambahan (Gürarslan Baş, Karatay and Arikan, 2018).
Menyusui, dimulai dari bayi lahir sampai enam bulan dan berlanjut hingga usia 2 tahun.
Meningkatkan angka menyusui di seluruh dunia dapat menyelamatkan lebih dari 820.000
anak usia dibawah 5 tahun atau balita. Selain meningkatkan kelangsungan hidup anak,
menyusui mendukung perkembangan otak yang sehat terkait dengan kinerja yang lebih tinggi
dalam tes kecerdasan di kalangan anak-anak dan remaja di semua tingkat pendapatan.
Apabila penyapihan dilakukan usia kurang dari 2 tahun mengakibatkan nutrisi yang diberikan
kepada anak belum cukup. Dampak dari penyapihan dengan cara yang salah akan
mengakibatkan bonding attachment yang telah terjalin antara ibu dan anak selama menyusui
akan terganggu sehingga anak akan merasa ditolak oleh ibunya. Selain itu cara menyapih
dengan mengoleskan obat merah pada puting susu akan menyebabkan anak mengalami
keracunan (UNICEF, 2018 ).
Persentase anak yang mendapat ASI dan mengonsumsi makanan pendamping ASI
mencapai 74% pada kelompok umur 12-17 bulan. Persentase anak yang tidak mendapat ASI
41% pada umur 18-23 bulan. Sedangkan indikator Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2015)
merekomendasikan bahwa bayi menerima ASI eksklusif untuk pertama 6 bulan hidup dan
menyusui yang terus melampaui pertama atau tahun kedua kehidupan selama sebagai
dianggapnya keluarga yang sesuai. Pada tahun 2011, 26,7% bayi di Amerika Serikat disusui
pada usia 12 bulan, naik dari 22,7% pada tahun 2006 (Mastouri et al., 2017).
Sebagian besar ibu melakukan penyapihan dengan menggunakan metode tradisional.
Metode tradisional yang paling populer digunakan oleh ibu adalah dengan memberikan cairan
dengan rasa tidak enak misalnya lidah buaya (Subra Murra) pada puting susu, menggunakan
alternatif sebagai dot, memberikan zat merah, dan menempatkan kopi di puting susu (Moraes
et al., 2016). Sebagian ibu menganggap bahwa menyusui adalah simbol yang baik menjadi
ibu. Perasaan khawatir, cemas, dan hancur, rugi itu yang biasanya terjadi ketika ibu akan
menyapih anaknya. Psikologis ibu merupakan hal yang perlu dikaji agar dapat melakukan
penyapihan dengan tepat (Arden and Abbott, 2015).
Faktor yang mempengaruhi penyapihan diantaranya tingkat pendidikan orang tua, norma-
norma budaya, informasi dari tenaga kesehatan, waktu penyapihan. Penyapihan ASI yang
dilakukan dengan waktu kurang dari dua tahun dapat mempengaruhi konsumsi ASI karena
dapat menyebabkan nutrisi dan zat proteolitik yang terkandung dalam ASI tidak dapat diserap
oleh tubuh anak sehingga dapat mengganggu proses pencernaan dan meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme dalam saluran pencernaan. Usia menyapih yang terjadi rata-
rata ibu menyapih anaknya yang berusia kurang dari 2 tahun. Penyapihan yang dilakukan
kurang dari 2 tahun biasanya dipengaruhi oleh faktor budaya yang sudah ada sebelumnya
karena keyakinan ibu memainkan peran penting dalam menentukan perilaku ibu terhadap
praktik penyapihan (Brown & Lee, 2011).
Penelitian tentang menyapih anak sudah pernah dilakukan di Negara berkembang dan
Negara maju dalam penelitian milik (Spyreli et all (2019), Arden & Abbot (2015), Sammour
et all (2012). Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pengalaman ibu dalam
menyapih anak dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi penyapihan, metode yang
digunakan dalam menyapih anak, dan psikologis ibu dalam menyapih anak. Menyusui dan
menyapih adalah domain penting pada kesehatan anak akan tetapi pada kenyataannya masih
kurangnya perhatian dari penyedia layanan kesehatan terkait dengan penyapihan (Abu Hamad
& Sammour, 2013).
2. Metode
Ulasan ini menggunakan metode tinjauan pengelompokan dengan pedoman dari (Arksey
and O’Malley, 2005) yang memiliki lima tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam
ulasan scoping review ini terdiri dari :
2.2.2 Database
Adapun tools yang digunakan untuk mencari artikel yang relevan dalam menyusun
scoping review ini ada 4 database yaitu Wiley Online Library, Ebsco, Science Direct, dan
Pubmed.
ka
Ide
fi
ni
Studies included (n = 8 )
2 Bewket Zeleke Cross- sectional Usia anak, pendidikan, suami, dan sarana
et al, 2017, dengan wawancara, penyapihan termasuk faktor- faktor yang
Ethiopia, A ibu yang mempunyai memepengaruhi ibu dalam menyapih anak
anak usia 6-23 tahun.
4 Arden & Abbott, Kualitatif dengan Metode yang digunakan ibu dalam
2015, UK, A wawancara, 15 ibu menyapih anaknya dengan metode BLW
(Baby Lead Weaning) dengan memberikan
pengenalan makanan padat yang sehat
untuk bayinya. Perasaan sedih, hancur,
cemas dirasakan ketika ibu ingin menyapih
anaknya.
5 Abu Hamad & Cross-sectional dengan Metode yang digunakan ibu dalam
Sammour, 2013, memeberikan menyapih anak dengan metode tradisional.
Gaza, A kuesioner, 285 ibu
yang mempunyai anak
usia 6-24 bulan.
7 Amy Brown & Cross-sectional dengan Metode yang digunakan oleh ibu dalam
Lee, 2011, UK, wawancara, 36 ibu menyapih anak adalah BLW dengan
A yang mempunyai anak memberikan memperkenalkan makanan
usia 12-18 bulan. pendamping.
4. Kesimpulan
Berdasarkan dari 8 artikel ditemukan metode yang digunakan dalam menyapih terbagi
menjadi dua metode yaitu metode Baby Led Weaning (BLW) dan Tradisional Weaning
(TW), psikologis dalam penyapihan biasanya ibu mengalami perasaan sedih, cemas, hancur
karena tidak siap untuk menyapih anaknya, faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyapihan
diantaranya tingkat pendidikan orang tua, norma-norma budaya, informasi dari penyuluh
kesehatan. Adapun literature gap dalam review artikel ini adalah WHO merekomendasikan
kepada ibu untuk melakukan penyapihan usia 2 tahun, sedangkan rata-rata penyapihan
dilakukan pada usia < 2 tahun.