Anda di halaman 1dari 12

JURNAL INFORMATIKA, Vol.5 No.1 April 2018, pp.

22~33
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247 22

Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan


Status Gizi Balita Menggunakan Metode
Fuzzy Tsukamoto
1 2
Dewi Ayu Nur Wulandari , Arfhan Prasetyo
1
AMIK BSI Karawang
email: dewi.dan@bsi.ac.id
2
AMIK BSI Bogor
email: arfhan.afp@bsi.ac.id

Abstrak
Masalah gizi anak masih menjadi masalah nasional. Ciri khas anak yang sehat harus dilihat dari
tumbuh dan berkembang. Untuk memastikan bahwa perkembangan anak balita optimal dan
untuk mengantisipasi malnutrisi yang dapat mempengaruhi balita, diperlukan teknik untuk
menilai status gizi anak. Status gizi anak balita perlu dipantau terus menerus, karena status gizi
balita dapat dijadikan ilustrasi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk
membantu dalam menentukan status gizi anak, diperlukan bantuan teknologi informasi. Sistem
Pendukung Keputusan adalah sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu
pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk memecahkan masalah
terstruktur dan tidak terstruktur. Fuzzy Tsukamoto adalah salah satu metode yang paling
fleksibel dan toleran yang tersedia, dengan keuntungan yang lebih intuitif, diterima oleh banyak
pihak, lebih sesuai untuk input yang diterima dari manusia daripada mesin, ia akan
memfasilitasi pihak-pihak yang terlibat dalam memantau perkembangan dan perkembangan
balita. Hasil penelitian ini berupa Sistem Pendukung Keputusan untuk mengetahui Status Gizi
metode Fuzzy Tsukamoto berbasis Balita yang diharapkan dapat digunakan di posyandu untuk
memantau pertumbuhan bayi balita sehingga anak-anak dengan status gizi kurang
mendapatkan penanganan yang lebih baik dan lebih cepat. Hasil Penelitian menunjukkan
akurasi metode tsukamote di bandingkan dengan metode antropometri dalam menentukan
status gizi balita adalah sebesar 82,75%.

Kata kunci: inferensi fuzzy, fuzzy tsukamoto, Status Gizi Balita

Abstract
Children's nutritional problems are still a national problem. Characteristic of healthy children
should be seen from growing and developing. To ensure optimal development of children under
five and to anticipate malnutrition that may affect children under five, a technique to assess the
nutritional status of children is required. Nutrition status of toddlers needs to be monitored
continuously because the nutritional status of children can be illustrated health, growth, and
development of children. To assist in determining the nutritional status of children, information
technology assistance is required. Decision Support System is a computer-based interactive
system that can assist decision makers in using data and models to solve structured and
unstructured problems. Fuzzy Tsukamoto is one of the most flexible and tolerant methods
available, with more intuitive advantages, accepted by many, more suited to inputs received
from humans rather than machines, it will facilitate the parties involved in monitoring the
development and development of toddlers. The results of this research are Decision Support
System to know the Nutritional Status of Fuzzy Tsukamoto-based Toddler method which is
expected to be used in posyandu to monitor the growth of infants so that children with less
nutritional status get better and faster handling. The result of the research shows the accuracy
of tsukamoto method in comparison with anthropometry method in determining the nutritional
status of children under five is 82,75%

Keywords: fuzzy inference, fuzzy tsukamoto, the Nutritional Status of Toddler

Diterima 25 September 2017; Revisi 15 Desember 2017; Disetujui 18 Desember 2017


23

1. Pendahuluan 2. Metode Penelitian


Status gizi anak merupakan hal yang Tahapan Penelitian
penting yang harus diperhatikan oleh Agar pelaksanaan penelitian ini
orang tua maupun pemerintah. Gizi anak terarah dan sistematis, maka disusunlah
merupakan cerminan kesehatan, tahapan-tahapan penelitian. Menurut
perkembangan dan pertumbuhan anak. Moleong (2007), ada empat tahapan dalam
Masalah gizi buruk saat ini masih menjadi pelaksanaan penelitian yaitu sebagai
masalah nasional karena masih terjadi berikut:
dibeberapa wilayah di Indonesia. Menurut 1. Tahap pra lapangan
data yang diungkapkan oleh Direktur Gizi Pada tahapan ini penulis mengadakan
Masyarakat Kementrian Kesehatan bahwa survei pendahuluan yakni dengan
“Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) mencari subjek sebagai narasumber.
tahun 2015 didapat data 3,8% balita di Selama proses survei ini penulis
Indonesia mengalami gizi buruk. Angka ini melakukan kegiatan survey lapangan
turun dari tahun sebelumnya yakni 4,7%”. terhadap latar belakang masalah
Hal tersebut menunjukkan walaupun pembuatan penelitian, pencarian data dan
nilainya turun, tetapi masalah gizi buruk informasi tentang proses dan kegiatan
masih terjadi di Indonesia. PSG ini posyandu dalam hal pencatatan status
merupakan upaya yang dilakukan oleh gizi anak. Penulis juga menempuh upaya
pemerintah untuk perencanaan, konfirmasi ilmiah melalui penelusuran
penentuan kebijakan dan monitoring serta literatur buku dan referensi yang
pengambilan tindakan intervensi dalam mendukung penelitian. Pada tahap ini
hal peningkatan gizi balita. penulis melakukan penyusunan rancangan
(www.depkes.co.id) penelitian yang meliputi garis besar metode
Pada saat ini untuk mengetahui penelitian yang akan digunakan dalam
status gizi balita di masyarakat melakukan penelitian. Peneliti juga
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). menyiapkan perlengkapan penelitian.
Metode ini membutuhkan ketelitian yang Dalam tahapan ini diharapkan peneliti
lebih untuk menentukan status gizi balita mampu memahami latar belakang
(Fitri et.al, 2013). KMS yang digunakan penelitian dengan persiapan-persiapan diri
belum optimal dikarenakan masih sering yang mantap untuk masuk dalam lapangan
terjadinya kesalahan pencatatan akibat penelitian.
hilangnya kartu KMS ataupun kesalahan 2. Tahap pekerjaan lapangan
pencatatan sehingga keadaan kesehatan Dalam tahap ini peneliti berusaha
balita tidak terpantau dengan baik yang mempersiapkan diri untuk menggali dan
dapat menyebabkan timbulnya kasus gizi mengumpulkan data-data untuk dibuat
buruk.Hal ini dapat menyebabkan status suatu analisis data mengenai penentuan
gizi anak mengalami kesalahan dan status gizi balita. Secara intensif setelah
menimbulkan masalah gizi buruk karena mengumpulkan data, selanjutnya data akan
kesehatan anak tidak dapat ditangani dikumpulkan dan disusun untuk proses
dengan cepat. selanjutnya.
Beberapa penelitian menunjukkan 3. Tahap analisis data
bahwa gizi kurang pada balita membawa Dalam tahapan yang ketiga ini, penulis
dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik melakukan serangkaian proses analisis
maupun mental, yang selanjutnya akan data sampai pada interpretasi data-data
menghambat prestasi belajar. Akibat lainnya yang telah diperoleh sebelumnya.
adalah penurunan daya tahan, sehingga Selain itu penulis juga menempuh proses
kejadian infeksi dapat meningkat. triangulasi data yang diperbandingkan
Kekurangan gizi akan menyebabkan dengan teori kepustakaan.
hilangnya masa hidup sehat balita. Dampak 4. Tahap evaluasi dan pelaporan
yang lebih serius adalah timbulnya Pada tahap ini penulis melakukan
kecacatan, tingginya angka kesakitan dan pemeriksaan ulang terhadap proses analisa
percepatan kematian (Rahim, 2014). data yang telah dilakukan sebelumnya,
untuk meminimalisasi kesalahan yang
mungkin akan muncul pada saat
pembuatan laporan.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


24

Logika Fuzzy menghitung keluaran hasil inferensi


Menurut kusuma dewi dan purnomo secara tegas (crisp) masingmasing rule
(2010) Logika fuzzy merupakan salah satu (z1, z2, z3, …zn).
komponen pembentuk softcomputing. 4. Defuzzyfikasi, dengan menggunakan
Logika fuzzy pertama kali diperkenalkan metode rata-rata (Average):
oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965.
Dasar logika fuzzy adalah teori himpunan
fuzzy. Pada teori himpunan fuzzy, peranan
derajat keanggotaan sebagai penentu
keberadaan elemen dalam suatu himpunan Teknik Analisis Data
sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau Metode yang digunakan dalam
derajat keanggotaan atau membership penelitian ini adalah metode Fuzzy
function menjadi ciri utama dari penalaran Tsukamoto. Pada penelitian ini, logika
dengan logika fuzzy tersebut. fuzzy digunakan untuk memperoleh
Logika fuzzy umumnya diterapkan pada output berupa nilai gizi balita. Sistem
masalahmasalah yang mengandung unsur Inferensi Fuzzy merupakan suatu
ketidakpastian (uncertainty), ketidaktepatan kerangka komputasi yang didasarkan
(imprecise), noisy, dan sebagainya. Logika pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy
fuzzy menjembatani bahasa mesin yang berbentuk IF-THEN, dan penalaran fuzzy.
presisi dengan bahasa manusia yang Secara garis besar, diagram blok proses
menekankan pada makna atau arti inferensi fuzzy menurut kusumadewi
(significance). Logika fuzzy dikembangkan dan purnomo (2010) adalah sebagai
berdasarkan bahasa manusia (bahasa berikut :
alami).
Fuzzy Tsukamoto
Metode Tsukamoto merupakan
perluasan dari penalaran monoton, Pada
Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada
aturan yang berbentuk IF-Then harus
direpresentasikan dengan suatu himpunan
fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang
monoton. Sebagai hasilnya, output hasil
inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan
Gambar 1. Diagram Blok Sistem
secara tegas (crisp) berdasarkan D-predikat
Inferensi Fuzzy Tsukamoto
(fire strength). Hasil akhirnya diperoleh
dengan menggunakan rata-rata terbobot.
Sistem inferensi fuzzy menerima input
(kusumadewi dan purnomo, 2010)
crisp. Input ini kemudian dikirim ke basis
Berikut ini merupakan tahapan inferensi
pengetahuan yang berisi n aturan fuzzy
dalam metode fuzzy tsukamoto (Hasan,
dalam bentuk IF-THEN. Fire strength akan
2009):
dicari pada setiap aturan. Apabila jumlah
1. Fuzzyfikasi, yaitu proses untuk
aturan lebih dari satu, maka akan dilakukan
mengubah input sistem yang
agregasi dari semua aturan. Selanjutnya,
mempunyai nilai tegas menjadi variabel
pada hasil agregasi akan dilakukan defuzzy
linguistik menggunakan fungsi
untuk mendapatkan nilai crisp sebagai
keanggotaan yang disimpan dalam
output sistem.
basis pengetahuan fuzzy.
Berikut ini merupakan langkah
2. Pembentukan basis pengetahuan
perancangan himpunan fuzzy pada sistem
Fuzzy (Rule dalam bentuk IF…THEN),
pendukung keputusan penanganan
yaitu Secara umum bentuk model
kesehatan balita dengan menggunakan
Fuzzy Tsukamoto adalah IF (X IS A)
metode tsukamoto.
and (Y IS B) and (Z IS C), dimana A,B,
1. Pembentukan Himpunan Fuzzy
dan C adalah himpunan fuzzy.
Pada tahapan ini peneliti memasukkan
3. Mesin Inferensi, yaitu proses dengan
variabel yang telah ditentukan dalam
menggunakan fungsi implikasi MIN
penilaian status gizi balita berdasarkan
untuk mendapatkan nilai a-predikat
metode antropometri, yaitu Berat
tiap-tiap rule (a1,a2, a3, … an).
Badan, Tinggi Badan, Usia Balita
Kemudian masing-masing nilai a-
sebagai variabel inputan dan Nilai Gizi
predikat ini digunakan untuk

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


25

sebagai variabel output. Pada metode gizi dibentuk berdasarkan perhitungan usia
fuzzy tsukamoto semua variabel terhadap berat badan dan tinggi badan.
tersebut dibagi menjadi satu atau lebih Penentuan variabel yang digunakan
himpunan fuzzy. dalam penelitian ini adalah seperti yang
2. Pembentukan Aturan Fuzzy terlihat pada tabel 1 dan 2 berikut ini :
Setelah pembentukan variabel
himpunan fuzzy, dibentuk aturan yang Tabel 1. Semesta Pembicaraan Untuk
sesuai dengan mengambil data-data Balita dengan Jenis Kelamin Laki-laki
yang ada pada KMS berdasarkan
metode antropometri untuk menentukan
Semesta
Penilaian Status Gizi Balita. Fungsi Nama Variabel
Pembicaraan
3. Hasil dan Pembahasan Usia (bulan) [0,60]
Dalam mengolah hasil penelitian, Berat badan
penulis menetapkan 2 langkah Input [0,28]
(kg)
penyelesaian sesuai dengan prinsip dasar Tinggi Badan
pemecahan dengan menggunakan fuzzy [0,120]
(cm)
tsukamoto, yaitu : pembentukan himpunan
Output Nilai Gizi [43,82]
fuzzy dan pembentukan aturan fuzzy.
Dalam Metode Fuzzy Tsukamoto, semua
variabel baik itu variabel masukan maupun
inputan dibagi menjadi satu atau lebih Tabel 2. Semesta Pembicaraan Untuk
himpunan fuzzy. Balita dengan Jenis Kelamin Perempuan
Sebelum menggambarkan
pembentukan himpunan fuzzy, berikut ini Semesta
Fungsi Nama Variabel
akan digambarkan blok sistem logika Pembicaraan
fuzzy tsukamoto untuk menetukan status
Usia (bulan) [0,60]
gizi balita.
Berat badan
Input [0,29]
(kg)
Tinggi Badan
[0,120]
(cm)
Output Nilai Gizi [43,83]

Dari variabel yang telah ditentukan pada


tabel 1 dan tabel 2, kemudian dibuat domain
himpunan fuzzy. Domain himpunan fuzzy
merupakan keseluruhan nilai yang
Gambar 3. Diagram Blok Sistem diperbolehkan untuk dioperasikan dalam
Informasi Fuzzy Tsukamoto Penentuan sebuah himpunan fuzzy. Nilai domain dapat
Status Gizi Balita berupa bilangan positif maupun negatif.
Selanjutnya, berdasarkan domain
3.1 Pembentukan Himpunan Fuzzy tersebut, akan ditentukan fungsi
Pada sistem ini berbasis keanggotaan dari masing-masing variabel.
pengetahuan berisi kriteria pengambilan Berikut ini adalah rancangan dari himpunan
keputusan dan himpunan fuzzy masing- fuzzy pada penentuan status gizi balita,
masing kriteria. Kriteria tersebut seperti yang terlihat pada tabel 3 dan tabel
digolongkan menjadi himpunan bahasa 4.
variabel penentuan status gizi balita. Pada
penelitian ini, dalam penentuan status gizi
balita, variabel input dibagi menjadi 3
(tiga), yaitu usia (bulan), berat badan
(kg), tinggi badan (cm). Sedangkan variabel
output hanya 1, yaitu nilai gizi. Variabel nilai

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


26

Tabel 3. Himpunan Fuzzy Balita Laki-laki


Variabel Himpunan Domain Fungsi Keanggotaan Parameter
Tahap 1 [0,12] Bahu Kiri [0;6;12]
Tahap 2 [6,24] Segitiga [6;12;24]
Usia (bulan) Tahap 3 [12,36] Segitiga [12;24;36]
Tahap 4 [24,48] Segitiga [24;36;48]
Tahap 5 [36,60] Bahu Kanan [36;48;60]
Kurang Berat [0,13] Bahu Kiri [0;7;13]
Berat badan
Normal [7;19] Segitiga [7;13;19]
(kg)
Berat Lebih [13;25] Bahu Kanan [13;19;25]
Pendek [0,75] Bahu Kiri [0;49;75]
Tinggi
Normal [49,101] Segitiga [49,75,101]
Badan (cm)
Tinggi [75;124] Segitiga [75,101,124]
Gizi Buruk [0,48] Bahu Kiri [0;43;48]
Gizi Kurang [43,53] Segitiga [43;48;53]
Nilai Gizi Normal [48,70] Segitiga [48;53;70]
Gizi Lebih [53,83] Segitiga [53;70;83]
Obesitas [70;123] Bahu Kanan [70;83;123]

Tabel 4. Himpunan Fuzzy Balita Perempuan

Variabel Himpunan Domain Fungsi Keanggotaan Parameter


Tahap 1 [0,12] Bahu Kiri [0;6;12]
Tahap 2 [6,24] Segitiga [6;12;24]
Usia (bulan) Tahap 3 [12,36] Segitiga [12;24;36]
Tahap 4 [24,48] Segitiga [24;36;48]
Tahap 5 [36,60] Bahu Kanan [36;48;60]
Kurang Berat [0,12] Bahu Kiri [0;7;12]
Berat badan
Normal [7;18] Segitiga [7;12;18]
(kg)
Berat Lebih [13;26] Bahu Kanan [12;18;26]
Pendek [0,74] Bahu Kiri [0;48;74]
Tinggi
Normal [49,100] Segitiga [49,74,100]
Badan (cm)
Tinggi [74;123] Segitiga [74,100,123]
Gizi Buruk [0,48] Bahu Kiri [0;43;48]
Gizi Kurang [43,53] Segitiga [43;48;53]
Nilai Gizi Normal [48,70] Segitiga [48;53;70]
Gizi Lebih [53,83] Segitiga [53;70;83]
Obesitas [70;123] Bahu Kanan [70;83;123]

Himpunan fuzzy beserta fungsi keanggotan a. Himpunan Fuzzy Variabel Usia


dari variabel usia, berat badan, tinggi badan Himpunan fuzzy beserta fungsi
dan nilai gizi yang digunakan dalam keanggotan dari variabel usia, berat badan,
menentukan status gizi balita, dapat terlihat tinggi badan dan nilai gizi yang digunakan
dari penjelasan berikut ini : dalam menentukan status gizi balita, dapat
terlihat dari penjelasan berikut ini :

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


27

bulan sampai 36 bulan. Dianggap berada


pada usia tahap 4 sekaligus tahap 5 jika
usianya antara 36 bulan sampai 48 bulan.

b. Himpunan Fuzzy Variabel Berat


Badan Balita Laki-laki
Pada variabel berat badan didefinisikan
3 himpunan fuzzy, yaitu Kurang Berat,
Normal, dan Berat Lebih. Untuk
Gambar 4. Himpunan Fuzzy Variabel Usia
merepresentasikan variabel berat badan,
digunakan bentuk kurva bahu kiri untuk
Sumbu horizontal pada gambar 4
himpunan fuzzy Kurang Berat, bentuk kurva
menggambarkan nilai input dari variabel
segitiga untuk himpunan fuzzy Normal, dan
usia, sedangkan sumbu vertikal
bentuk bahu kanan untuk himpunan fuzzy
menggambarkan tingkat keanggotaan dari
Berat Lebih. Himpunan Fuzzy untuk variabel
variabel yang diinput. Fungsi keanggotaan
berat badan akan digambarkan pada
dari variabel usia adalah sebagai berikut :
gambar 5.
1 ; 𝑥≤6
12−𝑥
µ tahap1 = { 6
; 6 ≤ 𝑥 ≤ 12
0 ; 𝑥 ≥ 12

0 ; 𝑥 ≤6
𝑥−6
µ tahap2 = { ; 6 ≤ 𝑥 ≤ 12
6
24−𝑥
; 12 ≤ 𝑥 ≤ 24
12
0 ; 𝑥 ≤ 12 Gambar 5. Himpunan Fuzzy Variabel Berat
𝑥−12
µ tahap3 = { ; 12 ≤ 𝑥 ≤ 24 Badan Balita Laki-laki
12
36−𝑥
; 24 ≤ 𝑥 ≤ 36 Sumbu horizontal pada gambar 5
12
0 ; 𝑥 ≤ 24 menggambarkan nilai input dari variabel
𝑥−24
µ tahap4 ={ ; 24 ≤ 𝑥 ≤ 36 berat badan, sedangkan sumbu vertikal
12
36−𝑥 menggambarkan tingkat keanggotaan dari
; 36 ≤ 𝑥 ≤ 48 variabel yang diinput. Fungsi keanggotaan
12
0 ; 𝑥 ≤ 36 dari variabel berat badan adalah sebagai
𝑥−36
µ tahap5 = { ; 36 ≤ 𝑥 ≤ 48 berikut :
12
1 ; 𝑥 ≥ 48 1 ; 𝑥≤7
13−𝑥
µkurangberat = { 6
; 7 ≤ 𝑥 ≤ 13
Penjelasan : 0 ; ≥ 13
Seorang balita dianggap berada pada
usia tahap 1 jika usia nya antara 0 bulan -12 0 ; 𝑥 ≤7
𝑥−7
bulan. Dianggap berada pada usia tahap 2
µnormal = { ; 7 ≤ 𝑥 ≤ 13
5
jika usianya antara 6 bulan sampai 24 bulan. 19−𝑥
Dianggap berada pada usia tahap 3 jika ; 13 ≤ 𝑥 ≤ 19
6
usianya antara 12 bulan sampai 36 bulan.
Dianggap berada pada usia tahap 4 jika 0 ; 𝑥 ≤ 13
usianya antara 24 bulan sampai 48 bulan. 𝑥−13
µberatlebih = { 6
; 13 ≤ 𝑥 ≤ 19
Dianggap berada pada usia tahap 5 jika
1 ; 𝑥 ≥ 19
usianya antara 36 bulan sampai 60 bulan.
Dianggap berada pada usia tahap 1
sekaligus tahap 2 jika usianya antara 6
Penjelasan :
bulan sampai 12 bulan. Dianggap berada
Seorang balita laki-laki, dianggap
pada usia tahap 2 sekaligus tahap 3 jika
kurang berat jika berat badan antara 0 kg - 7
usianya antara 12 bulan sampai 24 bulan.
kg. Dianggap normal jika berat badan
Dianggap berada pada usia tahap 3
antara 7 kg - 19 kg. Dianggap berat lebih
sekaligus tahap 4 jika usianya antara 24
jika berat badan antara 13 kg - 25 kg.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


28

Dianggap kurang berat sekaligus normal jika pendek sekaligus normal jika tinggi badan
berat badan antara 7 kg - 13 kg. Dianggap antara 49 cm - 75 cm. Dianggap normal
normal sekaligus berat lebih jika berat badan sekaligus tinggi jika tinggi badan antara 75
antara 13 kg - 19 kg. cm - 101 cm.
c. Himpunan Fuzzy Tinggi Badan Balita d. Himpunan Fuzzy Berat Badan Balita
Laki-laki Perempuan
Pada variabel tinggi badan didefinisikan Pada variabel berat badan didefinisikan
3 himpunan fuzzy, yaitu Pendek, Normal, 3 himpunan fuzzy, yaitu Kurang Berat,
dan Tinggi. Untuk merepresentasikan Normal, dan Berat Lebih. Untuk
variabel tinggi badan, digunakan bentuk merepresentasikan variabel berat badan,
kurva bahu kiri untuk himpunan fuzzy digunakan bentuk kurva bahu kiri untuk
Pendek, bentuk kurva segitiga untuk himpunan fuzzy Kurang Berat, bentuk kurva
himpunan fuzzy Normal, dan bentuk bahu segitiga untuk himpunan fuzzy Normal, dan
kanan untuk himpunan fuzzy Tinggi. bentuk bahu kanan untuk himpunan fuzzy
Himpunan Fuzzy untuk variabel tinggi badan Berat Lebih. Himpunan Fuzzy untuk variabel
akan digambarkan pada gambar 6. berat badan akan digambarkan pada
gambar 7.

Gambar 7. Himpunan Fuzzy Variabel Berat


Badan Balita Perempuan
Gambar 6. Himpunan Fuzzy Variabel Tinggi
Badan Balita Laki-laki Sumbu horizontal pada gambar 7
menggambarkan nilai input dari variabel
Sumbu horizontal pada gambar 6 berat badan, sedangkan sumbu vertikal
menggambarkan nilai input dari variabel menggambarkan tingkat keanggotaan dari
tinggi badan, sedangkan sumbu vertikal variabel yang diinput. Fungsi keanggotaan
menggambarkan tingkat keanggotaan dari dari variabel berat badan adalah sebagai
variabel yang diinput. Fungsi keanggotaan berikut :
dari variabel tinggi badan adalah sebagai 1 ; 𝑥≤7
berikut : 12−𝑥
µ kurangberat = { 5
; 7 ≤ 𝑥 ≤ 12
1 ; 𝑥 ≤ 49 0 ; ≥ 12
75−𝑥
µ pendek = { ; 49 ≤ 𝑥 ≤ 75
26 0 ; 𝑥 ≤7
0 ; ≥ 75 𝑥−7
; 7 ≤ 𝑥 ≤ 12
0 ; 𝑥 ≤ 49 µ normal = { 5
𝑥−49 18−𝑥
µ normal ={ ; 49 ≤ 𝑥 ≤ 75 ; 12 ≤ 𝑥 ≤ 18
26 6
101−𝑥
; 75 ≤ 𝑥 ≤ 101
26 0 ; 𝑥 ≤ 12
0 ; 𝑥 ≤ 75 𝑥−12
𝑥−75 µ beratlebih = { 6
; 12 ≤ 𝑥 ≤ 18
µ tinggi = { ; 75 ≤ 𝑥 ≤ 101
26 1 ; 𝑥 ≥ 18
1 ; 𝑥 ≥ 101

Penjelasan : Penjelasan :
Seorang balita laki-laki, dianggap pendek Seorang balita perempuan, dianggap
jika tinggi badan antara 0 cm - 49 cm. kurang berat jika berat badan antara 0
Dianggap normal jika tinggi badan antara 49 kg - 7 kg. Dianggap normal jika berat
cm - 101 cm. Dianggap tinggi jika tinggi badan antara 7 kg - 18 kg. Dianggap berat
badan antara 75 cm - 124 cm. Dianggap lebih jika berat badan antara 12 kg - 26 kg.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


29

Dianggap kurang berat sekaligus normal Dianggap pendek sekaligus normal jika
jika berat badan antara 7 kg -12 kg. tinggi badan antara 48 cm - 74 cm.
Dianggap normal sekaligus berat lebih jika Dianggap normal sekaligus tinggi jika tinggi
berat badan antara 13 kg - 18 kg. badan antara 74 cm - 100 cm.
e. Himpunan Fuzzy Tinggi Badan Balita f. Himpunan Fuzzy Nilai Gizi
Perempuan Pada variabel nilai gizi didefinisikan 5
Pada variabel tinggi badan didefinisikan himpunan fuzzy, yaitu gizi buruk, gizi
3 himpunan fuzzy, yaitu Pendek, Normal, kurang, normal, gizi lebih dan obesitas.
dan Tinggi. Untuk merepresentasikan Untuk merepresentasikan variabel nilai
variabel tinggi badan, digunakan bentuk gizi, digunakan bentuk kurva bahu kiri untuk
kurva bahu kiri untuk himpunan fuzzy himpunan fuzzy gizi buruk, bentuk kurva
Pendek, bentuk kurva segitiga untuk segitiga untuk himpunan fuzzy gizi kurang,
himpunan fuzzy Normal, dan bentuk bahu normal dan gizi lebih, dan bentuk bahu
kanan untuk himpunan fuzzy Tinggi. kanan untuk himpunan fuzzy obesitas.
Himpunan Fuzzy untuk variabel tinggi badan Himpunan Fuzzy untuk variabel usia akan
akan digambarkan pada gambar 8. digambarkan pada gambar 9.

Gambar 9. Himpunan Fuzzy Variabel Nilai


Gambar 8. Himpunan Fuzzy Variabel Tinggi Gizi
Badan Balita Perempuan
Sumbu horizontal pada gambar 9
Sumbu horizontal pada gambar 8 menggambarkan nilai input dari variabel nilai
menggambarkan nilai input dari variabel gizi, sedangkan sumbu vertikal
tinggi badan, sedangkan sumbu vertikal menggambarkan tingkat keanggotaan dari
menggambarkan tingkat keanggotaan dari variabel yang diinput. Nilai gizi diperoleh dari
variabel yang diinput. Fungsi keanggotaan nilai Berat Badan (kg)/Tinggi Badan (m).
dari variabel tinggi badan adalah sebagai Fungsi keanggotaan dari variabel nilai gizi
berikut : adalah sebagai berikut :

1 ; 𝑥 ≤ 48 1 ; 𝑥 ≤ 43
74−𝑥 48−𝑥
µ pendek = { ; 48 ≤ 𝑥 ≤ 74 µ giziburuk = { 5
; 43 ≤ 𝑥 ≤ 48
26
0 ; ≥ 74 0 ; 𝑥 ≥ 48
0 ; 𝑥 ≤ 43
0 ; 𝑥 ≤ 48 𝑥−43
µ gizikurang ={ ; 43 ≤ 𝑥 ≤ 48
𝑥−48 5
µ normal = { ; 48 ≤ 𝑥 ≤ 74 53−𝑥
26 ; 48 ≤ 𝑥 ≤ 53
100−𝑥 5
; 74 ≤ 𝑥 ≤ 100 0 ; 𝑥 ≤ 48
26
𝑥−48
µ normal = { ; 48 ≤ 𝑥 ≤ 53
12
0 ; 𝑥 ≤ 74 70−𝑥
𝑥−74 ; 53 ≤ 𝑥 ≤ 70
µ tinggi = { 26
; 74 ≤ 𝑥 ≤ 100 17
0 ; 𝑥 ≤ 53
1 ; 𝑥 ≥ 100 𝑥−53
µ gizilebih ={ ; 53 ≤ 𝑥 ≤ 70
17
83−𝑥
; 70 ≤ 𝑥 ≤ 83
13
Penjelasan : 0 ; 𝑥 ≤ 70
𝑥−70
Seorang balita perempuan, dianggap µ obesitas = { 13
; 70 ≤ 𝑥 ≤ 83
pendek jika tinggi badan antara 0 cm - 48 1 ; 𝑥 ≥ 83
cm. Dianggap normal jika tinggi badan
antara 48 cm - 100 cm. Dianggap tinggi jika
tinggi badan antara 74 cm - 123 cm.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


30

Penjelasan : [R3] : JIKA berat badan adalah kurang berat


Seorang balita akan dianggap memiliki DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA
status gizi buruk apabila nilai gizi antara 0 - status gizinya adalah gizi kurang.
48. Dianggap memiliki status gizi kurang [R4] : JIKA berat badan adalah normal DAN
apabila nilai gizi antara 43 - 53. Dianggap tinggi badan adalah pendek, MAKA status
memiliki status gizi normal apabila nilai gizinya adalah gizi lebih.
gizi antara 48 - 70. Dianggap memiliki [R5] : JIKA berat badan adalah normal DAN
status gizi lebih apabila nilai gizi antara tinggi badan adalah normal, MAKA status
53 - 83. Dianggap memiliki status gizi gizinya adalah gizi lebih
obesitas apabila nilai gizi antara 70 - 123. [R6] : JIKA berat badan adalah normal DAN
Dianggap memiliki status gizi buruk tinggi badan adalah tinggi, MAKA status
sekaligus gizi kurang apabila nilai gizi gizinya adalah gizi lebih
antara 43 - 48. Dianggap memiliki status [R7] : JIKA berat badan adalah berat lebih
gizi kurang sekaligus normal apabila nilai DAN tinggi badan adalah pendek, MAKA
gizi antara 48 - 53. Dianggap memiliki status gizinya adalah gizi lebih
status gizi normal sekaligus gizi lebih [R8] : JIKA berat badan adalah berat lebih
apabila nilai gizi antara 53 - 70. Dianggap DAN tinggi badan adalah normal, MAKA
memiliki status gizi lebih sekaligus obesitas status gizinya adalah gizi lebih
apabila nilai gizi antara 70 – 83. [R9] : JIKA berat badan adalah berat lebih
DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA
3.2 Pembentukan Aturan Fuzzy status gizinya adalah obesitas
Setelah himpunan fuzzy dibentuk, tahap
berikutnya adalah akan dibuat pembentukan Tabel 6. Aturan Dalam Penentuan Status
aturan fuzzy. Atuan-aturan tersebut dibentuk Gizi Tahap 2
untuk menyatakan relasi yang akan
terbentuk antara variabel input dan output.
Tiap aturan yang terbentuk merupakan
suatu implikasi. Operator yang digunakan
untuk menghubungkan beberapa input
adalah AND, dan yang memetakan antara
input-output adalah IF-THEN. Proposisi Berdasarkan tabel 6 , maka aturan
yang mengikuti IF disebut antesden, Fuzzy yang terbentuk pada tahap 2 adalah
sedangkan yang mengikuti THEN disebut sebagai berikut :
konsekuen.
Berdasarkan data yang ada dalam [R10] : JIKA berat badan adalah kurang
KMS, maka dapat dibentuk aturan-aturan berat DAN tinggi badan adalah pendek,
sebagai berikut : MAKA status gizinya adalah gizi kurang
[R11] : JIKA berat badan adalah kurang
Tabel 5. Aturan Dalam Penentuan Status berat DAN tinggi badan adalah normal,
Gizi Tahap 1 MAKA status gizinya adalah gizi kurang
[R12] : JIKA berat badan adalah kurang
berat DAN tinggi badan adalah tinggi,
MAKA status gizinya adalah gizi kurang
[R13] : JIKA berat badan adalah normal
DAN tinggi badan adalah pendek, MAKA
status gizinya adalah normal
Berdasarkan tabel 5, maka aturan [R14] : JIKA berat badan adalah normal
Fuzzy yang terbentuk pada tahap 1 adalah DAN tinggi badan adalah normal, MAKA
sebagai berikut : status gizinya adalah normal
[R15] : JIKA berat badan adalah normal
[R1] : JIKA berat badan adalah kurang DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA
berat DAN tinggi badan adalah pendek, status gizinya adalah normal
MAKA status gizinya adalah normal. [R16] : JIKA berat badan adalah berat
[R2] : JIKA berat badan adalah kurang lebih DAN tinggi badan adalah pendek,
berat DAN tinggi badan adalah normal, MAKA status gizinya adalah gizi lebih
MAKA status gizinya adalah normal. [R17] : JIKA berat badan adalah berat
lebih DAN tinggi badan adalah normal,
MAKA status gizinya adalah gizi lebih

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


31

[R18] : JIKA berat badan adalah berat lebih [R28] : JIKA berat badan adalah kurang
DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA berat DAN tinggi badan adalah pendek,
status gizinya adalah obesitas MAKA status gizinya adalah gizi kurang
[R29] : JIKA berat badan adalah kurang
Tabel 7. Aturan Dalam Penentuan Status berat DAN tinggi badan adalah normal,
Gizi Tahap 3 MAKA status gizinya adalah gizi kurang
[R30] : JIKA berat badan adalah kurang
berat DAN tinggi badan adalah tinggi,
MAKA status gizinya adalah gizi kurang
[R31] : JIKA berat badan adalah normal
DAN tinggi badan adalah pendek, MAKA
status gizinya adalah normal
Berdasarkan tabel 7 , maka aturan [R32] : JIKA berat badan adalah normal
Fuzzy yang terbentuk pada tahap 3 adalah DAN tinggi badan adalah normal, MAKA
sebagai berikut : status gizinya adalah normal
[R19] : JIKA berat badan adalah kurang [R33] : JIKA berat badan adalah normal
berat DAN tinggi badan adalah pendek, DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA
MAKA status gizinya adalah gizi buruk status gizinya adalah normal
[R20] : JIKA berat badan adalah kurang [R34] : JIKA berat badan adalah berat
berat DAN tinggi badan adalah normal, lebih DAN tinggi badan adalah pendek,
MAKA status gizinya adalah gizi buruk MAKA status gizinya adalah gizi lebih
[R21] : JIKA berat badan adalah kurang [R35] : JIKA berat badan adalah berat
berat DAN tinggi badan adalah tinggi, lebih DAN tinggi badan adalah normal,
MAKA status gizinya adalah normal MAKA status gizinya adalah gizi lebih
[R22] : JIKA berat badan adalah normal [R36] : JIKA berat badan adalah berat lebih
DAN tinggi badan adalah pendek, MAKA DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA
status gizinya adalah normal status gizinya adalah normal
[R23] : JIKA berat badan adalah normal
DAN tinggi badan adalah normal, MAKA Tabel 9. Aturan Dalam Penentuan Status
status gizinya adalah normal Gizi Tahap 5
[R24] : JIKA berat badan adalah normal
DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA
status gizinya adalah normal
[R25] : JIKA berat badan adalah berat
lebih DAN tinggi badan adalah pendek,
MAKA status gizinya adalah gizi lebih
[R26] : JIKA berat badan adalah berat
lebih DAN tinggi badan adalah normal, Berdasarkan table 9, maka aturan Fuzzy
MAKA status gizinya adalah gizi lebih yang terbentuk pada tahap 5 adalah sebagai
[R27] : JIKA berat badan adalah berat lebih berikut :
DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA
status gizinya adalah obesitas [R37] : JIKA berat badan adalah kurang
berat DAN tinggi badan adalah pendek,
Tabel 8. Aturan Dalam Penentuan Status MAKA status gizinya adalah gizi buruk
Gizi Tahap 4 [R38] : JIKA berat badan adalah kurang
berat DAN tinggi badan adalah normal,
MAKA status gizinya adalah gizi buruk
[R39] : JIKA berat badan adalah kurang
berat DAN tinggi badan adalah tinggi,
MAKA status gizinya adalah gizi buruk
[R40] : JIKA berat badan adalah normal
DAN tinggi badan adalah pendek, MAKA
Berdasarkan table 8, maka aturan Fuzzy status gizinya adalah gizi kurang
yang terbentuk pada tahap 4 adalah sebagai [R41] : JIKA berat badan adalah normal
berikut : DAN tinggi badan adalah normal,
MAKAstatus gizinya adalah gizi kurang

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


32

[R42] : JIKA berat badan adalah normal adalah tinggi (0,9615), MAKA status
DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA gizinya adalah normal
status gizinya adalah gizi kurang [R17] : JIKA berat badan adalah
[R43] : JIKA berat badan adalah berat berat lebih (0,3333) DAN tinggi
lebih DAN tinggi badan adalah pendek, badan adalah normal (0,2307),
MAKA status gizinya adalah gizi lebih MAKA status gizinya adalah gizi lebih
[R44] : JIKA berat badan adalah berat [R18] : JIKA berat badan adalah berat
lebih DAN tinggi badan adalah normal, lebih (0,3333) DAN tinggi badan
MAKA status gizinya adalah gizi lebih adalah tinggi (0,9615), MAKA status
[R45] : JIKA berat badan adalah berat lebih gizinya adalah obesitas
DAN tinggi badan adalah tinggi, MAKA Fase 3 : (0,8333)
status gizinya adalah normal [R23] : JIKA berat badan adalah
normal (0,66667) DAN tinggi badan
3.3 Implementasi Algoritma adalah normal (0,2307), MAKA status
Misalkan ada balita dengan data gizinya adalah normal
sebagai berikut : [R24] JIKA berat badan adalah normal
(0,66667) DAN tinggi badan adalah
Usia : 22 bulan tinggi (0,9615), MAKA status gizinya
Bobot : 15 Kg adalah normal
Panjang Badan : 95 cm [R26] : JIKA berat badan adalah
a. Proses Fuzzyfikasi berat lebih (0,3333) DAN tinggi
Mencari nilai derajat keanggotaan : badan adalah normal (0,2307),
1) Variabel Umur MAKA status gizinya adalah gizi lebih
Termasuk dalam fase 2 dan fase 3 [R27] : JIKA berat badan adalah berat
Umur 22 Bulan untuk fase 2 : lebih (0,3333) DAN tinggi badan
µ22 : (24-22)/12 = 0,16666 adalah tinggi (0,9615), MAKA status
Umur 22 Bulan untuk fase 3 : gizinya adalah obesitas
µ22 : (22-12)/12 = 0,83333
2) Variabel Berat Badan Tabel 10 Nilai Akhir
Termasuk dalam bobot “Normal”
dan “Berat Lebih” Rule
Status Alpha
Z alpha*z
Berat Badan 16 kg untuk fase Gizi Min
normal: R14 Normal 0,1666 50 8,33
µnormal : (19-15)/6 = 0,66667
R15 Normal 0,1666 50 8,33
µberat lebih : (15-13)/6 = 0,33333
3) Variabel Panjang Badan 95cm R17 Gizi Lebih 0,1666 55,83 9,301278
Termasuk kedalam fase Normal
dan Tinggi R18 Obesitas 0,1666 85,16 14,18766
µnormal : (101-95)/26 = 0,2307 R23 Normal 0,2307 50,77 11,71264
µtinggi : (95-75)/26 = 0,9615
b. Proses Inferensi R24 Normal 0,6667 56 37,3352
Dari hasil fuzzy diatas didapat :
R27 Gizi Lebih 0,2307 56,92 13,13144
- Fase 2 (0,1666)
- Fase 3 (0,8333) R28 Obesitas 0,3333 74,33 24,77419
- Bobot Normal ((0,66667)
Total Akhir 2,1278 127,1024
- Bobot Berat Lebih (0,33333)
- Tinggi Badan Normal (0,2307)
- Tinggi Badan Tinggi (0,9615) Maka Hasil Akhirnya adalah 27,1024/2,1278
= 59,73419.
Dari hasil proses fuzzyfikasi dan inferensi Jadi dengan menggunakan metode fuzzy
di atas, maka didapat 8 rule yang sesuai : tsukamoto, seorang balita berumur 22 bulan
Fase 2 : (0,1666) dengan berat 15 kg dan tinggi 95 cm
[R14] : JIKA berat badan adalah termasuk dalam gizi normal dengan besaran
normal (0,66667) DAN tinggi badan nilai gizi 59,73.
adalah normal (0,2307), MAKA status
gizinya adalah normal
[R15] : JIKA berat badan adalah
normal (0,66667) DAN tinggi badan

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33


33

4. Kesimpulan Romadhon, A., & Purnomo, A. S. (2016).


Berdasarkan hasil analisa dan Sistem Penunjang Keputusan Untuk
pengolahan data yang telah penulis Menentukan Status Gizi Balita
lakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan Menggunakan Metode Fuzzy
sistem penunjang keputusan dalam Inferensi Sugeno. Informatics
penentuan status gizi balita adalah metode Journal. Vol. 1 No.3. ISSN : 2503-
fuzzy tsukamoto. Kriteria pengolahan data 250-X, 78-87.
yang digunakan adalah jenis kelamin, usia,
berat badan dan tinggi badan. Hasil akhir Supariasa. (2001). Penilaian Status Gizi.
yang diharapkan adalah diperoleh status gizi Jakarta: EGC.
balita berdasarkan berat badan dan tinggi
badan. Hasil yang diperoleh dari Turban, E., Aronson, J., & Liang, T. (2005).
pembentukan himpunan fuzzy dan Decision Support System and
pembentukan aturan fuzzy adalah terdapat Intelligence System 7th Edition.
45 rules untuk penentuan status gizi balita. Prentice Education International.
Setelah dilakukan uji sample terhadap data
yang diperoleh, didapatkan hasil bahwa
tingkat keberhasilan aturan fuzzy tsukamoto
yang telah terbentuk dalam penentuan
status gizi balita adalah 82,35%. Saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penelitian
ini adalah penelitian ini dapat digunakan
untuk penelitian dengan metode fuzzy
yang berbeda dengan kasus yang sama
yaitu untuk menentukan status gizi balita.

Referensi
Fidiantoro, N., & Setiadi, T. (2013). Model
Penentuan Status Gizi Balita Di
Puskesmas. Jurnal Sarjana Teknik
Informatika Volume 1 Nomor 1, Juni
2013 e-ISSN : 2338-5197, 367-373.

Fitri, O. S., & Rahardi S, D. (2013). Aplikasi


Jaringan Syaraf Tiruan Untuk
Penentuan Status Gizi Balita Dan
Rekomendasi Menu Makanan Yang
Dibutuhkan. Jurnal EECCIS Vol. 7,
No. 2, Desember 2013, 119-124.

Hasan, M. (2009). Pokok-pokok Materi


Statistik 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem


Pendukung Keputusan. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Kusumadewi, S., & Purnomo, H. (2004).


Aplikasi Logika Fuzzy untuk
Pendukung Keputusan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Rahim, F. K. (2014). Faktor Risiko


Underweightbalita Umur 7-59 Bulan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. ISSN
1858-1196, 115-121.

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 22-33

Anda mungkin juga menyukai