Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI BEYOND USE DATE (BUD) PADA

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU KESEHATAN IBU MUDA


DI POSYANDU KELURAHAN SENDANGADI DENGAN METODE CARA
BELAJAR INSAN AKTIF (CBIA)

Nama: Cornelia Melinda


NIM: 228122104

Program Studi Magister Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
I. LATAR BELAKANG
Kebiasaan masyarakat menyimpan obat sudah sering kita jumpai di lingkungan
sekitar. Kita dapat melihat bahwa disetiap rumah orang-orang bisanya menyimpan
sediaan obat. Obat yang disimpan sebagai persediaan sengaja dibeli untuk digunakan
pada saat keadaan darurat. Selain sebagai persediaan tidak jarang juga obat yang
terdapat di rumah merupakan sisa dari pemakaian sebelumnya karena jumlah obat
yang tidak digunakan masih banyak walaupun gejala penyakit atau penyakitnya
sendiri telah sembuh (Priyambodo, 2016). Berdasarkan data Kemenkes RI tahun
2013, sebesar 35,2 % dari 294.959 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk
swamedikasi. Obat-obat yang disimpan di rumah tangga tersebut diantaranya
merupakan obat yang sedang digunakan (32,1%), obat sisa (47 %), dan obat untuk
persediaan (42,2 %). Obat sisa tersebut adalah obat sisa dari penggunaan sebelumnya
yang tidak habis (Kemenkes RI, 2013). Penyimpanan obat di lingkungan masyarakat,
apabila tidak diikuti dengan pengetahuan yang benar dapat terjadi enggunaan obat
tidak rasional ataupun terjadi epenggunaan obat yang tidak tepat. Penyimpanan obat
tidak tepat dapat mempengaruhi kualitas obat yang digunakan (Puspita dan Syahida,
2020).
Expired Date (ED) atau tanggal kadaluwarsa merupakan batas waktu penggunaan
obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum kemasan dibuka. Expired Date
setelah kemasan dibuka dalam dunia farmasi mengalami perubahan, yang disebut
Beyond Use Date (BUD). BUD merupakan batas waktu obat bisa kembali
dikonsumsi setelah sediaan obat tersebut diracik atau disiapkan atau setelah kemasan
primernya dibuka atau rusak. Adanya BUD sediaan obat masih belum familiar
diketahu oleh masyarakat di Kelurahan Sendangadi (Nilansari A. S., et al, 2022).
Kelurahan Sendangadi secara geografis masuk dalam Kecamatan Mlati, jumlah
keseluruhan penduduk di Kelurahan Sendangadi yaitu 21761 penduduk yang terdiri
dari sebagian besar pelajar/mahasiswa (4633 penduduk), karyawan swasta (4625
penduduk), belum/tidak bekerja (4023 penduduk), dan mengurus rumah tangga (3538
penduduk) (sendangadi, 2022). Sehingga dapat dikatakan bahwa populasi ibu di
kelurahan Sendangadi cukup banyak karena ibu dapat mengisi proporsi pekerjaan
disemua bagian. Berdasarkan penelitian dari Savira M., et al, 2020 menyatakan
bahwa peran anggota keluarga dalam manajemen obat di rumah mayoritas adalah ibu.
Ibu juga dikatakan sebagai agent of change (Nilansari A. S., et al, 2022), sehingga
pendampingan ini perlu dilakukan agar ibu dapat mengelola rumah tangganya
menjadi keluarga yang tepat dan benar dalam penggunaan dan pengelolaan obat.
Selain itu akses paling mudah kepada ibu-ibu adalah pada kegiatan posyandu, maka
kegiatan ini dilakukan pada saat ibu-ibu mengajak anaknya ke Posyandu.
II. RUMUSAN MASALAH
Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan merubah
perilaku kesehatan tentang BUD pada ibu muda di Posyandu Kelurahan Sendangadi.

III.TUJUAN KEGIATAN
Untuk meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku tentang BUD pada ibu muda
di Posyandu Kelurahan Sendangadi.

IV. STRATEGI
Strategi yang cocok untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan permasalahan adalah
dengan metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA). Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)
merupakan salah satu metode pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan untuk
mengedukasi masyarakat sehingga meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan
dari masyarakat tersebut. Metode penyuluhan CBIA dilipih karena dinilai efektif
dalam beberapa penelitian.

V. RANCANGAN KEGIATAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian menggunakan
metode quasi experimental dengan intrumen pretest dan postest.
Kriteria inklusi:
 Ibu muda dengan usia maksimal 40 tahun
 Ibu muda mengikuti pertemuan, pretest, posttest 1, 2, dan 3.
Kriteria eksklusi:
 Ibu muda diatas usia 40 tahun
 Ibu muda yang tidak mengikuti pertemuan, pretest, posttest 1,2, dan 3.

VI. DATA DAN SUMBER DATA YANG DIBUTUHKAN


Data yang dibutuhkan adalah data pretest, posttest 1, posttest 2, dan posttest 3 dari
peserta yang ikut dalam kegiatan CBIA terkait pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Sumber data diperoleh dari kuisioner. Cara pengambilan data dilakukan pada
pertemuan pertama yaitu diberikan pretest sebelum pelaksanaan CBIA lalu posttest 1
setelah pelaksanaan CBIA. Pengambilan data selanjutnya yaitu posttest 2 dilakukan
pada pertemuan kedua, 1 bulan setelah pertemuan pertama. Kemudian yang terakhir
yaitu posttest 3 pada pertemuan ketiga, 2 bulan setelah pertemuan pertama.
VII. SETTING
Kegiatan dilakukan di Posyandu Kelurahan Sendangadi, Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dari 14 Posyandu di Kelurahan Sendangadi
dilakukan purposive sampling yaitu di Posyandu Mustokoweni Dusun Gondangan
Penen dan Posyandu Seroja Dusun Jongke Tengah dengan jumlah ibu muda masing-
masing Posyandu 35 orang dan rentang usia maksimal 40 tahun. Pada usia tersebut
merupakan ibu muda yang masih memiliki balita.

VIII. MATERI PERUBAHAN PERILAKU


Materi edukasi mengenai perbedaan ED dan BUD, BUD berbagai bentuk sediaan
obat, cara menghitung BUD macam-macam sediaan obat. Materi edukasi dibuat
dalam bentuk booklet.
Salah satu bagian halaman booklet yaitu BUD obat sirup (terlampir).

IX. INSTRUMEN YANG DIBUTUHKAN


Instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan booklet.
Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 jenis variable yaitu pengetahuan dengan
metode Guttman (pernyataan benar/salah) yang terdiri dari 15 pertanyaan, variable
sikap dengan metode Likert (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju) terdiri dari 15 pertanyaan, dan variable tindakan dengan metode Likert
(sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju) terdiri dari 15
pertanyaan. Total skor dibagi dalam 3 kategori yaitu Baik dengan skor 13 – 15,
Cukup dengan skor 9 – 12, dan Kurang dengan skor 0 – 8. Sedangkan booklet
merupakan buku berukuran kecil dan tipis, tidak lebih dari 30 halaman bolak balik
yang berisi tulisan dan gambar-gambar. Materi booklet diperoleh dari hasil
wawancara kepada ibu-ibu posyandu terkait pengetahuan BUD apa yang belum
diketahui.

X. PENGUJIAN INSTRUMEN
Instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan booklet. Setelah
booklet dibuat, dilakukan review terlebih dahulu oleh tenga kesehatan yang ahli di
bidangnya yaitu Apoteker praktisi/akademisi senior. Booklet harus mencakup
petunjuk kegiatan dan materi edukasi. Untuk kuisioner sebagai alat pretest dan
posttest dilakukan uji validitas terlebih dahulu dengan expert judgement minimal
sebanyak 3orang selanjutnya dilakukan uji Reliabilitas serta pemahaman Bahasa.
XI. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap persiapan sebelum melaksanakan CBIA hendaknya dilakukan training kepada
2 orang fasilitator untuk mempin dinamika dan mengarahkan jalannya diskusi
kelompok.
Berikut adalah Rundown acara pada saat pelaksanaan CBIA.
09.00-09.15 Pembukaan: Doa, kata pengantar, penjelasan kegiatan
09.15-09.30 Pretest
09.30-10.00 Pembagian kelompok (5 kelompok terdiri dari 7 ibu muda).
10.00-10.15 Post test 1
10.15-10.30 Kesimpulan dan Penutup
Rundown acara untuk pertemuan bulan kedua dan ketiga hanya dilaksanakan posttest
saja.

XII. PENGOLAHAN DATA


Tahap pertama pengolahan pada kuesioner yang sudah diisi oleh responden adalah
dilakukan editing, pengkodean tabulasi dan cleaning.
a. Editing: dilakukan pemeriksaan data yang telah yang telah terkumpul
kemudian disesuaikan dengan jawaban dan kelengkapan pengisian kuisioner
b. Pengkodean: pemberian kdoe untuk mempermudah analisis data
c. Tabulasi: penyajian hasil analisis data dalam bentuk tabel
d. Cleaning: proses pembersihan merupakan kegiatan untuk melakukan cek
kembali jika da kesalahan dan ketidaklengkapan dalam proses editing.

XIII. ANALISIS DATA


Uji normalitas dilakukan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, dan uji
homogenitas menggunakan metode Levens. Apabila nila p>0,05 maka data
terdistribusi normal. Apabila nilai p<0,05 maka data terdistribusi tidak normal.
Uji Paired T-Test dilakukan apabila data yang diperoleh terdistribusi normal
(p>0,05). Uji Wilcoxon dilakukan apabila data yang diperoleh terdistribusi tidak
normal (p<0,05).
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Riset Kesehatan Dasar Tahun
2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI, Jakarta, 2013.
2. Priyambodo B., Lama Obat Bisa Digunakan Setelah Segel Dibuka, Tribun
Jogja, Agustus 2016 hal 13.
3. Puspita dan Syahida, Perbandingan Motion Graphic dan Leaflet terhadap
Peningkatan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dalam Menyimpan Obat.
Jurnal Kesehatan, 11(1),pp61-67, 2020.
4. Nilansari A.F.,Wardani S.,Widyawarman D.: "Edukasi Beyond Use Date
Obat Rumah Tangga di Desa Demangan Kecamatan Gondokusuman",Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.3 Nomor 2 Edisi Juli, 2022 .
5. Savira, M., Ramadhani, F., Nadhirah U., Lailis, Ramadhan, dkk: “Praktik
Penyimpanan Dan Pembuangan Obat Dalam Keluarga”, Jurnal Farmasi
Komunitas, 2020.

Anda mungkin juga menyukai