Anda di halaman 1dari 8

SAP

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU


MINUM JAMU IBU HAMIL TRIMESTER I DI DESA SANA TENGAH
KECAMATAN PASEAN

Oleh:

NASIDATUL QAMARIYAH
NPM. 721640137

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
TAHUN 2023
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Minum Jamu Ibu Hamil
Trimester I
Sub Pokok Bahasan : Pendidikan kesahatan dan jamu
Sasaran : Ibu Hamil Trimester I Ds. Sana Tengah
Hari / Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Desa Sana Tengah
Penyuluh / Petugas : Nasidatul Qamariyah

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan Pengetahuan dan Pemahaman pada ibu hamil tentang pendidikan kesehatan
dan tentang jamu.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan Ibu Hamil dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Jamu.
b. Menjelaskan macam-macam tanaman jamu.
c. Menjelaskan jenis-jenis jamu.
d. Menjelaskan pengertian perilaku.
e. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi perilaku.
f. Menjelaskan pendidikan kesehatan pada ibu hamil.
III.Materi
Berisi garis besar materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran / penyuluhan
IV.Metode
Ceramah, tanya jawab
V. Media
Leftleat
VI.Strategi Pelaksanaan
Berisi urut-urutan / langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan :
a. Pembukaan : 1 menit.
b. Penyampaian Materi : 15 menit.
c. Diskusi / Tanya Jawab : 10 menit.
d. Evaluasi : 3 menit.
e. Penutup : 1 menit.
VII. Evaluasi
Memberikan pertanyaan teori tentang pendidikan kesehatan terhadap perilaku minum
jamu ibu hamil antara lain :
a. Menjelaskan kembali pengertian jamu.
b. Menyebutkan macam-macam tanaman jamu.
c. Menyebutkan jenis-jenis jamu.
d. Menjelaskan pengertian perilaku.
e. Menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi perilaku.
f. Menjelaskan pendidikan kesehatan pada ibu hamil.
VIII. Sumber
Mamuroh, L., Sukmawati, S., & Widiasih, R. (2019). Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Gizi Selama Kehamilan Pada Salah Satu Desa Di Kabupaten Garut. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 15(1), 66-70.
Filliani, Frischa Ayudya, G2a016065 (2020) Efektifitas Pemberian Jahe Hangat Dalam
Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 : Literatur
Review. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) Thesis,
Paryono, P., & Kurniarum, A. (2014). Kebiasaan Konsumsi Jamu Untuk Menjaga
Kesehatan Tubuh Pada Saat Hamil Dan Setelah Melahirkan Di Desa Kajoran Klaten
Selatan. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1).
Ajeng, A., & Hariastuti, F. P. (2022). Konsumsi Jamu Tradisional Pada Ibu Hamil Di
Ponkesdes Desa Plesungan Kecamatam Kapas Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ilmu
Kesehatan Makia, 12(2), 155-159.
Pangesti, W. D. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Jamu
Tradisional Pada Ibu Hamil Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak Di Wilayah Puskesmas
Kembaran Ii Banyumas. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 3, 83-87.
Satriyati, E. (2016). Pola Tradisi Minum Jamu: Upaya Pemertahanan Pengobatan Lokal
Sebagai Identitas Masyarakat Bangkalan Madura. Dimensi-Journal Of
Sociology, 9(2).
Arifin, B. S. (2012). Dukungan Sosial Terhadap Penggunaan Jamu Tradisional Dalam
Perawatan Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Sragen.
Qisty, N. B. (2017). Profil Pengetahuan, Penggunaan, Sikap Dan Perilaku Ibu Dalam
Mengkonsumsi Jamu Pasca Melahirkan (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto).
Notoatmojo (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurfauzi (2017) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Kesehatan Pekerja Bengkel Di Desa
Karangkobar, Banjarnegara. Bachelor Thesis, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Kumbara, Anak Agung Gede Brahma (2018) Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian
Pendidikan Kesehatan Tanda Bahaya Kehamilan Untuk Mengatasi Defisit
Pengetahuan Pada Ibu Hamil. Diploma Thesis, Jurusan Keperawatan 2018.
IX.Lampiran Materi
Jamu adalah resep tradisional turun temurun dari leluhur yang dipercaya berkhasiat
sebagai obat untuk menghilangkan berbagai macam penyakit dan meningkatkan kesehatan.
Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan alam asli Indonesia baik itu dari
akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayunya yang diracik tanpa menggunakan bahan
kimia sebagai aditif (bahan tambahan). Kebanyakan resep racikan jamu berumur puluhan
atau bahkan ratusan tahun dan terus digunakan secara turun temurun sampai sekarang ini
(Beny S dan Faizah Betty R, 2012). Menurut Permenkes No.003/Menkes/Per/I/2010 adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
A. Tanaman-tanaman obat yang digunakan untuk Jamu
Terdapat ratusan jenis tanaman obat yang digunakan untuk bahan pembuatan jamu,
berikut ini salah satu jenis tanaman obat untuk jamu yaitu sebagai berikut :
B. Jenis-Jenis Jamu
Jamu (herbal medicine) merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional yang
memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang. Sekitar 70-
80% diperkirakan populasi penduduk di negara berkembang memiliki ketergantungan pada
obat tradisional. Hal ini disebabkan karena secara umum masyarakat menganggap jamu
tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Selama ratusan tahun khasiat jamu
telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia
(Syahputra, 2014).
Jamu gendong adalah jamu hasil produksi rumahan (home industry) yang cara
pemasarannya dengan cara memasukan hasil olahan jamu yang telah dibuat ke dalam botol-
botol yang kemudian disusun di dalam bakul. Selanjutnya bakul tersebut akan digendong
oleh si penjual jamu. Jamu ini dijual dengan cara berkeliling oleh penjual jamu (Syahputra,
2014)
Jamu segar adalah jamu yang dibuat masih menggunakan tangan dengan bantuan alat
yang masih tradisional yang terbuat dari batu berupa lumpang dan alu yang berfungsi untuk
menghaluskan bahan-bahan racikan jamu. Sedangkan jamu instan yaitu jamu yang dibuat
menggunakan mesin dan dalam bentuk serbuk yang dikemas dan melalui proses produksi
yang panjang hingga menjadi produk jamu kemasan.
C. Perilaku
Perilaku merupakan bagian dari aktivitas suatu organisme. Perilaku adalah apa yang
dilakukan organisme atau apa yang diamati oleh organisme lain. Perilaku juga merupakan
bagian dari fungsi organisme yang terlibat dalam suatu tindakan. Perilaku merupakan respon
atau reaksi terhadap stimulus (rangsang dari luar). Perilaku terjadi melalui proses respon,
sehingga teori ini sering disebut dengan teori ”S-O-R” atau Teori Organisme Stimulus
(Skinner, 1938). Perilaku organisme adalah segala sesuatu yang dilakukan termasuk perilaku
tertutup dan terbuka seperti berpikir dan merasakan (Pierce, W. David; Cheney, 2013).
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Sunaryo (2013), faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya :
1. Kebutuhan
Maslow (dalam Sunaryo, 2013), mengatakan manusia mempunyai lima kebutuhan
dasar seperti kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan fisiologis/biologis, kebutuhan mencintai dan dicintai. Tingkat dan
jenis kebutuhan tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain karena
merupakan satu-kesatuan atau rangkaian. Misalnya, seseorang memenuhi kebutuhan
fisiologisnya terlebih dahulu, kemudian kebutuhan rasa aman, dan seterusnya. Perilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhan terjadi secara stimultan.

2. Motivasi
Motivasi adalah dorongan penggerak untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang
disadari maupun tidak disadari. Motivasi timbul dari dalam diri individu (intrinsik)
atau lingkungan (ekstrinsik).
3. Faktor perangsang dan penguat
Perilaku individu didukung dengan adanya faktor perangsang dan penguat, yaitu :
i. Kompetisi atau persaingan yang sehat.
ii. Tujuan atau sasaran.
iii. Dengan cara memberi hadiah.
iv. Menginformasikan keberhasilan kegiatan agar bisa lebih termotivasi.
4. Sikap dan Kepercayaan
Perilaku dipengaruhi dengan sikap dan kepercayaan, jika kepercayaan negatif,
perilaku negatif akan muncul, dan sebaliknya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa perilaku manusia merupakan aktivitas yang ditimbulkan karena adanya
kebutuhan, motivasi, rangsangan, sikap dan keprcayaan sehingga akan menimbulkan
keberhasilan dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.
E. Pendidikan kesehatan pada ibu hamil
Menurut Kemenkes RI, pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil merupakan
tanggung jawab pemberi asuhan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada ibu hamil bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal . Menurut Kemenkes RI dalam (Kumbara, 2018) pendidikan
kesehatan pada ibu hamil berupa konseling yang dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi :
1. Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk memberikan pendidikan
tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.
2. Pakaian Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai
berikut : nyaman, longgar dan tidak tebal.
3. Kebutuhan kebersihan diri Mandi, sikat gigi, keramas, perawatan kuku
4. Persiapan Laktasi Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu dapat sukses
dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah
proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninnya.
5. Pengenalan tanda-tanda bahaya secara dini Memberikan ibu pengetahuan tanda bahaya
kehamilan meliputi : perdarahan prevaginam, sakit kepala hebat, pengelihatan kabur,
bengkak pada muka dan tangan, nyeri abdomen hebat, gerakan janin tidak terasa.

Anda mungkin juga menyukai