Anda di halaman 1dari 13

Nama: Chica reksa surya priyani

Nim: 2015201004

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN JAMU TRADISIONAL PADA


IBU HAMIL UNTUK KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS
KEMBARAN II BANYUMAS

Dwi Pangesti Email:wilisdwi@gmail.com


Prodi Kebidanan DIII Fikes Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Soepardjo Roestam
KM.7
Sokaraja Purwokerto Jawa Tengah. Telp. (0281) 6448436

Abstrak

Praktek penggunaan jamu tradisional dalam pemeliharaan kesehatan termasuk dalam


masa kehamilan dan nifas di masyarakat merupakan budaya yang diwariskan secara turun
menurun dari orang tua.Bidan sebagaitenaga kesehatan di masyarakat mempunyai tugas
untuk melakukan promosi terkait penggunaan bagi kesehatan, serta mengedukasi
untuk menghindari penggunaan jamu yang merugikan kesehatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui factor yang mempengaruhi penggunaan jamu tradisional
untuk kesehatan ibu dan anak. Metode penelitian yangdigunakan adalah penelitian
kualitatif dengan desain studi kasus. Partisipan diambil secara purposive, pada 6 orang
partisipan primer dan 4 orang partisipan sekunder sebagai triangulasi. Analisis data
menggunakanmodel analisis interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan penelitian
didapatkan dua tema, yaitu terdapatfaktor sosial dan faktor psikologis yang
mempengaruhipenggunaan jamu tradisional untuk kesehatan ibu dan anak. Tema pertama
tentang faktor sosial yangmempengaruhi penggunaan jamu tradisional terdiri dari:

1. Informasi penggunaan jamu tradisional merupakan informasi dan pengalaman


2. turun menurun dari orang tua,
3. Dukungan dari suami dan keluarga,
4. Tersedianya penjual jamu gendong dan dukun bayi yangmenyediakan jamu
untuk masa nifas dan menyusui, dan
5. Informasi dari bidan tentang obat tradisional.

Tema kedua tentang faktor psikologis yaitu adanya keyakinan dan kepercayaan
pengggunaan jamu tradisional.
Kata Kunci: Faktor-faktor Kesehatan ibu dan anak, Penggunaan jamu tradisional.

1. PENDAHULUAN

Kehamilan dan persalinan merupakan bagian dari proses kehidupan normal yang
dialami semua wanita. Pada periode ini, wanita akan mengalami perubahan fisik untu
mendukung perkembangan janin dalam kandungannya, dan harus beradaptasi kembali
ketika bayi sudah lahir. Wanita memerlukan asuhan yang berfokus pada dirinya dengan
Memperhatikankebutuhan sebagai mahluk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yangmelakukan asuhan kepada wanita, harus
mempertimbangkan aspek-aspek tersebut.

Asuhan holistik yang diberikan bidan harus mencakup fisik-psikososial dengan


mempertimbangkan spiritual dan kultural. Hal ini sesuai dengan filosofi bidan
sebagai partner wanita sepanjang siklus hidupnya. Berdasarkan evidence based, asuhan
kebidanan saat Ini mulai mengkombinasikan pelayanan kebidanan konvensional dan
komplementer. Hal ini sebenarnya tidak bertentangan dengan filosofi asuhan
kebidanan yang memang mempertimbangkan aspek kultural. Selain itu, asuhan
komplementer ini juga sejalan dengan kewenangan bidan
untuk menghargai praktek budaya setempat dan edukasi obat tradisional/jamu yang
amanselama siklus hidup wanita.

Praktek budaya masyarakat dalam pemanfaatan bahan alam atau obat


Tradisional yang diwariskan secara turun menurun untuk pengobatan termasuk
dalam masa kehamilan dan menyusui merupakan perilaku pemeliharaan kesehatan.
Perilaku in idibentuk oleh tigafaktor, yaitu faktor
predis posisi,
factor pemungkin dan faktor pendorong. Faktor predi posisi adalahfaktor yang
mempermudah dan mendasari terjadinya perilaku tertentu yang meliputi pendidikan
formal, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai - nilai dan budaya. Faktor pemungkin
adalah faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu, yang bisa 84
berupa lingkungan fisik dan kesehatan.
Faktor pendorong adalah faktor yang memperkuat terjadinya perilaku, yang bisa
berupa dukungan dari keluarga/kerabat, teman atau petugas kesehatan. Bidan
sebagai tenaga kese hatan yang langsung berada di masyarakat memiliki tugas untuk
promosi terkait penggunaan bahan alam/ jamu yang bermanfaat dan aman bagi
kesehatan, serta edukasi untuk menghindari penggunaan bahan alam/jamu serta
praktek bu daya yang merugikan kesehatan. Berdasarkan hasil Riskesdas 2010
diketahui bahwa presentase penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, terdapat
50% yang menggunakan jamu untuk pemeliharaan kesehatannya. Bentuk sediaan
jamu yang diminum berupa kapsul/pil, seduh , rebusan dan cairan. Temuan ini
mewakili seluruh wilayah di Indonesia, termasuk wilayah kecamatan Kembaran
kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Selain itu, di wilayah Kabupaten Banyumas
diketahui terdapat 90 tempat terapi komplementer yang mendukung pengobata n
tradisional. .

2. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah Puskesmas Kembaran II Banyumas, Jawa Tengah


pada bulan September sampai dengan Desember 2017. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Desain
studi kasus ini med eskripsikan secara komprehensif aspek individu kelompok
partisipan yaitu ibu - ibu hamil, baik primipara maupun multipara , dengan rentang
usia reproduktif 20 - 35 tahun, dan tinggal di wilayah pedesaan. Peneliti
melakukan pengkajian secara cermat kejadian, pro ses dan aktifitas partisipan.
Partisipan primer pada penelitian ini terdiri dari 6 orang ibu hamil. Partisipan sekunder
terdiri dari 2 orang bidan dan 2 orang orang tua ibu hamil sebagai triangulasi.
Partisipan penelitian diambil secara purposive yang dila kukan secara sengaja
mengacu pada syarat - syarat yang diperlukan. Data dalam penelitian ini
merupakan data primer hasil wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara.
(8) Analisis data menggunakan tehnis analisis kualitatif den gan model anali sis
interaktif dari Mil es dan Huberman. Analisis terdiri dari reduksi data, sajian
data, dan penarikan kesimpulan dengan proses pengumpulan data berbentuk siklus.
Siklus dimulai dengan data yang terkumpul, direduksi, lalu peneliti menyajikan
data tersebut, mengambil kesimpulan sementara untuk kemudian turun lagi ke
lapangan. Kegiatan ini dilakukan sampai dengan peneliti yakin data telah jenuh
dan dapat ditarik kesimpulan. Tahapan dalam analisis ini dimulai dengan tahapan
reduksi data, yaitu m erupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
mempertegas dan abstraksi data sehingga kesimpulan akhir dapat dilaksanakan.
Tahap kedua adalah penyajian data, yaitu merangkai dan mengorganisasikan
data. Tahap ketiga yaitu penarikan kesimpulan dengan cara memaknai informasi
dengan melakukan pencatatan pernyataan, konfigurasi, arahan sebab akibat dan
proposisi dari awal pengumpulan data.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, didapatkan dua tema, yang meliputi:

1. 1) Faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan jamu tradisional untuk


kesehatan ibu dan anak; dan
2. 2) Faktor Psikologis yang mempengaruhi penggunaan jamu tradisional untuk
kesehatan ibu dan anak.
Tema pertama tentang faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan jamu
tradisional terdiri dari:

1. Informasi penggunaan jamu tradisional merupakan informasi dan pengalaman


turun menurun dari orang tua,

2. Dukungan dari suami dan keluarga,

3. Tersedianya penjual jamu gendong dan dukun bayi yang menyediakan jamu
untuk masa nifas dan menyusui, dan

4. Informasi dari bidan tentang obat tradisional

Tema kedua tentang faktor psikologis yaitu adanya keyakinan dan kepercayaan
pengggunaan jamu tradisio nal. 85 Faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan
jamu tradisional untuk kesehatan ibu dan anak Berdasarkan hasil penelitian ini,
ditemukan data dan informasi bahwa dalam penggunaan jamu tradisional untuk
kesehatan ibu dan anak dipengaruhi adanya informas i penggunaan jamu
tradisional secara turun menurun dari orang tua. Untuk memutuskan penggunaan
jamu, partisipan selalu berdiskusi dengan suami dan keluarga. Dukungan dari suami,
orang tua dan keluarga merupakan faktor penguat
( reinforcing factor ) pengguna an jamu ini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya, bahwa jamu dan obat tradisional merupakan tradisi turun menurun dari
nenek moyang. Tradisi ini tetap berlanjut karena menunjukan bukti bermanfaat dan
tidak menimbulkan efek samping. Di wila yah timur tengah, penggunaan obat
tradisional bahkan digunakan untuk mengurangi keluhan pada masa kehamilan
trimester awal. Berdasarkan evidence based , penggunaan jamu tradisional ini
ternyata tidak memberikan pengaruh buruk terhadap kehamilan dan janinnya )
Informasi tentang penggunaan jamu tradisional untuk kesehatan ibu dan anak yang
diperoleh secara turun menurun oleh masyarakat menjadi dasar pengetahuan dan
sikap masyarakat untuk bertindak. Hal ini sejalan dengan penelitian penggunaan obat
tradisional untuk pengobatan penyakit - penyakit di masyarakat yang secara
signifikan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat. Penggunaan jamu
tradisional oleh masyarakat ini juga dipengaruhi oleh masih tersedianya jasa
pembuat dan penjual jamu tradisional di daerah. Selain itu, perawatan pada masa
kehamilan sampai melahirkan di daerah juga masih tersedia jasa dukun bayi yang
menyediakan jamu tradisional.
Masyaraka tmasih mempercayai tradisi turun menurun ini, karena dirasa
memberikan manfaat yang baik. Dukun bayi dan penjual jamu tradisional merupakan
alternatif perawatan kesehatan yang dipilih karena kriteria kenyamanan dan
kemudahan akses di masyarakat. F aktor biaya murah/ekonomi bukanlah faktor
utama dalam menentukan penggunaan jamu tradisional ini. Adanya informasi dari
bidan tentang jamu/obat tradisional juga menjadi faktor yang mempengaruhi
enggunaan jamu tradisionalini.
Partisipan menginformasikan bahwa mereka telah diberikan informasi seputar
jamu tradisional yang boleh digunakan karena aman untuk kesehatannya dan
jamu tradisional yang tidak boleh dikonsumsi karena merugikan kesehatan,
terutama pada masa kehamilan s ampai menyusui serta anak - anak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menginformasikan
penggunaan jamu/obat tradisional dalam perawatan kesehatan. Bahkan bidan
memberikan pelayanan kesehatan dengan menggunakan jamu/obat tradisional berupa
obat herbal/ramuan sebagai pelengkap obat konvensional sebanyak 11,5%.
Faktor Psikologis yang mempengaruhi penggunaan jamu tradisional untuk
kesehatan ibu dan anak Penggunaan jamu tradisional untuk kesehatan ibu dan anak
di masyarakat sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan kepercayaan di
masyarakat. Menurut Spranger dalam Notoatmojo (2003) menyebutkan bahwa
kepercayaan atau keyakinan seseorang merupakan salah satu asp ek pembentuk
perilaku. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang
dominan pada diri orang tersebut. Selanjutnya kepribadian akan menentukan pola
dasar perilaku orang tersebut. Keyakinan dan kepercayaan wanita di masyarakat
tentang p enggunaan jamu tradisional merupakan hal yang turun menurun ditularkan
pada masing - masing individu dengan pengaruh orang tua dan lingkungan.
Kepercayaan dan keyakinan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang didengar atau
apa yang ditemui tanpa harus berdasarkan penelitian terkini, atau bisa jadi berasal
dari hasil pemikiran, tindakan , persepsi dan motivasi. Kepercayaan dan keyakinan
seseorang terjadi karena informasi budaya yang diterima sejak lahir dan
mempengaruhinya. Se seorang yang terlahir di lingkungan yang memiliki 86
tradisi turun menurun, biasanya akan menganggap bahwa hal tersebut merupaka
n kebenaran yang harus diikuti. Penggunaan jamu tradisional di masyarakat
merupakan tradisi turu n menurun yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan ibu
dan anak. Proses seseorang menggunakan jamu tradisional diawali dari penerimaan
informasi, memproses informasi dengan mempertimbangkan dampak positif dan
negatif, kemudian mencari dukungan dari keluar ga atau lingkungan, untuk
kemudian menggunakan jamu tradisional tersebut sebagai tindakan dari
kepercayaannya. (5) Kedua faktor yang mempengaruhi penggunaan jamu tradisional
ini, baik sosial maupun psikologis, merupakan bagian dari perilaku pemeliharaan
kesehatan di masyarakat. Secara umum, perilaku yang mendukung pemeliharaan
kesehatan, merupakan hal yang harus dilestarikan. Praktek penggunaan jamu yang
teri ntegrasi dengan pelayanan kesehatan sebenarnya telah diprogramkan sejak
tahun 2007 oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah juga telah memasukan
pelayanan kesehatan tradisional sebagai bagian dari upaya penyelenggaraaan upaya
kesehatan dengan memanfaatkan obat tradisional yang telah terbukti berkasiat dan
aman untuk pencegahan, pengobatan, perawatan dan atau pemeliharaan kesehatan)
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di masyarakat dal am memberikan
pelayanan kesehatan terutama pada ibu dan anak harus menghormati keberagaman
budaya. Mengintergasikan praktek budaya tradisional yang terbukti berkhasiat dan
aman bagi kesehatan ibu dan anak. Asuhan kebidanan yang diberikan merupakan
asuhan y ang holistik dan kontinu, didasarkan pada pemahaman tentang
pengalaman sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik ibu dan anak. Hal
ini merupakan bagian dari filosofi asuhan kebidanan. Selain itu, model praktek
bidan di masyarakat juga bertu juan untuk memberdayakan ibu agar
bertanggung jawab atas kesehatan merekadan kesehatan keluarganya.
4. Kesimpulan

Penggunaan jamu tradisio nal untuk kesehatan ibu dan anak di wilayah
Puskesmas Kembaran II dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor sosial dan
psikologis. Faktor sosial dapat dijelaskan melalui temuan informasi dan pengalaman
turun menurun dari orang tua, dukungan dari suami dan keluarga, tersedianya jasa
dukun bayi dan pe njual jamu yang menyediakan jamu tradisional dan
informasi dari bidan tentang jamu tradisional yang aman bagi kesehatan.
Faktor psikologi yang mempengaruhi penggunaan jamu tradisional adalah
adanya keyakinan dan kepercayaan masarakat terhadap jamu tradisio nal yang
berkhasiat dan aman.

5. DaftarPustaka

[1] PPIBI. 50 Tahun IBI Menyongsong Masa Depan. VII ed. Sofyan , editor. Jakarta:
PPIBI; 2006. [2] Kostania G. Pelaksanaan kebidanan komplementer pada bidan
praktek mandiri di kabupaten klaten. GASTER. 2015 F ebruary; 12(1). [3] Wiraharja
RS, Heidy, Rustam S, Iskandar M. Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual
dalam kehamilan. Damianus Journal of medicine. 2011 Oktober; 10(3): p. 161 -
197. [4] Setyawati N, Wahyuningsih MSH, Nurdianti DS. Pemberian jahe instan
terhadap kejadian mual muntah dan asupan energi pada ibu hamil trimester
pertama. Jurnal gizi klinik indonesia. 2014 April; 10(4): p. 191 - 197. [5] Notoatmojo
S. Pendidikan dan
perilaku kesehatan Jakarta: Rineka Cipta; 2003. [6] Kemenkes. Riskesdas kementri
an kesehatan. [Online].; 2013 [cited 2018 Januari. Available from:
www.depkes.go.id . [7] Kamaluddin R. Pertimbangan dan alasan pasien hipertensi
menjalani terapi alternatif komplementer bekam di kabupaten banyumas. Jurnal
kep erawatan soedirman. 2010 Juli; 5(2): p. 95 - 104. [8] Cresswell, W John.
Research Design, Pendekatan penelitian kualitatif, 87 kuantitatif, dan mixed
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2009. [9] Moeleong L. Metodologi penelitian kualitatif,
Edisi revisi Bandung: ROSD A; 2004. [10] Pizzorno JE, Murry MT. Texbook of
natural medicine USA British: Elsevier; 2013. [11] John NJ, Shantakumari N. Herbal
medicines use during pregnancy: A review from the middle east. Oman medical
journal. 2015; 30(4). [12] Astuti A. Tiga faktor penggunaan obat herbal hipertensi di
kota jambi. Journal Endurance. 2016 June; 1(2): p. 81 - 87. [13] Dunkekley J. Health
promotion in midwivery practice, A resource for health professionals British:
Bailliere Tindall; 2005. [14] Depkes . Undang - Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 - Kementrian Kesehatan. [Online].; 2009 [cited 2018 January.
Available from: www.depkes.go.id . [15] ICM. Phylosophy and model of care.
[Online].; 2005 [cited 2018 January . Available from: www.internationalmidwives.org/
.

Pembahasannya

Jurnal diatas berkaitan dengan evidence based dan berkaitan visi misi asuhan kebidanan
berbasis naturopathy atau pengobatan verbal atau alami. Hubungannya dengan asuhan
kebidanan adalah bidan sebgai tenaga kesehatan yang langsung berada dimasyarakat
memiliki tugas untuk promosi terkait penggunaan bahan alami/jamu yang bermanfaat dan
aman bagi kesehatan. Serta edukasi untuk menghindari penggunaan bahan alami/jamu
yang merugikan kesehatan. Pengobatan alami atau herbal dilakukan jurnal diatas pada ibu
hamil untuk menghilangkan rasa mual. Bidan sebagai promosi kesehatan bidan
memberikan informasi kepada ibu hamil yang mengkonsumsi jamu apabila terdapat nya
reaksi seperti mual, keringaat dingin, dan kulit merah bahkan diare berati keseimbangan
tubuh terganggu disaluran cerna dan bila sudah terjadi hal yang tidak normal segera
menhentikan mengkonsumsi jamu
PENGARUH AIR REBUSAN DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi l.) DALAM
PENURUNAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL PENDERITA HIPERTENSI

Dhonna Anggreni* Erfiani Mail**Ferillia Adiesty**

ABSTRAK

Hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah selama kehamilan tanpa


proteinuria pada wanita dengan tekanan darah normal, dan tidak mempunyai riwayat
hipertensi vaskuler. Salah satu pengobatan alami yakni air rebusan daun belimbing wuluh
sebagai anti hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh rebusan
daun belimbing wuluh terhadap tekanan darah ibu hamil hipertensi. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan memberikan dua kali treatmen dalam seminggu
selama satu bulan dan diobservasi.Teknik pengambilan data dengan purposive sampling
yaitu sebanyak 20 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan
tensimeter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami pre
hipertensi pada pengamatan awal, namun setelah pemberian air rebusan daun belimbing
wuluh selama 1 bulan maka sebagian besar ibu hamil pada kelompok eksperimen
mengalami perubahan tekanan darah menuju ke normal, sedangkan pada kelompok
kontrol sebagian besar masih dikategorikan pre hipertensi. Hasil uji Mann Whitney
menunjukkan bahwa ada perbedaan tekanan darah ibu hamil antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen setelah minum air rebusan daun belimbing wuluh selama 1 bulan (Z
hitung = -2,822 dan p value= 0,005) dimana tekanan darah kelompok eksperimen lebih
rendah menjadi rata-rata 123,7 mmHg sedangkan kelompok kontrol masih sebesar rata-
rata 132,6 mmHg. Pemberian air rebusan daun belimbing wuluh selama 1 bulan dapat
menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang hipertensi. Saran: ibu hamil yang
hipertensi hendaknya rutin dalam mengkonsumsi air rebusan daun belimbing wuluh dan
juga perlu keterlibatan aktif dari keluarga sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
eklampsia selama kehamilan.

Kata kunci: daun, belimbing wuluh, tekanan darah, ibu hamil.


PENDAHULUAN

Hipertensi adalah bila tekanan darah sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup
sistolik melebihi 140 mmHg dan tekanan sehingga disimpulkan bahwa pencapaian
darah diastolik 90 mmHg (Anonymous, upaya penurunan kematian ibu telah
2009).Hipertensi merupakan penyakit melampaui target. Namun jumlah ini
yang sering dijumpai dimasyarakat maju masih lebih tinggi dibandingkan kejadian
baik pria ataupun wanita, tua ataupun pada tahun 2015 sebesar 89,6 per
muda bisa terserang penyakit ini, dan 100.000 kelahiran hidup.
gejalanya tidak terasa (Purwati et al.,
2005). Kehamilan dengan komplikasi
sering menyebabkan tingkat kematian Penyebab kematian ibu di Propinsi Jawa
bayi dan ibu yang tinggi, salah satunya Timur yang tertinggi yakni pre
adalah kehamilan yang disertai pre- eklampsia/ eklampsia (30,90%),
eklampsia atau eklampsia atau hipertensi perdarahan, penyakit jantung dan yang
yang disebabkan terjadi ketika darah paling kecil adalah infeksi (4,87%).
yang dipompakan oleh jantung Belimbing wuluh merupakan salah satu
mengalami peningkatan tekanan, tanaman buah asli Indonesia dan dataran
sehingga dapat membuat adanya tekanan Malaya. Belimbing wuluh ( Averrhoa
dan merusak dinding arteri di pembuluh billimbi Linn. ) banyak ditemui sebagai
darah. Sayangnya penyakit seperti itu tanaman pekarangan yang mudah
dianggap sepele oleh kaum hawa. Padahal ditanam dan tidak memerlukan
penyakit tersebut memebutuhkan perawatan khusus. Belimbing wuluh
perhatian yang khusus karena bisa merupakan salah satu bahan alami yang
menyebabkan kematian baik dari ibu dapat dimanfaatkan sebagai obat karena
ataupun janin yang dikandungnya. Kasus memiliki beragam khasiat. Salah satu
kematian ibu di Jawa timur mayoritas khasiat yang dimiliki belimbing wuluh
disebabkan karena faktor preeklampsia adalah obat anti hipertensi. Hasil
yang dipicu kondisi hipertensi selama penelitian farmakologis menunjukkan
kehamilan. Angka kematian ibu (AKI) di tekanan darah 33-45 mmHg (Anonim a,
Jawa Timur menurut profil kesehatan 2011). Tujuan dari penelitian adalah
(2017) cenderung menurun dalam 3 untuk mengetahui pengaruh pemberian
tahun terakhir namun pada tahun 2016 air rebusan daun belimbing wuluh
meningkat lagi yakni sebesar 91 per terhadap penurunan tekanan darah pada
100.000 kelahiran hidup. Menurut SUPAS ibu hamil di Desa Gayaman Mojoanyar
tahun 2016, target AKI tahun 2016 Mojokerto.
rebusan belimbing terhadap tekanan
darah ibu hamil. HASIL PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tekanan darah kelompok eksperimen
Tekanan Darah Ibu Hamil kelompok
Jenis penelitian ini adalah experimental, eksperimen sebelum dan sesudah diberi
rancang bangun yang digunakan adalah air rebusan daun belimbing wuluh selama
one-shot case study, peneliti mengadakan 1 bulan Tabel 1 Tekanan Darah Ibu Hamil
treatment selama 2 kali dalam seminggu, kelompok eksperimen sebelum dan
selama 1 bulan. Konsumsi yang rutin sesudah diberi air rebusan daun
selama 1 bulan diperkirakan dapat belimbing wuluh selama 1 bulan di Desa
menurunkan tekanan darah ibu hamil Gayaman Mojoanyar Mojokerto tahun
yang hipertensi. Variabel perlakuan 2018 Rerata Tekanan Darah pengamatan
dalam penelitian ini adalah pemberian air awal Rerata Tekanan Darah pengamatan
rebusan daun belimbing wuluh akhir bulan Rerata Perbedaan Tekanan
sedangkan variabel dependen dalam Darah pre dan post 136,0 mmHg 123,7
penelitian ini adalah hipertensi pada ibu mmHg 12,3 mmHg X 2 hitung = 65,335
hamil. dan p value = 0,000

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Cara pengambilan sampel dalam telah terjadi penurunan tekanan darah
penelitian ini menggunakan teknik non pada pengamatan akhir bulan setelah
probability sampling secara purposive rutin mengkonsumsi air rebusan daun
sampling. Populasi dalam penelitian ini belimbing. Hasil uji friedman juga
adalah seluruh ibu hamil dengan keluhan menyimpulkan bahwa ada penurunan
hipertensi didesa Gayaman Kecamatan yang signifikan tekanan darah ibu hamil
Mojoanyar Kabupaten Mojokerto mulai dari awal pengamatan
sebanyak 20 orang. Dari 20 responden dibandingkan akhir bulan setelah minum
dibagi menjadi 2 kelompok responden, 1 air rebusan daun belimbing secara rutin.
kelompok diberikan air rebusan daun Tekanan darah kelompok kontrol Tabel 2
belimbing wuluh untuk diminum dan satu Tekanan Darah Ibu Hamil kelompok
kelompok tidak diberikan air rebusan Kontrol sebelum dan sesudah diberi
daun belimbing wuluh (diberi placebo). Placebo selama 1 bulan di Desa Gayaman
Instrument penelitian ini menggunakan Mojoanyar Mojokerto tahun 2018 Rerata
lembar observasi. Untuk mengetahui Tekanan Darah pengamatan awal Rerata
adanya peningkatan atau penurunan Tekanan Darah pengamatan akhir bulan
status hipertensi rebusan daun belimbing Rerata Perbedaan Tekanan Darah pre dan
yang diberikan sebanyak 2 kali dalam post 134,5 mmHg 132,6 mmHg 1,9 mmHg
seminggu secara rutin selama 1 bulan dan X 2 hitung = 24,0 dan p value = 0,002
pada setiap akhir minggunya dilakukan Pada kelompok kontrol diketahui bahwa
pemeriksaan tekanan darah mencatat terjadi penurunan yang sangat sedikit
hasil pemeriksaan. Hasil penelitian diolah yakni hanya sebesar 1,9 mmHg pada
dan dianalisis dengan menggunakan uji setelah pengamatan selama 1 bulan dan
Friedman dan Mann Whitney untuk diberi placebo berupa air syrup rendah
melihat perbedaan tekanan darah antara kalori. Namun hasil uji friedman
kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan ada penurunan yang
sehingga bisa diketahui pengaruh air signifikan tekanan darah pada ibu hamil
setelah pengamatan selama 1 bulan. dan 1,2- benzenedicarboxylilic acid
Pengaruh air rebusan belimbing wuluh diethyl ester
terhadap tekanan darah ibu hamil Tabel 3
Pengaruh air rebusan belimbing wuluh yang diketahui dapat menurunkan
terhadap tekanan darah ibu hamil setelah hipertensi. Cara kerja air rebusan daun
1 bulan di Desa Gayaman Mojoanyar belimbing wuluh mirip dengan tablet
Mojokerto tahun 2018 Kategori hydrochlorithiazide ( HCT ) ataupun
hipertensi Kelompok eksperimen furosemide ( lasix ). Namun kerja air
Kelompok Kontrol Tekanan darah normal rebusan daun belimbing dalam
6 (60%) 0(0%) Pre hipertensi (121-139 menurunkan tekanan darah tinggi yang
mmHg) 4 (40%) 7 (70%) Hipertensi tinggi terbatas, karena itu sebaiknya
tahap 1 (140-159 mmHg) 0(0%) 3(30%) menggunakan pada hipertensi ringan
Hipertensi tahap 2 (>= 160mmHg) 0(0%) yaitu tekanan sistolik 140 – 159 mmHg
0(0%) Z Hitung = -2,822 dan p value = dan tekanan diastolik 90 – 99 mmHg.
0,005

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ada


Hasil penelitian menunjukan pengaruh penurunan tekanan darah yang signifikan
yang signifikan penggunaan air rebusan mulai pengamatan awal sampai akhir
daun belimbing wuluh dengan frekuensi 2 bulan setelah diberikan air rebusan daun
kali seminggu selama 1 bulan terhadap belimbing wuluh pada kelompok
tekanan darah ibu hamil yang hipertensi. eksperimen 2. Ada perbedaan yang
Hasil ini sejalan dengan penelitian bermakna namun sangat kecil pada
Hernani, et al (2005) dengan tekanan darah ibu hamil kelompok
menggunakan hewan uji kucing kontrol 3. Pemberian air rebusan daun
teranestesi diketahui bahwa penggunaan belimbing sebanyak 2 kali seminggu
ekstrak daun belimbing wuluh pada dosis dalam 1 bulan mampu menurunkan
37.5 mg/kg BB dapat menurunkan tekanan darah ibu hamil yang hipertensi.
tekanan darah kucing sebesar 75.88 Saran Bidan desa hendaknya senantiasa
mmHg. Berdasarkan penelitian yang menghimbau masyarakat dalam
dilakukan Hutahaean (2003) terhadap menggunakan obat tradisional untuk
hewan uji tikus putih galur wistar jantan, meringankan efeksamping obat
hasil penelitian menunjukkan bahwa khususnya pada ibu hamil. Selain itu ibu
penyuntikan dengan ekstrak daun hamil dan keluarga hendaknya
belimbing wuluh secara intraperitoneal mengaplikasikan penggunaan obat
dapat menurunkan tekanan darah tikus alternatif ketika mengalami gangguan
dari tekanan darah normal (hipotensif). selama kehamilan seperti hipertensi agar
Daun belimbing wuluh mengandung zat tidak mengalami eklampsia.
kalium sitrat yang berfungsi untuk
melancarkan keluarnya air seni, sehingga
dapat menurunkan tekanan darah tinggi
selain itu ada senyawa kimia p-
nitrommethylphenyl benzenesulfonate,
acetic acid ethyl ester, acetic acid prophyl
ester, butyl ethyl ether, methyl benzene
KEPUSTAKAAN Anonim.2006.BelimbingWuluh..http://ww
w.idionline.org/05_infodk_obattrad2 .htm (November, 2006). Anonymous. 1989.
Vademekum bahan obat alam. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 411 hal. Morton, J. 1987.
Bilimbi. In. J.F. Morton. 42 Fruits of warm climates. Miami : 128-129. Anonymous. 2009.
Antihypertensive. http://en.wikipedia.org/wiki/ Antihypertensive Diakses tanggal 19
September 2014 Anonymous. 2009. Antihypertensive. http://en.wikipedia.org/wiki/
Antihypertensive Diakses tanggal 19 September 2014 Bipat , R., J.R. Tolsie, R.F.
Joemnanbaks, J.M. Gummels, J. Klavermeide, N. Jhanjan, S. Orie, K. Rarajiawan, A. van
Brusel, R.C. Soekhoe and D.R.A. Mans. 2008. Effects of plants populary used against
hypertension on nornephineprinestimulated guinea pig atria. Pharmacognosy. 4 (13) : 12-
19. Cyntia, R. 2006. Pemisahan komponen kimia ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.). Laporan Magang. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. DKK 2008. Gawat-
Darurat ObstertiGinekologi & Obstetri-Ginekolgi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC Hernani, T. Marwati dan C. Winarti. 2005. Teknologi pemanfaatan
tanaman obat untuk bahan baku industri biofarmaka. Laporan akhir kegiatan penelitian.
Balai Besar Penelitian dan pengembangan Pasca Panen Pertanian. Bogor. Hernani, T.
Marwati dan C. Winarti. 2006. Teknologi pemanfaatan tanaman obat untuk bahan baku
industri biofarmaka. Laporan akhir kegiatan penelitian. Balai Besar Penelitian dan
pengembangan Pasca Panen Pertanian. Bogor. Hutahean, R. E. 2003. Pengaruh ekstrak
daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbiL.) terhadap tekanan darah dan frekuensi denyut
jantung Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Skripsi. Sekolah Ilmu dan
Teuknologi Hayati, ITB. Bandug. Manuaba, I. B.G. 2008. Pengantar Kuliah Obsterti. Jakarta:
EGC Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2016. Surabaya: Dinkes Propinsi Jawa
Timur Purwati, S., Salimar dan S. Rahayu. 2005. Perencanaan menu untuk penderita
tekanan darah tinggi. Penebar Swadaya. 91 ha Wiknjosastro.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Pendidikan Bina Pustaka Manuaba, I B. G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.

Pembahasannya

Jurnal diatas adalah asuhan kebidanan berbasis naturophaty dengan pengobatan bahan
alami air rebusan belimbing wuluh. Hubungannya dengan bidan adalah bidan bisa
menghibau atau menngunakan air rebusan ini untuk kepada ibu hamil penderita
hipertensi, manfaat dari air rebusan ini untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada ibu
hami, bidan juga menghimbau kepada masyarakat dalam menggunakan obat tradisional
untuk meringankan efek samping obat khususnya pada ibu hamil. Selain itu ibu hamil dan
keluarga hendaknya mengaplikasikan pengobatan alternative ketika mengalami seperti
hipertensi agar tidak mengalami eklampsia. Reaksinya yang didapatkan saat ibu hamil
mengkonsumsiair rebusan ini seperti daya tahan tubuh, dan berkurangnya hipertensi
tersebut l

Anda mungkin juga menyukai