Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Obat herbal merupakan bahan yang berasal dari tumbuhan tertentu
yang dapat memperoleh manfaat sebagai pengobatan yang berasal dari alam,
bahan-bahan alam atau produk olahan alam yang bersal dari tumbuhan atau
zat aktifnya (WHO,2013).
Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal
dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan sebagai pengobatan dan
berdasarkan pengalaman ( UU no 23 tahun 1992 ).
Pengobatan tradisional merupakan suatu langkah kesehatan yang
dilakukan oleh seseorang baik untuk pengobatan maupun untuk pemeliharaan
kesehatan yang menggunakan bahan alam yang dipercaya secara turun
temurun.
Pengobatan tradisional dimanfaatkan oleh setiap kalangan mulai dari
bayi dan balita, remaja, dewasa, dan manula, sampai pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas. Pengobatan tradisional sudah sangat umum
dimasyarakat, obat ini digunakan untuk pemeliharaan kesehatan maupun
pengobatan.
Hamil adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang
matang pada saluran telur, yang kemudian dibuahi oleh sperma, lalu keduanya
menyatu dan membentuk sel yang akan tumbuh (BKKBN)
Seiring berjalannya waktu, janin akan terus tumbuh dan berkembang,
aliran darah ibu dan janin adalah suatu sistem yang saling menyatu, hal ini
menyebabkan selama proses kehamilan sampai persalinan, janin sangat
bergantung pada asupan nutrisi, cairan dan obat-obatan dari ibu, intake ibu
akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin.
Pada saat kehamilan ibu banyak mengalami perubahan-perubahan pada
tubuhnya, yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah kesehatan, seperti
adanya mual, muntah, konstipasi, perubahan pada kulit, masalah lambung, dll.
Perubahan-perubahan ini akan menjadi masalah pada ibu hamil, ibu akan
berusaha melakukan pengobatan dengan menghindari efek samping dan
perilaku yang dapat merugikan baik terhadap ibu maupun janin, salah satunya
adalah dengan melakukan perubahan cara pengobatan dengan pengobatan
herbal. Sebagian besar ibu percaya bahwa menggunakan obat herbal akan
lebih aman dibanding obat kimia, 7%-55% ibu menggunakan obat herbal pada
saat kehamilan (Dugoua,2010).
Kebanyakan ibu hamil menggunakan jahe, Cranberry, Peppermint,
Castor oil, dll (Holst et al.,2009; Cuzzolin et al., 2010). Ibu hamil
menggunakan Rubus idaeus L. (Rasberry) untuk mengatasi mual,

1
meningkatkan produksi ASI, menginduksi persalinan. Menta piperita L
(Peppermint) digunakan untuk mual, muntah, kembung, dll. Matricaria
chamomilla L (Chamomile) digunakan untuk iritasi lambung, insomnia,
relaksasi,dll. Banyak sekali penelitian mengenai obat-obat tradisional yang
dapat digunakan pada ibu hamil, tetapi sedikit yang mengetahui mengenai
efeknya terhadap kehamilan.
Obat herbal bisa saja memiliki efek samping pada kehamilan dan
persalinan, dapat berinteraksi dengan obat kimia, dan memiliki efek yang
serius terhadap janin.
Banyaknya Penggunaan obat herbal pada ibu hamil ini harus diketahui
secara pasti, baik dari jumlah obat yang digunakan, pemanfaatan obat
tradisional, jenis obat tradisional yang digunakan, waktu penggunaan obat
tradisional, efeknya terhadap ibu maupun janin, dll.
Dari uraian tersebut terlihat masih kurangnya pengetahuan mengenai
penggunaan obat tradisional ini terutama pada saat hamil, untuk itu penulis
tertarik untuk membahas jurnal mengenai penggunaan obat tradisional pada
ibu hamil. Jurnal yang dibahas berjudul “Us of Herbal Medicines During
Pregnancy in Group of Palestinian Woman”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah adalah :
a. Bagaimana hubungan sosial demigrafi, dengan penggunaan obat herbal
pada ibu hamil?
b. Berapa presentasi ibu hamil yang menggunakan obat herbal beserta
jenisnya?
c. Untuk apa saja obat herbal umumnya digunakan?
d. Apa perbedaan ibu hamil yang menggunakan obat herbal dengan yang
tidak menggunakan obat herbal pada saat hamil dan bersalin?

3. Tujuan
Telaah jurnal ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui hubungan sosial demografi ( umur kehamilan, level
pendidikan, lingkungan, pengobatan yang didapat, asuransi kesehatan,
penghasilan perbulan, penyakit kronik, paritas, penggunaan suplemen, dll)
dengan penggunaan obat herbal.
b. Untuk mengetahui prevalensi ibu hamil yang menggunaakan obat herbal
dan jenis obat yang digunakan.
c. Untuk mengetahui pada keluhan apa saja ibu hamil banyak menggunakan
obat herbal.
d. Untuk mengetahui efek penggunaan obat herbal pada saat hamil terhadap
ibu maupun janin.

4. Manfaat
a. Manfaat teoritis

2
Untuk menambah pengetahuan mengenai obat tradisional terhadap
kehamilan, sekaligus membuka wawasan keilmiahan mengenai materi ini.
b. Manfaat praktis
Sebagai bahan untuk memberikan konseling kepada ibu hamil, sehingga
dapat memberikan informasi yang update, dan berdasarkan sumber yang
dapat dipercaya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterangan Jurnal

Judul jurnal : Use of Herbal Medicines During Pregnancy in


Group of Palestinian Woman

Penulis : Rowa′ Al-Ramahin, Nidal Jaradat, Deema Adawi


Department of Pharmacy, Faculty of Medicine and
Health Sciences, An-Najah National University,
PO Box: 7, Nablus, Palestine
Penerbit : Elsevier
Tahun terbit : 2013

B. Hasil Telaah Jurnal

Penelitian ini dilakukan pada 330 wanita, 300 yang berpartisipasi pada
penelitian ini memberikan respon 90,1%. Kisaran umur 20-30 tahun,
kebanyakn meiliki latar pendidikan SMA atau perguruan tinggi, 2-3 adalah ibu
multipara, (68%), barasal dari desa ( 67,3%), memiliki asuransi kesehatan
(96,7%), penghasilan sebulan lebih dari 600 dinar jordania (92,7%), dan yang
tidak bekerja (94,3%). Selama kehamilan 288 wanita mengonsumsi suplemen
(96%), 147 wanita ( 49%) menggunakan paling sedikit satu perawatan medis.
Dan dari 300 wanita, 120 (40%) menggunakan obat herbal selama kehamilan.

Pembahasan pada penelitian ini mencakup;

1. Hubungan sosial demografi dengan penggunaan obat herbal

4
Berdasarkan data tersebut tidak ada hubungan yang signifikan antara sosial
demografi ( umur kehamilan, level pendidikan, lingkungan, pengobatan
yang didapat,asuransi kesehatan, penghasilan perbulan, penyakit kronik,
paritas, penggunaan suplemen, dll) dengan penggunaan obat herbal. Jadi
penggunaan obat herbal tidak dipengaruhi oleh socio-demografi.

2. Jenis obat herbal yang digunakan dan prevalensinya

Impinella anisum L.(anise) (61.7%), Matricaria chamomilla L.


(chamomile) (53.3%),Salvia officinalis L. (sage) (45.8%), herbal mixture
(33.3%), Thymusvulgaris L. (thyme) (29.2%) dan Phoenix dactylifera L.
(dates) (28.3%).

Penilaian tentang konsumsi obat herbal pada ibu hamil sangat penting.
Obat herbal bisa mempunyai efek merugikan bagi ibu atau janin, ditambah
interaksi yang mungkin terjadi dengan obat kimia.

5
Dipenelitian ini besarnya persentasi ibu hamil yang menggunakan obat
herbal 40%, penemuan ini sekaligus menutup penelitian sebelumnya pada
tahun 2006 yaitu 45,8%. Tetapi lebih tinggi dibanding dengan penelitian dari
tempat lain. Contohnya di Louik et al (2010) di united States di dapatkan 4866
ibu, tetapi pada tahun 1997 dan tahun 2005, 282 (5,8%) dilaporkan
menggunakan obat herbal dan pengobatan tradisional.

Dipenelitian ini 90% pengguna obat herbal menggunakan lebih dari 1


obat herbal pada saat hamil, dan perbandingan ibu hamil yang menggunakan
obat herbal meningkat terus dengan semakin tuanya kehamilan, pada trimester
3 presentasi ibu yang menggunakan obta herbal adalah 35,8%.

Hal ini mungkin bisa menjelaskan tentang perlindungan obat


tradisional yang digunakan pada saat pembentukan janin dan ini mempunyai
hubungan dengan masalah pada kehamilan.

Obat herbal banyak digunakan karena ibu-ibu memikirkan tentang


keamanan obat herbal dibanding obat kimia (82%) dan hal ini bisa benar
karena 91,7% tidak ada laporan tentang efek samping dari obat herbal. 99.2%
mengatakan mereka mendapatkan manfaat dari obat herbal. Banyak
perempuan yang mengatakan kepada dokternya bahwa ia menggunakan obat
herbal (65,8%).

3. Manfaat penggunaan obat herbal saat hamil

Biasanya alasan menggunakan obat herbal pada saat kehamilan adalah


untuk mengobati flu, batuk, infeksi pada kandung kemih, untuk merangsang
persalinan, dan kembung.

4. Efek penggunaan obat herbal pada saat hamil terhadap ibu maupun janin.

6
Pada penelitia ini didapatkan masalah pada 28 neonatus, 8 karena
masalah pernapasan, 1 prematur, 4 prematur dan masalah pernapasan, 1
aspirasi mekonium, 1 penutupan pada duktus arteriosus, 1 masalah pada tali
pusat, dll.

Pada penelitian ini tidak ada perbedaan yang dignifikan antara yang
ibu yang menggunakan obat herbal dengan yang tidak menggunakan pada saat
hamil dan pada saat persalinan. Hal ini juga sama dengan beberapa penelitian
lain. Namun penelitian Cuzzolin et al (2010) melaporkan meningkatnya
insiden kelahiran prematur pada pengguna obat herbal.

7
BAB III

PENUTUP

1. kesimpulan

Berdasarkan telaah jurnal yang telah dilakukan terdapt kesimpulan yang


dapat diambil;
a. penggunaan obat herbal pada saat hamil sangat umum.
b. Penggunaan obat herbal pada ibu hamil tidak berhubungan dengan sicio-
demografi.
c. Manfaat obat herbal yang paling banyak digunakan adalah untuk
mengatasi flu, kembung, batuk, dll
d. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara ibu hamil yang menggunakan
obat tradisional maupun tidak, baik saat hamil maupun saat bersalin.

2. Saran
Berdasarkan telaah jurnal ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan;

a. Untuk memberikan pelayanan yang baik pada ibu hamil yang


menggunakan obat herbal tenaga kesehatan dan farmasi direkomendasikan
untuk update dengan obat herbal yang digunakan dan perlindungannya
terhadap ibu hamil.
b. Tidak semua wanita mengatakan mengenai obat herbal yang digunakannya
untuk itu direkomendasikan pada tenaga kesehatan untuk memberikan
informasi pada ibu hamil tentang penggunaan obat herbal pada saat hamil,
hal ini untuk menghindari efek negatif yang mungkin terjadi pada ibu
maupun janin.
c. Penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

Anda mungkin juga menyukai