Anda di halaman 1dari 7

JIDAN

Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Identifikasi Pemanfaatan Obat Herbal Pada Ibu Nifas


Citra Hadi Kurniati 1, Atika Nur Azizah 2
1,2
Universitas Muhammadiyah Purwokerto / citrahadi85@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Obat herbal merupakan obat yang berasal dari campuran bahan alami yang berbentuk
ramuan dalam formulasi yang diinginkan. Penggunaan obat herbal sekarang sudah berkembang pesat
dengan penggunaan bahan dari alam.
Penggunaan obat herbal ini dimanfaatkan tidak hanya untuk orang yang sakit, tetapi untuk pemulihan
kesehatan misalnya pada ibu nifas. Kepercayaan yang turun temurun sehingga masih banyak yang
menggunakan bahan tradisional dalam pengobatannya maupun pada perawatan masa nifas.
Tujuan : Mengetahui pemanfaatan obat herbal pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Cilongok 2
Kabupaten Banyumas.
Metode : Penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus (case study). Subjek penelitian ini
yaitu ibu nifas, suaminya dan bidan desa. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan
thematic content analysis.
Hasil : Jenis tanaman herbal yang digunakan pada ibu nifas yaitu kunyit, asam jawa, dan katuk.
Kesimpulan : Obat herbal dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor kepercayaan secara tradisional dan
turun-temurun diperoleh dengan menanam sendiri tanaman herbal. Jenis tanaman herbal yang dimanfaatkan
yaitu kunyit, asam jawa, dan katuk.

Kata Kunci : Obat herbal dan ibu nifas

ABSTRACT

Background: Herbal medicine is a drug derived from a mixture of natural ingredients in the form of herbs
in the desired formulation. The use of herbal medicine has now grown rapidly with the use of ingredients
from nature.
The use of this herbal remedy is used not only for sick people, but for health recovery for example in
postpartum mothers. Beliefs are hereditary so that there are still many who use traditional ingredients
in their treatment and in the treatment of postpartum.
Purpose: Knowing the utilization of herbal medicine in mothers nifas in the working area of Puskesmas
Cilongok 2 Banyumas Regency.
Method: Qualitative research with case study design. The subjects of the study were Nifas'mother, her
husband and the village midwife. Data analysis in this qualitative research uses thematic content analysis.
Results: Types of herbal plants used in mother nifas are turmeric, tamarind, and katuk.
Conclusion: Herbal medicine is utilized by the public because the belief factor is traditionally and
hereditary obtained by growing their own herbal plants. Types of herbal plants that are used are turmeric,
tamarind, and katuk

Keywords: Herbal medicine and puerperal mothers

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki keanekaragaman digunakan oleh penduduk Indonesia
hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai sebagai pengobatan, baik untuk
bahan obat. Tanaman obat telah lama pencegahan penyakit, penyembuhan dan
peningkatan derajad kesehatan.

Volume 8 Nomor 2. Januari– Juni 2021 59


Citra H K dan Atika N A …. Idenfikasi Pemanfaatan Obat Herbal......
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Kecenderungan sekarang juga bahwa misalnya pada ibu nifas. Masa nifas /
masyarakat di Indonesia pola hidupnya Postpartum merupakan masa setelah
kembali ke alam. (1) melahirkan dari plasenta lahir dan berakhir
Penggunaan obat herbal sebagai obat ketika alat – alat kandungan kembali seperti
tradisional telah dilakukan oleh nenek sebelum hamil sekitar 6 minggu. Asuhan
moyang sejak berabad-abad yang lalu. masa postpartum sangat diperlukan karena
WHO merekomendasikan penggunaan obat termasuk masa kritis baik ibu maupun
tradisional dalam pemeliharaan kesehatan bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu
masyarakat, pencegahan penyakit, dan akibat kehamilan terjadi setelah persalinan
pengobatan penyakit. Penggunaan obat dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
tradisional dinilai lebih aman dari 24 jam pertama.
penggunaan obat modern karena memiliki Perawatan pada masa nifas sangat
efek samping lebih sedikit daripada obat penting karena bisa mendeteksi secara dini
dan mengatasi komplikasi yang timbul
modern (2)
pasca persalinan dan untuk memberikan
Obat herbal sebagai bahan baku yang informasi yang penting kepada ibu tentang
berasal dari tumbuhan diyakini tidak cara merawat diri dan bayinya. Pada masa
memiliki efek samping dan bermanfaat postpartum terdapat tiga proses perubahan
bagi kesehatan. Obat herbal bisa digunakan penting yaitu masa pengecilan rahim
secara langsung maupun dengan (involusi), kekentalan darah dan masa
pengolahan terlebih dahulu. Obat herbal
laktasi atau menyusui (4)
tidak hanya digunakan di Indonesia tapi
juga banyak dikembangkan di negara maju. Kepercayaan masyarakat di Jawa
Pemanfaatannya diyakini dapat bahwa setelah masa melahirkan
meningkatkan usia harapan hidup, adanya memanggil dukun untuk merawat dirinya
kegagalan penggunaan obat modern, dan maupun bayinya. Dukun melakukan
semakin meluasnya akses informasi obat pemijatan maupun memandikan bayinya
sampai puput atau lepasnya tali pusat.
herbal diseluruh dunia. (3)
Dukun bayi memberikan ramuan dalam
Obat herbal merupakan obat yang bentuk jamu maupun yang dilumuri
berasal dari campuran bahan alami yang didalam tubuh ibu nifas.
berbentuk ramuan dalam formulasi yang Wilayah kerja puskesmas Cilongok
diinginkan. Penggunaan obat herbal 2 merupakan salah satu puskesmas di
sekarang sudah berkembang pesat dengan Kabupaten Banyumas dengan keadaan
penggunaan bahan dari alam. Herbal geografis yang berupa dataran tinggi. Di
diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu wilayah tersebut masih banyak dukun
jamu, obat herbal dan fitofarmaka. Obat yang membantu ibu setelah bersalin
herbal dalam bentuk sediaan banyak dijual seperti memijat ibu nifas dan
dimasyarakat umum tetapi ini belum memandikan bayi sampai puput tali
terstandar (1) pusatnya. Dukun bayi menganjurkan ibu
Penggunaan obat herbal ini minum jamu maupun dari orang tua ibu
dimanfaatkan tidak hanya untuk orang yang nifas tersebut. Masih banyak pedagang
sakit, tetapi untuk pemulihan kesehatan jamu di daerah tersebut. Kepercayaan
Volume 8 Nomor 2. Januari– Juni 2021 60
Citra H K dan Atika N A …. Idenfikasi Pemanfaatan Obat Herbal......
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

yang turun temurun sehingga masih menunjukkan adanya minat terhadap


banyak yang menggunakan bahan tanaman herbal pada masa nifas “ini anak
tradisional dalam pengobatannya maupun kedua juga ya minum jamu, makan katuk”.
pada perawatan masa nifas. Sama halnya dengan responden kelima “iya
dikasih jamu untuk diminum setelah
METODE lahiran”.
Penelitian ini menggunakan metode Kedua, alasan pemanfaatan,
kualitatif dengan rancangan penelitian studi responden pertama “katanya kan buat
kasus (case study). Informan dipilih karena uyub-uyub ASI”. Responden kedua “Yaa
dianggap memiliki informasi yang cukup udah borongan gitu lamar dari hamil
dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data sampe lairan sama mbah dukun sampe 7
dilakukan dengan cara Wawancara hari tok”. Responden ketiga “rata-rata
mendalam (indepth interview), setelah lairan ya pada minum jamu yang
dokumentasi berupa catatan data-data dan dibuatin mbah dukun, udah dari hamil
foto penelitian, dan triangulasi. dipegang soalnya”. Responden keempat
Penelitian dilakukan di Desa Pekaja “udah dari lairan pertama ya minum jamu
Kecamatan Kalibagor Banyumas. trus sama makan katuk terus”. Responden
Pemilihan lokasi ini berdasarkan jumlah kelima “ya masih mempertahankan dari
ibu nifas yang masih memanggil dukun keturunan ibu ya gitu”.
bayi serta masih banyak pendudukan yg Ketiga, jenis tanaman herbal,
masih mengkonsumsi jamu. Analisis data Responden pertama mengatakan “kunir iya
dalam penelitian kualitatif ini minum kunir”. Hampir sama dengan
menggunakan thematic content analysis. Responden kedua yang mengatakan
“minumnya kunir tapi kaya ada asem-
HASIL asemnya palingan ya dicampur asem”. Hal
Hasil wawancara terhadap responden sama disampaikan oleh responden ketiga
ibu nifas di Desa Jatisaba, Wilayah Kerja “kunir asem itu pastinya”. Sedangkan
Puskesmas Cilongok 2 yaitu: responden keempat mengatakan “biasa
Pertama, minat pemanfaatan, dikasih kunir asem…makan katuk terus”.
responden pertama menunjukan adanya Sama halnya dengan responden kelima
minat pada pemanfaatan tanaman herbal yang mengatakan “pakenya pasti kunir
selama nifas dengan mengatakan “kalo asem kalau setelah lairan”.
setelah lahiran dikasih jamu nu dikasih Keempat, cara pemanfaatan,
sama mbah dukun, ndadak buat”. Sama responden pertama mengatakan bahwa cara
halnya dengan responden kedua “Pas bar pemanfaatan kunyit “diminum selama 7
lairan ya dikasih jamu tapi ya ga diminum hari tapi ga setiap hari dikasih gitu sekitar
terus soalnya takut ya kan sekarang udah tiga kali dikasihnya satu gelas belimbing
dikasih obat dari puskesmas jadi ya minum tapi lebih gede,ga tau buatnya jadi ya
obat aja”, sama halnya dengan responden langsung diminum”. Responden kedua
ketiga “ya itu minum jamu tapi ga diminum yang menggunakan kunir asem “kunyit ya
tiap hari kalau mau minum aja, udah enten asem tujuh hari doang setiap hari
dikasih obat kok”. Responden keempat dikasih, satu gelas doang”. Responden

Volume 8 Nomor 2. Januari– Juni 2021 61


Citra H K dan Atika N A …. Idenfikasi Pemanfaatan Obat Herbal......
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

keempat yang menggunakan kunir asem sendiri kan nanem dibelakang rumah
gula, “kunir kalih asem ngangge gula jawa banyak kunirnya”.
sampun digodog teng mriko gene mbah Keenam, pengetahuan tentang
dukun, makan daun katuk gih daun-daun pemanfaatan obat herbal. Responden
yang muda niko didamel beningan dados pertama mengatakan tentang
enak”. Responden kelima yang pengetahuannya pada pemanfaatan obat
menggunakan kunir “kunir 3 ruas dibebek herbal dari keluarganya “pake jamu ya
rihin teras digodog gih sari ne diunjuk ”. taunya dari ibu katanya kan buat uyub-
Kelima, sumber perolehan, uyub ASI tapi ya seger”. Namun untuk
responden pertama mengatakan bahwa responden kedua mengetahui tentang obat
sumber perolehan obat herbal dari dukun herbal secara turun temurun dari orangtua
“langsung dikasih dari mbah dukun”, sama “Jaman dulu kan suruh minum kunir asem
halnya dengan responden kedua “owh ya biar ASInya lancar”. Sama halnya dengan
dari mbah dukun, ga bikin sendiri tapi responden ketiga, keempat, dan kelima.
kalau Mandan kurang seger ya dikasih Responden ketiga mengatakan “udah dari
asem sendiri..kan ada dirumah biasa beli”. dulu pake jamu turun temurun”. Responden
Begitu pula dengan responden keempat keempat mengatakan “percaya dari awal
”mbah dukun yang mbuatin jamunya.. nek hamil sampe yang kedua ini banyak
beningan katuk gih damel piyambek niko manfaatnya badannya jadi kepenak kan
teng emper kathah”. Responden kelima dipijet juga, nek daun katuk ya ngelancarin
sama juga mengatakan hal yang sama “kalo ASI ”. Dan responden kelima mengatakan
disini ya udah terima beres dari mbah “taunya sekang mamake, ganu mboten
dukun langsung dibuatin fresh gitu, tapi ya enten obat-obatan dados sering ndamel
Cuma enam hari aja setelahnya ya buat piyambek”.

Tabel 1. Jenis-jenis tanaman herbal yang dimanfaatkan oleh Responden.

No. Nama Bagian Yang Sumber Perolehan Cara Penggunaan


Tanaman Digunakan
1 Kunyit Umbi Dukun Kunyit ditumbuk kemudian direbus dan
Tanam sendiri diambil sarinya
2 Asem Jawa Buah Dukun 1. Dicampurkan dengan kunyit
Beli langsung 2. Asem dicampurkan dengan kunyit dan
diberi gula merah
3 Katuk Daun Tanam sendiri Daun katuk direbus dibuat sup untuk
dikonsumsi

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap perolehan, dan pengetahuan tentang
responden tentang minat pemanfaatan pemanfaatan tanaman herbal pada ibu nifas.
tanaman herbal, alasan pemanfaatan, jenis Triangulasi juga dilakukan pada salah satu
tanaman herbal, cara pemanfaatan sumber Bidan Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Cilongok 2 :

Volume 8 Nomor 2. Januari– Juni 2021 62


Citra H K dan Atika N A …. Idenfikasi Pemanfaatan Obat Herbal......
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

“Masih banyak yang pakai jamu menggabungkan pengobatan dengan


kalau untuk nifas, mbah dukun masih menggunakan tanaman dan terapi-terapi
membuatkan jamu, tapi kalau orang spiritual, yang dibuat berdasarkan
muda ya ada yang udah males yaa pengalaman serta cara-cara manual
tapi udah dikasih tau dengan mbah (tradisional) yang diturunkan dari generasi
dukun lebih baik membuat jamu ke generasi. (5)
sendiri daripada beli. Saya kasih tau Hasil wawancara dengan beberapa
juga untuk jarak minum jamu dengan responden, ditemukan bahwa ibu yang
obat yaa 2 (dua) jam. Pemberian membuat tanaman herbal dengan
jamu selagi tidak merugikan, belum takarannya adalah dengan beberapa ruas.
ada larangan dari dinas, untuk ibu Takaran untuk mengkonsumsi obat tersebut
nifas yaa..bukan ibu hamil. Pakainya ada yang mengkonsumsi obat tradisional
kunir sama asem, itu combain ada dengan takaran gelas dan ada juga yang satu
unsur asemnya tapi itu sedikit. Aku gelas.
berfikir kalau kunir itu ada “diminum selama 7 hari tapi ga
antiseptiknya. Selama ini ga ada yang setiap hari dikasih gitu sekitar tiga
mengeluh setelah minum jamu untuk kali dikasihnya satu gelas belimbing
produksi ASI nya, kecuali kalau yang tapi lebih gede,ga tau buatnya jadi ya
disesar yaa.. “ langsung diminum” (RES.1)
Berdasarkan hasil wawancara yang Adanya aturan dalam penggunaan
dilakukan, tidak semua responden memiliki obat tradisional dapat didasarkan pada
tingkat pengetahuan yang berbeda pengalaman dari nenek moyang yang
mengetahui manfaat dari pemanfaatan menyampaikan informasi penggunaan
tanaman herbal pada ibu nifas, mereka pengobatan nifas kepada keturunannya. Hal
hanya menggunakan tanaman herbal karena ini dilakukan oleh nenek moyang terdahulu
tanaman yang digunakan merupakan yang bisa merupakan sebuah bentuk trial
digunakan turun temurun yang masih and error, dengan dosis atau penggunaan
dilestarikan hingga sekarang. Ada juga yang berlebihan justru dapat
responden yang mengetahui manfaat dari membahayakan. Inilah yang disebut oleh
tanaman herbal, karena mereka juga Ngatimin sebagai imperical behaviour,
merasakan sendiri manfaat tersebut. perilaku yang didapatkan karena
“Jaman dulu kan suruh minum kunir pengalaman. Ngatimin menambahkan
asem biar ASInya lancar” (RES.2) bahwa dari pengalaman perilaku inilah
Hal ini diungkapkan juga oleh WHO diperoleh manfaat bahwa trial and error
2002 dalam Ricther peracikan obat merupakan bagian dari pola hidup sehat
tradisional dilakukan berdasarkan tradisi
masyarakat. (6)
(turun temurun) sehingga bentuk
pengobatan tersebut masih terjaga hingga Hasil penelitian ini mendukung
saat ini. Pengobatan tradisional mencakup kepercayaan masyarakat bahwa jamu dapat
elemen dan karakteristik yang luas, sperti memperlancar ASI. Perilaku positif yang
praktik kesehatan, pendekatan, masih dijalankan oleh sebagian besar ibu
pengetahuan, dan kepercayaan, yang nifas dari Suku Jawa setelah melahirkan

Volume 8 Nomor 2. Januari– Juni 2021 63


Citra H K dan Atika N A …. Idenfikasi Pemanfaatan Obat Herbal......
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

yaitu kebiasaan minum jamu dengan tujuan kesehatan fisik ibu merupakan salah satu
agar ASI mereka lancar serta untuk faktor yang dapat mempengaruhi produksi
menjaga kesehatan dan kebugaran ibu. ASI. (9)
Jamu diminum agar ASI lancer. (7) (8) Jenis tanaman herbal yang digunakan
Berdasarkan hasil penelitian tentang responden yaitu daun katuk.
jenis tanaman herbal yang digunakan “biasa dikasih kunir asem…makan
responden yaitu kunir katuk terus” (RES.4).
“kunir iya minum kunir” (RES.1) Daun katuk memiliki kandungan
Jamu merupakan ramuan tradisional protein, lemak, kalsium, posfor, besi,
dengan cara ditumbuk dan direbus airnya. vitamin A, vitamin B1, vitamin C.
Jamu ini dipercaya dapat memperlancar Kandungan gizi daun katuk adalah
produksi ASI. Khasiat jamu untuk kandungan steroid dan polifenol yang bisa
memperlancar ASI ini, bila dilihat dari membantu untuk meningkatkan kadar
bahan-bahan yang digunakan antara lain: prolaktin. Kadar prolaktin yang sangat
kunyit mengandung senyawa kimia yang tinggi ini akan membantu untuk
disebut kurkuminoid (kurkumin, meningkatkan, mempercepat dan juga
desmetoksi-kumin, dan bisdesmetoksi- melancarkan produksi ASI. (10)(11)
kurkumin). Kunyit juga mengandung
minyak atsiri yang dapat meningkatkan KESIMPULAN
produksi ASI. (9) Kesimpulan penelitian “pemanfaatan
Jenis tanaman herbal yang digunakan obat herbal pada ibu nifas Di Wilayah Kerja
responden yaitu Asem jawa. Puskesmas Cilongok 2 Kabupaten
“minumnya kunir tapi kaya ada Banyumas” yaitu berdasarkan minat
asem-asemnya palingan ya dicampur pemanfaatan tanaman herbal, alasan
asem” (RES.2) pemanfaatan, jenis tanaman herbal, cara
Asem jawa mengandung Kalori, pemanfaatan sumber perolehan, dan
Protein, Lemak, Hidrat arang, Kalsium, pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman
Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin C. Asem herbal pada ibu nifas. Jenis tanaman herbal
Jawa karena banyaknya kandungan yang digunakan yaitu kunyit, asam jawa,
kimiawi yang ada di dalamnya, maka asam dan katuk.
jawa dapat digunakan untuk
menyembuhkan berbagai penyakit seperti SARAN
asma, batuk, demam, sakit panas, rematik, Obat herbal dimanfaatkan oleh
sakit perut, morbili, alergi (biduren), masyarakat karena faktor kepercayaan
sariawan, luka baru, luka borok, eksim, secara tradisional dan turun-temurun
bisul, bengkak karena disengat lipan atau sehingga tenaga bidan perlu memberikan
lebah, gigitan ular berbisa, dan rambut pendidikan kesehatan terkait pemanfaatan
rontok. Dilihat dari manfaatnya asam jawa obat herbal pada ibu nifas.
dapat menjaga kesehatan fisik ibu nifas,

DAFTAR PUSTAKA

Volume 8 Nomor 2. Januari– Juni 2021 64


Citra H K dan Atika N A …. Idenfikasi Pemanfaatan Obat Herbal......
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

1. Hernani. Pengembangan Biofarmaka Sebagai Obat Herbal Untuk kesehatan. Bul Teknol Pascapanen
Pertan. 2011;7(1).
2. Lusia O. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Jember.
Maj Ilmu Kefarmasian. 2006;III(1):01–7.
3. Hidayat M. Obat Herbal (Herbal Medicine) : Apa Yang Perlu Disampaikan Pada Mahasiswa Farmasi
dan Mahaiswa Kedokteran? Pengemb Pendidik. 2006;3(1):141–7.
4. Saleha S. Asuhan kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medica; 2009.
5. Ricther M. Tradisional Medicines And Tradisional Healers In South Africa [Internet]. AIDS Law
Project. 2013 [cited 2013 Nov 5]. Available from:
http://www.tac.org.za/Documents/ReasearchPapers/Tradisional_Madicine_Briefing.pdf ;2017
6. Notoadmodjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2015.
7. Yuliyanti L. Gambaran Perawatan Ibu Nifas di Wilayah Kecamatan Miri Sragen. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA; 2014.
8. Suryawati C. Faktor Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan, Persalinan dan Pasca
Persalinan (Studi di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). J Promosi Kesehat Indones Indones.
2007;2(1).
9. Rasy V. Tanaman Herbal Untuk Pengobatan Tradisional. Sakti. Yogyakarta; 2013.
10. Subagya HP. Kitab Ramuan Tradisional Dan Herbal Nusantara. Yogyakarta: Laksana; 2013.
11. Usemahu K, Rchman W, Natsir S. Perilaku Penggunaan Obat Tradisional Pada Ibu Pasca
Melahirkan Di Desa Kailolo Kabupaten Maluku Tengah. FKM Universitas Hasanudin; 2014.

Volume 8 Nomor 2. Januari– Juni 2021 65


Citra H K dan Atika N A …. Idenfikasi Pemanfaatan Obat Herbal......

Anda mungkin juga menyukai