Anda di halaman 1dari 16

Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.

) 509

PENGOBATAN TRADISIONAL
DI KALANGAN ANAK-ANAK
(STUDI KASUS DI KECAMATAN SOREANG)

CHILDREN TRADITIONAL MEDICINE


(A CASE STUDY IN SOREANG REGENCY)

Ria Intani T.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
Jl. Cinambo No. 136 Ujungberung-Bandung
e-mail: ria_intani@yahoo.com

Abstrak
Pengobatan tradisional merupakan satu sistem pengobatan yang tata caranya berdasarkan
pengetahuan yang didapat secara turun temurun. Pengobatan tradisional tidak saja diperuntukkan
guna pengobatan suatu penyakit, melainkan pula mengobati kebiasaan buruk pada anak-anak yang
di antaranya adalah menghisap jari dan ketergantungan pada dot, Asi, dan ibunya. Sebagian orang
mendapatkan solusinya melalui seorang pengobat tradisional. Pertanyaannya adalah bagaimanakah
profil pengobat yang bersangkutan, bagaimana pengetahuan pengobatan tersebut didapat,
bagaimana tata cara pengobatannya, dan mengapa orang memercayai pengobatan tersebut.
Pengobatan tradisional, dengan kondisinya yang masih terus “hidup”, tak dapat dinafikan
merupakan kekayaan budaya yang memberi kontribusi di bidang kesehatan. Oleh karena itu
bidang pengobatan tradisional perlu mendapatkan perhatian, salah satunya dengan mengkajinya
melalui kegiatan penelitian. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dengan
demikian, dalam pengambilan datanya menggunakan teknik wawancara dan observasi. Adapun
teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis kualitatif yang bersifat deskriptif interpretatif.
Sampai saat ini pengobatan ini masih berlangsung dengan jumlah konsumen yang fluktuatif dan
dari kalangan yang beragam.
Kata kunci: pengobatan tradisional, kebiasaan buruk, anak-anak.

Abstract
Traditional medicine is a knowledge-based operation system of medicine which is gained
from generation to generation. Traditional medicine is not only intended to the treatment of a
disease, but also to cure the children bad habits, such as licking their fingers and the addiction
ofmilk bottle, breast milk, and her mother. Some people get this solution through a traditional
healer.The question is how the healers profile is concerned, how medical knowledge is obtained,
how the procedures of treatment are, and why people believe in such treatment. Traditional
medicine, remains in "alive"condition, cannot be denied asa cultural wealth that contributes in the
health field. Hence the field of traditional medicine needs to be concerned, such as by studying
through research activities. This type of research is descriptive qualitative. Thus, in collecting the
data, interview and observation techniques are employed. The data analysis technique is
interpretative descriptive of qualitative analysis. Until now, this treatment is still in progress with
a number ofvolatile and different consumers.

Keywords: Traditional medicine, Bad Habits, children.


510 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

A. PENDAHULUAN “pengobatan dan/atau perawatan


dengan cara, obat dan pengobatnya
Ada banyak pengertian tentang
kebudayaan, satu di antaranya adalah yang yang mengacu pada pengalaman,
keterampilan turun temurun,
didefinisikan oleh Andreas Eppink bahwa
kebudayaan mengandung keseluruhan dan/atau pendidikan/pelatihan, dan
pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku dalam masyarakat
pengetahuan, serta keseluruhan struktur
sosial , religius, tata nilai, intelektualitas, (Yasin, 2013: 36-37).
dan artistis dan seni pada masyarakat
Dewasa ini, meskipun zaman sudah
(Saebani, 2012: 162). Tidak berbeda
serba tek (baca: teknologi), demikian
dengan Eppink, E. B. Tylor memberikan
halnya di bidang pengobatan, namun
definisi tentang kebudayaan yakni
sistem pengobatan tradisional belum
merupakan keseluruhan yang kompleks,
ditinggalkan. Pengobatan tradisional masih
yang di dalamnya terkandung
berlangsung di sebagian kalangan
pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan masyarakat, di antaranya di daerah yang
kemampuan lain yang didapat seseorang jauh dari fasilitas kesehatan, di daerah
sebagai anggota masyarakat (Saebani, yang masih kaya akan tanaman obat, pada
mereka yang secara ekonomi kurang
2012: 162). Kedua definisi tersebut
menyinggung terdapatnya ilmu mampu, dan pada mereka yang
pengetahuan di dalamnya. memercayai keampuhan dari pengobatan
Koentjaraningrat, meskipun hanya tradisional, terlepas mampu atau kurang
mendefinisikan kebudayaan sebagai hasil mampu secara ekonomi. Dalam praktik
sehari-hari, acapkali pengobatan
cipta, karsa, dan rasa manusia (Saebani,
tradisional berjalan berdampingan dengan
2012: 161), namun demikian menurut
pengobatan modern.
Koentjaraningrat, salah satu unsur
kebudayaan adalah juga ilmu pengetahuan Keberlangsungan pengobatan
(Saebani, 2012: 163). tradisional tidak dapat diabaikan
mengingat pengalaman menunjukkan
Kebudayaan berkaitan dengan
sistem ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan bahwa sebagian penyakit yang dialami
warga masyarakat dapat disembuhkan
akumulasi dari pengetahuan. Pengetahuan
itu sendiri menurut Juhana S. Pradja dengan cara ini. Apalagi keberadaan
memiliki tiga kriteria, yakni: adanya suatu pengobatan tradisional semakin mendapat
pengakuan di bidang kesehatan, menyusul
sistem gagasan dalam pikiran; Persesuaian
adanya hasil riset yang menunjukkan
antara gagasan dengan benda-benda yang
berbagai tumbuhan bermanfaat bagi
sebenarnya; Adanya keyakinan tentang
persesuaian itu (Saebani, 2012: 179). Hal kesehatan dan kecantikan (Yanti
yang termasuk ke dalam ilmu pengetahuan Nisfiyanti, 2012: 126). Departemen
Kesehatan melalui Undang-Undang No. 23
salah satunya adalah sistem pengobatan.
Dan, apabila dikaitkan dengan ilmu tahun 1992 tentang kesehatan mengakui
keberadaan pengobatan tradisional dan
pengetahuan tentang pengobatan yang
sifatnya turun temurun dari satu generasi obat tradisional sebagai bagian yang tidak
ke generasi berikutnya maka ilmu dapat diabaikan dalam pelayanan
pengetahuan yang dimaksud adalah sistem kesehatan (Dermawan, 2013: 51).
pengobatan tradisional1. Bedanya dengan pengobatan yang
ditangani oleh tenaga medis, dalam
Dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1076 Tahun 2003 Pasal pengobatan yang sifatnya tradisional,
1 (1) pengertian pengobatan tradisional hubungan antara pasien dengan
pengobatnya seringkali lebih dekat. Pasien
adalah:
menganggap pengobat sebagai seseorang
Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.) 511

yang mampu memahami masalah dalam pengobatannya, dan mengapa orang


konteks kultural, berbicara dengan bahasa memercayai pengobatan tersebut.
yang sama, dan memiliki pandangan yang Teori yang digunakan dalam
sama tentang dunia (Dermawan, 2013: 52). penelitian ini adalah Teori Aksi dari
Menurut Kementerian Kesehatan Talcott Parsons1. Dalam The Structure of
Republik Indonesia melalui Badan Social Action, Parsons menggambarkan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, aksi (action) sebagai berikut:
pengobat tradisional adalah orang yang “Aksi sebagai tingkah laku
mengetahui tentang tumbuhan obat, voluntaristik yang mencakup
meramu obat, dan yang melakukan praktik beberapa elemen pokok: (i) Aktor
pengobatan tradisional (Dermawan, 2013: sebagai individu yang aktif. (ii)
52). Aktor memiliki tujuan yang ingin
Menurut WHO, pengobatan dicapai. (iii) Aktor dihadapkan pada
tradisional adalah jumlah total pilihan beragam cara yang dapat
pengetahuan, keterampilan, dan praktik- ditempuh untuk mencapai tujuan.
praktik yang berdasarkan pada teori-teori, (iv) Terdapat beragam kondisi dan
keyakinan, dan pengalaman masyarakat situasi yang bisa memengaruhi aktor
yang mempunyai adat budaya yang dalam memilih cara untuk mencapai
berbeda, baik dijelaskan atau tidak, tujuan. (v) Penentuan tujuan yang
digunakan dalam pemeliharaan kesehatan diinginkan dan cara untuk
serta dalam pencegahan, diagnosa, mencapainya, senantiasa
perbaikan atau pengobatan penyakit secara berpedoman pada nilai-nilai, norma-
fisik dan juga mental (Dermawan, 2013: norma, dan ide-ide tertentu yang ada
52). dalam lingkungan sosial di mana
Pengobatan tradisional, dengan aktor berada. (vi) Tindakan ataupun
kondisinya yang masih terus “hidup”, tak pengambilan keputusan untuk
dapat dinafikan merupakan kekayaan bertindak dengan cara tertentu,
budaya yang memberi kontribusi di bidang merupakan hasil dari pertimbangan
kesehatan. Oleh karena itu bidang aktor atas segala sistem situasi yang
pengobatan tradisional harus mendapatkan ia hadapi (nilai, norma, kondisi, dan
perhatian, salah satunya dengan situasi)” (Bungin, 2009: 35-36).
mengkajinya melalui kegiatan penelitian.
Pengobat/ pengobatan tradisional Pada karyanya yang lain, Parsons
yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengkonstatasi bahwa setiap tindakan
dibatasi dalam hal menyembuhkan atau selalu melibatkan empat dimensi pokok,
menghilangkan kebiasaan buruk pada yakni dimensi kultural, sosial, psikologis,
anak-anak. Dengan demikian meskipun dan biologis. Berikut penjabarannya:
pengobat yang dimaksud dapat pula “Dimensi kultural berkaitan dengan
mengobati atau menghilangkan kebiasaan nilai-nilai yang menjadi orientasi
buruk pada orang dewasa, akan diabaikan. tindakan seseorang karena dianggap
Penelitian dibatasi pada pengobatan untuk baik. Dimensi sosial dari tindakan
kebiasaan menghisap jari dan
ketergantungan pada dot, Asi, dan 1
Teori Aksi dari Talcott Parsons menjelaskan
ketergantungan pada sang ibu (anak tidak
bahwa seorang individu tak mungkin lepas dari
mau lepas dari ibunya). ikatan-ikatan struktur sosial di mana ia berada.
Terkait dengan penelitian ini, yang Namun demikian seorang individu memiliki
menjadi pertanyaan adalah seperti apakah kemampuan untuk memilih berbagai alternatif
profil dari pengobat tradisional tersebut, tindakan secara aktif, kreatif, dan evaluatif
dari mana pengetahuan pengobatan yang memungkinkan tercapainya tujuan khas
tersebut diperoleh, bagaimana tata cara yang ia inginkan (Bungin, 2009: 35).
512 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

berkaitan dengan keberadaan norma baik dalam menentukan cara, sarana,


bersama yang menjadi pedoman serta teknik mencapai tujuan,
tingkah laku seseorang dalam maupun dalam mempertimbangkan
kelompok. Dimensi psikologis nilai-nilai dan norma-norma
berkaitan dengan tujuan-tujuan bersama yang harus ia patuhi……..”
tertentu yang secara rasional dipilih (Bungin, 2009: 36-37).
oleh seseorang, termasuk pemilihan
cara, alat, serta teknik untuk Penelitian ini menggunakan
mencapai tujuan tersebut. beberapa konsep seperti:
Sedangkan dimensi biologis - Obat, dalam KBBI (2013: 974), diartikan
berkaitan dengan kondisi-kondisi bahan untuk mengurangi,
situasional dalam diri seseorang menghilangkan penyakit,
yang membatasi atau memberi menyembuhkan seseorang dari penyakit.
peluang untuk melakukan tindakan - Obat kampung, dalam KBBI (2013:
tertentu” (Bungin, 2009: 36). 974), diartikan sebagai obat dari
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya yang
Analog dari skema dasar Teori Aksi diramu sendiri atau oleh dukun (bukan
tersebut dapat dikatakan bahwa tindakan dari apotek atau dari pabrik farmasi).
seseorang terkait dengan beberapa variabel - Obat luar, dalam KBBI (2013: 974),
berikut: diartikan sebagai obat yang dioleskan
“Pertama, variabel nilai dan norma. atau diteteskan untuk menyembuhkan
Pada asas nilai dan norma, tindakan penyakit luar (seperti kudis, panu) dan
seseorang selalu dikondisikan oleh bukan untuk diminum atau ditelan.
nilai dan norma bersama di mana ia - Obat tradisional, dalam KBBI (2013:
berada. Hal itu disebabkan karena 974), diartikan sebagai obat yang diramu
seorang individu pada dasarnya dari berbagai macam akar, kulit pohon,
bereksistensi sosial……… Kedua, batang, bunga, buah, dan daun untuk
variabel tujuan, setiap tindakan berbagai macam penyakit; obat
memiliki tujuan tertentu. Kepada kampung.
tujuan itulah tindakan seorang - Pengobatan, dalam KBBI (2013: 974),
individu diarahkan. Tujuan yang diartikan proses, perbuatan mengobati.
hendak dicapai akan menentukan - Medis, dalam KBBI (2013: 975),
bagaimana seseorang memilih cara, diartikan sebagai berhubungan dengan
alat, strategi yang akan ditempuh. kedokteran.
Walaupun seseorang tidak bebas - Tradisional, dalam KBBI (2013: 1483)
total karena adanya ikatan-ikatan diartikan sebagai menurut tradisi.
struktur dan norma-norma sosial - Modern, dalam KBBI (2013: 924),
yang berlaku, namun ia memiliki diartikan sebagai terbaru, mutakhir.
kemampuan untuk memilih berbagai Sikap dan cara berpikir serta cara
alternatif tindakan secara aktif, bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
kreatif, dan evaluatif yang
memungkinkan tercapainya tujuan B. METODE PENELITIAN
yang dituju. Ketiga, variabel sumber Tipe penelitian yang digunakan
daya. Untuk mencapai tujuan yang berkenaan dengan penelitian pengobatan
dikehendaki, seorang membutuhkan tradisional ini adalah deskriptif kualitatif.
sarana pendukung, baik berupa Adapun teknik analisis data yang
kemampuan ekonomi maupun dilakukan adalah analisis kualitatif yang
kemampuan nonekonomi. Faktor bersifat deskriptif interpretatif.
sumber daya ini berperan sebagai Prosedur yang digunakan dalam
kekuatan adaptif bagi seseorang, analisis mencakup tahapan-tahapan
Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.) 513

klasifikasi, interpretasi, dan penarikan kemudian diisap-isap. Acapkali, begitu


kesimpulan. Alurnya adalah setelah data asyiknya jari dihisap hingga menimbulkan
terkumpul, dilakukan seleksi terlebih bunyi dan jari tangannya basah. Adapula
dahulu berdasarkan realibilitasnya. Data bukan jari yang diisap, melainkan ibu jari
yang lolos seleksi selanjutnya alias jempol.
diinterpretasikan untuk selanjutnya Menghisap jari biasa dilakukan
dilakukan penarikan kesimpulan sebagai manakala anak tidak sedang makan dan
jawaban atas permasalahan yang diajukan minum. Menghisap jari, bilamana sudah
dalam penelitian (Wirata, 2012: 79). menjadi kebiasaan, menjadi seperti suatu
Wawancara dilakukan terhadap penyakit. Istilah penyakit dilontarkan oleh
informan kunci, yakni pengobat tradisional ibu yang merasa putus asa dengan
yang saat ini masih melakukan pengobatan kebiasaan anaknya menghisap jari yang tak
dan beberapa informan, yakni orang yang kunjung hilang.
pada saat itu sedang berobat. Wawancara Berdasarkan informasi, anak dengan
dilakukan dengan berpedoman pada kebiasaan buruk seperti menghisap jari
pedoman wawancara yang telah lebih beresiko untuk memiliki gigi
dipersiapkan sebelumnya agar penelitian tonggos. Sebabnya, pada saat anak
tetap fokus atau terarah. melakukan gerakan menghisap, jari akan
Tahapan dari penelitian diawali memberi tekanan pada langit-langit mulut
dengan mengidentifikasi masalah, serta menyebabkan gigi terdorong ke
merumuskan permasalahan, studi pustaka, depan. Tingkat keparahannya sangat
membuat rancangan penelitian (pedoman bergantung pada berapa lama kebiasaan
wawancara), penggalian data lapangan, dilakukan setiap harinya, posisi jari, dan
pengolahan data, dan penyimpulan hasil jangka waktunya dalam arti apakah
penelitian. dilakukan secara terus menerus atau tidak.2
Ketergantungan pada dot yakni,
C. HASIL DAN BAHASAN anak dengan usia lebih dari 2 tahun masih
1. Kebiasaan Buruk pada Anak minum susu dengan menggunakan botol
Fase manusia dimulai dari fase bayi, ber-dot.
anak-anak, remaja, dewasa, dan kemudian “Dot atau empeng memang menjadi
tua. Di antara semua fase, fase anak-anak, alat yang biasa digunakan dan
terutama mereka yang tergolong balita terbukti ampuh untuk menenangkan
(dibawah usia lima tahun), adalah fase si kecil saat rewel atau saat ingin
yang dianggap paling rentan terhadap tidur. Namun akan kewalahan
penyakit. Hal ini dapat dipahami oleh untuk menghilangkan kebiasaanya
karena mereka belum memahami masalah ketika sudah menjadi
kesehatan khususnya dan kebersihan pada ketergantungan. Jika dotnya di
umumnya. Wajar apabila kemudian balita ambil, seringkali anak malah rewel
memiliki kebiasaan yang kontra dengan dan menangis sejadinya.
masalah kesehatan. Kebanyakan kasus yang terjadi,
Beberapa kebiasaan anak balita yang anak masih suka dot atau ngempeng
tidak baik atau kontra dengan masalah sampai usia 3-5 tahun bahkan lebih.
kesehatan di antaranya adalah kebiasaan Padahal, kebiasaan mengempeng
menghisap jari dan ketergantungan pada bagi anak dapat memberikan efek
dot, Asi, dan ketergantungan pada ibunya.
Menghisap jari yakni, salah satu,
dua, atau bahkan empat dari kelima jarinya
2
dimasukkan ke dalam mulut. Jari https://ireinenorma.wordpress.com/about/
dimasukkan ke dalam mulut sampai Kebiasaan Buruk pada Anak oleh Irene Norma.
kurang lebih satu sampai dua ruas Diakses pukul 20.30 WIB.
514 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

buruk untuk pertumbuhan gigi Permintaan pasien tersebut


anak.”3 dikabulkan oleh si pengobat dengan
pertimbangan si ibu telah menjalani Asi
Selain itu, didapat informasi bahwa eksklusif 6 bulan sesuai anjuran
ketergantungan pada dot di antaranya pemerintah, dalam hal ini yang menangani
dapat berakibat: meningkatkan risiko masalah kesehatan ibu dan anak. Selain itu,
terkena diare karena sangat sulit untuk pengobat pernah mendapatkan informasi
mempertahankan dot dalam keadaan dari seorang bidan bahwasanya kualitas
bersih selama seharian; kerusakan gigi, atau nutrisi atau vitamin dari Asi setelah 6
yaitu gigi tonggos. Hal ini terjadi jika bulan sudah berkurang.
dot diberikan kepada anak yang sudah Tentang pentingnya pemberian Asi
tumbuh giginya, apalagi jika digunakan diulas sebagai berikut:
”Berapa lama seorang ibu akan
dalam jangka waktu yang lama; Infeksi
menyusui adalah keputusan pribadi
telinga tengah, terutama jika untuk setiap keluarga. Organisasi
penggunaannya pada anak yang berusia Kesehatan Dunia, WHO
lebih dari 10 bulan. Hal ini disebabkan www.unicef.org merekomendasikan
karena penggunaan dot meningkatkan Asi eksklusif selama 6 bulan dan
produksi air liur, meningkatkan kemudian dilanjutkan Asi
pertumbuhan jamur, dan memodifikasi dikombinasikan dengan makanan
tipe bakteri yang ada di mulut, padat selama 12-24 bulan atau
kemudian gerakan menghisap yang selama ibu dan bayi
konstan memicu perpindahan kuman- menginginkanya. Menurut WHO,
kuman tersebut ke dalam telinga menyusui bayi selama 9 bulan
bermanfaat untuk perkembangan
tengah.4
otak dan tubuh bayi. Sedangkan
Ketergantungan pada Asi yakni, menyusui bayi selama 1-2 tahun
anak dengan usia di atas 2 tahun masih akan memiliki sistem kekebalan
menetek pada ibunya. Adapun tubuh yang kuat.5
ketergantungan pada ibu yakni, anak selalu
menempel pada ibunya, tidak mau lepas Asi membantu bayi
dari ibunya, “tidak mau” sama orang lain. mengembangkan sistem kekebalan tubuh
Meskipun ketergantungan pada Asi dan melindungi dari alergi. Asi di
dibatasi usia maksimal 2 tahun, namun antaranya mengandung zat mineral,
oleh karena beberapa faktor, acapkali vitamin, lemak, dan asam amino.
batasan usia tersebut diperpendek oleh
ibunya. Salah satu faktornya adalah karena 2. Pengetahuan Pengobatan
si ibu ingin bekerja di luar rumah. Sebagai Atas kebiasaan-kebiasaan buruk
contoh, pada saat dilakukan pengambilan yang sering terjadi pada anak-anak balita,
data di lokasi pengobatan, datang seorang ada berbagai upaya yang dicoba dilakukan
ibu yang ingin menghentikan Asinya pada oleh ibu-ibu untuk menghilangkannya.
saat anaknya berusia 1 tahun 2 bulan. Beberapa upaya yang terdengar
dilakukan dengan membubuhkan obat
3 merah pada jari yang biasa dihisap.
http:/www.wishingbaby.com/manfaat-asi-
eksklusif/. Manfaat Asi Eksklusif oleh
5
Wishingbaby. Diakses 22 Agustus 2015, pukul http:/www.wishingbaby.com/manfaat-asi-
19.33 WIB. eksklusif/. Manfaat Asi Eksklusif oleh
4 Wishingbaby. Diakses 22 Agustus 2015, pukul
http://www.tanyadok.com/anak/dot-atau-
empeng-bergunakah-untuk-bayi. Diakses pukul 19.33 WIB.
20.10 WIB.
Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.) 515

Tujuannya, agar manakala anak akan Soreang merupakan ibu kota


menghisap jari, ia menjadi takut karena Kabupaten Bandung. Kecamatan Soreang
jarinya berwarna merah lalu berada lebih kurang 18 kilometer dari Kota
mengurungkannya. Ada lagi yang Bandung dengan luas lebih kurang
mengoleskan sari daun bratawali ke jari si 2.550,68 hektar. Tepatnya di sebelah
anak. Sari tersebut diambil dari daun selatan Kota Bandung. Kecamatan Soreang
bratawali yang digerus secara kasar hingga memiliki batas wilayah sebagai berikut:
mengeluarkan air. Daun bratawali berasa - sebelah utara : berbatasan dengan
pahit hingga diharapkan setelah si anak Kabupaten Bandung Barat, Kota
menghisap jari ia akan merasakan pahit Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten
pada jarinya dan kemudian menjadi jera. Sumedang,
Cara tersebut dilakukan pula untuk dot dan - sebelah selatan : berbatasan dengan
Asi. Caranya, dot dan puting si ibu diolesi Kabupaten Garut dan Cianjur,
obat merah atau sari daun bratawali. - sebelah barat : berbatasan dengan
Pengobatan dengan cara demikian Kabupaten Cianjur,
tidak selamanya dianggap manjur. Ada ibu - sebelah timur : berbatasan dengan
yang masih mengeluhkan kebiasaan Kabupaten Garut7.
anaknya menghisap jari, ketergantungan
minum susu dengan botol ber-dot, atau Bandung-Soreang dapat ditempuh
tidak bisa lepas dari Asi. dengan menggunakan angkutan umum
Atas kegagalan pengobatannya itu, jurusan Soreang dari Tegallega, Terminal
berbagai upaya dilakukan, berbagai kiat Leuwi Panjang, atau sub Terminal Kebon
dicoba, dan berbagai informasi dicari. Bagi Kelapa. Apabila dengan menggunakan
orang yang akrab dengan teknologi, kendaraan pribadi beroda empat, memakan
informasi dicari pula melalui jaringan waktu lebih kurang 1,5 jam. Lamanya
internet tentang solusi menghentikan salah perjalanan lebih disebabkan kemacetan di
satu kebiasaan buruk tersebut. Di sana di sepanjang ruas jalan menuju Soreang.
antaranya didapatkan tiga kiat untuk
menghentikan kebiasaan anak 4. Profil Pengobat
menggunakan dot, yakni: memotong Tersebutlah seorang ibu. Sehari-hari,
bagian ujung dot, mengganti kebiasaan ia membuka warung nasi dengan menu
menggunakan dot dengan hal lain, atau kojonya sate dan gule. Sambil berjualan
batasi penggunaan dot secara bertahap.6 nasi, ia membuka praktik pengobatan,
Selain upaya dan informasi di atas, tepatnya menghilangkan kebiasaan-
didapatkanlah kemudian satu informasi kebiasaan buruk pada anak-anak. Tempat
tentang seseorang yang mampu mengobati praktik di Pasar Soreang, yang secara
kebiasaan-kebiasaan buruk pada anak administratif termasuk ke dalam Kelurahan
dengan tata cara tradisional. Berdasarkan Soreang, Kecamatan Soreang, Kabupaten
pengalaman orang lain akan keberhasilan Bandung.
pengobatan dimaksud, kemudian informasi Awalnya, praktik pengobatan
terakhir ini menjadi pilihan dalam dilakukan oleh orang tuanya yang akrab di
pengobatan. Lokasi pengobatan berada di sapa “abah”, Abah Gogo. Adapula yang
Kecamatan Soreang. menyapanya dengan “emak”, Mak Gogo.
Ia hanya sesekali membantu atau
menggantikan ayahnya manakala ayahnya
3.Gambaran Umum Kecamatan Soreang akan beristirahat terlebih dulu di
rumahnya. Di sela-sela kesibukan menjual
6
http://nutrisianaksehat.blogspot.com/2015/05/ nasi itulah ia membantu ayahnya.
cara-agar-anak-berhenti-ngempeng-
7
ngedot.html https://id.wikipedia.org/wiki/Soreang,_Bandun
g. Diakses 19 Agustus 2015, 14.26 WIB.
516 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

Manakala ayahnya meninggal pada sekitar kadang setiap dukun mempunyai


tiga tahun yang lalu, mutlak pengobatan cara pengobatan sendiri yang
dilakukan olehnya seorang diri. berbeda dari dukun lainnya. Ada
Menurutnya, dari ke-13 anak Abah, yang menggunakan benda-benda
semuanya mampu melakukan pengobatan. tertentu, misalnya keris, cincin,
Hanya saja hanya dia yang memiliki minat tongkat, batu dan kemudian si
jadi pengobat. Pengetahuan yang ia terima pasien diberi minum air putih yang
dari ayahnya, selain diperoleh dari melihat telah di-jampe terlebih dahulu; ada
ayahnya pada saat melakukan pengobatan, dukun yang memberi obat yang
juga mendapatkan ilmu secara khusus dari biasanya diramunya sendiri. Untuk
ayahnya. menjadi seorang dukun diharuskan
Secara umum, orang yang pintar berguru terlebih dahulu dan harus
mengobati sering dijuluki sebagai “orang menjalankan syarat-syarat tertentu,
pintar”/ dukun8 dan sebagainya. Meskipun misalnya bertapa, berpuasa, mati
demikian, dalam hal pengobat yang geni, berendam di sungai, dsb., yang
dimaksud dalam penelitian ini, nyaris tidak apabila syarat-syarat tersebut tak
pernah terdengar dijuluki sebagai dukun. terpenuhi olehnya, maka gagallah
Pada umumnya orang menjuluki sebagai untuk menjadi seorang dukun. Pada
orang pinter (orang pintar). dasarnya dukun harus kuat
Bukan tidak mungkin orang pameulina. Meskipun tidak semua
(“pasien”) tidak menjulukinya sebagai orang percaya terhadap dukun, tapi
dukun oleh karena istilah “dukun” sering hingga sekarang, di kalangan orang
dikonotasikan negatif. Istilah “dukun” Sunda masih banyak yang percaya
sering dipahami sebagai orang yang juga kepada dukun dan meminta
mampu melakukan guna-guna selain pertolongan kepadanya.”
pengobatan. Dengan demikian orang
(“pasien”) tidak mau diduga kalau Cara pengobatan yang dilakukan
kedatangannya ke tempat pengobatan ada oleh pengobat, tergolong pada pengobatan
kaitannya dengan guna-guna. Sebaliknya tradisional. Bahan, pembuatan obat,
juga dengan pengobat. maupun cara pengobatan dilakukan
Dalam Ensiklopedi Sunda (2000: berdasarkan pengetahuan yang telah
203) sangat jelas digambarkan profil dari diperoleh secara turun temurun dari
seorang dukun seperti berikut: pendahulunya. Bahan obat dan peralatan
“Sebutan untuk orang yang pengobatan didapat dari lingkungan
melakukan pengobatan secara sekitar, serta teknik pengobatan dilakukan
tradisional, seperti mengobati secara sederhana dengan dibarengi doa-doa
penyakit, termasuk kena teluh dan atau dijampe9. Tidak jarang, di mata orang
pelet, diganggu roh jahat. Selain awam, cara pengobatan yang dilakukan
dapat mengobati penyakit, dukun dianggap tidak logis.
pun sering dimintai palakiah yang Tidak ada diskriminasi gender untuk
bersifat gaib untuk memperoleh menjadi pengobat. Baik anak laki-laki
kedudukan, pangkat, kekayaan,
jodoh dll. Dalam melakukan 9
Jampe, dalam Ensiklopedi Sunda (Mustapa
pengobatan banyak cara yang
dkk., 2000: 310) diartikan sebagai mantra
dilakukan oleh dukun, dan kadang- untuk menyembuhkan penyakit atau
memberi sugesti agar si penderita sembuh
8
Dukun, dalam KBBI (2013: 346), diartikan atau berisi harapan-harapan untuk yang
sebagai orang yang mengobati, menolong dijampe. (Lihat JANGJAWOKAN). Jampe
orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, bisa diucapkan oleh orang lain misalkan
guna-guna, dan sebagainya). dukun, bisa juga diucapkan sendiri.
Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.) 517

maupun perempuan memiliki hak yang 13.00 WIB. Pada hari-hari biasa (di luar
sama. Usiapun tidak membatasinya. Hanya hari libur), pasien rata-rata berjumlah 8
saja untuk laki-laki yang berusia di bawah orang. Sedangkan pada hari libur, seperti
40 tahun, tidak boleh menyapih atau hari Sabtu, Minggu, atau hari libur
melakukan pengobatan untuk nasional, jumlah pasien minimal 10 orang.
menghentikan anak menetek dari ibunya. Tarif pengobatan tidak ditentukan
Sebabnya karena pada saat pengobatan, besarannya. Dengan kata lain, besar
pengobat harus mengolesi puting si ibu kecilnya “upah” yang diberikan kepada
dengan obat yang sudah diramunya. pengobat bergantung keikhlasan “pasien”.
Dengan demikian pada pengobat yang Ada yang memberikan “upah” sebesar
masih muda dikhawatirkan tidak dapat lima puluh ribu rupiah dan sebagainya.
menahan nafsu. Besar kecilnya “upah” ada keterkaitan
Selain itu, untuk menjadi pengobat dengan kemampuan ekonomi “pasien”.
juga tidak ada keterkaitan dengan jenjang “Pasien” yang mampu akan memberi
pendidikan formal. Syarat untuk pengobat “upah” lebih besar daripada “pasien yang
ini sama dengan pengobat tradisional di kurang mampu.
Kelurahan Ciganjur, DKI Jakarta. Dalam Pasien bukan saja berasal dari
buku yang berjudul “Pengobatan Soreang, akan tetapi ada dari sekitaran
Tradisional pada Masyarakat Betawi” Kabupaten Bandung seperti Kopo,
(anonim, 1989: 98) dipaparkan sebagai Padalarang, Ciganitri dan sebagainya, ada
berikut: dari Kota Bandung, dari luar kota, hingga
“untuk menjadi tenaga pengobat luar Jawa. Mereka yang datang dari jauh
tradisional yang oleh masyarakat biasanya bukan dengan sengaja datang,
disebut “dukun”, tidak pernah melainkan sekalian memiliki keperluan
melalui suatu pendidikan khusus. lain.
Biasanya kemampuan seorang Tempat praktik pengobatan satu
dukun diperoleh secara turun bangunan dengan tempat berjualan nasi,
temurun diwariskan oleh hanya saja beda ruangan. Warung nasi ada
karuhunnya. Atau ada juga di ruangan bagian depan, sedangkan
memperoleh kemampuan “dukun” tempat praktik di ruangan belakang.
melalui wangsit yang didapat Ruangan praktik dilengkapi dengan meja
sebagai mimpi atau setelah untuk yang menempel pada papan yang
suatu waktu tertentu menjalankan menyekati ruangan, dilengkapi dengan
puasa.” bangku. Tidak heran apabila ruangannya
lebih sesuai untuk ruang makan karena
Ilmu apa saja yang sudah sebenarnya memang diperuntukkan
disampaikan oleh ayahnya sifatnya rahasia, mereka yang makan di sana, yang
demikian halnya dengan bahan-bahan kehabisan bangku di ruangan depan.
obatnya. Kerahasiaan bahan obat lebih Dari ruangan pengobatan, “pasien”
disebabkan adanya kekhawatiran ditiru dibawa ke bangunan di seberangnya alias
oleh orang lain. Yang pasti, obat yang toko mainan. Maksudnya, manakala anak
diramunya sendiri itu berbahan herbal dan rewel karena takut, bingung, atau tidak
dari bahan yang ada di lingkungan sekitar. mau diobati, ia diiming-imingi untuk
Adapun untuk dapat menjadi pengobat, ada dibelikan mainan terlebih dahulu agar
doa-doa dan keharusan melakukan puasa selanjutnya mau diobati. Di toko ini
selama sepuluh hari berturut-turut . tersedia mainan baik untuk anak laki-laki
Praktik pengobatan dibuka dari hari maupun anak perempuan. Harga mainan
Senin sampai Minggu. Waktunya, dari yang dijual relatif terjangkau oleh semua
pukul 08.00 – 16.00 WIB, dengan jam kalangan.
istirahat waktu salat dhuhur hingga pukul
518 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

Awal mulainya pengobatan oleh terlahir sebelumnya, pada adiknya, pada


Abah hingga sekarang oleh si Ibu saudaranya dan sebagainya, tidak akan lagi
(puteranya), lokasi tidak berpindah-pindah berpikir panjang manakala mendapatkan
dan tempat (bangunannya) pun nyaris tidak masalah serupa lagi. Mereka akan
mengalami perubahan. Tidak heran apabila langsung mendatangi pengobat yang telah
“pasien” baru pun akan dengan mudah berhasil mengatasi masalah yang pernah
menemukan tempat tersebut karena orang- mereka, saudara, atau orang lain alami.
orang di sana (di pasar) akan dapat Berikut gambaran alurnya:
menjadi penunjuknya.
Masalah (Kebiasaan Buruk)
5. Alasan Pengobatan
Alur seorang “pasien” sampai
datang ke pengobat tradisional pada Pengalaman Keberhasilan Masa Lalu
kenyataannya tidak berbeda antara
seseorang dengan orang lainnya, apapun
jenis keluhannya. Alur ini seperti yang
tergambarkan dalam Teori Aksi dari Pengobat
Talcott Parsons.10
Berikut gambaran alur alasan Sumber: Ria Intani
seseorang melakukan pengobatan :
6. Tata Cara Pengobatan
Masalah (Kebiasaan Buruk) Pengobatan yang banyak dilakukan
adalah kebiasaan menghisap jari dan
ketergantungan pada dot dan Asi, dan anak
Upaya Mandiri (Gagal) yang selalu menempel pada ibunya.
Menyembuhkan ketergantungan, baik itu
pada Asi juga dot, dikenal dengan istilah
Informasi nyapih/ morot/ mesat11 (dalam bahasa
Sunda). Terkait dengan istilah tersebut,
tidak heran apabila tamu yang datang ke
Upaya dengan Cara Lain berdasar tempat pengobatan sambil membawa anak,
Keberhasilan Pengalaman Orang mereka akan langsung ditanya: “bade
morot?” (akan nyapih?). Atau, kalaupun
tidak bertanya pada tamu apa tujuannya
Pengobat Tradisional datang ke sana, anak si pengobat atau
pekerja yang ada di warung secara spontan
Sumber: Ria Intani akan “teriak”: “Mak, morot!” (Mak,
nyapih!).
Adapun bagi mereka yang telah Pengobatan baik untuk menghisap
berpengalaman dengan masalah serupa, jari dan ketergantungan pada Asi, dot, dan
entah itu dialami pada anak-anak yang ibunya, serupa dalam hal obatnya,
demikian pula hampir serupa dalam hal
10
tata cara pengobatannya.
Teori Aksi dari Talcott Parsons menjelaskan
Obatnya berupa sepiring nasi
bahwa seorang individu tak mungkin lepas dari
dengan lauk abon dan air putih yang telah
ikatan-ikatan struktur sosial di mana ia berada.
Namun demikian seorang individu memiliki didoai/ dijampe di depan anak yang
kemampuan untuk memilih berbagai alternatif “bermasalah”. Pilihan pada nasi abon
tindakan secara aktif, kreatif, dan evaluatif sebagai media semata-mata karena abon
yang memungkinkan tercapainya tujuan khas
11
yang ia inginkan (Bungin, 2009: 35). Mesat berarti menarik (Surayin & E.
Kosasih, 2006: 124).
Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.) 519

secara umum disukai oleh anak-anak. abon oleh ibunya atau oleh orang lain yang
Selain itu ada obat luar untuk dioleskan. membawanya ke tempat pengobatan,
Obatnya berwarna hitam, menyerupai minimal dua suapan – jari anak diolesi
krem dengan kekentalannya sedikit lebih dengan obat sambil ditakut-takuti:
kental dari lem. Obat ditempatkan dalam “hiii…jijik ada cacing, jangan mut
sebuah wadah menyerupai kaleng atau ‘menghisap’ jari lagi ya”.
tabung. Alat olesnya berupa sepotong kayu Berikut gambaran alur pengobatan
kecil yang pada bagian ujungnya diberi pada anak yang memiliki kebiasaan
guntingan sejenis imitasi kulit berwarna menghisap jari:
hitam yang diikatkan pada kayu tersebut
hingga bentuknya menyerupai sapu. Permasalahan, Nama dan Usia Anak

Nasi Abon dan Air Putih Didoa’i/


Dijampe

Anak Diberi Minum Air Putih

Anak Disuapi Nasi Abon

Jari Anak Diolesi Obat

Gambar 1. Nasi Abon Sumber: Ria Intani


Sumber: Ria Intani
Tahapan pengobatan untuk
ketergantungan pada dot sebagai berikut:
Tamu ditanya apa yang menjadi
keluhannya serta ditanya nama dan usia
anak yang “bermasalah” – sepiring nasi
abon dan air putih yang didoai/ dijampe di
depan anak yang “bermasalah” – anak
diberi minum air putih dan disuapi nasi
abon oleh ibu atau orang lain yang
membawanya ke tempat pengobatan,
minimal dua suapan – dot yang sehari-hari
digunakan anak diolesi obat sambil anak
ditakut-takuti: “hiii…jijik ada cacing di
Gambar 2. Obat Oles
dotnya….buang ya…nanti minum pakai
Sumber: Ria Intani
gelas saja ya” – dot dibuang ke tempat
khusus pembuangan dot.
Tahapan pengobatan untuk
Berikut gambaran alur pengobatan
kebiasaan menghisap jari sebagai berikut:
pada anak yang memiliki ketergantungan
Tamu ditanya apa yang menjadi
minum susu dengan dot:
keluhannya serta ditanya nama dan usia
anak yang “bermasalah” – sepiring nasi
Permasalahan, Nama dan Usia Anak
abon dan air putih yang didoai/ dijampe di
depan anak yang “bermasalah” – anak
diberi minum air putih dan disuapi nasi
520 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

Nasi Abon dan Air Putih Didoa’i/


Dijampe

Anak Diberi Minum Air Putih

Anak Disuapi Nasi Abon

Dot Diolesi Obat Gambar 4. Dot Dioles Obat


Sumber: Ria Intani

Dot Dibuang

Sumber: Ria Intani

Gambar 5. Wadah Pembuangan Dot


Sumber: Ria Intani

Tahapan pengobatan untuk


ketergantungan pada Asi sebagai berikut:
Gambar 3. Pengobat mendo’ai/ menjampe nasi Tamu ditanya apa yang menjadi
abon dan air putih. keluhannya serta ditanya nama dan usia
Sumber: Ria Intani anak yang “bermasalah” – sepiring nasi
abon dan air putih yang didoai/ dijampe di
depan anak yang “bermasalah” – anak
diberi minum air putih dan disuapi nasi
abon oleh ibunya minimal dua suapan –
puting si ibu diolesi obat sambil si
pengobat berkata pada anak yang
“bermasalah”: “hiii…jijik ada
cacing….jangan enen/ nenen lagi
ya…nanti minum pakai gelas saja”.
Berikut gambaran alur pengobatan
pada anak yang tidak mau berhenti
menetek:

Permasalahan, Nama dan Usia Anak


Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.) 521

Nasi Abon dan Air Putih Didoa’i/


Dijampe

Anak Diberi Minum Air Putih

Anak Disuapi Nasi Abon Gambar 6. Nenek meminumkan air do’a/ air
jampe pada cucunya.
Sumber: Ria Intani
Puting Ibunya Diolesi Obat

Sumber: Ria Intani

Tahapan pengobatan untuk anak


yang selalu menempel pada ibunya atau
“tidak mau” sama orang lain sebagai
berikut: Tamu ditanya apa yang menjadi
keluhannya serta ditanya nama dan usia
anak yang “bermasalah” – sepiring nasi
abon dan air putih yang didoai/ dijampe di
depan anak yang “bermasalah” – anak Gambar 7. Nenek menyuapkan nasi abon pada
diberi minum air putih dan disuapi nasi cucunya.
abon oleh neneknya atau orang lain yang Sumber: Ria Intani
membawanya ke tempat pengobatan,
minimal dua suapan – kepala anak diusap-
usap oleh si pengobat sambil didoai lalu
dikatakan: “sama nenek aja ya
sekarang…ibunya mau kerja”.
Berikut gambaran alur pengobatan
pada anak yang memiliki ketergantungan
pada ibunya:
Permasalahan, Nama dan Usia anak

Nasi Abon dan Air Putih Didoa’i/ Gambar 8. Pengobat mendo’ai anak agar tidak
Dijampe lagi menempel pada ibunya.
Sumber: Ria Intani

Menurut penuturan pengobat, nyaris


Anak Diberi Minum Air Putih
tidak ada “pasien” yang kembali lagi.
Dalam arti, pada umumnya “pasien” sekali
berobat langsung sembuh atau hilang
Anak Disuapi Nasi Abon
kebiasaan buruknya. Satu dua orang
“pasien” yang datang lagi, mereka bukan
belum sembuh atau hilang kebiasaan
Anak Dido’ai
buruknya, melainkan karena masih rewel
Sumber: Ria Intani atau ada kebiasaan “aneh”. Kerewelan
anak biasanya berupa tangisan di malam
522 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

hari, namun tanpa mengeluarkan air mata. untuk menyembuhkan kebiasaan buruk
Atau,kebiasaan “anehnya” adalah anak anak.
selalu ingin keluar rumah. Kebiasaan buruk pada anak, apakah
Rewel atau kebiasaan “aneh” tadi itu menghisap jari, ketergantungan pada
biasanya terjadi pada anak yang masih di dot, Asi, dan ibunya menjadi hilang
bawah usia 2 tahun. Baik itu terjadi pada melalui “obat” yang diciptakan oleh si
anak yang ada ketergantungan pada dot, pengobat. Hal ini sebagaimana definisi
Asi, ketergantungan pada ibunya, atau obat untuk mengurangi, menghilangkan,
yang memiliki kebiasaan menghisap jari. menyembuhkan penyakit.
Konon hal itu bisa terjadi karena anak Selain obatnya berupa doa/ jampe,
disapih sebelum waktunya (sebelum usia 2 juga obat oles. Obat yang dioleskan
tahun). Anak dengan usia di bawah 2 tahun termasuk obat kampung atau obat
masih dianggap wajar apabila memiliki tradisional seperti didefinisikan dalam
kebiasaan seperti yang tersebut di atas. KBBI karena terbuat dari tumbuh-
Penyapihan yang dipaksakan tadi, tumbuhan dan sebagainya yang diramu
terkecuali untuk kebiasaan menghisap jari sendiri (bukan dari apotek atau dari pabrik
dan menggunakan dot, biasanya dialami farmasi). Obat tersebut juga termasuk obat
anak yang ibunya akan bekerja di luar luar karena penggunaannya dioleskan,
rumah. bukan diminum atau ditelan.
Apabila terjadi anak rewel, Apabila melihat dari kondisi
biasanya anak dibawa lagi ke tempat pasien yang datang, mereka menempuh
pengobatan untuk “diobati”. Anak diberi pengobatan dengan datang ke pengobat
minum air putih yang sudah didoa’i. (tradisional) bukan karena rumah pasien
Kadangkala air doa tersebut sudah jauh dari fasilitas kesehatan atau di
dimintakan dari awal manakala melakukan daerahnya tidak terdapat tanaman obat atau
pengobatan yang pertama. Maksudnya mereka secara ekonomi kurang mampu.
sebagai persiapan apabila anak rewel. Keputusan menempuh cara pengobatan ini
karena mereka dihadapkan pada pilihan
D. PENUTUP beragam cara, pada situasi dan kondisi
Sekecil apa pun, logis tidak logis, (pernah gagal dengan upaya mandiri,
pengobat yang telah berhasil menangani melihat keberhasilan pengalaman orang
kebiasaan buruk anak-anak, telah memberi lain), dan ada ide-ide berupa informasi,
manfaat bagi dunia kesehatan. masukan, yang muncul di lingkungan
Kebiasaan buruk pada anak dengan sosialnya.
menghisap jari, bergantung pada dot dan Keputusan/ sikap yang diambil oleh
Asi, secara tidak langsung akan berdampak “pasien” untuk menempuh pengobatan ini
pada terganggunya kesehatan anak. sesuai dengan pendapat Parsons dalam
Ketergantungan pada Asi menyebabkan Teori Aksinya, bahwa:
anak “menolak” menyantap makanan lain - “Pasien” sebagai individu yang aktif.
padahal vitamin yang dibutuhkan oleh - “Pasien” memiliki tujuan yang ingin
tubuh seorang anak tidak melulu dari Asi. dicapai.
Selanjutnya, anak yang selalu menempel - “Pasien” dihadapkan pada pilihan
pada ibunya, ia akan sulit mandiri dan beragam cara yang dapat ditempuh untuk
bersosialisasi dengan orang lain. mencapai tujuan.
Keberhasilan pengobatan dari orang - Terdapat beragam kondisi dan situasi
per orang yang kemudian tersebar dari yang bisa memengaruhi “pasien” dalam
mulut ke mulut menjadi promosi tentang memilih cara untuk mencapai tujuan.
pengobatan itu sendiri. Keberhasilan dari - Penentuan tujuan yang diinginkan dan
orang per orang jugalah yang kemudian cara untuk mencapainya, berpedoman
menggiring orang memiliki pilihan lain pada ide-ide tertentu yang ada dalam
Pengobatan Tradisional.... (Ria Intani T.) 523

lingkungan sosial di mana “pasien” Proyek Inventarisasi dan Pembinaan


berada. Nilai-nilai Budaya.
- Tindakan ataupun pengambilan Bungin, H. M. Burhan. 2009.
keputusan untuk bertindak dengan cara Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada
tertentu, merupakan hasil dari Media Group.
pertimbangan “pasien” atas segala sistem Mustapa, A., Abdurrachman, Ace Hasan Sueb,
situasi yang ia hadapi (nilai, norma, Ajip Rosidi, S. M. Ardan. 2000.
kondisi, dan situasi). Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia, dan
Budaya. Bandung: Pustaka Jaya.
Apabila dibuatkan bagannya maka
Saebani, Beni Ahmad. 2012.
alur keputusan pasien melakukan PengantarAntropologi.
pengobatan tradisional berlangsung seperti Bandung: CV Pustaka Setia.
tahapan berikut:
Surayin & E. Kosasih. 2006.
“Pasien” Kamus Basa Sunda. Bandung: Yrama
Widya.
Tim Redaksi KBBI. 2012.
Tujuan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Depdiknas Edisi Keempat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pilihan pada Beragam Cara
2. Jurnal/ Skripsi
Dermawan, Rahmat. “Peran Battra dalam
Kondisi/ Situasi Memengaruhi “Pasien” Pengobatan Tradisional pada Komunitas
Dayak Agabag di Kecamatan Lumbis
Kabupaten Nunukan” dalam eJournal
Sosiologi Konsentrasi, Volume 1, Nomor
Penentuan Tujuan Berpedoman pada 4, 2013: 50-61.
Nilai/ Norma/ Ide-ide di Lingkungan
Sosial Wirata, I Wayan. “Hegemoni Pemerintah dan
Resistensi Wetu Telu Suku Sasak di
Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok
Utara” dalam Jurnal Penelitian Sejarah
Keputusan merupakan Hasil
dan Nilai Tradisional, Volume 20,
Pertimbangan atas Dasar Situasi yang Nomor 1, 2012: 75-83.
Dihadapi
Yasin, Irwandhy Kusuma. 2013.
Perlindungan Konsumen terhadap
Testimoni Iklan Pengobatan Tradisional
Sehubungan dengan hal tersebut,
Herbal dan Akupuntur. Skripsi. Makassar:
sudah selayaknya pula pengobat yang Bagian Hukum Keperdataan Fakultas
bersangkutan, termasuk dengan tata cara Hukum Universitas Hasanuddin.
pengobatannya, harus tercatat sebagai
salah satu kekayaan budaya (tradisional) 3. Internet
bangsa. https://id.wikipedia.org/wiki/Soreang,_Bandun
g, Soreang, Bandung. Diakses 19 Agustus
DAFTAR SUMBER 2015, pukul 14.26 WIB.
1. Buku http:/www.wishingbaby.com/manfaat-asi-
Anonim. 1991. eksklusif/. Manfaat Asi Eksklusif oleh
Pengobatan Tradisional pada Wishingbaby. Diakses 22 Agustus 2015,
Masyarakat Betawi di Kelurahan pukul 19.33 WIB.
Ciganjur. Depdikbud: Dirjen
Kebudayaan, Direktorat Jarahnitra, http://www.dw.com/id/10-fakta-ajaib-air-susu-
ibu/a-17830417. 10 Fakta Ajaib Air Susu
524 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 509 - 524

Ibu. Diakses 22 Agustus 2015, pukul 19.40


WIB.
http://www.tanyadok.com/anak/dot-atau-
empeng-bergunakah-untuk-bayi. Dot atau
Empeng, Bergunakah untuk Bayi? Diakses
22 Agustus 2015, pukul 20.10.
http://nutrisianaksehat.blogspot.com/2015/05/c
ara-agar-anak-berhenti-ngempeng-
ngedot.html. Cara Anak Agar Berhenti
Ngempeng-Ngedot. Diakses 22 Agustus
2015, pukul 20.45.

http://www.tanyadok.com/anak/dot-atau-
empeng-bergunakah-untuk-bayi. Diakses
22 Agustus 2015 pukul 20.10 WIB.
https://ireinenorma.wordpress.com/about/.
Kebiasaan Buruk pada Anak. Diakses 22
Agustus 2015 pukul 20.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai