Disusun Oleh:
Eva Hayati
1910104191
Disusun Oleh:
Eva Hayati
1910104191
Eva Hayati
1910104191
Oleh:
Pembimbing :
Tanggal :
Tanda Tangan :
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Eva Hayati
Telah Dipertahankan di Depan Penguji dan Diterima Sebagai Laporan Praktik Klinik
Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Pada Tanggal:
...............................................
Oleh:
1. Penguji : .................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal Case Study Research
dengan judul “Pemberian Sari Kacang Hijau dan Tablet Fe pada Ibu Hamil Trimester
I Anemia di Puskesmas ”
Penyusunan proposal ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan pada Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Atas bantuan dan doa dari orang tua serta ridho
dari Allah SWT, serta pengarahan dari pembimbing, peneliti dapat menyelesaikan
proposal ini dengan baik. Pada kesempatan ini peneliti akan menyampaikan ucapan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal skripsi ini :
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan global yang tersebar luas serta
mempengaruhi 56 juta wanita seluruh dunia, dan dua pertiga di antaranya berada di
Asia (KL & al, 2015). Anemia pada masa kehamilan menjadi penting untuk dibahas
berat bayi lahir rendah, cadangan zat besi yang berkurang pada anak atau
anak lahir dalam keadaan anemia gizi. Kondisi ini menyebabkan angka kematian
perinatal masih tinggi, demikian pula dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu.
merupakan penyebab utama (28%) kematian ibu hamil/ bersalin di Indonesia (Siti et
al, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) 83,2% prevalensi ibu hamil yang
sebanyak 97,8%. Negara bagian Asia Tenggara salah satunya Indonesia memiliki
prevalensia ibu hamil dengan anemia sebanyak 37,1%. Infodantin menyebutkan ibu
tersebut faktor risiko kesehatan yang penting dalam kesehatan yaitu anemia (Dhita
Dwi, 2017).
prevalensi anemia tertinggi terjadi pada ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas berada
pada urutan kedua sebesar 45,1% dan 40,5% terjadi pada balita. Berbanding lurus
dengan data yang diperoleh dari Laporan Riskesdas tahun 2018, persentase ibu hamil
yang mengalami anemia tersebut meningkat dibandingkan hasil Riskesdas tahun
2013 yaitu sebesar 37,1 % menjadi sebanyak 48,9%. Yakni jumlah ibu hamil yang
mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6%, usia 25-34
tahun sebesar 33,7%, usia 35-44 tahun sebesar 33,6%, dan usia 45-54 tahun sebesar
24%. Hasil ini tentunya masih sangat jauh dari target nasional yaitu 28%
(Lap.Riskesdas, 2018).
Penelitian Pusponegoro dan Anemia World Map pada waktu yang sama juga
mortalitas 300 jiwa perhari. Daerah Istimewa Yogyakarta prevalensi anemia pada ibu
hamil dari tahun 2015 cenderung mengalami kenaikan dari 14,85% hingga 16,09%
dan mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 14,32%. Upaya penurunan
prevalensi anemia ibu hamil menjadi prioritas dalam target penurunan angka
kejadian anemia ibu hamil dari tahun 2014 hingga tahun 2018 menjadi fluktuatif.
Tahun 2014 jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar 28,1 %, penurunan terjadi
selama kurun 2 tahun yakni 2015 sebesar 23,2% dan tahun 2016 sebesar 22,78%.
Namun, peningkatan kembali terjadi pada tahun 2017 sebesar 30,81% dan pada
Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada tahun 2018 melaporkan
jumlah ibu hamil riil terbanyak terdapat di Puskesmas Umbulharjo sebanyak 543
orang, sedangkan Puskesmas Tegalrejo berada pada posisi kedua sebanyak 395
orang. Namun jumlah ibu hamil dengan anemia tertinggi berada Puskesmas
Tegalrejo sebanyak 153 orang, sedangkan posisi kedua pada Puskesmas
kehamilan karena tidak sejalan dengan target cakupan pemberian tablet Fe pada ibu
hamil, sehingga perlu diupayakan untuk optimalisasi distribusi tablet Fe, konseling
gizi dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe selama hamil dan nifas.
pelayanan berupa Antenatal Care Terpadu yang berkualitas bagi semua ibu hamil
dengan pelayanan kesehatan dari dokter, bidan, dan perawat terlatih dengan 18 jenis
pemeriksaan berupa pemeriksaan keadaan umum, berat badan, tekanan darah, suhu
tubuh,LILA, TFU, Presentasi Janin, DJJ, Hb, Golongan darah, protein urin, gula
darah, malaria, BTA, sifilis, Serologi HIV, dan USG (Kemenkes RI, 2012).
menyadari menderita anemia. Bahkan ketika tahu masih beranggapan anemia sebagai
masalah kecil (S, S, & Soekarti, 2011). Mitos - mitos kehamilan yang tidak sadar
atau tidak disadari selalu dipercaya secara turun temurun dalam masyarakat.
Misalnya di Provinsi Jawa Tengah adanya pantangan bagi ibu hamil pantang makan
telur karena mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena menyebabkan
perdarahan yang banyak. Budaya pantang bagi ibu hamil sebenarnya merugikan
kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya, ibu hamil dilarang makan telur
dan daging, padahal telur dan daging sangat dibutuhkan untuk pemenuhan gizi ibu
hamil dan janin. Akhirnya ibu hamil menderita kekurangan gizi seperti anemia dan
Pemenuhan gizi bagi ibu hamil juga tidak terlepas dari zat protein. Salah satu zat
protein yang terdapat dalam metabolisme tubuh ialah Feritin. Terdapat 25% dari
jumlah total zat besi dalam tubuh berada dalam bentuk cadangan zat besi, berupa
feritin dan hemosiderin. Feritin dan hemosiderin terdapat dalam limpa, hati, dan
sumsum tulang. Maka dari itu apabila terjadi anemia langkah awal yang dilakukan
selain dengan pemberian tablet besi, tetapi banyak masyarakat pada umumnya yang
diberi tablet besi tidak meminumnya secara teratur karena mengkonsumsi efek
seperti mual, susah buang air besar, serta tinja berwarna lebih gelap. Maka dari itu
yang mengandung besi dan zat gizi lainnya salah satunya yaitu kacang hijau.
padat gizi yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau mengandung
vitamin dan mineral. Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium yang
banyak terdapat pada kacang hijau (Astawan, 2009). Bidan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Berbagai upaya yang dapat dilakukan seperti
2010). Adanya konseling dan pemberian tablet Fe juga menjadi tugas penting bidan
dalam menurunkan angka anemia pada ibu hamil (PERMENKES, 2014). Antenatal
Care Terpadu yang merupakan program dari pemerintah juga membantu kinerja
bidan dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil terutama dalam mendeteksi dini
paritas, konsumsi tablet Fe, dan riwayat penyakit. Anemia di Trimester I dan II tidak
Trimester III mempunyai pengaruh terhadap kejadian BBLR dan lahir preterm (LL &
al, 2015). Ibu yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah lebih beresiko
mengalami anemia, dan riwayat penyakit seperti malaria dan cacingan juga dapat
Research tentang “Pemberian Sari Kacang Hijau dan Tablet Fe Pada Ibu Hamil
B. BATASAN MASALAH
ibu hamil trimester I menggunakan intervensi sari kacang hijau dan tablet fe di
puskesmas.
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mampu melakukan pengkajian data pada kasus ibu hamil dengan anemia
c. Mampu melakukan analisis pada ibu hamil dengan anemia trimester I dengan
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
Materi pada penelitian ini adalah asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I
dengan anemia dilakukan pemberian sari kacang hijau. Hal ini dikarenakan
anemia meurpkan penyakit yang sangat sering dijumpai pada ibu hamil. Salah
persalinan preterm, hambatan tumbuh janin dan rahim, mudah terjadi infeksi,
ketuban pecah dini, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan Fetal Distress.
Upaya preventif dan kuratif anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil pada trimester I yang
kejadian anemia ibu hamil dari tahun 2014 hingga tahun 2018 menjadi
fluktuatif. Beradsarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan, jumlah ibu
hamil dengan anemia tertinggi berada di Kota Yogyakarta. Selain itu, kasus
diwilayah tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2020 - Mei 2020 dimulai sejak
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORITIS
1. KEHAMILAN
a. Definisi
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kelahiran normal akan
terjadi, berbagai macam efek terjadi dalam tubuh wanita, baik efek
sosial dan kognitif. Pada kehamilan awal, tidak ada yang berbeda. Ketika
kehamilannya dan berdiskusi dengan ibunya atau teman lain yang pernah
minggu).
1) Trimester I
penurunan zat gizi mikro. Peningkatan produksi sel darah merah ini
(Murray, 2010).
2) Trimester II
yang dibentuk.
sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan
wanita tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada kehamilan terjadi
(Manuaba, 2010).
Menurut Lail (2009), pada trimester kedua ini juga terdapat beberapa
perubahan seperti:
kehamilannya.
pengaruh hormon.
gelas perhari.
e) Aliran darah bertambah besar kedaerah rongga pinggul dan
punggung.
3) Trimester III
keras.
kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan
yang dilakukan oleh bidan untuk menapis resiko ini yaitu melakukan
kedua dan puncaknya pada trimester ketiga dan meingkat sekitar 1000 ml,
menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah
b. Tanda Kehamilan
ini dapat terjadi sistemik ataupun lokal. Hal ini bertujuan untuk kesehatan
1) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem endokrin
4) Sistem pencernaan
stabil.
globulin plasma.
a. Definisi
berkurangnya zat besi di dalam tubuh dan merupakan jenis anemia yang
mudah di cegah dan diobati bahkan obatnya realtif murah. Anemia pada
yang tidak hamil dan 10 gr/dl selama kehamilan dan nifas. Centre of
bahwa anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan menggunakan cut
off point <11 gr/dl pada trimester I dan III, serta 10,5gr/dl pada trimester
Abbena Addo, dkk (2012) wanita memiliki sekitar 2,3 gr zat besi total
sel darah merah sebagai haemoglobin (Hb). Zat besi total di dalam tubuh
besi yang tidak digunakan akan disimpan sebagai kompleks protein yang
dapat larut yaitu feritin, yang terdapat terutama di hati, sumsum tulang,
besi fungsional (Hb) dan zat besi yang disimpan (mioglobin). Tubuh
mampu menyerap 1-2 mg zat besi setiap hari dari diet, dengan tujuan
peningkatan absorbsi zat besi di dalam diet dan laju produksi sel darah
merah yang adekuat. Faktor utama yang mengendalikan absorbsi zat besi
adalah jumlah zat besi yang disimpan di dalam tubuh dan jenis zat besi
(2012).
dengan usia kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yakni
sebagai berikut:
darah merah.
pertama, <10.5gr/dl pada trimester kedua dan <11 gr/dl pada trimester
ibu hamil menjadi lemah. Menurut Jason W (2012), kebutuhan zat besi
1) Pertumbuhan
2) Menstruasi
4) Kehamilan
5) Gangguan hemolitik
karena paritas, status gizi, usia ibu, tingkat pendidikan, frekuensi ANC.
2) Malabsorpsi
3) Bedah lambung
4) Infeksi malaria yang mengakibatkan rendahnya penggunaan zat
yang mengandung zat besi yang bersirkulasi di dalam sel darah merah
seperti zat besi, folat, dan vitamin B12 serta masalah produksi di
sumsum tulang
2012).
Kejadian anemia disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor gizi dan
faktor non-gizi. Anemia yang disebabkan oleh faktor gizi adalah karena
juga dapat diseba infeksi, misalkan karena malaria, cacing, talasemia atau
dapat meliputi protein, konsumsi zat besi, dan konsumsi vitamin C. Zat
gizi yang dikonsumsi ibu hamil sangat erat hubungan dengan status KEK
(LILA <23,5 cm). Selain konsumsi gizi tertentu, anemia pada ibu hamil
juga dipengaruhi oleh konsumsi maknan siap saji, minuman dan tablet
antara lain:
kehamilan.
terbagi dalam:
terjadi dalam kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Hal
pemberian tablet besi yaitu keprluan zat besi untuk wanita hamil, dan
2) Anemia Megaloblastik
karena defisiensi asam folat. Jarang sekali karena defisiensi bitamin B12.
3) Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik adalah anemia yang terjadi pada ibu hamil yang
4) Anemia Hemolitik
adanya penghancuran sel darah merah yang berlangsung lebih cepat dari
(Proverawati, 2012).
Hamil
1) Jarak Kehamilan
oleh karena itu pada setiap akhir kehamilan diperlukan waktu 2 tahun
bahwa selama masa tenggang waktu tersebut kesehatan dan gizi dalam
kondisi yang baik. Maka sebaiknya jarak persalinan terakhir dengan jarak
protein dan zat besi serta bergizi tinggi untuk menghindari terjadinya
2010).
2) Umur Kehamilan
Umur kehamilan yaitu ukuran lama waktu seorang janin berada dalam
dari batas normal maka terjadilah anemia. Ibu hamil yang mengalami
3) Paritas
adalah paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas
ibu selama kehamilan dan persalinan. Pada ibu yang baru mengalami
4) Usia
tersebut belum optimal. Pada usia tersebut, faktor psikis yang belum
usia 20 tahun, kehamilan dengan usia lebih dari 35 tahun juga termasuk
dalam resiko tinggi. Wanita yang hamil dalam usia yang terlalu tua yaitu
lebih dari 35 tahun akan rentan terhadap anemia. Hal ini terjadi karena
5) Pendidikan
2019).
konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi,
sehingga dapat terhindar dari masalah anemia. Apabila ibu hamil tidak
dapat memilih asupan zat gizi yang bagus untuk tumbuh kembang janin,
maka dapat terjadi anemia atau komplikasi lain (Marni dan Raharjo,
2012).
6) Status Ekonomi
sumber protein yang mahal dan sulit terjangkau oleh mereka yang
pada remaja dan ibu hamil serta memperberat kesakitan pada ibu pada
7) Status Gizi
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Dalam hal ini
dalam menangani kejadian anemia pada ibu hamil yaitu perlunya ibu
Sukmawati (2013), status gizi yang kurang pada ibu hamil memiliki
resiko 2,7 kalik lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan
vitamin, mineral maupun cairan untuk pemenuhan gizi bagi ibu, janin
jaringan tubuh janin serta kecukupan kalori dan zat gizi untuk
yang baik juga untuk memperoleh status gizi optimal akan berdampak
selama hidup. Pada ibu hamil terjadi peningkatan protein sebesar 68%,
asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200- 300% dibandingkan
plasenta juga karena adanya proses retensi air atau penambahan cairan
sebanyak 40% dalam tubuh ibu. Jumlah Fe yang dianjurkan pada ibu
diperoleh dari sumber makanan saja tanpa penambahan zat besi dalam
tablet besi secara baik memberi peluang terhindarinya ibu hamil dari
(Kurniawan, 2019).
adalah jumlah penghasilan keluarga (suami dna istri) dalam kurun waktu
e. Pengaruh Anemia
a) Perdarahan antepartum
b) Abortus
f) Mola hidatidosa
a) Gangguan his
tindakan operatif
uteri
f. Akibat Anemia
bahwa ibu hamil trimester III yang mnderita anemia, mempunyai resiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebesar 3,32 kali
Asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan
dilahirkan. Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak
bayi dengan berat badan lahir rendah , janin dan ibu mudah terkena infeksi
dan keguguran. Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan untuk
Gejala klinis yang sering kali muncul pada anemia yakni kulit dan
konjungtiva pucat, rasa lemah, letih dan mudah mengantuk, hilangnya nafsu
Keadaan tersebut biasnaya merupakan gejala awal anemia. Pada kasus yang
berat, dapat terjadi sesak napas disertai gejala lemah jantung (Par'i, 2017).
37
lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb < 7
gr/dl maka gejala – gejala dan tanda – tanda anemia akan jelas. Dampak
Menurut Mustakim 92014: 49), adanya morfologi kacang hijau adalah sebagai
berikut:
1. Tipe determinit yaitu tipe tanaman yang ujung batangnya tidak melilit,
2. Tipe indeterminit (semi determinit) yaitu tipe tanaman yang ujung batangnya
Menurut Pridia (2014), di dalam kacang hijau terkandung asam folat, vitamin B,
riboflavin, asam pantohenat, dan niasin yang membantu fungsi metabolisme dan organ
tubuh. Selain itu juga kaya protein dengan asam amino lengkap yang dapat diserap
tubuh dengan cepat, serta omega-3 dan omega-6 yang dapat menurunkan kolesterol dan
satu contohnya dalam pesta makan di prasasti Jawa Kuno, Watu Kura, dari Jawa
Timur tahun 902 masehi (824 Saka) muncul daftar hidangan makanan yang
berbahan baku kacang hijau. Hal ini menunjukkan bahwa kacang hijau muncul
kacang hijau, kemudian Raffles pun membicarakan kacang hijau dalam History of
Java pada tahun 1781. Dari bebrapa hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
perkembangan besar kacang hijau terjadi berkat petani Cina, namun tidak mungkin
Menurut Mustakim (2014 : 60) kandungan nutrisi yang dimiliki oleh kacang
hijau, yaitu :
1. Protein
gram / ons, tetapi kacang hijau memiliki 3,16 gram protein / saji dan
3. Besi
produksi energi.
4. Seng
5. Kalium
6. Magnesium
Memiliki fungsi untuk membantu membuat rileks pembulu vena dan arteri,
seluruh tubuh.
7. Tembaga
Memiliki fungsi sebagai penyerapan zat besi, dan terlibat dalam proses
8. Mangan
9. Fosfor
10. Tiamin
Memiliki fungsi untuk memastikan fungsi sistem saraf bekerja dengan benar,
Salah satu jenis kacang kacangan yang mengandung zat besi tinggi
adlah kacang hijau. Kacang hijau mengandung zat – zat yang diperlukan untuk
Jumlah kandungan zat besi pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram
42
kacang hijau (Food, 2017). Vitamin C dalam kacang hijau dapat meningkatkan
absorbsi zat besi nonheme sampai empat kali lipat. Vitamin C dengan zat besi
mempunyai senyawa ascorbat besi kompleks yang larut dan mudah diabsorbsi.
mereduksi besi feri (Fe3+) menjadi Ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga
mudah diabsorbsi, proses reduksi tersebut akan menjadi semakin besar apabila
2013).
Kandungan asam amino pada kacang hijau cukup lengkap yang terdiri
dari asam amino esensial yakni isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilanin,
treonin, valin, dan juga asam amino nonesensial yakni alanin, arginin, asam
0,9% dari 22% jumlah asam amino total pada kacang hijau, sehingga kacang
hijau selain mampu membantu sintesis heme juga sebagai bahan pembentuk
Proses absorbsi yang terjadi dalam usus yaitu zat besi diserap dalam
duodenum dan jejenum bagian atas melalui proses yang kompleks. Besi yang
43
terdapat di dalam bahan pangan baik dalam bentuk Fe3+ dan Fe2+ mula- mula
akan mengalami proses pencernaan. Di dalam lambung Fe3+ larut dalam asam
lambung, kemudian di ikat oleh gastroferin dan direduksi menjadi Fe2+ dengan
adanya asam ascorbat (vitamin C). Di dalam usus Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+
penyimpanan besi di dalam tubuh (hati, sumsum tulang, limpa, dan sistem
infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi seluruh jaringan. Kacang hijau
megandung 20-25% protein. Protein pada kacang hijau memiliki daya cerna
sekitra 77%. Daya cerna yang tidak trelalu tinggi tersebut disebabkan oleh
adanya zat antigizi, seperti anti tripsin dan tanin (polifenol). Untuk
meningkatkan daya cerna protein tersebut, kacang hijau harus diolah terlebih
(Helty, 2008).
44
B. TINJAUAN ISLAM
Adanya teori proses kehamilan juga terdapat dalam Al- Qur’an QS. Al- Mu’minun
kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan kurangnya
unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau
karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan misalnya perdarahan.
Adanya penurunan kadar oksigen dalam tubuh menyebabkan keadaan ibu hamil
menjadi lemah. Oleh karena itu sebagai anak diperintahkan untuk berbuat baik kepada
kedua orangtua. Hal ini tertuang dalam Al – Qur’an QS. Al- Luqman : 31: 14.
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak bisa sabar
(tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu mohonkanlah untuk
Kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi Kami dari apa yang
ditumbuhkan bumi, Yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya,
kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu
mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu
ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". lalu
ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat
kemurkaan dari Allah. hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari
45
ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan.
demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan
melampaui batas.
C. CLINICAL PATHWAY
Kehamilan
Kehamilan Fisiologi
Kehamilan Patologi
Anemia teratasi
Persalinan Normal
Gambar 1 Clinical Pathway menurut Tarwoto dan Wasnidar (2007), Sujiyatini dkk
(2009) dan Proverawati (2011).
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yakni suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang
suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dengan design
studi kasus berbasis asuhan. Metode yang digunakan adalah studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan kebidanan pada ibu hamil yang mengalami anemia
ini dilakukan pada awal pengkajian data dan melakukan follow up minimal sebanyak
3 kali. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada buklan April tahun 2020.
C. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian adalah subyek yang dituju pada pelaksanaan studi kasus.
Subyek penelitian ini adalah ibu hamil dengan anemia pada trimester I.
KASUS 1
PUSKESMAS NAIONI
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1038197&val=15691&tit
le=PENGARUH%20PEMBERIAN%20KACANG%20HIJAU%20TERHADAP%20
PENINGKATAN%20KADAR%20HEMOGLOBIN%20PADA%20IBU%20HAMI
L%20TRIMESTER%20III%20%20DI%20PUSKESMAS%20NAIONI
48
No Kriteria Analisis
1 P = Populasi dan Sampel Populasi : dalam penelitian jumlah populasi yakni
seluruh ibu hamil trimester IIIdi Puskesmas Naioni
Kupang.
Sampel : dalam penelitian menggunakan 16 sampel.
2 I= Intervensi Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimental
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
accidental sampling menggunakan lembar observasi.
3 C= Comparison Pembanding pada jurnal ini adalah pada kelompok
kontrol (Fe) dan kelompok eksperimen (minum sari
kacang hijau) dan tenaga kesehatan juga memberikan
pendidikan kesehatan tentang anemia.
4 O = Outcame Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji
wilcoxon, diperoleh Asymp.sig (2-tailed) atau p
adalah 0,005 <a (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima yang artinya ada pengaruh pemberian kacang
hijau terhadap peningkaqtan kadar hemoglobin pada
ibu hamil trimester III.
5 T=Time Dalam jurnal ini penelitian ini dilakukan pada tahun
2018.
1. Alat
Alat penelitian adalah alat atau fasislitas yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah (Arikunto, 2010). Alat pada pemeriksaan tanda vital yang digunakan
adalah tensimeter, termometer, stetoskop, dan jam tangan. Selain itu, juga
suatu cara atau metode kyang digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun
a. Data primer
1) Pemeriksaan fisik
2) Wawancara
pada ibu hamil, keluarga ibu hamil dan tenaga medis di Puskesmas
tersebut.
3) Observasi
b. Data sekunder
Pada penelitian ini, uji validitas data akan dilakukan dengan triangulasi.
Triangulasi ini bertujuan untuk lebih meningkatnya pemahaman peneliti terhadap apa
yang telah ditemukannya, bukan hanya untuk mencari kebenaran tentang fenomena
1. Triagulasi sumber
memberikan asuhan.
2. Triagulasi tehnik
sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda. Bila dengan tehnik ini
untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau semuanya benar
3. Triagulasi waktu
dengan observasi, wawancara atau tehnik lain dalam waktu atau situasi
peneliti.
F. ANALISIS DATA
Analisis data menurut Sugiyono (2017) yakni proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan – bahan lain, sehingga dapat lebih mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. Adapun analisis data dalam penelitian
sebelum terjun ke lahan praktik, dan berlangsung hingga pada penulisan hasil
penelitian.
1. Population
Yakni jumlah subyek peneliti yang menjadikan dasar penelitian ini dalam
2. Intervention
3. Comparation
4. Outcome
penatalaksanaan.
5. Teory
Yakni dasar dalam memberikan asuhan terhadap masalah yang dihadapi oleh
pasien.
kehidupan manusia, baik yang menyangkut fenomena alam maupun sosial, budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermuara kepada kesejahteraan umat manusia.
Dalam kegiatan penelitian tidak akan terlepas dengan hubungan antara relasi atau
53
antara pihak – pihak yang berkepentingan, sekurang- kurangnya antara kedua belah
pihak, yakni pihak peneliti dengan pihak subjek yang diteliti (Notoatmodjo, 2018).
etika dalam penelitian dimana etika ini menjadi salah satu syarat dilakukannya
studi kasus terhadap subyek berupa manusia. Beberapa prinsip penelitian pada
1. Prinsip Manfaat
Manusia memiliki hak dan mahluk mulia yang harus di hormati, karena
manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau atau tidak untuk
3. Prinsip Keadilan
manusia.
54
a. Informed Consent
untuk menjadi responden dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan
lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus
b. Anonimity
Pada pengumpulan data di jelaskan terlebih dahulu alat ukur studi kasus
c. Confidentaly
DAFTAR PUSTAKA
al, M. e. (2017). Screening and Treatment for Iron Deficiency Anemia in Women :
Results of a Survey Obstetrician-Gynecologists. Matern Child Health
Journal , 21(8), 1626-1633.
Andriani, Z. (2015). Gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar
lengan atas di kelurahan sukamaju kota depok. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
KEPMENKES. (2007, Maret 27). Permenkes No. 369 Tahun 2007. Dipetik Januari
2020, dari PDPersi:
http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk3692007.pdf
KL, S., & al, E. R. (2015). Anemia among Antenatal Mother in Urban Malaysia.
Journal of Biosciences and Medicines , 6-11.
LL, H., & al, S. M. (2015). The Influence of Iron-deficiency Anemia during the
Pregnancy on Preterm Birth and Birth Weight in South China. Journal of
Food and Nutrition Research , 3 (9), 570-574.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit, Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Par'i, H. M. (2017). Penilaian Status Gizi : Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar.
(E. Rezkina, Penyunt.) Jakarta: Kedokteran EGC.
RD, S. B. (1994). Iron Metabolism in Health and Desease. Dalam H. JW, P. MJ, & P. l.
(Eds), Iron Absorbtion in Brock JH (hal. 151-187). London: W.B Saunders.
S, A., S, S., & Soekarti, M. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Tarwoto, W., & Wartonah. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan (4 ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Tristianti, W. (2011). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Status Anemia pada Ibu
Hamil di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tahun 2011.
Dipetik Desember 16, 2019, dari digilib ipb ac.id:
http://digilib.ipb.ac.id/NASKAH/PUBLIKASI/Penelitian Institut Pertanian
Bogor/Jawa Barat.pdf