Anda di halaman 1dari 24

Nurul Mahmudah, S.ST., M.

Keb
َ َ َّ ُ ُ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َّ ُ َ َ َ ْ ُ َ َ َّ ُ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ُ َ
‫ين ِز َينتهن ِأ ََل م َا ظهر ِمن َها ولي َض ِربن ِبخم ِر ِ َهن على‬ ‫د‬ ِ ‫ب‬ ‫ي‬َ ‫َل‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫ج‬
َ ‫ات يغضضن ِمن َّ أبص ِار ِ َهن ويحف َظن فرو‬ ِ َ ‫ وقل ِللمؤ ِمن‬
َ ْ ْ ْ ُ َ ْ ْ َ ْ ْ َ
‫اء ب ُعول ِت ِه َّن أو أبنا ُِئ ِه َّن أ ْو أبن ِاء ب ُعول ِت ِه َّن أ َو ِأخ َوأ ِْن ِه َّن َّأو ب ِن َي‬ ُ َ
‫ب‬ ‫أ‬ ‫و‬ ْ ‫أ‬َ ‫ن‬ َ ْ َ َ
َّ ‫ُج ُيوبه َّن َوَل ُي ْب ِد َين زينت ُه َّن أَل ِل ُب ُعول ِته َّن أو أبا ِئه‬
َ
َ َ ِ ُ َ ِ ْ َ َ َ َ ِ ْ َ َّ ِ ْ َ َّ ِ َ َ َ َ ْ َ َّ ِ ِ َ ْ
ْ‫ألطفل أل ِذ َين لم‬ ِ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ال‬ ‫ج‬َ ‫ألر‬ َ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ة‬ِ َ
‫ب‬ ‫ر‬ ْ ‫أَل‬ ‫ي‬‫ل‬ِ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ْ ‫غ‬ ‫ين‬َ ‫ع‬
ِ ‫ب‬ ‫ا‬ َّ
‫ألت‬ ‫و‬ ‫أ‬ َّ
‫ن‬ ‫ه‬ ُ ‫ان‬ ‫م‬ َ ْ
‫ي‬ ‫أ‬ ‫ت‬ ‫ك‬‫ل‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ َ ‫أخوأ ِن ِهن أو ب ِني أخوأ ِت ِهن أو ِن‬
‫س‬
ِ ِ
َ‫أّلل َجم ًيعا َأ ُّي َها ْأل ُم ْؤ ِم ُنون‬ِ ِ ِ ِ
َِّ ‫ين م ْن ز َين ِته َّن َو ُت ُوبوأ أ َلى‬ ِ ِ
َِ ‫أت ِألن َس ِاء َو ََل َي ْضرْب َن ب َا ْر ُج ِله َّن ِل ُي ْع َل َم َما ُي ْخ ِف‬ ِ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ ِ
ِ ِ ِ ِ ْ ُ ُ َّ َ ِ ِ ِ ِ ‫يظهروأ على عور‬
)٣١( ‫ون‬ َ ‫ل َعلك ْم تف ِل ُح‬
 Artinya :Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung. (QS. an-Nur (24):31)
Menurut Jumhur (sebagian besar) ulama,
mendatangi (bersenggama dengan) istri adalah
bagian dari kewajiban yang wajib dilakukan
suami. Maka mendatangi (bersenggama
dengan) istri termasuk ibadah yang harus
memenuhi persyaratan ibadah, antara lain ialah
bersih, baik lahir maupun batin. Karena itulah
mendatangi (bersenggama dengan) istri juga
harus melihat apakah istri dalam keadaan suci
atau tidak suci (haid).
Mendatangi (bersenggama dengan) istri dalam
keadaan haid menurut syari’ah Islamiyah adalah
haram. Para ahli kesehatan pun memandangnya
tidak sehat. Dalam al-Qur’an Allah menegaskan
sebagai berikut :
Qs. Al-Baqarah (2) : 222
 ‫يض‬ ِ ‫سا َء ِفي ْال َم ِح‬ ِ ‫يض قُ ْل ُه َو أَذًى فَا ْعت َ ِزلُوا‬
َ ‫الن‬ ِ ‫ع ِن ْال َم ِح‬ َ ‫َويَ ْسأَلُون ََك‬
ُ ‫ط َّه ْرنَ فَأْتُو ُه َّن ِم ْن َحي‬
‫ْث أ َ َم َر ُك ُم‬ َ َ ‫ط ُه ْرنَ فَإِذَا ت‬ ْ َ‫َوالَ ت َ ْق َربُو ُه َّن َحتَّى ي‬
َ‫ط ِه ِرين‬ َ َ ‫ب ا ْل ُمت‬
ُّ ‫ب الت َّ َّوا ِبينَ َويُ ِح‬
ُّ ‫هللاُ ِإ َّن هللاَ يُ ِح‬
]222 :)2( ‫[البقرة‬
Qs. Al-Baqarah (2) : 222
Dan mereka menanyakan kepadamu
(Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “
itu adalah sesuatu yang kotor.” karena itu
jauhilah istri pada waktu haid dan jangan
kamu dekati mereka sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah suci, campurilah
mereka sesuai dengan (ketentuan) yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh,
Allah menyukai orang yang tobat dan
menyukai orang yang menyucikan diri.
1. Menyebabkan infeksi pada ovum (sel
reproduksi pada wanita), dan kadang-kadang
infeksi tersebut mengembang hingga ke rahim.
2. Sering juga menimbulkan infeksi pada kelamin
laki-laki, menimbulkan rasa sakit dan deman.
Berhubungan seksual pada waktu istri sedang
dalam keadaan haid adalah sangat berbahaya,
baik terhadap suami maupun terhadap istri.
Karena itulah Allah SWT melarang dan
mengharamkannya.
Kawin Hamil
KHI Pasal 53

(1) Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria
yang menghamilinya.
(2) Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat
dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya.
(3) Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil,
tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandung
lahir.
 Sahkah nikah seorang calon isteri yang sudah dalam
keadaan hamil?
 Kalau rukun dan syarat-syarat lainnya terpenuhi,
wanita hamil dinikahkan dengan lelaki yang
menghamili, berdasarkan pendapat seminar yang
dilakukan Majelis Tarjih se- Jawa tahun 1986 di
Yogyakarta, hukumnya boleh, akibatnya
pernikahannya sah.
 Dalilnya didasarkan
ُ َ ُ َ pada
َّ ُ keumuman surat an-Nisa`
(4) : 24 … ‫ …( … َوأ ِحل لك ْم َما َو َر َأء ذ ِلك ْم‬Dan dihalalkan bagi
kamu selain yang demikian…), maksudnya selain
dari macam-macam wanita yang diharamkan pada
surat an-Nisa` (4) : 23
‫‪‬‬ ‫)‪Untuk menjaga kehormatan (QS. Al-Maidah/5:5‬‬
‫اب م ْن َق ْبل ُك ْم أذأَ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ َّ َ ُ ُ ْ‬
‫ات وأل َمحصنات ِمن أل َ ِذين أوتوأ َأل ْ ِك ت ِ ِ ِ‬ ‫وألمحصنات ِمن ألمؤ ِمن ِ‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫أتيتموهن أجورهن مح ِص ِنين غير مس ِاف ِحين وَل مت ِخ ِذي أخدأن‬‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫‪ Untuk menjaga kesehatan‬‬
‫‪ Untuk menjaga ketenangan‬‬
‫‪ Dalam QS. An-Nur/24:3 : zina disejajarkan dengan‬‬
‫‪musyrik‬‬
‫‪َّ ‬ألزأ ِني ََل َي ْن ِك ُح أ ََّل َزأ ِن َي ًة َأ ْو ُم ْشر َك ًة َو َّألزأ ِن َي ُة ََل َي ْن ِك ُح َها أ ََّل َزأن َأ ْو ُم ْشر ٌك َو ُحرمَ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ َ ْ ِْ‬
‫َ‬
‫ذ ِلك على ألمؤ ِم ِنين (‪)3‬‬‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
 Boleh wanita hamil menikah dengan laki-laki yang
menghamilinya dan boleh hub seks
 QS. An-Nisa’/4:22-24, tentang perempuan yang haram
dinikah tidak menyebutkan perempuan zina
 QS surat An-Nur/24:3, tidak secara tegas menunjukkan
larangan.
 Yang haram (zina) itu tidak dapat mengharamkan
sesuatu yang halal (nikah) ‫َليحرم ألحالل ألحرأم‬.
‫ع َّمات ُ ُك ْم َو َخ َاَلت ُ ُك ْم َوبَنَاتُ‬ ‫علَ ْي ُك ْم أ ُ َّم َهات ُ ُك ْم َوبَنَات ُ ُك ْم َوأ َ َخ َوات ُ ُك ْم َو َ‬‫‪ُ ‬ح ِّر َمتْ َ‬
‫ض ْعنَ ُك ْم َوأ َ َخ َوات ُ ُك ْم ِّم َن‬‫الّلتِّي أ َ ْر َ‬ ‫ت َوأ ُ َّم َهات ُ ُك ُم َّ‬ ‫ْاْلَخِّ َوبَنَاتُ ْاْل ُ ْخ ِّ‬
‫ور ُك ْم ِّم ْن‬ ‫الّلتِّي فِّي ُح ُج ِّ‬ ‫سائِّ ُك ْم َو َربَائِّبُ ُك ُم َّ‬ ‫ع ِّة َوأ ُ َّم َهاتُ نِّ َ‬ ‫ضا َ‬ ‫الر َ‬ ‫َّ‬
‫الّلتِّي َد َخ ْلت ُ ْم ِّب ِّه َّن فَ ِّإ ْن لَ ْم تَكُونُوا َد َخ ْلت ُ ْم ِّب ِّه َّن فَ َّل ُجنَا َ‬
‫ح‬ ‫سائِّ ُك ُم َّ‬ ‫نِّ َ‬
‫ص َّل ِّب ُك ْم َوأ َ ْن ت َ ْج َمعُوا بَ ْي َن ْاْل ُ ْخت َ ْي ِّن‬ ‫ين ِّم ْن أ َ ْ‬ ‫علَ ْي ُك ْم َو َح َّلئِّ ُل أ َ ْبنَائِّ ُك ُم الَّ ِّذ َ‬ ‫َ‬
‫صنَاتُ ِّم َن‬ ‫غفُورا َر ِّحيما (‪َ )23‬وا ْل ُم ْح َ‬ ‫َان َ‬ ‫َّللاَ ك َ‬ ‫ف إِّ َّن َّ‬ ‫سلَ َ‬‫إِّ ََّل َما قَ ْد َ‬
‫علَ ْي ُك ْم َوأ ُ ِّح َّل لَ ُك ْم َما َو َرا َء‬ ‫َّللاِّ َ‬
‫اب َّ‬ ‫اء إِّ ََّل َما َملَكَتْ أ َ ْي َمانُ ُك ْم ِّكت َ َ‬ ‫س ِّ‬ ‫النِّ َ‬
‫ست َ ْمت َ ْعت ُ ْم ِّب ِّه‬ ‫ين فَ َما ا ْ‬ ‫سا ِّف ِّح َ‬‫غ ْي َر ُم َ‬ ‫ين َ‬ ‫ذَ ِّل ُك ْم أ َ ْن ت َ ْبتَغُوا ِّبأ َ ْم َوا ِّل ُك ْم ُم ْح ِّص ِّن َ‬
‫ض ْيت ُ ْم ِّب ِّه‬‫علَ ْي ُك ْم ِّفي َما ت َ َرا َ‬ ‫ح َ‬ ‫ضة َو ََل ُجنَا َ‬ ‫ور ُه َّن فَ ِّري َ‬ ‫ِّم ْن ُه َّن فَآتُو ُه َّن أ ُ ُج َ‬
‫ع ِّليما َح ِّكيما (‪)24‬‬ ‫َان َ‬‫َّللاَ ك َ‬ ‫ض ِّة ِّإ َّن َّ‬ ‫ِّم ْن بَ ْع ِّد ا ْلفَ ِّري َ‬
Terjemahan Q.S. An-Nisa’ )4( : 23-24

 (23) Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;


saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-
ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri
yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 (24) dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali
budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai
ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu)
mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka
isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah
kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan
tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling
merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Khilafiyah tentang Zina

 Imam Hambali
 melarang perempuan hamil menikah, kecuali telah habis
masa ’iddah, dan telah tobat.
 Imam Malik.
 melarang menikah pada masa ’iddah, karena untuk
mensucikan nasab.
 Imam Hanafi dan Hambali,
 membolehkan nikah, tapi tidak boleh hubungan seks.
 Syafi’i
 Boleh wanita hamil menikah dengan laki-laki yang
menghamilinya dan boleh hubungan seks
 Boleh setelah taubat.
BOLEH MENIKAH DENGAN PEREMPUAN
ZINA SETELAH BERTAUBAT
QS. AL-FURQAN (25): 68-70
َ ‫أّلل أ ََّل ب ْال َحق َو ََل َي ْزُن‬
ْ‫ون َو َمن‬ ُ َّ ‫ون َّألن ْف َس َّأل ِتي َح َّر َم‬ َ ‫أّلل أ َل ًها أ َخ َر َو ََل َي ْق ُت ُل‬ َ ‫ َو َّأل ِذ َين ََل َي ْد ُع‬
َِّ ‫ون َم َع‬
َّ ًِ ِ ِ ْ ُ ْ ْ ْ ِ
َ ْ
َ‫) أَل َمن تاب‬69( ‫أب َيو َم أل ِق َي َام ِة َو َيخلد ِف ِيه ُم َهانا‬ ْ ُ ‫) يض َاعف ل ُه أل َعذ‬68( ‫َي ْف َع ْل َذ ِل َك َي ْل َق َأ َث ًاما‬
َ َ ْ َ ُ
ِ َ ُ َ ُ ً
)70( ‫َوأ َم َن َو َع ِم َل َع َمال صا ِلحا فاول ِئك يب ِدل أّلل َ ِيَ ِت ِهم حسنات وكان أّلل غفورأ ر ِحيما‬
ً َ ً ُ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ َ ً َ
 (68) Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya
dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
 (69) (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat
dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
 (70) kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan
mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
ْ‫ َعن‬،‫ َح َّد َث ِني َزْي ٌد‬:‫ َق َال‬،‫ َح َّد َث َنا ُم َح َّم ُد ْب ُن َج ْع َفر‬،‫ َح َّد َث َنا ْأب ُن َأبي َم ْرَي َم‬
ِ
ُ ‫ َق َال َّألنب ُّي َص َّلى‬:‫ َق َال‬،‫أّلل َع ْن ُه‬
ْ‫هللا َع َلي ِه‬ ُ َّ ‫ َع ْن َأبي ََ ِعيد َر ِض َي‬،‫ِع َياض‬
ْ ُ ِ َ َ َ َ ُ َ َ ِ َ َ َ َّ َ َ
َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ
»‫ فذ ِلك نقصان ِِ ِينها‬،‫ «أليس ِأذأ حاضت لم تص ِل ولم تصم‬:‫وَلم‬ ْ ْ َ َ َ ْ
 Telah menghabarkan kepadaku Ibnu Abi Maryam, telah menghabarkan kepadaku
Muhammad bin Ja’far, ia berkata : telah menghabarka n kepadaku Zaid dari ‘Iyadh, dari
Abu Sa’id ra, berkata. Telah bersabda Nabi Muhammad saw : “ Bukankah apabila
perempuan sedang haidh tidak shalat dan tidak puasa, maka itulah kekurangan
agamanya (H.R. Bukhari) dalam kitab Shahih Bukhari, Hadis nomor 1951, juz 3, hal 35
َ،‫ َع ْن ُم َع َاذة‬،‫ َع ْن َع ِاصم‬،‫ َأ ْخ َب َرَنا َم ْع َم ٌر‬،‫ َأ ْخ َب َر َنا َع ْب ُد أل َّر َّزأق‬،‫َو َح َّد َث َنا َع ْب ُد ْب ُن ُح َم ْيد‬ 
َْ َ َ َ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َّ ْ َ ِ ْ ُ ْ َُ َ َ َ ُ ََْ ْ َ َ
:‫ فقالت‬.‫ وَل تق ِضي ألصالة‬،‫ض تق ِضي ألصوم‬ َ َ َ ُ
‫ ما بال ألحا ِئ‬:‫ َالت عا ِئشة فقلت‬:‫قالت‬
ِ
ُ‫ َف ُن ْؤ َمر‬،‫ « َك َان ُي ِصي ُب َنا َذ ِل َك‬:‫ َق َال ْت‬.‫ َو َل ِك ِني َأ َْ َا ُل‬،‫ َل ْس ُت ِب َح ُرورَّية‬:‫َأ َح ُرورَّي ٌة َأ ْن ِت؟ ُق ْل ُت‬
َ َّ ِ َ َ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َّ ِ َ َ
»‫ وَل نؤمر ِبقض ِاء ألصال ِة‬،‫ِبقض ِاء ألصو ِم‬
 Hadis diriwayatkan dari Mu’adzah, ia berkata : Saya bertanya kepada ‘Aisyah, kataku :
Mengapa perempuan haidh mengqadha puasa dan tidak mengkadha shalat? . Maka ‘aisyah
berkata : Apakah engkau penganut khawarij?. Saya menjawab : Tidak, saya bukan penganut
Khwarij, saya hanya bertanya. ‘Aisyah berkata : “Adalah kami pada saat itu kedatangan haidh,
maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa, dan tidak diperintahkan untk mengqadha
shalat (H.R. Muslim)
ُ ْ َّ َ َ َ ْ ْ َ
،‫ وأللفظ ِلس ِعيد‬،‫ وأبو بك ِر بن أ ِبي شيبة‬،‫ َحدثنا َ ِعيد بن منصور‬
َ َ َ ْ ُ َ ُ َ ُ ْ َ ُ ْ ُ َ َ َ َّ
َ:‫ َقال‬،‫ َعن ْأبن َع َّباس‬،‫ َع ْن َأبيه‬،‫ َعن ْأبن َط ُاوس‬،‫ َح َّد َث َنا َُ ْف َي ُان‬:‫َق َاَل‬
ْ ِ ِ ِ َّ ِ ْ ِ ِ
َ‫ أَل َأ َّن ُه ُخف َف َعن أل َم ْرأة‬،‫ون أخ ُر َع ْهده ْم بال َب ْيت‬ َ ُ‫اس َأ ْن َيك‬ُ َّ َ
‫«أ ِمر ألن‬ ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ َ ْ
»‫ض‬ ِ ‫ألحا ِئ‬
 Haddis dari Ibnu ‘Abbas berkata : Manusia diperintahkan agar akhir dari masa
pelaksanaan hajinya dengan thawaf di Baitullah, kecuali bagi perempuan haidh
diberi keringanan untuk tidak melaksanakannya. (H.R. Muslim)
‫ َع ْن َعا ِئ َش َة‬،‫ َع ْن َأ ِب ِيه‬،‫ َع ْن َع ْب ِد َّألر ْح َم ِن ْب ِن َألق ِاَ ِم‬،‫ َأ ْخ َب َر َنا َما ِل ٌك‬،‫وَ َف‬ ُ ‫أّلل ْب ُن ُي‬ َِّ ‫َح َّد َث َنا َع ْب ُد‬ 
َّ ‫ َو َل ْم َأ ُط ْف ِب ْال َب ْي ِت َو ََل َب ْي َن‬،‫ض‬
َ ‫ألص َفا َو‬
َ‫ألم ْرو ِة‬ ٌ ‫ َق ِد ْم ُت َم َّك َة َو َأ َنا َحا ِئ‬:‫أّلل َع ْن َها َأ َّن َها َق َال ْت‬
ُ َّ ‫َر ِض َي‬
‫اج‬ َ ‫ « ْأف َع ِلي َك َما َي ْف َع ُل‬:‫ َق َال‬،‫هللا َع َل ْي ِه َو ََ َّل َم‬
ُّ ‫ألح‬ ُ ‫أّلل َص َّلى‬ َِّ ‫ َف َش َك ْو ُت َذ ِل َك أ َلى َر َُول‬:‫َق َال ْت‬
ْ ِ ِ ْ
»‫َغ ْي َر َأ ْن ََل َت ُط ِوفي ِبالبي ِت حتى تطه ِري‬
ُ َ َّ َ ْ َ
 Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata : Setelah saya sampai di Makah, saya dalam
keadaan haidh dan belum melaksanakan thawaf (ifadhah) dan belum pula sa’i. Ia berkata
: maka saya mengadu pada Rasulullah saw. Beliau bersabda : “ Kerjakanlah sebagaimana
dilakukan oleh orang yang berhaji selain thawaf di Baitullah sampai engkau dalam
keadaan suci “. (H.R. Bukhari)
 Q.S. al-Waaqi’ah (56) : 77-79
‫ون۝‬ ٍ ُ‫ب َم ْكن‬ ٌ ‫ ِّإنَّهُ لَقُ ْر‬
ٍ ‫آن ك َِّري ٌم۝ ِّفي ِّكتَا‬
 ‫ون۝‬ َ ‫سهُ ِّإَل ا ْل ُم‬
َ ‫ط َّه ُر‬ ُّ ‫َل يَ َم‬
“Sesungguhnya al-Qur'an ini adalah bacaan yang
sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh
Mahfudz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-
hamba yang disucikan.”
ُ ‫ « ََل َت ْق َ ِرأ ْأل َحا ِئ‬:‫هللا َع َل ْي ِه َو ََ َّل َم‬
َ‫ض َو ََل ُّألن َف َس ُاء ِمن‬ ُ ‫أّلل َص َّلى‬
َِّ ‫ َق َال َر َُ ُول‬:‫ َق َال‬, ‫َع ْن َجابر‬
َِ ُ ْ 
ً
»َ‫ألق ْرأ ِن ش ْي‬
 “Dari Jabir berkata, bersabda Nabi saw : Janganlah hendaknya
orang yang sedang haidh dan sedang nifas membaca sesuatu
dari al-Quran” (HR. Ad-Daruquthni).
 Hadis riwayat Ad-Daruquthni ini dinyatakan mungkar.
ًَ‫شي‬
ْ ‫ض‬ُ ‫ « ََل َي ْق َ ُرأ ْأل ُج ُن ُب َو ْأل َحا ِئ‬:‫وَل َم‬
َّ ‫أّلل ع ْليه‬
ِ ُ َّ ‫ى‬ َّ
‫صل‬ َّ
‫أّلل‬
ِ
ُ
‫ول‬ ُ
َ ‫ر‬َ َ
‫ال‬ َ
‫ق‬ : َ
‫ال‬ َ
‫ق‬ َ
‫مر‬ ‫ع‬ُ ‫ن‬ ْ
‫أب‬ ‫ن‬ ‫ع‬َ 
ِ ُْ ِ
»‫ِم َن ألق ْرأ ِن‬
 “Dari Ibnu Umar radhiyallâhu anhuma ia berkata, Rasulullah
saw bersabda. Janganlah orang yang sedang junub dan
sedang haidh memaca sesuatu dari al-Quran”.
 Hadis ini pun dikelompokkan sebagai hadis yang lemah.
َ َ َ َّ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ ُ ُ َ َ َ ْ َ َََ َ ْ َ
‫هللا صلى أّلل علي ِه وَلم يذكر أّلل على‬ ِ ‫ كان رَول‬:‫ عن عا ِئشة قالت‬
َ ْ َ ُ
.‫ك ِل أحيا ِن ِه‬
 “Dari Aisyah ra ia berkata:”Adalah Nabi saw
menyebut nama Allah dalam segala hal.” (HR
Muslim, Abu Dawud dan at-Turmudzi).
 Mendasarkan pada ayat al-Qur`an surah al-
Waqi’ah ayat 77-79 dan ketiga hadits
tersebut, maka perempuan haid boleh
membaca Al-Qur`an.
ُ ‫ َق َال ِلي َر َُ ُول أ َّ ِّلل َص َّلى‬:‫ َق َال ْت‬،‫ َع ْن َعا ِئ َش َة‬
َ:‫هللا َع َل ْي ِه َو ََ َّلم‬
ُ‫ض َف َق َال َر َُول‬ ٌ ‫ أ ِني َحا ِئ‬:‫« َناو ِل ِيني ْأل ُخ ْم َر َة ِم َن ْأل َم ْس ِج ِد» َف ُق ْل ُت‬
ُِ َ ْ َ ْ ْ َ َّ َ ْ َ َ ُ َّ ِ َّ
»‫ «لي َست حيضت ِك ِب َي ِد ِك‬:‫أّلل َصلى هللا علي ِه و ََل َم‬ ِ
 Hadis dari ‘Aisyahra., ia berkata: Rasulullah telah
bersabda kepadaku : “ Ambilkan timba untukku
dari masjid”. Jawabku : “Aku haidh”. Maka
Rasulullah saw bersabda : “ haidhmu itu bukan
berada pada tanganmu”. (HR Jama’ah kecuali
Bukhari)
ُ ‫ ُث َّم ُأ َناو ُل ُه َّألنب َّي َص َّلى‬،‫ض‬
َ‫هللا َع َل ْي ِه َو ََ َّلم‬ ٌ ‫ « ُك ْن ُت َأ ْش َر ُب َو َأ َنا َحا ِئ‬:‫َع ْن َعا ِئ َش َة َق َال ْت‬ 
ِ ِ
ُ َ ُ َّ ُ ٌ َ َ َ َ ‫َّ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ َّ ُق ْ َ ْ َق‬
َّ َ َّ َّ ُ
‫ ثم أن ِاوله ألن ِبي صلى‬،‫ وأتعر ألعر وأنا حا ِئض‬،‫ فيشرب‬،‫فيضع فاه على مو ِض ِع ِفي‬ ْ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ
ْ َ َ ُ َ َ
»‫هللا َعلي ِه وَلم فيضع فاه على مو ِض ِع ِفي‬
َّ َ ُ َ َ َ َّ َ َ ْ َ ُ
 Hadis dari ‘Aisyah, ia berkata : Saya minum dan saya sedang haidh. Kemudian saya berikan
kepada Nabi Muhammad saw maka beliau meletakkan mulutnya ditempat saya minum,
kemudian beliau juga meminumnya. Dan saya makan daging sedang saya sedang haidh,
kemudian saya berikan kepada Rasul, maka beliaupun memakannya. (H.R. Muslim)
JAZAKUMULLAH
KHOIRON KATSIRON

Anda mungkin juga menyukai