PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi syarat salah satu Tugas Akhir pada Program Studi S1
Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
ANGGIH ZULKIFLI
31115121
PENDAHULUAN
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Masa kehamilan di mulai dari
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid
yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan
selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun hal ini kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
terjadi masalah. Lima penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, infeksi,
eklamsia, partus lama, dan komplikasi abortus (Uliyah dan Hidayat, 2008). Sedangkan
penyebab tidak langsung yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit,
yang bukan komplikasi obstetrik, yang berkembang atau bertambah berat akibat
kehamilannya atau persalinan seperti anemia dan kejadian Kekurangan Energi Kronik
1
2
seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 210 per 100.000 kehamilan per tahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 34 per 1000 kelahiran per tahun. Kematian
ibu dan bayi terutama banyak terjadi di negara berkembang yaitu sebesar 90%.
Kendati jumlahnya sangat besar, tetapi hal ini tidak menarik perhatian karena
kejadiannya tersebar di berbagai negara. Obat dapat menyebabkan efek yang tidak
dikehendaki pada janin selama masa kehamilan. Seorang ibu dapat mengalami
berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak ibu hamil
berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih besar (Depkes RI, 2006).
penelitian ini penggunaan obat mengacu pada kategori keamanan obat yang ditetapkan
oleh Food & Drug Administration (FDA), yang mengkategorikan obat- obat menjadi 5
kategori yaitu kategori A, B, C,D, dan X. Uraian tersebut sampai saat ini masih dipakai
Penelitian ini mengkaji tentang profil penggunaan obat pada pasien ibu hamil di
Puskesmas Mangkubumi Tahun 2018. Adapun kerangka pikir penelitian ini ditunjukan
adalah bagaimana profil penggunaan obat, jenis obat, interaksi obat, kategori obat
jumlah obat yang diberikan pada pasien ibu hamil di Puskesmas Mangkubumi?
Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui jumlah penggunaan obat, jenis obat-obatan, interaksi obat, golongan obat
yang di berikan pada pasien ibu hamil dan penggunaan obat pada pasien ibu hamil di
a. Bagi peneliti
berdasarkan FDA dan dalam upaya mengoptimalkan obat yang tidak berbahaya
terhadap janin pada pasien ibu hamil dan juga sebagai evaluasi terhadap peresepan
Tasikmalaya.
pada pasien ibu hamil, juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
c. Bagi Puskesmas
d. Bagi Masyarakat
pengetahuan tentang obat – obatan yang aman untuk ibu hamil sangat dibutuhkan
agar terhindar dari kesalahan pengunaan obat - obatan untuk ibu hamil.
5
Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2019 sampai bulan Juni 2019.
Waktu Penelitian
No Kegiatan Tahun 2018 bulan ke- Tahun 2019 bulan ke-
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Penelusuran
1 pustaka
Penyusunan
2 naskah
Pengajuan
3 usulan
penelitian
Pelaksanaan
4 penelitian
Pengolahan
5 data
Penyusunan
6 laporan
penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
Kehamilan normal biasanya berlangsung kira – kira 10 bulan atau 9 bulan atau 40
minggu atau 280 hari, dengan kondisi ibu normal, tidak mempunyai riwayat obstetrik,
tinggi fundus uteri sesuai kehamilan, denyut jantung janin normal 121/160 kali/menit,
gerakan janin terasa setelah 18 – 20 minggu hingga melahirkan, tekanan darah dibawah
140/90 mmHg. Penambahan berat badan minimal 9kg selama kehamilan, edema hanya
minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang
dari 42 minggu disebut kehamilan postterm. Menurut usianya, kehamilan ini dibagi
2009).
Liur melimpah
Sariawan
6
7
Varises
Kejang kaki
Keputihan
merupakan satu kesatuan mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi, adaptasi ibu
respirasi, system traktus urinarius, sirkulasi darah serta perubahan psikologis. Selain
menyebabkan perubahan fisik dan psikologis dari ibu, kehamilan juga menyebabkan
Kehamilan pada umumnya berkembang normal, namun kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu akan bermasalh selama kehamilan atau
baik-baik saja. Oleh karena itu perlu pemantauan perubahan perubahan fisiologis
yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga meendeteksi dan
1. Trimester pertama
Tanda-tanda fisik yang kadang dapat terjadi pada ibu adalah pendarahan
sedikit (spotting) sekitar 11 hari setelah konsepsi, yakni pada saat embrio
melekat pada lapisan uterus. Pendarahan ini biasanya kurang dari jumlah haid
pembesaran payudara, kadang diikuti oleh rasa lelah yang sangat dan sering
siknees”(sakit di pagi hari) berupa mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8
pertumbuhan janin dalam uterus dapat dirasakan ibu diatas simpisis pubis. Ibu
trimester pertama.
2. Trimester kedua
pertengahan antara simpisis pubis dan pusat. Berat badan ibu bertambah sekitar
0,4-0,5 kg /minggu. Ibu akan mulai merasa mempunyai banyak energy. Pada
20 minggu fundus uteri berada dekat dengan pusat atau sekitar 2-3 jari dibawah
striae gravidarum.
3. Trimester ketiga
berada 3 jari diatas pusat antara pusat dan processus xipoideus (PX). Pada
minggu ke 32, fundus uteri berada pada pertengahan pusat dan PX. Minggu ke
36, fundus uteri mencapai 3 jari bawah PX. Payudara terasa penuh dan lunak.
Kembali terjadi sering sakit punggung dan sering kencing meningkat akibat
tekanan uterus terhadap kandung kencing. Tidur mungkin menjadi sulit. Terasa
Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering timbul rasa
cemas bercampur rasa bahagis, rasa sedih, rasa kecewa, sikap penolakan,
seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan goncangan psikologis sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman dan pertengkaran (Janiwarty dan Pieter, 2013)
Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti rasa
perasaan menolak dari ibu yang tampak dari sikap negatif seperti tidak
identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan fokus pada kehamilannya dan lebih
Kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih tenang, tetapi perhatian mulai
beralih pada perubahan bentuk tubuh, keluarga, dan hubungan psikologis dengan
janin. Pada fase ini, sifat ketergantungan ibu hamil terhadap pasangannya
2013).
seperti perubahan emosional dan rasa tidak nyaman, sehingga ibu hamil
Perubahan emosi tersebut akibat dari adanya perasaan khawatir, rasa takut,
bimbang dan ragu dengan kondisi kehamilannya (Janiwarty dan Pieter, 2013).
11
Kategori A : Adalah obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil
tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau
B1 : Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan janin
B2 : Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak
malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat
ireversibel (tidak dapat membaik kembali). Obat-obat dalam kategori ini juga
Kategori X : Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah yang telah
(irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini
kehamilan sampai masa nifas. Pemakaian fisiologik pada ibu yang terjadi selama
dari hormon-hormon steroid yang beredar dalam sirkulasi pada metabolisme obat
dalam hati, ekskresi obat melalui ginjal yang lebih cepat karena peningkatan filtrasi
glomerulus dan peningkatan perfusi ginjal, pengenceran obat karena jumlah darah
dalam sirkulasi ibu yang meningkat, dan perubahan–perubahan dalam klirens obat
pada akhir kehamilan menyebabkan penurunan kadar serum dan konsentrasi obat
dalam jaringan dengan demikian obat yang diresepkan secara terapetik tidak dapat
diberikan dengan dosis yang lebih rendah (Hayes, 2013). Pedoman pemberian obat
pemberian jauh melebihi resiko jangka pendek maupun panjang terhadap ibu dan
janin.Perlu dilakukan pemilihan obat secara hati hati dan pemantauan untuk
(Hayes, 2013).
2.2.1 Teratogenik
Prinsip-prinsip dari teratologi yang diajukan oleh James Wilson pada tahun 1959
dan dalam bukunya monografi Lingkungan dan Lahir Cacat. Prinsip-prinsip panduan
studi dan pemahaman tentang agen teratogenik dan pengaruhnya terhadap organisme
berkembang:
saat terkena pengaruh yang merugikan. Ada periode kritis dari kerentanan
3. Agen teratogenik bertindak dengan cara tertentu pada pengembangan sel dan
untuk kontak konsepsi berkembang, seperti sifat dari agen itu sendiri, rute dan
tingkat eksposur ibu, laju perpindahan plasenta dan penyerapan sistemik, dan
sebagai meningkatkan dosis dari No diamati Pengaruh Buruk Level (NOAEL) dengan
Aspek yang paling penting dalam masalah ini adalah pengaruh obat-obat pada
saat tertentu selama pembuahan sampai dengan kehamilan. Periode pertumbuhan hasil
2. Periode embrionik, yakni sejak minggu kedua sampai dengan minggu kedelapan
setelah fertilisasi.
3. Periode fetal (janin), yakni setelah 8 minggu sampai dengan aterm. Periode
embrionik adalah periode yang paling kritis oleh karena saat ini sedang dalam
terutama trimester III, pengaruh antibiotika yang diberikan pada ibu hamil tidak
darah (serum), absorbsi dalam usus, metabolisme, ikatan dengan protein (protein
binding), penyimpanan dalam sel, uuran molekul dan kelarutan bahan tersebut
dalam lemak yang merupakan faktor yang menentukan kemampuan obat untuk
memberikan efek teratogenik pada dosis yang relatif rendah pada saat yang tepat
15
misalnya alkohol, thalidomide, antagonis asam folat dan lain-lainnya, akan tetapi
mempunyai efek teratogenik bila diberikan setelah periode yang kritis tersebut
janin pada saat terpapar. Thalidomid adalah contoh obat yang besar pengaruhnya pada
Pemaparan ini akan berefek pada saat waktu kritis pertumbuhan anggota badan yaitu
obat yang menghasilkan efek teratogenik belum diketahui dan mungkin disebabkan
Obat dapat bekerja langsung pada jaringan ibu dan juga secara tidak langsung
Obat mungkin juga menganggu aliran oksigen atau nutrisi lewat plasenta
Obat juga dapat bekerja langsung pada proses perkembangan jaringan janin,
potensial.
konsumsi alkohol yang tinggi dan kronik pada kehamilan, terutama pada
Selama kehamilan dosis obat yang diberikan harus diusahkan serendah mungkin
untuk meminimalkan potensi efek toksik terhadap janin. Bila pengobatan harus
diberikan, maka penting untuk menurunkan sampai kadar terendah yang masih efektif
sesaat sebelum terjadi konsepsi pada kehamilan yang direncanakan, atau selama
trimester pertama. Bila obat berpotensi menyebabkan efek putus obat pada janin, dosis
dapat diturunkan mencapai akhir masa kehamilan, contohnya pengobatan dengan anti
mungkin memerlukan peningkatan dosis bagi obat-obat tertentu. Pemahaman yang baik
terhadap perubahan ini penting untuk menetukan dosis yang paling tepat bagi pasien
Respon ibu dan janin terhadap obat selama kehamilan dipengaruhi oleh dua factor
yaitu :
1) Perubahan absorbsi, distribusi, dan eliminasi obat dalam tubuh wanita hamil.
17
buffer. Secara klinik hal ini akan mempengaruhi ionisasi asam-basa yang
2. Absorbsi paru
3. Distribusi
jantung akan berakibat peningkatan aliran darah ginjal sampai 50% pada akhir
trimester I, dan peningkatan aliran darah uterus yang mencapai puncaknya pada
aterm (36-42 L/jam); 80% akan menuju ke plasenta dan 20% akan mendarahi
4. Pengikatan protein
akan meningkat. Obat-obat yang tidak terikat pada protein pengikat secara
farmakologis adalah obat yang aktif, maka pada wanita hamil diperkirakan akan
Fungsi hati dalam kehamilan banyak dipengaruhi oleh kadar estrogen dan
mikrosom hati yang disebabkan oleh hormon progesteron; sedangkan pada obat-
obatan seperti teofilin dan kafein, eliminasi hati berkurang sebagai akibat
sekunder inhibisi komfetitif dari enzim oksidase mikrosom oleh estrogen dan
progesterone.
6. Eliminasi ginjal
yang dikeluarkan dalam bentuk utuh dalam urin seperti penisilin, digoksin, dan
antara kadar obat janin: ibu maka dipakai model kompartemen tunggal. Tetapi jika
obat lebih sukar mencapai janin maka dipakai model dua kompartemen di mana rasio
konsentrasi janin: ibu akan menjadi lebih rendah pada waktu pemberian obat
protein plasma ibu terhadap obat-obatan. Tetapi ada pula obat-obatan yang lebih
banyak terikat pada protein pengikat janin seperti salisilat. Obat-obat yang tidak terikat
2. Keseimbangan asam-basa
Molekul yang larut dalam lemak dan tidak terionisasi menembus membran
biologis lebih cepat dibandingkan molekul yang kurang larut dalam lemak dan
terionisasi selain itu PH plasma janin sedikit lebih asam dibandingkan ibu. Dengan
demikian basa lemah akan lebih mudah melewati sawar plasenta. Tetapi setelah
melewati plasenta dan mengadakan kontak dengan darah janin yang relatif lebih asam,
molekul-molekul akan lebih terionisasi. Hal ini akan berakibat penurunan konsentrasi
obat pada janin dan menghasilkan gradien konsentrasi. Fenomena ini dikenal sebagai
ion trapping.
obat. Semua proses enzimatik, termasuk fase I dan fase II telah ditemukan pada hati
bayi sejak 7 sampai 8 minggu pasca pembuahan tetapi proses tersebut belum matang,
menimbulkan efek obat yang lebih panjang dan lebih menyolok pada janin. Sebagian
besar eliminasi obat pada janin dengan cara difusi obat kembali ke kompartemen ibu.
kecil kemungkinan mereka akan melewati sawar plasenta, dan berakibat penimbunan
metabolit pada jaringan janin. Dengan pertambahan usia kehamilan, makin banyak
obat yang diekskresikan ke dalam cairan amnion, hal ini menunjukkan maturasi ginjal
janin.
Jalur utama transfer obat melalui plasenta adalah dengan difusi sederhana. Obat
yang bersifat lipofilik dan tidak terionisasi pada pH fisiologis akan lebih mudah
berdifusi melalui plasenta. Kecepatan tercapainya keseimbangan obat antara ibu dan
janin mempunyai arti yang penting pada keadaan konsentrasi obat pada janin harus
dicapai secepat mungkin, seperti pada kasus-kasus aritmia atau infeksi janin
Obat-obatan yang diberikan kepada ibu hamil dapat menembus sawar plasenta
obat dalam plasma ibu dan janin dapat memberi gambaran pemaparan janin terhadap
adalah:
Pada obat dengan berat molekul lebih dari 500D akan terjadi transfer tak
Mekanisme transfer obat melalui plasenta dapat dengan cara difusi, baik aktif
Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus, dan kelenjar susu, pada kehamilan
kadang dipengaruhi oleh hormon-hormon sesuai dengan fase kehamilan. Efek obat
pada jaringan tidak berubah bermakna karena kehamilan tidak berubah, walau terjadi
perubahan misalnya curah jantung, aliran darah ginjal. Perubahan tersebut kadang
menyebabkan wanita hamil membutuhkan obat yang tidak dibutuhkan pada saat
tidak hamil. Contohnya glikosida jantung dan diuretik yang dibutuhkan pada
kehamilan karena peningkatan beban jantung pada kehamilan atau insulin yang
22
dibutuhkan untuk mengontrol glukosa darah pada diabetes yang diinduksi oleh
Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus dan kelenjar susu, pada kehamilan
kadang dipengaruhi oleh honnon-homion sesuai dengan fase kehamilan. Efek obat
pada jaringan tidak berubah bermakna karena kehamilan tidak berubah, walau terjadi
perubahan misalnya curah jantung, aliran darah ke ginjal. Perubahan tersebut kadang
menyebabkan wanita hamil membutuhkan obat yang tidak dibutuhkan pada saat tidak
hamil. Contohnya glikosida jantung dan diuretik yang dibutuhkan pada kehamilan
karena peningkatan beban jantung pada kehamilan. Atau insulin yang dibutuhkan
untuk mengontrol glukosa darah pada diabetes yang diinduksi oleh kehamilan (Depkes
RI, 2006).
pesat, yang berkaitan dengan pemberian obat pada wanita hamil yang ditujukan untuk
kortikosteroid diberikan untuk merangsang matangnya paru janin bila ada prediksi
kelahiran prematur. Contoh lain adalah fenobarbital yang dapat menginduksi enzim
hati untuk metabolisme bilirubin sehingga insidens jaundice (bayi kuning) akan
intrakranial bayi kurang umur. Anti aritmia juga dibelikan pada ibu hamil untuk
2.5 Puskesmas
kerjasama antara unit-unit fungsional dalam suatu wilayah tertentu serta mempunyai
kecamatan. Dari uraian singkat tentang pengertian diatas jelas bahwa Puskesmas
adalah satu satuan organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas
Fungsi Puskesmas menurut Suyono Yahya, 1987, dalam laporan tahunan Dinas
sendiri dalam mewujudkan hidup sehat dengan sasaran untuk peningkatan dan
seperti Puskesmas”. Dengan fungsi yang seperti ini Puskesmas diharapkan dapat
METODE PENELITIAN
informasi atau mengambil data–data yang telah lalu (Notoatmodjo, 2010). Penelitian
ini dilakukan dilakukan dengan mengumpulkan data–data rekam medis pasien ibu
2018.
membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini
pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan (Sugiyono, 2011).
25
26
1. Populasi
suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data rekam medis
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan di teliti. Semua pasien ibu
penelitian.
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi yaitu rekam medis pasien
ibu hamil di Puskesmas Mangkubumi dalam periode Januari 2008 – Desember 2018.
Rekam medis yang digunakan, terdiri dari: nomor rekam medis, usia pasien ibu
c) Usia kehamilan adalah total waktu hidup janin berada dalam rahim.
Data yang dikumpulkan merupakan data dari rekam medis yang menuliskan
obat untuk pasien ibu hamil yang dilayani di Puskesmas Mangkubumi. Data yang
diperlukan dicatat pada lembar pengumpulan data yaitu nomor rekam medis, usia
pasien, usia kehamilan, paritas, jenis obat dan jumlah obat yang digunakan.
2. Profil obat ini mengenai obat-obatan yang digunakan pada pasien ibu hamil
b. Kategorisasi obat :
adanya resiko bagi janin pada trimester pertama kehamilan dan tidak ada
memperlihatkan adanya resiko pada janin tetapi belum ada studi terkontrol
kontrol pada wanita saat trimester pertama dan tidak ada bukti resiko janin
samping pada janin (teratogenik) dan tidak ada studi terkontrol pada
wanita dan binatang yang tersedia. Obat dalam kategori ini hanya boleh
diberikan kepada ibu hamil jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari
resiko yang mungkin terjadi pada janin. Contohnya asam mefenamat dan
aspirin.
(terjadi situasi yang dapat mengancam ibu hamil, dimana obat lain tidak
hamil jelas lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Obat kategori x
Cara pengambilan data yang dilakukan untuk pengumpulan data rekam medis
pasien adalah:
a) Meminta rekomendasi dari Kampus STIKes Bakti Tunas Husada untuk dapat
c) Mengumpulkan semua data rekam medis yang masuk dari bulan Januari 2008 -
Aslam, M. 2003. Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan dan Menyusui, dalam:
Aslam, M., dan Tan, C. K. Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy). Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Azwar, A. 1988. Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi kedua. Yogyakarta: PT. Bina
Rupa.
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui.
Jakarta: Depkes RI. hal 1,2,7.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas & Klinik. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi
untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: Direktorat Jendral Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI.
Ganiswara, SG. 1995. Farmakologi dan Terapi,edisi IV. Jakarta: Farmakologi FKUI.
Hayes, K. 2013. Oxford Handbook of Obstetrics and Gynaecology. 3rd ed. UK: Oxford
University Press.
Janiwarty & Pieters. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan Suatu Teori dan
Terapannya. Yogyakarta: Rapha Publishing
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Penidikan Bidan, Ed. 2. Jakarta: EGC.
Nindya, S. 2001. Perubahan Farmakokinetik Obat Pada Wanita Hamil dan Implikasinya
secara Klinik. http://www.cerminduniakedokteran,com. Diakses tanggal 19
Desember 2018.
Uliyah & Hidayat, A. 2008. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik: Aplikasi
Dasar dasar Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, ed. 4. vol 2. Jakarta: EGC.