Sejarah Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19 yang dilaksanakan untuk
pemberantasan penyakit cacar. Program Imunisasi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan
telah mencapai banyak keberhasilan selama empat dekade terakhir.
Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti
pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling
efektif dan efisien. Imunisasi merupakan teknologi yang sangat berhasil di dunia kedokteran oleh
Katz (1999) dikatakan imunisasi adalah sumbangan ilmu pengetahuan yang terbaik yang pernah
diberikan para ilmuwan di dunia ini.
Sejarah Imunisasi di Indonesia
Tahun
1956
Tahun
1956
Tahun
1956
Tahun
1973
Tahun
1974
Tahun
1976
Tahun
1977
Tahun
1980
Tahun
1992
Tahun
1995
Tahun
1996
Tahun
1997
Tahun
1997
Polio
Polio adalah sangat melemahkan penyakit yang dapat meninggalkan seorang anak yang lumpuh
seumur hidup. Tahun-tahun setelah Perang Dunia II, polio pada penyakit yang paling ditakuti di
antara orang tua di Amerika Serikat.
Pada tahun 1952, polio secara permanen lumpuh 21.000 orang di Amerika Serikat saja. Dengan
pengembangan vaksin vaksinasi, harga yang sudah turun lebih dari 99 persen.
Perjuangan untuk sepenuhnya memberantas polio di seluruh dunia terus sementara kasus masih
menjadi terdeteksi di empat negara-Afghanistan, Pakistan, Nigeria dan India (tidak ada kasus
yang dilaporkan untuk lebih dari satu tahun sekarang).
Sejarah vaksin
Vaksin pertama yang dikembangkan adalah melawan cacar oleh Edward Jenner, dokter Inggris
"negara", di Berkeley. Ia menemukan bahwa susu pelayan dengan sapi cacar relatif kebal
terhadap penyakit cacar. Dia mengambil exudates dan sekresi dari cowpox Pustul di sebelah
dairymaid Sarah Nelmes dan dimasukkan ke dalam pelukan laki-laki berusia 8 tahun James
Phipps pada 14 Mei 1796.
Vaksinasi adalah efektif karena anak laki-laki tidak menangkap penyakit cacar bahkan ketika dia
terinfeksi dengan virus cacar kecil enam minggu setelah vaksinasi. Jenner mempublikasikan
penemuannya pada 1798. Meskipun oposisi, vaksinasi segera menjadi amalan diterima.
Louis Pasteur
Louis Pasteur generalized Jenner's ide dengan mengembangkan apa yang disebutnya vaksin
rabies (sekarang disebut antitoxin), dan di abad ke-19, undang-undang wajib vaksinasi
ditanggungkan. Zaman keemasan pengembangan vaksin tidak datang sampai setelah Perang
Dunia II, ketika beberapa vaksin baru dikembangkan dalam waktu yang relatif singkat.
Keberhasilan mereka dalam mencegah penyakit seperti polio dan campak mengubah sejarah
Kedokteran sama sekali.
Jenis vaksin
Toxoids-ini adalah aktif senyawa beracun yang disekresikan oleh organisme. Contoh
termasuk difteri, tetanus dll.
Vaksin subunit-ini berisi bagian dari vaksin. Contoh: vaksin terhadap Hepatitis B
dengan subunit protein; vaksin partikel mirip virus (VLP) terhadap virus papiloma
manusia (HPV) dan subunit hemagglutinin dan neuraminidase virus influenza.
Vaksin konjugat-ini berisi polisakarida luar mantel dengan protein atau racun.
Contohnya '' Haemophilus influenzae'' tipe B vaksin.