PENDAHULUAN
diarahkan guna tercapainya kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh
keadaan tersebut, salah satu diantaranya yang mempunyai peranan yang cukup
Pada berbagai upaya pelayanan kesehatan, obat merupakan salah satu unsur
penting. Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan obat merupakan
terbesar setelah gaji, yaitu sekitar 40% dari seluruh anggaran unit kesehatan
secara nasional, biaya untuk obat sekitar 40-50% dari seluruh biaya operasional
negatif secara medis maupun medic. Pengadaan obat (pasokan dan distribusinya)
Tujuan manajeman obat adalah tersedianya obat setiap obat dibutuhkan baik
1
rangka mewujudkan ketersedian obat setiap saat dibutuhkan untuk opersional
Tahun 2015.
2
b. Untuk mengetahui bagaimanakah pengadaan Dehydroartemisin-Piperaqoin
1. Bagi Peneliti
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi.3 Konsep ini dikenal dengan
dahulu dapat tercapai, maka manajemen memerlukan unsur atau sarana atau the
a. Man (manusia), yaitu sumber daya manusia organisasi, eksekutif dan operatif.
Sumber daya manusia meliputi tenaga kesehatan maupun non kesehatan dilihat
bekerja.
operasional meliputi jumlah yang diterima, jumlah yang digunakan dan sisa
c. Methods (metode), yaitu cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
jenis pelayanan.
dimaksud adalah bahan yang habis pakai seperti obat, vaksin, kertas
4
f. Market (sasaran penduduk), yaitu sasaran berdasarkan ketepatan jumlah dan
baik. 3
pengelolaan obat di Puskesmas, Pembiayaan obat, dan Tugas pokok dan fungsi
primer maupun di tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Keberadaan obat
dengan mutu terjamin dan tersedia merata dan teratur sehingga mudah diperoleh
5
2.2.2. Proses Pengelolaan Obat di Puskesmas
manfaat, serta mutu dengan jumlah dan jenis yang cukup serta terjangkau dan
pada penerapan hasil pengobatan yang optimal bagi pasien maka diperlukan
jaminan ketersediaan barang dan dana yang cukup sehingga pelayanan kepada
pasien berjalan lancar. Hal ini berarti operasional pelayanan yang telah disusun
pelayanan bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, sering didapat
pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
6
Pengadaan obat adalah salah satu aspek penting dan menentukan dalam
pengelolaan obat. Tujuan pengadaan obat adalah tersedianya obat dengan jenis
dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta
dapat diperoleh pada saat yang diperlukan. Pengelolaan obat adalah suatu urutan
metode morbiditas.6
1) Metode konsumsi
7
Metode ini dilakukan dengan menganalisis data konsumsi obat tahun
2) Metode morbiditas
Metode ini dilakukan dengan menganalisis kebutuhan obat berdasarkan
kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen
8
(LPLPO, ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala
rupa sehingga memudahkan distribusi obat secara FIFO (first in first out),
yaitu sisa stok tahun lalu digunakan lebih dahulu daripada pengadaan baru
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/ satelit
kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub unit di
pemberian obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian obat per
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi
9
kelebihan dan kekosongan obat yang terdiri dari pengendalian persediaan,
kadaluwarsa.
g. Pencatatan/Pelaporan obat merupakan fungsi pengendalian dan evaluasi
Pencatatan penggunaan total semua jenis obat pada pasien puskesmas, sisa
stok obat, dan pola penyakit dapat digunakan untuk perencanaan kebutuhan
Pembiayaan obat mencakup biaya obat dan biaya pengobatan penyakit yang
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan. Obat perlu dikelola secara efektif dan
10
pendukungnya menjadi salah satu hal yang harus mendapat perhatian setiap
pengelolaan obat.8
Selain sistem pencatatan dan pelaporan obat, PAHO (Pan American Health
Indicator-Based Approach, yang telah diuji coba di 10 negara Amerika Latin dan
pengelolaan obat dengan tahun sebelumnya, daerah lain, atau negara lain.10
untuk menilai secara mudah dan cepat tanpa memerlukan data yang rumit.
11
untuk pengujian cara/ metode mencapai sasaran yang ditetapkan. Hasil pengujian
dapat digunakan oleh penentu kebijakan untuk mengevaluasi cara/ metode dan
sasaran yang ditetapkan karena perbedaan sistem pengelolaan obat antara satu
ketidakefektifan pelayanan pada pasien. Demikian pula peran tenaga medis yang
pelayanan serta sikap dan etika pelayanan yang masih jauh dari standar yang
diharapkan.
kesehatan, maka obat merupakan satu komponen yang sangat khusus. Alasan
oleh ketersediaan obat yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup setiap saat.
12
desentralisasi maka pengadaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar/primer
daerah sangat bervariasi sehingga tidak ada keseragaman lagi karena selain
Murray menyebutkan bahwa sejak tahun 1980 didalam pelayanan obat telah
kemandirian dari pelayanan publik sebagai salah satu komponen penting dalam
pelayanan kesehatan. 11
industri farmasi yang kuat, sangat mudah menimbulkan perubahan terhadap pola
pemerintah maupun swasta, persaingan yang tidak sehat dan penurunan kualitas
13
obat. Pola penggunaan obat yang kurang tepat, pada akhirnya akan berdampak
untuk pembelian obat, bahkan berdasarkan laporan World Bank tahun 1993 di
(out of pocket) dan hasil survei di Mali diperoleh gambaran bahwa 80% adalah
untuk pembelian obat modern, 13% untuk obat tradisional, 5% untuk biaya jasa
provider, dan 2% untuk biaya transportasi. Data tahun 1990 di Indonesia diketahui
bahwa belanja obat telah mencapai 40 -60% dari biaya kesehatan per kapita.
Meskipun obat yang digunakan sebenarnya sudah cost effective, akan tetapi masih
suatu daerah yang bertanggung jawab atas ketersediaan dan kecukupan obat di
puskesmas menurut Depkes tahun 2003, bahwa Tugas dan Fungsi (TUPOKSI)
jumlah obat sesuai kebutuhan puskesmas. Tugas pengelola obat dalam kegiatan
14
perencanan ini adalah menyusun data obat yang masih tersedia (stok) dan
kebutuhan. Tugas pengelola obat dalam kegiatan pengadaan ini adalah pengadaan
rutin sesuai jadwal dari Dinas Kesehatan, pengadaan obat khusus bila terjadi
kemasan, jenis dan jumlah obat) disesuikan dengan dokumen pengedaan obat,
dan teratur untuk memenuhi sub-sub unit pelayanan puskesmas. Tugas pengelola
jumlah dan jenis obat yang diberikan, melaksanakan penyerahan obat, dan
di unit pelayanan.
sampai penyerahan obat kepada pasien. Tugas pengelola obat pada tahap
15
Tupoksi berdasarkan pengelolaan obat publik dan perbekalan di puskesmas
OBAT MALARIA
sporontosid. Obat yang melenyapkan betuk hati yang sedang terbentuk atau
dorman disebut skizontisida jaringan. Obat yang bekerj pada parasite enterositik
dinmai skizontisida darah. Dan obat yang mematikan stasium seksual dan
mencegah penularan ke nyamuk adalah gaetosda. Belum ada satu obat yang
eritrosit. Beberapa oat yang tersedia adalah obat profilaktik kasual, mampu
aktif suatu obat herbal yang telah digunakan sebagai antipiretik di cina.
artemisinin tidak larut dan hanya dapat diberikan peroral. Telah dibuat berbagai
16
Dihydroartemisinin (DHA)
tetapi selain diberikan peroral dapat juga diberikan perektal. Senyawa ini tidak
larut dalam air dan memerlukan formula yang tepat untuk menjamin absorpsi
yang kuat. Untuk mencapai cure rate sama dengan artesunate oral. Formula
DHA cepat diabsorpsi jika diminum oral, puncak level dicapai setelah 2,5
jam. Absorpsi melalui rektal lambat, dengan puncak level terjadi 4 jam setelah
tahun 1960 dan digunakan luas di Cina dan Indochina sebagai profilaksis
dan pengobatan selama lebih dari 20 tahun. Sejumlah penelitian dari Cina
melaporkan bahwa obat ini ditoleransi baik daripada klorokuin untuk membunuh
P. falciparum dan P. vivax. Obat ini merupakan salah satu campuran yang
penyembuhan yang sangat baik dan toleransi yang baik, serta dapat
(cure rate 28 hari >95%) dan regimen tidak berhubungan dengan sifat
17
kardiotoksik dan efek samping yang lain. Karakteristik Piperakuin baru-baru ini
diungkapkan bahwa obat ini larut dalam minyak (oil) dengan volume yang besar
untuk didistribusikan saat bioavailability dan waktu paruh yang panjang pada
anak dibanding dewasa. Toleransi, efikasi, profil dan biaya murah dari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kupang yang berlangsung selama 1 (satu) bulan yaitu pada bulan Juni Juli 2015.
18
3.3. Sumber Data dan Sasaran
jelas, dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta mampu
yang akan diambil data paling utama ialah kepala puskesmas, penanggung
penghapusan obat.
daerah setempat.
19
diajukan. Tujuannya adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
(first in first out), yaitu sisa stok tahun lalu digunakan lebih dahulu
obat kadaluwarsa.
d. Pendistribusian obat merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan
obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/
wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang
tepat.
e. Pengendalian obat adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat yang terdiri dari
20
sampai pendistribusian obat. Pencatatan perencanaan kebutuhan jumlah
pengadaan obat.
g. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat merupakan mengendalikan
1. Data Primer
handphone
2. Data Sekunder
21
kualitatif. Dalam teknik analisis kualitatif, untuk menganalisis
DAFTAR PUSTAKA
Agency. 2010.
22
5. Quick, J.D, Rankin, J.R., Laing R.O., OConnor, R.W., Horgerzeil, H.V.,
Dukes, M.N.G and Garnet, A, 1997, Managing Drug Supply 2nd edition,
7. Makalah puskesmas
9. Jeppson 2001
12. Rosenthal PJ. Obat Anti Protozoa. In Farmakologi dasar dan klinik ed.12.
23