Sindrom Croup
Martinus Marianto Laga Juan
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes- FK Universitas Nusa Cendana
Croup berarti tangisan yang keras adalah sindrom klinis yang ditandai
dengan suara serak, batuk menggonggong, stridor inspirasi, dengan atau tanpa
adanya stres pernapasan. Inflamasi meliputi pita suara dan struktur di bawah pita
suara seperti laryngitis, laringotrakeitis atau laringotrakeobronkitis dan inflamasi
pada struktur supraglotis (arytenoid, ariepiglotis dan epiglottis). Croup sindrom
terbanyak disebabkan oleh virus yang menyerang saluran respiratori atas. Sekitar
75% penderita sindroma croup disebabkan oleh virus parainfluenza. Selain virus
parainfluenza, croup juga disebabkan oleh adenovirus, respiratory synsytial virus,
rhinovirus, enterovirus, virus influenza dan mycoplasma pneumonia dan difteri
dapat juga menyebabkan croup. Sifat penyakit ini adalah self-limited, tetapi kadang-
kadang cenderung menjadi berat bahkan fatal.1
Sindrom croup terutama terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 6 tahun
dengan puncak pada usia 1 tahun sampai 2 tahun akan tetapi croup dapat terjadi
pada anak berusia 3 bulan dan diatas 15 tahun. Penyakit ini lebih sering pada anak
laki- laki daripada anak perempuan dengan prevalensi 3:2. Dengan angka kejadian
meningkat pada musim dingin dan musim gugur. Penyakit ini merupakan 15% dari
infeksi respiratory. Penyakit ini sering mengalami kekambuhan.
Dengan penanganan yang baik sindrom ini sembuh total. sindrom ini Pada
15% kasus dilaporkan terjadi komplikasi, misalnya otitis media, dehidrasi dan
pneumonia. Gagal napas dan gagal jantung dapat terjadi pada pasien yang
perawatan dan pengobatan tidak adekuat.
Sekitar 75% penderita sindroma croup disebabkan oleh virus parainfluenza.
Selain virus parainfluenza, croup juga disebabkan oleh adenovirus, respiratory
synsytial virus, rhinovirus, enterovirus, virus influenza dan mycoplasma
pneumonia dan difteri dapat juga menyebabkan croup.1,2
Sindrom croup biasa terjadi pada anak 6 bulan sampai 6 tahun, dengan
puncak pada anak 1-2 tahun, namun dapat juga terjadi pada anak berusia 3 bulan
dan anak di atas usia 15 tahun. Dengan prevalensi lebih tinggi pada anak laki
dengan perbandingan 3:2. Lebih sering terjadi pada musim dingin dan musim
gugur.
Croup merupakan obstruksi saluran napas bagian atas yang sebagian besar
disebabkan oleh virus, namun dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri seperti
difteri. Infeksi virus pada croup dimulai dari nasofaring dan menyebar ke epitelium
trakea dan laring. Peradangan, eritema dan edema yang terjadi pada dinding trakea
menyebabkan terganggunya motilitas pita suara serta area subglotis mengalami
iritasi, sehingga menyebabkan suara pasien menjadi serak. Aliran udara yang
melewati saluran pernapasan bagian atas mengalami turbulensi sehingga
menimbulkan stridor, diikuti dengan retraksi dinding dada. Pergerakan dinding
dada dan abdomen yang tidak teratur menyebakan pasien kelelahan serta
mengalami hipoksia dan hiperkapnea. Pada keadaan ini timbul ancaman gagal
napas.1,2
1. Laringitis difteri
9.2 Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid bertujuan untuk mengurangi edema pada mukosa
laring melalui mekanisme antiradang. Kortikosteroid yang dapat diberikan antara
lain: keuntungan penggunaan kortikosteroid antara lain sebagai berikut:
9.5 Antibiotik
Pemberian antibiotik tidak diperlukan pada pasien sindrom croup, kecuali
pasien dengan laringotrakeobronkitis atau laringotrakeopneumonitis yang disertai
infeksi bakteri. Pasien diberikan terapi empiris sambil menunggu hasil kultur.
Terapi awal dapat menggunakan sefalosporin generasi ke-2 atau ke-3.
Diagnosis banding
Obstruksi jalan napas yang Aspirasi benda asing
mengancam nyawa Abnormalitas kongenital
Sianosis Epiglotitis
Penurunan kesadaran
Minimal handling
Edukasi orang tua Deksametason 0,15-0,30
O2 4 lpm dan nebulisasi
Pertimbangkan mg/kg
atau Prednison 1-2 mg/kg adrenalin dan kortikosteroid
kortikosteroid dosis tunggal
atau nebulisasi Budesonide sistemik
DIPULANGKAN 2 mg Intubasi
Perbaikan
Membaik Tidak membaik
Dipulangkan bila tidak ada Evaluasi ulang
stridor saat istirahat Rawat
Edukasi orang tua pasien Hubungi konsulen
Evaluasi diagnosis
Sebagian
Rawat/observasi di IGD Nebulisasi adrenalin dan kortikosteroid
Ulangi pemberian sistemik
kortikosteroid oral/12 jam Persiapkan pelayanan untuk tindakan
Edukasi ortu pasien darurat
Sediakan penjelasan tertulis Pertimbangkan intubasi
untuk dokter umum yang
akan follow up