Anda di halaman 1dari 20

makalah

“RANGKUMAN MATERI ANATOMI”

Disusun oleh:
Nama : Rezi Ridawati Awaliyah
Nim : 2015201021
Prodi : S1 pendidikan profesi bidan

STIKES ALIFAH PADANG


JlN. Khatib Sulaiman No.52B, Koto Padang,
Sumatera Barat
Tahun Ajaran 2020/2021

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anatomi adalah ilmu mengenai struktur tubuh (Sloane, 2003:1). Pada anatomi tubuh manusia,
akan terlihat bahwa manusia memiliki banyak sekali elemen-elemen yang menyusun satu tubuh
manusia. Elemen tersebut adalah organ tubuh yang terdiri atas jaringan dan tersusun lagi dari sel.
Hal yang paling utama adalah sistem respirasi atau pernapasan, sistem peredaran darah, dan
sistem pencernaan. Pada skripsi ini dilakukan pembahasan sistem pernapasan manusia sebagai
bagian dari anatomi tubuh manusia. Pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia sangatlah
penting, terutama di usia dini. Kita dapat mengetahui proses normal dan mengetahui kondisi yang
buruk jika ada penyakit menyerang anatomi tubuh sehingga dapat melakukan antisipasi berupa
pencegahan demi kesehatan tubuh. Karena itulah pembelajaran anatomi tubuh manusia menjadi
materi penting yang harus dimengerti sejak di Sekolah Menengah Pertama pada mata
pembelajaran Biologi. Seringkali,materipembelajaran yang tersedia pada buku dan boneka
anatomi belum cukup memadai untuk membantu siswa memahami anatomi tubuh. Dalam sebuah
jurnal Augmented Realityfor Learning Anatomy (2011), Yeom melakukan survei pada beberapa
orang dalam mempelajari anatomi tubuh manusia. Yeom menemukan permasalahan inti dari
orang ini adalah visualisasi yang mereka pelajari secara 2D melalui media konvensional seperti
textbook, alat peraga dan CD interaktif sulit diterapkan pada praktek lapangan, meskipun CD
interaktif sudah dikembangkan dengan cukup baik tapi orang mengalami permasalahan dalam
harga. Yeom menyatakan teknologi Augmented Reality adalah era riset baru, dengan investigasi
dan implementasinya dapat dikembangkan dengan berbagai metodologi. Patirupanusara (2012)
dalam jurnal Marker-Based Augmented RealityMagic Book for Anatomical Education
menyatakan masih banyak pengembangan Augmented Reality ke depannya untuk diterapkan
pada bidang medis atau pembelajaran. Melihat permasalahan sulitnya untuk memahami
pembelajaran ini dan adanya pengembangan, maka dibuat aplikasi utama berbasis web dan
Augmented Reality yang mendukung pembelajaran anatomi tubuh manusia. Tentunya web adalah
salah satu media yang sangat cocok untuk mendukung pembelajarankarena mudah diakses 2
dengan komputer maupun gadget lainnya yang terkoneksi internet sehingga informasi akan jauh
lebih mudah didapat.Aplikasi juga ditambahkan pada basis desktop untuk TV Wall. Kombinasi
dengan Augmented Reality akan menampilkan hasil karya 3D secara lebih nyata di lingkungan
kita. Bukan hanya objek berupa gambar 3 dimensi, objek dari Augmented Reality juga
menampilkan elemen multimedia lainnya seperti suara, animasi, teks dan juga video. Dengan
tampilan ini, maka orang akan lebih mudah untuk memahami bentuk dari anatomi tubuh manusia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja konsep dasar anatomi dan karakteristik anatomi?
2. Apa saja sistem rangka dan sistem otot manusia?
3. Apa saja sistem kardiovaskuler pada manusia?
4. Apa saja sistem saraf pada manusia?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar anatomi dan karakteristik anatomi manusia
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem rangka dan sistem otot manusia
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem kardiovaskuler pada manusia
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem saraf pada manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Anatomi dan Karakteristik Anatomi

1. Pengertian Anatomi

Anatomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisah-misahkan
atau mengurai dan tomos yang artinya memotong-motong.Anatomi berarti mengurai dan
memotong. Ilmu bentuk dan susunan tubuh dapatdiperoleh dengan cara mengurai badan
melalui potongan bagian-bagian dari badandan hubungan alat tubuh satu dengan yang
lainnya.Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan/ potongan tubuh
baiksecara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satudengan
yang lain.

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Anatomi


 
Yaitu untuk menjelaskan faktor-faktor fisika dan kimia yang bertanggung jawabterhadap
asal-usul perkembangan dan kemajuan kehidupan virus/bakteri yang palingsederhana sampai
manusia yang paling rumit dan mempunyai karakteristik fungsional sendiri.

3. Anatomi Manusia

 Subdivisi Anatomia.
- Anatomi Makroskopik Adalah ilmu mengenai struktur tubuh yang di pelajari
melalui observasi atau pembedahan tanpa menggunakan mikroskop.Ada dua
pendekatan untuk mempelajari anatomi makrsokopik.
1.Pendekatan sistemik : tubuh manusia dipelajari dalam sistem yang berbeda-beda
(osteologi, artrologi, miologi, sistem respirasi, sirkulasi, dll)
2.Pendekatan regional : tubuh manusia dipelajari di bagian per bagian(kepala, tubuh,
toraks, ekstremitas, dll). 
-Anatomi Histologi (Mikroskopik) Ilmu mengenai struktur tubuh yang di pelajari melalui
observasi denganmenggunakan mikroskop cahaya. (pembesaran 1,000-2000
kali)Contoh : Sel, Jaringan, organ tubuh yang lain.
 -Anatomi ultraskopik Ilmu mengenai struktur tubuh yang di pelajari ultrastruktur sel
menggunakanmikroskop elektron (Pembesaran 1.000.000
kali)Contoh : Mitokondria, Ribosom, lisosom.
 -Anatomi radiografiI lmu mengenai struktur tubuh dengan menggunakan sinar x atau
tehnik penyinaran lainContoh : Melihat jenis fraktur, Melihat penyumabatan pembuluh darah
otak Ct. Scan.
-Sitologia dalah ilmu mikroskopik mengenai struktur sel individu.
 -Embriologi dan Fetologiadalah ilmu mengenai pertumbuhan dan perkembangan dari saat
konsepsi sampaikelahiran.
 -Anatomi Perkembangan adalah ilmu mengenai perkembangan dan diferensiasi struktur di
sepanjangkehidupan suatu organism.
 -Patologi (anatomi patologis)adalah ilmu mengenai struktur tubuh dan perubahan yang
berkaitan dengan penyakit atau cedera.

 Posisi Anatomia.
 
Syarat posisi anatomi:
 Berdiri dengan tegak, dengan kepala, kedua mata, dan jari kaki menghadap kedepan.
 Kedua tangan di sisi tubuh dengan telapak tangan terbuka ke depan.
 Kedua kaki merapat dan mengarah ke depan.

 Nomenklatur Anatomi
(Istilah-istilah Anatomi )Beberapa kata latin yang penting diketahui dalam anatomi
seperti :
1. Kata sifat yang menyatakan bidang.
a. Medianus : Bidang yang membagi tubuh dalam dua bagian yang sama (kiri dankanan). 
b. Sagitalis : Selalu dekat dengan bidang medianus
c. Frontalis : Bidang yang tegak lurus terhadap bidang sagitalis dan sejajardengan
permukaan perut.
d. Transversalis : Bidang yang melintang tegak lurus pada arah panjang badan
2. Kata sifat yang menyatakan arah.
a. Superior(atas) atau kranial : lebih dekat pada kepala.Contoh : Mulut terletak superior terh
adap dagu. 
b. Inferior(bawah) atau kaudal : lebih dekat pada kaki.Contoh : Pusar terletak inferior terhad
ap payudara.
c. Anterior(depan) : lebih dekat ke depan. Contoh : Lambung terletak anterior terhadap
limpa.
d. Posterior(=belakang) : lebih dekat ke belakang.Contoh : Jatung terletak posterior terhadap 
tulangrusuk.
e. Superfisial : lebih dekat ke/di permukaan.Contoh : Otot kaki terletak superfisial daritulan
gnya.
f. Profunda : lebih jauh dari permukaan.Contoh : Tulang hasta dan pengumpil terletaklebih
profunda dari otot lengan bawah.
g. Medial(dalam) : lebih dekat ke bidang median.Contoh : Jari manis terletak medial terhada
p jari jempol..
h. Lateral(luar) : menjauhi bidang median.Contoh : Telinga terletak lateral terhadap mata.
i. Proksimal(atas) : lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal.Contoh : Siku terletak pro
ksimal terhadap telapaktangan.
j. Distal(bawah) : lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal.Contoh :
Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
3. Arah gerakan :
 . Fleksi dan ekstensi
Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan untuk
meluruskan.
Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan.
 Adduksi dan abduksi
Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh.
Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempatmerupakan gerakan
abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembalike posisi siap merupakan gerakan
adduksi (mendekati tubuh).
 Elevasi dan depresi
Elevasi merupakan gerakan mengangkat.Depresi adalah gerakan menurunkan.
Contohnya: Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi)juga gerakan
pundak keatas (elevasi) dan kebawah (depresi)
 Inversi dan eversi
Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Eversi adalah gerakan
memiringkan telapak kaki ke luar. Juga perlu diketahui untuk istilah inversi dan eversi hanya
untuk wilayah di pergelangan kaki.
 Supinasi dan pronasi
Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerakan menelungkupkan.
Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untukwilayah pergelangan
tangan sajaf. 
 Endorotasi dan eksorotasi
Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulangyang bersendi
(rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.

Jadi, Studi tentang struktur organ hidup disebut anatomi. Anatomi mempelajari struktur
jaringan dan sel yang merupakan unit dasar dari organisme hidup, Anatomi mempelajari
organ tubuh dari suatu organisme, sebagai contoh: pada sebuah tumbuhan, mempelajari akar,
batang, daun dan bunga. Anatomi dianggap sebagai studi statis, anatomi tidak dapat
mempertimbangkan sampel hidup. Beberapa kali memotong bagian untuk anatomi dapat
merusak jaringan hidup.

B. Sistem Rangka dan Sistem Otot

1. Sistem Rangka
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan
menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang
tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang anggota badan atas dan bawah. Organ
adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh
sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi
tertentu. Secara garis besar, rangka(skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial
dan rangka apendikuler.

2. Susunan Rangka

Berdasarkan letaknya, susunan tulang manusia dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu rangka
kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak.
1.      Rangka Kepala (Tengkorak)
Anatomi tulang manusia pada bagian kepala berupa susunan tulang pipih yang saling
terhubung dengan kuat. Persambungan antara tulang tulang pada tengkorak disebut sinartosis
sutura, yang juga disebut sendi mati. Rangka kepala menjaga otak dari benturan luar. Dengan
adanya tengkorak, fungsi otak dapat berjalan dengan baik. Tulang otak juga berfungsi sebagai
pembentuk wajah manusia. Tulang yang termasuk dalam bagian tengkorak adalah:
Ø  Tulang dahi
Ø  Tulang ubun ubun
Ø  Tulang belakang kepala
Ø  Tulang baji
Ø  Tulang pelipis
Ø  Tulang rahang atas
Ø  Tulang rahang bawah
Ø  Tulang pipi
Ø  Tulang langit-langit
Ø  Tulang hidung
Ø  Tulang airmata
Ø  Tulang lidah
2.      Rangka badan
Rangka badan melindungi bagian organ dalam yang penting bagi beberapa sistem tubuh,
seperti sistem pencernaan pada manusia, sistem sirkulasi pada manusia, dan sistem
pernafasan pada manusia. Bagian yang menyusun rangka badan yaitu:
Ø  Tulang belakang, memiliki tulang belakang adalah ciri yang membedakan hewan
vertebrata dan invertebrata. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang yang terbagi atas
tulang leher, punggung, pinggang, sacrum, dan ekor.
Ø  Tulang dada, tulang dada memiliki tiga bagian yaitu hulu, badan dan taju pedang.
Ø  Tulang rusuk, tulang rusuk membentuk rongga dada bersama tulang dada dan tulang
belakang. Tulang rusuk memiliki 12 pasang tulang dengan rincian; 7 pasang rusuk sejati, 3
pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang.
Ø  Gelang bahu, gelang bahu terdiri atas dua buah tulang belikat dan dua buah tulang
selangka.
Ø  Gelang panggul, gelang panggul terdiri atas 2 tulang usus, 2 tulang kemaluan dan 2 tulang
duduk. Fungsi gelang panggul adalah untuk melindungi bagian bagian usus halus, bagian
bagian usus besar dan alat reproduksi manusia.
3.Rangka anggota gerak
Tulang pipa memiliki peran penting dalam rangka anggota gerak manusia. Struktur tulang
pipa memungkinkan adanya pergerakan tubuh. Oleh karena itu, manusia dapat melakukan
aktivitas dan berpindah tempat dengan mudah. Rangka anggota gerak dibedakan menjadi:
Ø  Tulang lengan, terdiri atas tulang lengan atas, hasta, pengumpil, pergelangan tangan,
telapak dan jari tangan.
Ø  Tulang tungkai, terdiri atas tulang paha, tempurung lutut, betis, tulang kering, pergelangan
kaki, dan jari kaki.
Berdasarkan fungsinya, susunan tulang manusia dapat dibedakan menjadi rangka aksial dan
rangka pendukung.
1.      Rangka Aksial
Rangka aksial adalah susunan tulang yang fungsinya sangat vital bagi manusia. Tulang yang
termasuk dalam rangka aksial adalah:
a.       Tengkorak, sebagai pelindung otak. Otak manusia merupakan organ penting yang
mengontrol semua aktivitas dalam tubuh. Oleh karena itu, apabila tidak ada tengkorak maka
kemungkinan manusia bertahan hidup menjadi sangat kecil.
b.      Tulang belakang, sebagai penopang, penegak tubuh, dan dalam sistem saraf manusia.
Sumsum tulang dalam tulang belakang merupakan bagian dari sistem saraf pusat, sehingga
perannya sama penting dengan otak. Penyakit tulang belakang oleh cidera dalam kecelakaan
dapat mengakibatkan kelumpuhan akibat saraf yang rusak.
c.       Tulang rusuk membentuk rongga dada dan melindungi organ - organ penting untuk
tetap pada tempatnya. Apabila tulang rusuk patah atau retak maka organ didalam rongga dada
akan terpengaruh juga. Contohnya patahan tulang rusuk dapat menusuk bagian bagian paru
paru atau jantung.
4.       Rangka Pendukung
Rangka pendukung atau apendik adalah susunan tulang yang sifatnya sebagai penyokong
rangka aksial. Rangka pendukung dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Gelang bahu (shoulder/pectoral girdle), gelang bahu merupakan susunan tulang yang
menghubungkan antara tulang lengan atas dengan rangka aksial. Tulang yang termasuk
dalam gelang bahu adalah selangka dan belikat. Pada susunan tulang ini terdapat 5 jenis
persendian yaitu persendian glenohumeral, akromioklavikular, sternoklavikular,
skapulokostal, dan suprahumeral.
b.      Gelang panggul (pelvic girdle), gelang panggul merupakan susunan tulang yang
menghubungkan tulang belakang dengan tulang tungkai kaki. Tulang ekor dan sacrum
merupakan gelang panggul. Pada susunan tulang ini terdapat 3 jenis persendian, yaitu sendi
sakroiliaka, simfisis pubis dan articulation sacroocygea
.
3. Bentuk dan Struktur Tulang

Tulang terdiri dari sel-sel hidup yang mendapatkan makan dari pembuluh darah sehingga
dapat terus tumbuh sampai mencapai tinggi yang maksimal. Juga memungkinkan
memperbaiki tulang.Bebarapa tulang berisi substansi yaitu sum-sum tulang di dalamnya
inilah sel darah merah dan sel darah putih dibentuk. Dalam tulang juga menyimpan mineral,
kalsium dan fosfor dapat diambil bila tubuh memerlukannya.
1.    Bentuk Tulang
Tulang mulai berkembang  dalam janin selama minggu pertama masa kehamilan. Sebagian
besar merupakan tulang rawan dan secara berangsur-angsur diganti dengan jaringan ikat yang
mengeras kemudian menjadi tulang. Proses yang disebut osifikasi berkembang sampai usia
20 tahun yang berkembang yaitu tulang rawan sebagai pusatpembentukan tulang.
Menurut bentuknya tulang dibedakan menjadi :
v  Tulang pipa, bentuknya seperti pipa dan didalamnya berisi sum-sum kuning.
Contoh : tulang lengan, tulang paha, dan tulang lengan atas.
v  Tulang  pipih, tulang yang berbentuk pipih dan didalamnya berisi sum-sum merah.
Contoh : tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat dan tulang panggul.
v  Tulang pendek, bentuknya pendek, didalamnya berisi sum-sum merah.
Contoh : tulang-tulang pergelangan kaki dan tangan, ruas-ruas tulang belakang dan tulang-
tulang jari tangan  atau kaki.
2.    Struktur Tulang
Bagian terluar dari tulang diliputi oleh periosteum, yaitu lapisan jaringan pengikat yang kuat
merupakan tempat melekatnya otot dan mengandung banyak pembuluh darah yang memberi
makan bagi tulang. Jaringan tersebut menyelubungi semua permukaan tulang, kecuali yang
menghubungkan dengan tulang dengan sendi. Di bawah periosteum terdapat lapisan jaringan
padat yang disebut tulang kompak jika irisan jaringan ini di amati dengan mikroskop terdiri
dari lingkaran yang berlapis-lapis. Tiap lapisan mengelilingi saluran havers yang berisi
pembuluh darah dan saraf.
Sel-sel tulang (osteosit) melekat dalam kerangka keras yang berupa lingkaran-lingkaran tadi.
Lingkaran tersebut terbuat dari serat collagen dan diperkuat oleh mineral yang mengandung
kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Di sebelah dalam dari tulang kompak terdapat lapisan
jaringan tulang spons. Pada tulang spons ini terdapat garis tulang (trabecular) yang tersusun
untuk menahan berat dan tekanan.
Pada tulang pipa, setelah lapisan tulang spons terdapat lubang. Pada bayi dan anak-anak  
berisi sum-sum tulang merah. Seiring berjalanya waktu dan berjalanya usia sum-sum merah
menjadi sum-sum lemak kuning. Pada orang dewasa sum-sum merah hanya ditemukan pada
ujung atas tulang langan atas dan tulang paha atas, bagian tengkorak, bagian tulang belakang,
rusuk, tulang dada dan tulang usus. Tubuh kita mengatur memproduksi sel-sel darah putih
untuk memeranginya sesuai dengan keadaan kita jika kita terserang penyakit.

4. Pengertian Otot

Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai alat
gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam
tubuh. Otot merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi adalah
istilah untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk 43% berat badan dan
lebih dari 1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya aktivitas
metabolik saat tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh seperti kontraksi jantung, kontriksi
pembuluh darah, pernafasan, gerakan peristaltic usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.

5. Jenis Otot

1)      Otot Polos
Otot polos terdapat di dinding usus, dinding lambung, kandung kemih, dinding pembuluh
darah dan organ dalam lainnya. Juga berguna untuk mengontrol diameter pembuluh darah
dan gerakan pupil mata. Otot ini memiliki sel berbutir beras dan fungsinya diatur oleh sistem
saraf tak sadar. Itu berarti bahwa walaupun otot usus seseorang bergerak, yang bersangkutan
tidak merasakannya. Walaupun demikian, bila pergerakannya berlebihan maka orang tersebut
akan merasakan mulas atau colic.
Berikut ciri otot polos :
·         Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya
menggelembung.
·         Mempunyai satu inti sel.
·         Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
·         Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah perintah otak, oleh karena itu otot
polos disebut sebagai otot tak sadar.
·         Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dan lain lain.

2) Otot Lurik
Otot satu ini mudah lelah yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada sel-selnya.
Pergerakan otot lurik berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak dan bersifat sadar
(bukan reflex). Otot ini terdapat pada hampir keseluruhan tubuh bagian luar.
Berikut ciri otot lurik :
·         Bentuknya silindris, memanjang dan tidak bercabang.
·         Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang
secara berselang-seling (lurik).
·         Mempunyai banyak inti sel di tepi
·         Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu otot lurik
disebut sebagai otot sadar.
·         Penyebaran otot lurik ada pada kerangka tubuh, diafragma dan organ lain seperti lidah,
bibir dan palpebra
Otot lurik dikenal sebagai 2 tipe otot berikut :
a.       Otot merah (Tipe I)
Otot merah memiliki mIofibril relatif sedikit, tetapi sarkoplasma dan mitokondria relatif
banyak serta mioglobin dengan jumlah yang banyak bila dibandingkan dengan otot pucat.
Miofibril membentuk lapang Cohnheim, mengelompok dengan batas yang jelas.

b.      Otot pucat (Tipe II)


Otot pucat memiliki myofibril banyak dan sarkoplasma dan mitokondria relatif sedikit.
Miofibril tidak membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s field) seperti pada otot merah.
Otot jenis ini memiliki kandungan mioglobin lebih sedikit dari pada otot merah. Posisi inti
lebih superficial langsung di bawah sarkolema. Otot pucat bekerja cepat dan kuat, tetapi cepat
lelah.

3)      Otot Jantung
Otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot yang
sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi
sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik atau
parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak
dapat mengontrolnya secara sadar.

Berikut ciri otot jantung :


·         Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Strukturnya sama seperti otot lurik, gelap
terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
·         Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai
dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot lurik dan dari proses
kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot spesial.
·         Dibawah mikroskop tampak seperti otot  lurik tetapi bercabang dan intinya ditengah.
·         Sumber energinya dari metabolism aerobic dan membutuhkan energi lebih besar dari
otot lainnya.

Jadi, Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak
dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka
penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang anggota badan atas dan
bawah.Berdasarkan letaknya, susunan tulang manusia dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu
rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak. Sedangkan berdasarkan
fungsinya, susunan tulang manusia dapat dibedakan menjadi rangka aksial dan rangka
pendukung. Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah
bentuk (lihat cara pergerakan amuba). Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang
halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril
akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu
(berkontraksi).

C. Sistem Kardiovaskuler

1. Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang pada prinsipnya terdiri dari jantung,
pembuluh darah dan saluran limfe. Sistem ini berfungsi untuk megangkut oksigen, nutrisi dan zat-zat
lain untuk didistribusikan ke seluruh tubuh serta membawa bahan-bahan hasil akhir metabolisme
untuk dikeluarkan dari tubuh.

2. Anatomi Sistem Kardiovaskuler

 Jantung
Jantung adalah organ muskular (berotot) pada rongga toraks yang memompa darah melalui
pembuluh darah pada tubuh. Organ ini terdiri dari 4 ruang, yaitu: 2 atrium dan 2 ventrikel.
Jantung juga terbagi menjadi 2 bagian, jantung kanan dan kiri. Masing-masing bagian
memiliki 1 atrium dan 1 ventrikel. Septum interventricularis adalah sekat antara ventrikel
kanan dan kiri. Septum interatrialis adalah sekat antara atrium kanan dan kiri.
Jantung dan pembuluh darah membentuk sistem organ yaitu: sistem kardiovaskular.
Atrium kanan menerima darah deoksigenasi (miskin oksigen) dari tubuh melalui vena cava
superior dan inferior. Atrium kanan kemudian memompa darah ke ventrikel kanan.
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan memompa darah tersebut ke trunkus
pulmonalis yang mengarah ke Paru.
Atrium kiri menerima darah kaya oksigen (teroksigenasi) dari Paru melalui Vena Pulmoner
dan memompa darah melalui ventrikel kiri.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan kemudian memompa darah dari Aorta.
Jantung kemudian memompa darah melalui sirkulasi sistemik (seluruh tubuh) dan kembali ke
atrium kanan.
 Katup Jantung
Atrium dan ventrikel terpisah oleh sebuah katup. Katup ini disebut sebagai katup
atrioventricular.
Trikuspid merupakan nama katup pada sisi kanan jantung. Katup ini terdiri dari 3 daun katup
(leaflets).
Mitral merupakan nama katup pada sisi kiri jantung. Katup mitral terdiri dari 2 daun katup
(leaflets). Chordae tendineae adalah jaringan ikat berbentuk mirip benang atau tali yang
melekatkan daun katup (leaflets) atrioventricular pada dinding ventrikel. Jaringan ikat ini
mencegah prolaps katup (darah kembali mengalir kembali ke atrium) selama fase sistolik.
Fase sistolik adalah kondisi ketika ventrikel berkontraksi dan tekanan dalam ventrike
meningkat. Papillary muscles atau muskulus Papilaris adalah otot pada dinding ventrikel dan
menjadi penahan serta melekatkan Chordae tendineae. Otot ini membantu Chordae
tendineae untuk mencegah prolaps katup. Katup semilunar adalah katup pemisah antara
ventrikel dan arteri. Terdapat 2 katup semilunar, yaitu:
-katup pulmonal pada sisi kanan jantung
-katup aorta pada sisi kiri jantung
Kedua katup ini memiliki 3 daun katup (leaflets).
Masalah pada katup dapat menyebabkan turbulensi aliran darah. Gangguan aliran darah ini
dapat terdengar melalui pemeriksaan auskultasi sebagai bising jantung atau murmur.
 Perikardium: Lapisan Pelindung Jantung
Pada anatomi sistem kardiovaskular, terdapat lapisan yang melindungi jantung. Lapisan ini
adalah perikardium. Perikardium adalah kantong jaringan ikat fibrosa yang menyelubungi
jantung serta pembuluh darah besar (aorta dan trunkus pulmonaris). Lapisan pelindung
jantung ini terdiri dari 3 lapis:

1. Fibrosa adalah lapisan paling luar. Lapisan ini keras dan kaku.


2. Serosa terdiri dari lapisan luar dan dalam, yaitu: lapisan Parietal dan lapisan viseral.
Keduanya terbentuk dari jaringan mesotelium.
 Parietal adalah nama lapisan yang menempel pada lapisan fibrosa
 Viseral adalah nama lapisan melekat pada miokardium (otot jantung). Epicardium
adalah nama lain untuk lapisan viseral.
 Cavitas perikardial terbentuk antara kedua laposan serosa dan mengandung sedikit
cairan perikardium (serosa). Cairan ini berperan sebagai pelumas perikardium untuk
mengurangi friksi (gesekan).
 Pembuluh Darah
Pembuluh darah besar memiliki 3 lapisan. Lapisan tersebut adalah Tunika:
Intima – terdiri dari endotel dan lamina elastika interna
Media – terdiri dari otot polos dengan serabut elastis. Lapisan ini berperan dalam
vasokontriksi dan vasodilatasi pembuluh darah.
Adventisia (atau lapisan eksterna) – tersusun atas jaringan ikat yang mengandung kolagen
dan serat elastin. Lapisan ini membantu melekatkan pembuluh darah ke struktur terdekat.
Pada anatomi sistem kardiovaskular, pembuluh darah terdiri dari pembuluh darah arteri dan
vena. Arteri merupakan pembuluh darah dengan tekanan darah yang tinggi. Sementara vena
memiliki tekanan darah yang lebih rendah. Perbedaan tekanan ini menyebabkan sedikit
perbedaan struktur keduanya.
 Perbedaan tersebut antara lain:
Arteri memiliki dinding otot yang lebih tebal (tunika media) dari vena.
Vena memiliki katup untuk mencegah aliran balik darah.
Arteri memiliki lumen yang lebih kecil karena harus menjaga tekanan darah tetap tinggi,
tetapi vena memiliki lumen yang lebih besar. Arteri menjadi lebih kecil saat mereka bergerak
menuju bantalan kapiler. Kapiler adalah pembuluh darah terkecil. Kapiler terdiri dari satu
lapisan sel endotel pipih yang dikelilingi oleh membran basal. Ada celah kecil antara sel-sel
yang disebut fenestrasi. Fenestrasi memungkinkan pertukaran substansi antara kapiler dan
interstitium.
Secara umum ada tiga jenis kapiler:
Kontinu – sebagian besar lapisan endotelium tidak terputus dengan beberapa celah kecil
antara sel (celah antar sel). Membran basal sama sekali tidak terputus.
Fenestrated – endotel berisi sejumlah lubang kecil (fenestrasi) serta celah antar sel.
Sinusoid – hanya ditemukan pada hati, limpa dan sumsum tulang. Ada celah antarsel yang
besar antara sel-sel endotelium dan membran basal tidak lengkap.
Kapiler menyatu untuk membentuk vena yang kemudian berjalan menuju jantung. Vena
menjadi lebih besar dan mampu membawa lebih banyak darah.
 Arteri Koroner
Arteri koroner kiri dan kanan muncul dari sinus aorta kiri dan kanan pada dinding aorta tepat
di atas daun katup aorta. Arteri koroner adalah cabang pertama aorta.
 Pembuluh darah koroner kanan mengelilingi jantung ke aspek posterior menjadi arteri
decendens yang turun ke posterior (pada beberapa orang, arteri decendens posterior muncul
dari arteri sirkumfleks kiri). Dalam perjalanannya arteri ini bercabang menjadi cabang nodus
sino-atrium, dan cabang marginalis kanan.
Arteri koroner kiri bercabang menjadi arteri decendens anterior kiri dan arteri sirkumfleksa
kiri pada aspek medial jantung. Dari sini, arteri sirkumfleksa berputar ke bagian belakang
jantung, dan melepaskan cabang marginalis kiri.
Berbagai aspek jantung disuplai oleh arteri koroner tertentu:
Aspek lateral – arteri sirkumfleksa
Inferior – arteri koroner kanan
Anterior – arteri koroner kanan
Septum – decendens anterior kiri
Vena koroner atau sinus coronarius (vena koroner magna, media dan varva) mengalir ke
sinus koroner yang bermuara ke atrium kanan.

 Pembuluh Darah Sistemik


Ventrikel kiri akan memompa darah keluar dari jantung melalui aorta. Aorta ascendens akan
membentuk lengkungan (arcus aorta) sebelum menjadi aorta decendens dan terus turun
hingga ke abdomen.

Arcus aorta memiliki 3 cabang pembuluh darah utama, yaitu:


 Trunkus brachiocephalica
 Arteri carotis communis sinistra
 Arteri carotis subklavia sinistra

 Ketiga cabang ini memberikan suplai darah pada bagian kepala dan tungkai atas (lengan dan
tangan). Trunkus brachiocephalica akan terbagi menjadi arteri subklaiva dextra dan arteri
carotis communis dextra. Aorta decendens terbagi menjadi 2 bagian yaitu: pars thoracalis dan
pars abdominalis. Dalam perjalanan aorta decendens memiliki berbagai cabang yang
memperdarahi berbagai organ. Pada setingkat vertebra lumbalis IV (L4) aorta akan bercabang
menjadi arteri iliaka communis sinistra dan dextra yang memberikan perdarahan pada tungkai
bawah (paha, betis, dan kaki). Darah vena kembali ke jantung melalui vena dengan mengikuti
jalur yang mirip dengan arteri. Darah akan masuk melalui vena cava inferior dan vena cava
superior yang bermuara pada atrium kanan.

Jadi, Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme
tubuh.
D. Sistem Saraf

1. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul


saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf ialah sel saraf atau neuron.

2. Penyusun Sel Saraf

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).
 Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
 Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma.
 Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron).
 Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke
neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
 Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang
berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-
segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
 Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit
(akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
 Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,
sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
 Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung
dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian
ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat
kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan
kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis

3. Penggolongan System Saraf


Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf
tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian
otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi
bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
o Sistem saraf pusat
a.       Otak besar (cerebrum)
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal Di
bagian dalam otak besar ditemukan banyak pembuluh darah.
Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan: pusat gerakan otot
2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan
3) bagian samping: pusat pendengaran
4) bagian belakang: pusat penglihatan
b.      Otak kecil (cerebelum)
Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan leher. Apabila
terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang bersifat sadar dan
normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil merupakan suatu tempat yang
menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan terjadi suatu kerusakan pada bagian otak
kecil, maka hal yang akan terjadi ialah semua gerakan otot yang sedang berlangsung tidak
bisa dikoordinasikan dengan baik.
c.       Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan
perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga
berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua
impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat
berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung, respirasi,
volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.
d.      Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis)
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat.
Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras,
sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang
belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang
belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf
disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti
anggota gerak bawah (kaki). Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk
silinder yang dimulai dari otak bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal tulang
belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi beberapa segmen, masing-masing
segmen memiliki sepasang akar saraf di kanan dan kiri. Akar saraf depan (ventral) atau saraf
eferen bertindak sebagai motorik, sedangkan akar saraf belakang (dorsal) atau saraf aferen
bertindak sebagai sensorik. Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan
sistem saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau
biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak.
Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah
sebagai berikut:
1.      Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan
membentuk daerah tengkuk.
2.      Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
3.      Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk daerah lumbal atau pinggang.
4.      Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
5.      Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan
membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)

o System saraf tepi


saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari
otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan
kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang adalah
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan
dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf
otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran. Saraf
otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem kerja
keduanya saling berlawanan.
1)      Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke
semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang
keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31
pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan
saraf sensorik dan motorik.
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a)     Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.
b)     Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c)     Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan
saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis
saraf kranial.
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak
saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak
alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit
banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan
berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain
mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran
pencernaan. Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu
kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.
Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
4. Mekanisme Penghantar Implus
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan    sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
a.   Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus)
pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan
potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung myelin. Bila impuls telah
lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi
kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi
yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu
daripada impuls yang lemah.
b.      Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis
disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat
di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada
membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh
enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Sistem saraf tersusun atas sel-
sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan
fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat.Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi,
diantaranya yaitu Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar
tubuh . Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan
juga sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf
pusat meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang.
Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga
bagian sistem saraf otonom.Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara,
diantaranya melalui sel saraf dan    sinapsis. Kelainan yang disebabkan karena
gangguan sistem syaraf antara lain yaitu alzheimer, amnesia, ataksia dan
tumor sistem saraf pusat (SSP).
B. Saran
Semogadapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami
menyadari banyak kesalahan dari materi ini. Sekian terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem Saraf
Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 ,
No.1.
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.  

[1]Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 435

[2] Ibid, Hal.435.
[3] Ibid, hal. 437.
[4] Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Hal: 234
[5] Ibid, hal. 234.
[6] Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Hal: 132
[7] Ibid, hal. 132.
[8] Ibid, Hal. 138.
[9] Ibid, Hal: 140.

[10] Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 439


[11] Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem Saraf
Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 ,
No.1.

Anda mungkin juga menyukai