Anda di halaman 1dari 7

TROPHICO: Tropical Public Health Journal

Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Perspektif sehat dan sakit anak pada masyarakat Batak Toba di


Kabupaten Samosir
Healthy and sick perspectives of children in the Batak Toba community in
Samosir Regency
Sri Rahayu Yusnita Situmorang1*, Vera Chitra Dewi Saragih2
1
UPT Pelatihan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, Indonesia
2
UPT Pelatihan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, Indonesia
1*
srirahayuyusnita@gmail.com, 2 veracdsaragih@gmail.com

Abstrak
Anak usia 0-59 bulan belum dapat mengungkapkan masalah kesehatan dan keluhan sakit yang dialami pada
tubuhnya dengan baik sehingga seorang ibu harus memiliki perspektif tersendiri untuk mengetahui kondisi sehat,
sakit dan penyebab sakit yang dialami anak sehingga dapat menentukan pilihan perawatan dan pengobatan.
Tujuan penelitian ini adalah menggali perspektif sehat, sakit dan penyebab sakit pada anak menurut Masyarakat
Batak Toba di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Jenis penelitian adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
mendalam kepada ibu yang memiliki anak usia di bawah 0-59 bulan sebanyak 5 orang. Hasil penelitian
menunjukkan anak sehat digambarkan dengan berat badan yang bertambah, kuat makan, tinggi badan
bertambah, lasak, jarang sakit, lincah, aktif dan tidak korengan. Anak yang sedang sakit diketahui ibu dari
badannya yang panas atau biasa disebut “banggor” setelah ibu melakukaan perabaan (palpasi) pada tubuh dan
anak terlihat layu, tidak aktif, tidak lasak, mencret dan gejala sakit perut. Perspektif sehat, sakit dan penyebab
sakit anak akan menentukan pilihat orangtua terhadap cara perawatan dan pengobatan yang diberikan kepada
anak. Perspektif anak sehat dan sakit tidak selamanya sesuai dengan kondisi tubuh anak tetapi dipengaruhi juga
oleh nilai, kepercayaan, cara berpikir, budaya yang dianut dan kebiasaan sehingga dapat memberi dampak positif
juga negatif kepada anak.

Kata kunci: Anak, sehat, sakit, Batak Toba

Abstract
Children aged 0-59 months have not been able to properly express health problems and complaints of illness in
their bodies so that a mother must have her own perspective to know health condition, illness and causes of the
child's illness so that they can determine how to care and give treatment options. The objective is explore the
perspective of health, illness and causes of illness in children according to the Batak Toba Community in
Tanjung Bunga Village, Pangururan District, Samosir Regency. This research is qualitative method with a
phenomenological approach. The data collection technique was carried out by in-depth interviews with 5
mothers of children under 0-59 months of age. The results showed that healthy children were described as
gaining weight, eating strength, increasing height, feeling relaxed, rarely sick, agile, active, and not getting
infected. Children who are sick are known by the mother from their hot body or so-called "banggor" after the
mother makes palpation on the body and the child looks withered, inactive not feeling tired, loose stools and
symptoms of abdominal pain. Perspectives of health, illness and the causes of children's illness will determine
parents' choices about how to care and treat children. The perspective of a healthy, sick child and causes of
illness is not always in accordance with the child's body condition but is also influenced by values, beliefs, ways
of thinking, adopted culture and habits so that it can have a positive and negative impact on the child.

Keywords: Child, health, sick, Batak Toba

Pendahuluan mutlak dan tidak universal artinya kriteria


sehat dalam satu budaya belum tentu sama
Nilai, kepercayaan, budaya yang dengan kriteria sehat pada budaya lainnya
dianut, lingkungan sekitar, cara berpikir, (Herlan, dkk, 2020; Chongji, 2013; Soejati,
kebiasaan merupakan faktor penting yang 2008; Maas, 2004).
memengaruhi perspektif seseorang tentang Warisan spiritual yang ditinggalkan
sehat dan sakit. Perspektif ini bersifat tidak oleh nenek moyang terbentuk dalam waktu
9
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

yang singkat dengan keadaan yang khusus Penelitian sebelumnya yang dilakukan
dan membuat kesan pada orang-orang oleh Anggerainy, dkk. (2017) terkait konsep
tertentu, namun sifat dari warisan leluhur sehat-sakit serta pilihan pengobatan pada suku
tersebut terakumulasi dalam jangka waktu Dayak Kebahan di Sintang menyatakan bahwa
yang lama dan diturunkan dari generasi ke pilihan berobat secara tradisional lebih
generasi dan sangat diakui oleh masyarakat diyakini daripada medis. Alasan pilihan ini
lokal. Warisan leluhur tersebut terekam dalam dikaitkan dengan kondisi masyarakat Dayak
nilai, orientasi, cara berpikir, adat istiadat dan Kebahan yang hidup dengan adat istiadat yang
kebiasaan, norma perilaku yang disebut masih kental dan tinggal di sekitar hutan
budaya tradisional. Masyarakat lokal pada dengan faktor geografis dan faktor alam yang
zaman modern saat ini masih menerapkan membuat masyarakat sangat bergantung pada
warisan leluhur tersebut dalam segala bidang adat istiadat, kepercayaan dan pengetahuan
termasuk kesehatan. bahwa tanaman tertentu memiliki sifat dan
Maas (2004) dalam penelitiannya berguna untuk pengobatan. Perspektif orang
memberi contoh kasus kejang pada anak yang tua tentang anak sehat, sakit dan penyebab
dapat dipersepsikan sebagai kemasukan roh sakit akan menentukan upaya kesehatan yang
halus. Demam atau diare pada bayi dikaitkan dilakukan oleh keluarga dalam mengatasi
dengan bayi yang semakin pintar. Adanya masalah kesehatan anak (Maas, 2004; Soejati,
perbedaan perspektif orang tua dengan kondisi 2008).
medis yang sedang dialami seorang anak akan Kabupaten Samosir merupakan Bona
memengaruhi pilihan perawatan dan Pasogit atau kampung halaman bagi
pengobatan yang diberikan kepada anak dan Masyarakat Batak Toba dan masyarakat lokal
akhirnya akan berdampak pada kesembuhan masih menerapkan nasehat leluhur dalam
anak tersebut. kehidupan sehari-hari termasuk tradisi dalam
Anak berusia 0-59 bulan sangat rentan kesehatan, perawatan anak dan pengobatan
mengalami kekurangan gizi, penyakit serta tradisional. Lokasi penelitian berada di Desa
kematian sehingga disebut masa kritis, tetapi Tanjung Bunga tepatnya terletak pada
kondisi ini dapat dicegah dan diobati secara pegunungan Pusuk Buhit yang masih
efektif (WHO, 2018; Kemenkes RI, 2013; merupakan hutan. Transportasi untuk ke luar
Statistik Indonesia, 2012). Gangguan pada dari perdesaan masih jarang dan jalan dalam
tubuh anak akan menyebabkan proses keadaan jelek. Penelitian Anggerainy, dkk.
bertumbuh dan berkembang menjadi (2017) juga melatarbelakangi peneliti untuk
terhambat, bersifat permanen dan hal ini tidak melakukan penelitian perspektif anak sehat
dapat diperbaiki lagi (Sulistyaningsih, 2011). dan sakit di Desa Tanjung Bunga. Penelitian
Anak usia 0-59 bulan belum dapat ini akan menggali perspektif Masyarakat
mengungkapkan sehat dan keluhan sakit yang Batak Toba tentang gambaran anak sehat,
dialami pada tubuhnya dengan baik sehingga konsep tentang sakit, dan penyebab sakit
seorang ibu harus memiliki perspektif dengan kondisi masyarakat Batak Toba yang
tersendiri untuk merasakan kondisi anak yang tinggal di daerah pegunungan Pusuk Buhit.
sehat, sakit dan mengetahui penyebab sakit Penelitian ini penting dilakukan
yang dialami anak. karena faktor-faktor kepercayaan dan
Foster (2006) menyatakan bahwa pengetahuan yang berasal dari warisan leluhur
kebudayaan merupakan ukuran yang terkait konsep sehat-sakit yang diwariskan
menjelaskan hubungan antara sosial budaya seperti ritual yang masih dilakukan sampai
dengan gejala biologis pada fenomena sehat sekarang, kepercayaan yang dianut, konsep
dan sakit. Penyebab sakit secara tradisional terkait hubungan antara makanan dengan
terdiri atas dua yaitu naturalistik yang terjadinya masalah kesehatan, pantangan yang
menggambarkan seseorang akan sakit karena diterapkan dalam kondisi tertentu dapat
adanya pengaruh lingkungan, mengonsumsi memberi dampak positif maupun negatif bagi
makanan yang salah, kebiasaan hidup dan anak.
ketidakseimbangan dalam tubuh dan adanya
penyakit kongenital (bawaan). Penyebab Metode Penelitian
lainnya disebut dengan personalistik yang
menjelaskan bahwa seseorang akan sakit Penelitian ini menggunakan desain
disebabkan oleh makhluk bukan manusia kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
seperti hantu, roh jahat, dukun, leluhur yang bertujuan untuk menggali perspektif
(Foster, 2006; Soejati, 2008). anak sehat pada Masyarakat Batak Toba di
10
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Kabupaten Samosir dalam perawatan anak ibu menyebutkan anak sakit berdasarkan
usia di bawah 5 tahun. gejala penyakit yang dialami anak seperti
Informan dalam penelitian ini adalah mencret dan gejala sakit perut.
orang yang dapat memberikan informasi,
mempunyai pengalaman terkait dengan topik Penyebab Anak Sakit Secara
penelitian dan bersedia memberikan informasi Personalistik
(Ulin, 2016). Kriteria informan adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Masyarakat Batak Toba dan berdomisili di ibu mengetahui anaknya sedang sakit dari
Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan badannya yang panas atau biasa disebut
Kabupaten Samosir, memiliki anak usia di “banggor” setelah ibu melakukaan perabaan
bawah 0-59 bulan. (palpasi) pada tubuh anak.
Pengumpulan data dilakukan dengan Hasil penelitian menunjukkan
wawancara mendalam kepada informan informan memiliki pandangan bahwa
menggunakan pedoman wawancara tetapi penyebab anak sakit dipengaruhi oleh hal-hal
masih mungkin untuk mengembangkan topik gaib yang ada di lingkungan sekitar mereka.
baru yang lebih mendalam. Panduan Hal tersebut dikarenakan tempat tinggal
wawancara digunakan agar wawancara terarah mereka adalah pegunungan Pusuk Buhit yang
dan lebih sistematis. “Sakral” bagi Masyarakat Batak Toba yang
Hasil penelitian yang memiliki kesan dipenuhi roh yang disebut angin-angin
penting, menarik dan unik segera dicatat. sehingga mereka sering mengalami penyakit
Pembicaraan selama wawancara direkam yang aneh. Gejala yang ditunjukkan dan cara
dengan type recorder agar hasil wawancara mengobatinya juga di luar nalar. Hal ini yang
lengkap dan tidak hilang, membuat catatan dialami oleh bidan yang merantau untuk
lapangan untuk setiap hasil observasi dan menjalankan tugasnya di Sitaotao.
dokumentasi. Langkah selanjutnya hasil Keyakinan adanya angin angin atau
wawancara diketik sehingga menjadi transkrip roh halus yang biasa disebut opung-opung
kemudian dilakukan proses analisis data merupakan penyebab yang paling banyak
kualitatif dengan memasukkan ke dalam tabel disebutkan oleh informan terkait dengan
matriks untuk mendapatkan informasi terkait kejadian sakit yang di alami. Namun, ada juga
penelitian. Langkah selanjutnya adalah informan yang tidak dengan spontan
penyajian dan diakhiri dengan penarikan menyebutkan bahwa roh halus tersebut sudah
kesimpulan. tidak ada sejak berdirinya Gereja, tetapi
informan masih meyakininya.
Hasil Informan juga menyampaikan bahwa
saat anak yang belum tumbuh gigi dibawa
Hasil penelitian tentang perspektif keluar dari rumah, mereka meyakini bahwa
sehat-sakit anak pada Masyarakat Batak orang di luar rumah/ kampung memiliki niat
Toba di Desa Tanjung Bunga Kabupaten jahat kepada anak sehingga perlu diwaspadai
Samosir dapat dilihat di bawah ini : dengan membuat kekebalan personalistik
berupa gelang sisikon atau gelang tali pusat.
Anak Sehat
Semua informan penelitian ini Penyebab Anak Sakit Secara Naturalistik
memiliki gambaran tersendiri tentang anak Penyebab anak sakit seperti alergi,
yang sehat. Hasil penelitian menunjukkan diare, kecacingan dan mencret secara
bahwa sebagian besar informan meng- naturalistik antara lain dikarenakan botol susu
gambarkan anak yang sehat dengan berat anak yang tidak bersih, makanan seperti
badan yang bertambah, kuat makan, tinggi pisang dan jambu yang dimakan terlalu
badan bertambah, lasak, jarang sakit, lincah, banyak dan sembarangan serta anak bermain
aktif dan tidak korengan. di tanah yang kotor.

Anak Sakit Pembahasan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ibu mengetahui anaknya sedang sakit dari Anak Sehat
badannya yang panas atau biasa disebut Anak sehat adalah kondisi sejahtera
“banggor” setelah ibu melakukaan perabaan fisik, mental, sosial yang optimal dan harus
(palpasi) pada tubuh anak. dicapai sepanjang kehidupan anak dengan
Perspektif ibu tentang anaknya yang kriteria pertumbuhan dan perkembangan yang
sakit selanjutnya adalah saat anak mengalami baik, jiwanya berkembang sesuai dengan
ingusan, cengeng, lemas, matanya kelihatan usianya, aktif, gembira, makannya teratur,
panas, merah, sembab dan layu. Anak juga bersih dan dapat menyesuaikan diri dengan
kelihatan tidak aktif dan tidak lasak. Beberapa lingkungannya (Supartini, Y, 2004 & Santoso,
11
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

2004). Tanda anak yang sehat menurut Kartu Rosmalia, 2017; Jaiswal, 2018).
Menuju Sehat (KMS) yaitu berat badan naik Kondisi sakit dapat dibagi menjadi
sesuai garis pertumbuhan, mengikuti pita hijau dua yaitu disease dan illness. Disease
di KMS atau naik ke pita warna di atasnya, merupakan keadaan tubuh yang tidak normal
anak bertambah tinggi, kemampuan bertambah dan menunjukkan gejala biofisiologi yang
sesuai dengan umur dan jarang sakit ditetapkan oleh dokter, sedangkan illness
(Kemenkes RI, 2015). Ciri anak sehat secara adalah perasaan pribadi seseorang yang
lengkap terlampir dalam Permenkes No 66 terganggu dengan kesehatan tubuhnya yang
Tahun 2014 tentang Pemantauan diungkapkan kepada petugas kesehatan dan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan bersifat unik saat mendeskripsikannya
Tumbuh Kembang Anak. (Conrad dan Kern, 1994; Field, 1995 dalam
Hasil penelitian menunjukkan 83,3 % Rosmalia, 2017; Kleinman, 1974). Wollinski
informan menggambarkan anak yang sehat dalam Rosmalia (2017) menyatakan bahwa
dengan berat badan yang bertambah, hal ini pernyataan pasien tentang penyakitnya tidak
sesuai dengan pernyataan Mosley and Chen dapat dianggap sebagai bukti objektif karena
(2003) bahwa kematian dan status kesehatan terkait dengan pandangan hidup dan warisan
anak diilustrasikan dalam timbangan – berat budayanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(weight for age) sehingga indikator berat
ibu mengetahui anaknya sedang sakit dari
badan per umur (BB/U) bukan hanya badannya yang panas atau biasa disebut
menggambarkan status gizi, tetapi meng- “banggor” setelah ibu melakukan perabaan
gambarkan status kesehatan anak. (palpasi) pada tubuh anak. Pernyataan tersebut
Berat badan juga menggambarkan dikuatkan juga berdasarkan penelitian Al-
jumlah protein, lemak, air dan mineral dalam Eissa, dkk. (2000) di Saudi Arabia kepada 560
tulang sehingga menjadi alat yang terpercaya responden tentang persepsi orang tua
sebagai dasar pengisian Kartu Menuju Sehat mengenai anak yang demam menyatakan
(KMS) dan memantau kesehatan anak. Berat bahwa 86% orang tua mengetahui anaknya
badan juga memberi gambaran status gizi saat mengalami demam berdasarkan hasil palpasi
ini dan jika dilakukan secara periodik akan (perabaan) dan 24% lainnya berdasarkan hasil
memberikan gambaran yang baik tentang pengukuran suhu tubuh dengan termometer di
pertumbuhan (Supariasa, 2016). rumah.
Perspektif ibu tentang anaknya yang
Perspektif ibu tentang anak yang sehat
sakit selanjutnya adalah saat anak mengalami
sangat bervariasi. Hal ini dapat dilihat dalam ingusan, cengeng, lemas, matanya kelihatan
beberapa penelitian seperti di Afrika oleh panas, merah, sembab dan layu. Anak juga
Jegede (2002) yang menyatakan bahwa ibu kelihatan tidak aktif, tidak lasak. Beberapa ibu
meyakini anaknya sehat kalau tidak sakit, menyebutkan anak sakit berdasarkan gejala
banyak makan, tidak kurus, tidur cukup, buang penyakit yang dialami anak seperti mencret
air besar dan buang air kecil lancar dan dan gejala sakit perut.
emosinya stabil. Gambaran anak sehat juga Hasil penelitian ini memiliki
ditambahkan dalam penelitian pada suku Bajo kesamaan dengan beberapa penelitian lainnya
oleh Harjati, dkk. (2012) yaitu anak sehat tentang konsep sehat-sakit seperti penelitian
berpenampilan fisik yang baik, dapat Budijanto (2006) di daerah Pelabuhan Tanjung
beraktivitas, lincah, ceria, kuat makan dan Perak yang menggambarkan anak yang sakit
tidur. Pandangan ibu tentang anak yang sehat dengan tiduran terus, menangis tanpa sebab
dan badannya panas atau demam. Endra
berbeda beda tetapi akan menentukan upaya
(2010) menyebutkan bahwa anak yang sakit di
yang dilakukan oleh ibu untuk menjaga dan tandai dengan tingkah laku rewel, sering
meningkatkan kesehatan anak. menangis dan tidak nafsu makan. Harjati yang
melakukan penelitian pada suku Bajo (2012)
Anak Sakit menyatakan bahwa anak yang sakit memiliki
Kekebalan tubuh anak yang masih ciri-ciri penampilan fisik lemah dan kelihatan
belum sempurna menyebabkan anak-anak tidak sehat, kondisi psikologisnya tidak
menjadi rentan terhadap penyakit dan menyenangkan, kurang makan, tidak mau
perubahan cuaca dan menjadi sakit. Anak tidur dan tidak mau bermain.
yang sakit akan memberi dampak pada Anak usia 0-59 bulan seringkali tidak
pertumbuhan dan perkembangan fisik, dapat mengungkapkan dengan benar apa yang
psikologis, intelektual, sosial dan spiritual sedang dialami dan dirasakannya saat rasa
anak (Supartini, 2004). Penafsiran gejala nyamannya terganggu, terutama
penyakit yang dialami dipengaruhi oleh faktor mengidentifikasi gejala yang dirasakan dan
budaya (Sclamber, Wollinsky dalam memberi makna rasa sakit yang dialami,
12
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

apalagi untuk mengobati dirinya sendiri kebudayaan, kepercayaan berpengaruh


sehingga sensitivitas orang tua khususnya terhadap penyakit. Persepsi masyarakat
seorang ibu dalam mengetahui kondisi tentang terjadinya suatu penyakit berbeda
kesehatan anak yang terganggu sangat antar daerah yang satu dengan yang lainnya,
dibutuhkan oleh anak. tergantung pada budaya yang berkembang dan
turun dari generasi ke generasi (Soejati, 2005).
Penyebab Anak Sakit Secara
Personalistik Penyebab Anak Sakit Secara Naturalistik
Hasil penelitian menunjukkan Penyebab anak sakit seperti alergi,
informan memiliki pandangan bahwa diare, kecacingan dan mencret secara
penyebab anak sakit dipengaruhi oleh hal-hal naturalistik antara lain dikarenakan botol susu
gaib yang ada di lingkungan sekitar mereka. anak yang tidak bersih, makanan seperti
Terutama karena tempat tinggal mereka adalah pisang dan jambu yang dimakan terlalu
pegunungan Pusuk Buhit yang “sakral” bagi banyak dan sembarangan serta anak bermain
Masyarakat Batak Toba yang dipenuhi roh di tanah yang kotor.
yang disebut angin-angin sehingga mereka Faktor makanan, kebiasaan hidup,
sering mengalami penyakit yang aneh. ketidakseimbangan dalam tubuh, pengaruh
Gejala yang ditunjukkan dan cara lingkungan, penyakit bawaan dan masuk angin
mengobatinya juga di luar nalar, hal ini yang (Soejati, 2005). Kasnodiharjo (2012)
dialami oleh bidan yang merantau untuk mengungkapkan dalam penelitiannya di
menjalankan tugasnya di Sitaotao. Keyakinan Bantul Yogyakarta tentang penyakit batuk,
adanya angin angin atau roh halus yang biasa pilek, panas dan diare disebabkan udara,
disebut opung-opung merupakan penyebab pergantian musim, kehujanan dan terlalu
yang paling banyak disebutkan oleh informan banyak makan buah-buahan maka orangtua
terkait dengan kejadian sakit yang dialami. akan segera membawa anaknya berobat ke
Namun, ada juga informan yang tidak dengan pelayanan kesehatan (Kasnodiharjo, 2012).
spontan menyebutkan bahwa roh halus Ibu juga memiliki perspektif bahwa penyebab
tersebut sudah tidak ada sejak berdirinya cacingan adalah bermain tanah. Aktivitas ibu
Gereja, tetapi informan masih meyakininya. yang bekerja di luar rumah membuat ibu tidak
Informan juga menyampaikan bahwa dapat memperhatikan anak terus menerus.
saat anak yang belum tumbuh gigi dibawa ke Perspektif masyarakat mengenai
luar rumah, mereka meyakini bahwa orang di sehat, sakit dan penyebab penyakit diperoleh
luar rumah/ kampung memiliki niat jahat secara mudah dari penyampaian turun-
kepada anak sehingga perlu diwaspadai temurun seperti penyakit akibat adanya
dengan membuat kekebalan personalistik makhluk gaib, binatang dan sebagainya.
berupa gelang sisikon atau gelang tali pusat.
Persepsi terhadap penyebab penyakit Kesimpulan
akan menentukan cara mengatasi penyakit
(Foster dan Anderson, 2006; Soejoeti, 2005). Perspektif masyarakat tentang kondisi
Peneliti menyimpulkan bahwa 5 dari 6 orang sehat, sakit dan penyebab penyakit pada satu
informan kunci menyatakan bahwa unsur kebudayaan belum tentu sama dengan
personalistik masih menjadi penyebab kebudayaan lainnya begitu juga cara
terjadinya sakit di dalam keluarganya. mengatasinya.
Orang yang menggunakan penyebab Kondisi sehat-sakit sangat subyektif
personalistik untuk menjelaskan tentang pada orang dewasa yang dapat
terjadinya penyakit (illness) biasanya mengungkapkan dengan benar apa yang
mengakui adanya faktor alam dan unsur menjadi keluhan penyakit dan masalah
kebetulan sebagai penyebab, sedangkan yang kesehatannya. Pernyataan ini akan sangat
merasakan terjadinya penyakit karena sebab berbeda apabila kondisi sehat maupun sakit ini
sebab naturalistik kadang-kadang akan dialami oleh seorang anak yang berusia 0-59
menyatakan beberapa penyakit merupakan bulan, sehingga seorang ibu sedapat mungkin
penyebab sihir atau mata jahat (Foster, 2015). memiliki konsep sehat-sakit serta penyebab
Persepsi masyarakat mengenai penyakit dan sedapat mungkin dapat
terjadinya penyakit berbeda antara daerah merasakan bahwa anaknya sedang sakit.
yang satu dengan daerah yang lain, karena Perspektif ini tentu saja berbeda-beda antara
orangtua yang satu dengan yang lainnya.
tergantung pada daerah dan budaya yang
Hasil penelitian menggambarkan anak
berkembang pada masyarakat tersebut yang sehat menurut Masyarakat Batak Toba di
(Nurrachmawati, 2010; Soejoeti, 2005). Desa Tanjung Bunga Kabupaten Samosir
Manusia akan berinteraksi dengan dicirikan dengan berat badan yang bertambah,
lingkungannya secara biologis, sosial dan kuat makan, tinggi badan bertambah, lasak,
psikososial. Cara dan gaya hidup, adat istiadat, jarang sakit, lincah, aktif dan tidak korengan.
13
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Anak yang sakit digambarkan dengan Endra, F. (2010). Paradigma sehat. Saintika
badan yang panas atau biasa disebut “banggor” Medika, 6(1), 69-81. http://ejournal.
setelah ibu melakukaan perabaan (palpasi) umm.ac.id/index.php/sainmed/article/
pada tubuh anak. Perspektif ibu tentang view/1012/1125
anaknya yang sakit selanjutnya adalah saat
anak mengalami ingusan, cengeng, lemas, Foster, G.M., & Anderson, B,G, (2006).
matanya kelihatan panas, merah, sembab dan Antropologi kesehatan dan ekologi
layu. Anak juga kelihatan tidak aktif, tidak dalam antropologi kesehatan. Jakarta:
lasak. Beberapa ibu menyebutkan anak sakit Universitas Indonesia Press
berdasarkan gejala penyakit yang dialami anak Harjati, T. M. Ridwan., & Natsir, S. (2012).
seperti mencret dan gejala sakit perut. Konsep sehat sakit terhadap kesehatan
Penyebab penyakit dapat dikategori- ibu dan anak pada masyarakat Suku
kan menjadi personalistik yaitu adanya opung- Bajo Kabupaten Bone Sulawesi
opung, niat jahat orang, angin-angin dan Selatan [Tesis, Universitas
sebagainya. Penyebab naturalistik juga
diungkapkan karena anak sering bermain Hasanuddin]. http://pasca.unhas.ac.id/
tanah, kurang gizi, demam dan masuk angin. jurnal/files/564fa63daad1c384c727c8b
Penyebab anak sakit seperti alergi, cda5ee948.pdf
diare, kecacingan dan mencret secara Herlan, Praptantya, Juliansyah, Efriani, &
naturalistik antara lain dikarenakan botol susu Dewantara. (2020). Konsep sehat dan
anak yang tidak bersih, makanan seperti sakit pada budaya etnis Dayak
pisang dan jambu yang dimakan terlalu Kebahan. ETNOREFLIKA Jurnal
banyak dan sembarangan serta anak bermain Sosial dan Budaya, 9(l), 24-38.
di tanah yang kotor. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v9
Masyarakat memiliki pandangan yang i1.720
berbeda-beda tentang sehat, sakit dan Jaiswal, R., & Premi, J.K. (2018). Concept
penyebab penyakit. Hal ini sangat terkait
dengan nilai, kepercayaan, budaya yang dianut pertaining to health and illness among
dan lingkungan sekitarnya. Biasanya the Kanwar Tribe of Chhartisgarh
pandangan tersebut berbeda antara satu daerah (India). Man in India, 94(4-III), 1063-
dengan daerah lainnya. 1074. https://www.researchgate.net/
Pandangan terhadap sehat, sakit dan publication/289136227_Concept_perta
penyebab penyakit yang berbeda dengan ilmu ining_to_health_and_illness_among_t
kesehatan dalam masyarakat diturunkan dari he_Kanwar_tribe_of_Chhattisgarh_Ind
generasi ke generasi dan masih diterapkan ia diakses 23 juli 2019
sampai masa modern sekarang ini terutama Chongji, J. (2013). On the fate of traditional
pada masyarakat lokal. Perpektif tentang sehat,
sakit dan penyebab penyakit akan culture in Modern China. Social
memengaruhi upaya kesehatan yang dilakukan Sciences in China, 34(2), 152-164.
oleh masyarakat karena berdasarkan konsep doi: 10.1080/02529203.2013.787225
inilah masyarakat akan menentukan cara Kasnodiharjo., & Angkasawati, T.J. (2012),
perawatan dan pengobatan masalah kesehatan Upaya pencegahan dan penyembuhan
yang dialami anak. Penelitian selanjutnya yang penyakit pada bayi dan anak
direkomendasikan adalah upaya kesehatan berdasarkan konsepsi budaya. Jurnal
berupa cara perawatan dan pengobatan yang Ekologi Kesehatan, 12(2), 140 – 151
dilakukan masyarakat Batak Toba di Kemenkes RI. (2015). Buku Kesehatan Ibu
Kabupaten Samosir.
dan Anak, Kementerian Kesehatan dan
Daftar Pustaka JICA. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar
Al-Eissa, Y.A., Al-Sanie, A.M., Al-Alola, Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian
S.A., Al-Shaalan, M.A., Ghazal, S.S., dan Pengembangan Kesehatan
Al-Harbi, A.H., & Al-Wakeel, A.S. Kemenkes RI
(2000). Parental perceptions of fever Kleinman, A., Eisenberg, l., & Good, B.
in children. Ann Saudi Med, 20 (3-4). (1978). Culture, illness and care.
doi: 10.5144/0256-4947.2000.202. Annals of Internal Medicine, 88, 251-
PMID: 17322657 258. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Conrad, P., & Kern, R. (1990). The sociology pubmed/626456
of health and illness: Critical Maas, T.L. (2004). Kesehatan ibu dan anak
perspectives. New York: St. Martin's persepsi budaya dan dampak
Press kesehatannya. USU Digital Library

14
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Mosley, W. H., & Chen, L. C. (2003). An Statistic Indonesia (Badan Pusat Statistik—
analytical framework for the study of BPS)., National population and family
child survival in developing countries. planning board (BKKBN).,
1984. Bulletin of the World Health Kementerian Kesehatan (Kemenkes).,
Organization, 81(2), 140–145. & ICF International. (2013). Indonesia
Rosmalia, D., & Sriani, Y. (2017). Sosiologi Demographic and Health Survey 2012.
kesehatan bahan ajar keperawatan https://dhsprogram.com/pubs/pdf/FR2
gigi. http://bppsdmk.kemkes.go.id/ 75/FR275.pdf
pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/1 Supariasa. (2016). Penilaian status gizi.
1/sosiologi_bab1-3.pdf Jakarta: EGC
Santoso, S., & Ranti, L.A. (2004). Kesehatan Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar
dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta keperawatan anak. Jakarta: EGC
Anggerainy, S.W., Wanda, D. & Hayati, Sulistyaningsih, H. (2011). Gizi untuk
H. (2017) Combining natural kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta:
ingredients and beliefs: the Dayak Graha Ilmu.
Tribe’s experience caring for sick Tolley, E.E., Ulin, P.R., Mack, N. Robinson
children with traditional E.T., & Succop, S.M. (2016).
medicine, Comprehensive Child and Qualitative methods in publich health:
Adolescent Nursing, 40(1), 29-36. a field guide for applied research
doi: 10.1080/24694193.2017.1386968 (second edition). San Fransisco: Jossey
Soejoeti. (2008). Konsep sehat sakit dan Bass
penyakit dalam kontek sosial budaya. WHO. (2018). Child health. http://www.who.
http://www.yuniawan.blogunair.ac.id int/topics/child_health/en/

15

Anda mungkin juga menyukai