Anda di halaman 1dari 8

Program Studi Diploma Tiga Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada


2021

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
CHILDBEARING

Yovita Dinda Larasati1*, Siti Mardiyah2

Mahasiswa1, Dosen 2, Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Fakultas Ilmu


Kesehatan, Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email: yovitadindalarasati01@gmail.com

ABSTRAK

: Tahap perkembangan keluarga dengan Childbearing adalah keluarga yang dimulai


dari kelahiran anak pertama sampai anak berusia 30 bulan. Masalah kesehatan yang
sering muncul yaitu kurangnya pengetahuan dari orang tua untuk merawat bayi
utamanya dalam hal menyusui efektif. Salah satu teknik untuk mengatasi masalah
tersebut dengan melakukan Pendidikan kesehatan mengenai menyusui efektif.
Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan
keluarga pada tahap perkembangan keluarga Childbearing. Jenis studi kasus ini
adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek
dalam studi kasus ini adalah tahap perkembangan keluarga Childbearing dengan
masalah keperawatan deficit pengetahuan mengenai menyusui. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan Pendidikan kesehatan didapatkan hasil terjadi peningkatan
hasil post test dari awal benar 4 menjadi benar 7 dari 10 soal yang diberikan.
Rekomendasi tindakan terapi Pendidikan kesehatan efektif dilakukan pada pasien
deficit pengetahuan mengenai menyusui.
Kata Kunci : childbearing, menyusui, Pendidikan kesehatan
Study Program of Nursing Diploma Three Faculty of Health Sciences
University of Kusuma Husada Surakarta
2021

FAMILY NURSING CARE WITH FAMILY DEVELOPMENT


STAGE CHILDBEARING

Yovita Dinda Larasati1*, Siti Mardiyah2


Student1, Lecturer 2, Diploma Three Nursing Study Program, Faculty of Health
Sciences, Kusuma Husada University Surakarta
Email: yovitadindalarasati01@gmail.com

ABSTRAK

The stage of development of a childbearing family is a family that starts from the
birth of the first child until the child is 30 months old. The health problem that often
arises is the lack of knowledge from parents to care for babies, especially in terms
of effective breastfeeding. One technique to overcome this problem is to conduct
health education about effective breastfeeding. The purpose of this case study is to
find out the description of family nursing care at the stage of childbearing family
development. This type of case study is descriptive using a case study approach. The
subject in this case study is a childbearing family developmental stage with nursing
problems with knowledge deficit regarding breastfeeding. After nursing actions
were carried out in health education, it was found that there was an increase in post
test results from the beginning of correct 4 to correct 7 out of 10 questions given.
Recommendations for therapeutic action Effective health education is carried out in
patients with knowledge deficit about breastfeeding.
Keywords: childbearing, breastfeeding, health education
PENDAHULUAN Indonesia 2017 Persentasi pemberian
Keluarga adalah unit pelayanan ASI ekslusif umur 0-5 bln 46,76 %
kesehatan yang terdepan dalam umur 0-6 bulan 35,73 %. Inisiasi
meningkatkan derajat kesehatan Menyusui Dini (IMD) kurang dari 1
komunitas. Apabila keluarga sehat jam 51;32 %, lebih dari 1 bulan 6,65%
maka akan tercipta komunitas yang (Kesehatan Indonesia 2017). Menyusui
sehat. Masalah kesehatan yang dialami adalah suatu cara dalam pemberian
oleh salah satu anggota keluarga dapat makanan yang ideal bagi pertumbuhan
mempengaruhi anggota keluarga yang dan perkembangan bayi yang sehat
lain (Sudiharto, 2012). serta mempunyai pengaruh biologis
Keluarga childbearing adalah dan kejiwaan yang unik terhadap
keluarga yang menantikan kelahiran kesehatan ibu dan bayi (Anggraini,
dimulai sampai kelahiran anak pertama 2010). Laktasi adalah keseluruhan
dan berlanjut sampai anak pertama proses menyusui mulai dari ASI
berusia 30 bulan. Pada periode diproduksi, disekresi, dan pengeluaran
childbearing (transisi), ibu ASI sampai pada proses bayi
membutuhkan adaptasi yang cepat, menghisap dan menelan ASI (Marmi,
sehingga kondisi ini menempatkan ibu 2012).
menjadi sangat rentan dan mereka Promosi kesehatan adalah ada
memerlukan bantuan untuk beradaptasi enpowerment atau pemberdayaan ini,
dengan peran yang baru. Stress dari diartikan sebagai suatu kegiatan positif
berbagai sumber dapat berefek negatif yang berkesinambungan (sustainable),
pada fungsi dan interaksi ibu dengan dalam hal ini ialah perlikau sehat yang
bayi dan keluarga, yang berdampak terjadi sebagai hasil promosi kesehatan
pada kesehatan fisik ibu dan bayi harus berlangsung terus menerus,
(Muhlisin, 2012) sambung menyambung, dari orang,
Pada keluarga dengan tahap kelompok, atau masyarakat pertama ke
perkembangan childbearing muncul orang, kelompok atau masyarakat
masalah masalah kesehatan. Masalah kedua, ketiga, dan seterusnya, karena
kesehatan yang sering muncul yaitu peserta didik yang telah berhasil
hubungan seksual dan sosial terganggu, mengubah perilakunya menjadi
suami merasakan terabaikan, perilaku sehat akan menularkan
peningkatan perselisihan. Hubungan pendidikan kesehatannya kepada orang
seksual antar pasangan merupakan lain, kelompok lain, atau masyarakat
masalah yang paling sering muncul. lain. Pada pendidikan kesehatan maka
Kesulitan seksual periode pasca post pada pendidikan masyarakat telah
partum bisa terjadi akibat faktor peran berhasil mengubah perilaku peserta
baru yang dijalankan oleh ibu akibat didik menjadi perilaku sehat,
kelelahan dan merasa kehilangan (Rachmad, 2011)
ketertarikan seksual (Mubarak, 2011). Pendidikan kesehatan adalah
Secara global terdapat 40 % bayi aplikasi atau penerapan pendidikan
yang mendapat ASI eksklusif (WHO, dalam bidang kesehatan. Secara
2017). Berdasarkan data dari kesehatan operasional pendidikan kesehatan
adalah semua kegiatan untuk obyektif Ny.H tampak bersedia
memberikan dan meningkatkan kemudian memberikan informed
pengetahuan, sikap, praktek baik consent dengan respon subyektif Ny.H
individu, kelompok atau masyarakat mengatakan bersedia menandatangani
dalam memelihara dan meningkatkan informed consent untuk diberikan
kesehatan mereka sendiri informasi, setelah itu penulis
(Notoatmodjo, 2012). melakukan pengkajian atau
pengambilan data pada keluarga respon
Berdasarkan data dan informasi subyektif Ny.H mengatakan
tersebut penulis tertarik melakukan sebelumnya belum paham mengenai
pengelolaan kasus keperawatan dalam cara menyusui yang benar dan untuk
bentuk karya tulis ilmiah dengan judul respon obyektif Ny.H Nampak antusias
“Asuhan Keperawatan keluarga pada dan serius saat ditanya. Kemudian hal
tahap perkembangan keluarga yang dilakukan penulis adalah
Childbearing”. mengontrak waktu dengan respon
subyektif klien mengatakan bersedia
METODE besok jam 10.00 WIB diberikan
Rancangan studi kasus ini Pendidikan Kesehatan.
mengevaluasi tingkat pengetahuan Hari Kedua Jum’at 19 Februari
pasien sebelum dan sesudah tindakan 2021 pukul 10.00 WIB penulis telah
Pendidikan kesehatan. Sebelum merencakan dan berniat melakukan
dilakukan tindakan subjek mengerjakan beberapa Tindakan antara lain
pre test, kemudian dilakukan intervensi memberikan soal pretest dengan respon
Pendidikan kesehatan mengenai subyektif Ny.H mengatakan akan
menyusui efektif setelah itu pasien menjawab soal dengan sebisanya dan
diminta untuk mengerjakan post test. respon obyektif Ny.H tampak
Keefektifan dari tindakan Pendidikan mengerjakan pretest dengan sungguh-
kesehatan tersebut dapat dilihat dari sungguh kemudian penulis menyiapkan
peningkatan nilai benar dari pre test ke penkes (audiovisual) respon subyektif
post tes yaitu 4 menjadi 7 Pengambilan Ny.H siap mengatakan siap menerima
data dilakukan 15 Februari 2021 - 19 materi penkes setelah itu penulis
Februari 2021 di Puskesmas melakukan Pendidikan Kesehatan
Gondangrejo Pengumpulan data dengan menjelaskan materi yaitu
dilakukan dengan metode wawancara, pengertian menyusui, manfaat
observasi, pemeriksaan fisik serta studi menyusui bagi ibu, manfaat menyusui
dokumentasi. bagi bayi, cara menyusui yang benar,
HASIL DAN PEMBAHASAN durasi menyusui/waktu menyusui, dan
Pada hari pertama Rabu, 17 Langkah Langkah menyusi respon
Februari 2021 pada jam 11.38 WIB Ny.H mengatakan sudah jelas karena
Tindakan yang dilakukan penulis yaitu sudah melihat video, respon obyektif
memperkenalkan diri menjelaskan klien tampak paham. Setalah itu
maksud dan tujuan respon subyektif menanyakan bagaimana video yang
Ny.H mengatakan bersedia respon telah ditampilkan dengan respon
subyektif klien mengatakan video yang hal- hal yang merugikan kesehatan
ditayangkan sangat menarik dan respon dirinya dan kesehatan orang lain,
obyektif klien tampak sudah paham. kemana seharusnya mencari
Setelah itu Ny.H diberikan kesempatan pengobatan jika sakit dan sebagainya
untuk bertanya dengan respon (Windasari, 2014). Melakukan
subyektif Ny.H mengatakan apakah Pendidikan Kesehatan juga harus
setelah menyusui wajib membuat perencanaan perencanaan
menyendawakan bayi? Dan respon agar apa yang disampaikan dapat
obyektif Ny.H tampak paham setelah diterima dan diaplikasikan dengan baik.
dijawab pertanyaannya. Kemudian Hari terakhir implementasi yaitu
menganjurkan memegang dan hari senin 22 Februari 2021 pukul 10.00
memeluk dan memegang menyentuh WIB penulis melakukan Tindakan
bayi dengan respon subyektif Ny.H memberikan posttest dengan respon
mengatakan selalu menggendong subyektif Ny.H mengatakan sudah
anaknya saat mau tidur kemudian paham dan bisa menjawab posttest
memotivasu orang tua untuk berbicara yang diberikan dan respon obyektif
membaca untuk bayi dengan respon Ny.H tampak dengan teliti saat
subyektif Ny.H mengatakan paham dan menjawab soal yang diberikan
anak mempraktikan anjuran perawat kemudian mengevaluasi dari apa yang
dan yang terakhir mengkontrak waktu. sudah diberikan respon subyektif Ny.H
Pada hari sabtu 20 Februari 2021 mengatakan sudah paham dan akan
pukul 10.00 WIB penulis menerapkan dengan benar selama
mempraktikan cara menyusui yang menyusi anaknya dan Ny.H tampak
benar dengan respon subyektif Ny.H Paham, Tindakan terakhir penulis
mengatakan sudah bisa karna sudah berpamitan dengan Ny.H mengatakan
mendapatkan materi kemarin dan terimakasih karena materi yang
respon obyektif Ny.H tampak benar diberikan sangat bermanfaat dan Ny.H
Langkah-langkah saat menyusui tampak senang
kemudian mempertanyakan apakah Hasil evaluasi subyektif Ny.H
sudah diterapkan respon subyektif mengatakan sudah mengetahui
Ny.H mengatakan setelah mendapatkan bagaimana cara menjadi orang tua yang
materi kemarin saar menyusui baik dan evaluasi obyektif Ny.H
menerapkan Langkah-langkah yang terlihat paham apa yang sudah
benar setelah itu mengontrak waktu dan dijelaskan. Tujuan pendidikan
Ny.H mengatakan bisa dan bersedia. kesehatan tentang tanda bahaya
Pendidikan kesehatan adalah kehamilan akan membuat ibu menjadi
suatu upaya atau kegiatan untuk tahu, memahami dan bisa melakukan
menciptakan perilaku masyarakat yang aplikasi dengan mengambil keputusan
kondusif untuk kesehatan. Artinya yang sesuai jika menjumpai / terjadi
pendidikan kesehatan berupaya agar tanda bahaya kehamilan. Peran perawat
masyarakat menyadari bagaimana cara sebagai promotor kesehatan sangat
memelihara kesehatan mereka, diutamakan untuk meningkatkan
bagaimana menghindari atau mencegah kesehatan dengan cara mendidik
individu atau kelompok dikomunitas apabila ada keluarga yang sakit akan
mengenali cara pencegahan dan merawat sampai sembuh kebiasan
pemeliharaan kesehatan Kesehatan yang merugikan Ny.H
(Notoadmodjo, 2012). Kegiatan mengatakan Tn.F sering merokok,
Pendidikan Kesehatan memberikan dalam hal peran nya sebagai ibu
pemahaman tentang pentingnya ASI yang baru memiliki anak Ny.H
dan cara untuk memberikan kepada mengatakan kurang mengetahui cara
buah hati. menyusui yang baik dan benar dan
Evaluasi selanjutnya secara Ny.H mengatakan tidak mengetahui
subyektif Ny,H mengatakan sudah harus mencari tau kemana cara
paham dan mengerti tentang cara menyusui yang baik. Tekanan darah
menyusui yang benar, evaluasi obyektif Ny.H 110/60 mmHg Nadi 90x/menit
Ny.H terlihat paham dengan penjelasan Tidak ada pembersaran kelenjar
melalui audiovisual dan aktif bertanya Typoid.
yang menurutnya Ny.H tidak tau. b. Diagnosa Keperawatan
Keefektifan media audiovisual dapat Berdasarkan pengkajian yang
dibuktikan dengan penelitian oleh dilakukan pada tanggal 17 Februari
Saputra (2011) yang menyatakan 2020, pada Nn.N didapatkan
adanya peningkatan yang signifikan diagnosa keperawatan yaitu Defisit
pada pengetahuan responden sebelum pengetahuan dengan hasil Skoring
dan sesudah mendapatkan pendidikan pada diagnosa defisit pengetahuan
kesehatan dengan media audiovisual. keluarga Tn.F didapatkan hasil sifat
Media audiovisual juga lebih menarik masalah aktual skor 1/3,
perhatian, menghemat waktu dan dapat kemungkinan masalah skor 2,
diputar berulang-ulang. Media ini potensial untuk dicegah skor 2/3
merupakan media efektif dari segala menonjolnya masalah skor 1 dengan
sisi. total skor 4. dan diagnose kedua
penulis merumuskan yaitu
KESIMPULAN Peningkatan menjadi Orang Tua
a. Pengkajian (D.0122).
Penulis telah melakukan c. Intervensi Keperawatan
pengkajian secara aloanamnesa dan Pada diagnosa pertama yaitu defisiti
autoanamnesa pada keluarga Tn.F pengetahuan (D.0111) dapat
yang tinggal wilayah Gondangrejo dirumuskan intervensi dengan
Karanganyar pada tanggal 17 tujuan umum yaitu Setelah
Februari 2021 didapatkan hasil dilakukan kunjungan keluarga
antara lain yang terdiri ayah,ibu dan seelama 4x kunjungan diharapkan
anak tinggal satu rumah. Fungsi tingkat pengetahuan meningkat
perawatan Kesehatan sendiri (D.0111). Intervensi yang
menurut Tn.F definisi sehat dirumuskan sesuai dengan 5 fungsi
merupakan anugrah dari yang maha keperawatan keluarga antara lain
kuasa sehingga sehat itu perlu antara lain keluarga mampu
dijaga, Ny.H mengatakan juga mengenal masalah dengan Promosi
Kesiapan Penerimaan Informasi keperawatan yang disusun.
(I.1247) keluarga mampu Implementasi dimulai dari tanggal
mengambil keputusan dengan 18 Februari sampai 22 Februari
Identifikasi informasi yang akan 2021, implementasi yang diberikan
disampaikan, keluarga mampu antara lain. mengidentifikasi
memodifikasi lingkungan dengan informasi yang akan disampaikan,
Identifikasi kesiapan menerima mengidentifikasi kesiapan
informasi, Keluarga mampu menerima informasi, melakukan
merawat anggota keluarga yang pengutan potensi pasien dan
sakit Lakukan pengutan potensi keluarga untuk menerima informasi,
pasien dan keluarga untuk menerima memberikan infotmasi berupa alur,
informasi. Keluarga mampu leaflet, atau gambar untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan memudahkan pasien dalam
dengan Berikan infotmasi berupa mendapatkan informasi kesehatan
alur, leaflet, atau gambar untuk e. Evaluasi Keperawatan
memudahkan pasien dalam Hasil evaluasi akhir diagnosa defisit
mendapatkan informasi kesehatan. pengetahuan setelah dilakukan
Pada diagnose kedua yaitu intervensi selama 4x kunjungan
Peningkatan menjadi Orang Tua maka defisit pengetahuan teratasi.
(D.0122) dapat dirumuskan Evaluasi akhir pada keluarga tahap
intervensi dengan tujuan umum childbearing didapatkan hasil
Setelah dilakukan kunjungan subyetif Ny,H mengatakan sudah
keluarga selama 4x kunjungan paham dan mengerti tentang cara
diharapkan peran menjadi orang tua menyusui yang benar untuk hasil
membaik (L.13120) Intervensi yang obyektif pasien mampu
dirumuskan penulis antara lain mempraktikan cara menyusui yang
Edukasi Orang tua : Fase Bayi benar. Ny.H terlihat paham dan aktif
(I.12400) Identifikasi pengetahuan bertanya. Assesment Masalah Sudah
dan kesiapan orang tua belajar teratasi dibuktikan dengan Keluarga
tentang perawatan bayi, Motivasi mampu mencapai fungsi keluarga
orang tua untuk berbicara dan yakitu keluaga mampu mengenal
membaca untuk bayi, Anjurkan masalah,mampu mengambil
memegang memeluk memijat keputusan,mampu merawat
bermain dan menyentuh bayi. keluarga yaang sakit,mampu
d. Implementasi Keperawatan memodifikasi lingkungan. Planing
Asuhan keperawatan yang diberikan Anjurkan Ny.H menerapkan cara
terhadap keluarga dalam tahap menyusui yang benar
childbearing. Setelah menuyusun
rencana/intervensi keperawatan SARAN
maka melakukan tindakan/ a. Bagi Praktisi Keperawatan dan
implementasi keperawatan. rumah sakit
Implementasi keperawatan yakni Diharapkan hasil studi kasus yang
sesuai dengan intervensi saya lakukan ini dapat menjadi
rujukan dalam pengaplikasian Muhlisin Abi. 2012. Keperawatan
pendidikan kesehatan cara menyusui Keluarga. Yogyakarta: Gosyen
yang benar. Sedangkan bagi rumah Publishing
sakit khususnya Puskesmas Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian
gondangrejo Karanganyar dapat Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
memberikan pelayanan kesehatan Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan
dan mempertahankan kerjasama
Keluarga Dengan Pendekatan
baik antar tim kesehatan maupun
Keperawatan Transkultural.
dengan pasien sehingga asuhan
keperawatan keluarga yang Jakarta: EGC
diberikan dapat mendukung Windasari, N.N., 2014. Pendidikan
kesembuhan pasien. Keseatan Dalam Meningkatkan
b. Bagi Institusi Pendidikan Kepatuhan Merawat Kaki Pada
Untuk menambah wawasan dan Pasien Diabetes Melitus Tipe II.
pengetahuan tentang perkembangan Tesis. Univesitas
ilmu keperawatan, terutama asuhan Muhammadiyah Yogyakarta,
keperawatan keluarga dalam tahap Yogyakarta
childbearing.
c. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan dapat membantu dalam
tatalaksana defisit pengetahuan
tentang cara menyusi yang benar
dengan menerapkan terapi
Pendidikan Kesehatan sebagai
prioritas. Sedangkan bagi kelurga
diharapkan dapat meningkatkan
Kesehatan tiap anggota keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Marmi, (2012). Asuhan Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
Mubarak dan Santoso.2014.Konsep
Dan Proses Keperawatan
Keluarga Childbearing.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Mubarok. Wahit Iqbal, dkk 2010. Ilmu
Keperawatan Komunitas , konsep
dan Aplikasi. Jakarta : Selemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai