Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT MENULAR

SEKSUAL (PMS)
JUMRIANI / 12020009
Pengertian penyakit menular seksual
(PMS)
 Infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit
menular seksual (PMS) adalah penyakit yang
penularan utamanya melalui hubungan seksual.
Dulu kita kenal juga dengan nama penyakit
kelamin. Jika melakukan hubungan seks
berisiko dapat terkena penyakit kelamin atau
infeksi menular seksual ini.
 Pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang
sebagian besar menular lewat hubungan
seksual baik seks vaginal, oral, maupun anal
dengan pasangan yang sudah tertular
Etiologi PMS
Penyakit menular seksual disebabkan oleh beberapa
virus dan bakteri yang menyebar melalui cairan
tubuh. Terdapat beberapa jenis patogen yang dapat :
 Infeksi bakteri: Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Treponema pallidum, Haemophilus
ducreyi.
 Infeksi virus: Human Immunodeficiency Virus,
Herpes simplex virus, Human papillomavirus,
hepatitis B.
 Jamur: Candida albicans
 Protozoa
Manifestasi Klinis PMS
 Perempuan
1. Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus,
mulut atau bagian tubuh ang lain, tonjolan kecil – kecil, diikuti luka yang sangat sakit
disekitar alat kelamin.
2. Cairan tidak normal yaitSu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan,
kehijauan, berbau atau berlendir.
3. Sakit pada saat buang air kecil yaitu IMS pada wanita biasanya
tidak menyebabkan sakit atau burning urination.
4. Tonjolan seperti jengger ayam yang tumbuh disekitar alat kelamin.
5. Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang hilang muncul dan tidak
berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi(infeksi
yang telah berpindah kebagian dalam sistemik reproduksi, termasuk tuba fallopi dan
ovarium)
6. Kemerahan yaitu pada sekitar alat kelamin
 Laki – laki
1.Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus , mulut atau bagian
tubuh yang lain, tonjolan kecil – kecil , diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat
kelamin.
2. Cairan tidak normal yaitu cairan bening atau bewarna berasal dari pembukaan
kepala penis atau anus.
3. Sakit pada saat buang air kecil yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama atau
setelah urination.
4. Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar.
Klasifikasi PMS
 Gonore atau kencing nanah
 Sifilis atau Raja Singa
 Herpes Kelamin
 Klamidia
 Jengger Ayam atau Kutil Kelamin
 Hepatitis B dan C
Komplikasi PMS
a. Peradangan pada mata
b. Radang sendi
c. Nyeri panggul
d. Radang panggul
e. Infertilitas
f. Penyakit jantung
g. Kanker serviks
h. Kanker anus
i. Kematian
Penatalaksanaan PMS
 Mengurangi morbiditas dan mortalitas berkaitan dengan IMS
(Infeksi menular seksual)
 Mencegah infeksi HIV
 Mencegah komplikasi serius pada kaum perempuan
 Mencegah efek kehamilan yang buruk
 Penanganan Kasus Ims Penanganan kasus IMS
Pemeriksaan Penunjang PMS
Pemeriksaan PMS meruuk pada beberapa metode berbeda untuk
mendeteksi infeksi. Metode pemeriksaan PMS bergantung pada penyakit yang
dicurigai. Adapun pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan untuk
mengetahui adanya PMS (penyakit menular seksual) meliputi pemeriksaan
gonore, sifilis, dan bacterial vaginosis. Rapid test digunakan untuk
pemeriksaan sifilis. Bahan pemeriksaannya berupa sekret vagina dan darah
kapiler. Pemeriksaan gonore menggunakan sampel sekret vagina yang dibuat
preparat dan pemeriksaannya dilakukan secara mikroskopik dengan
pewarnaan
Gram. Pemeriksaan laboratorium sederhana dengan pewarnaan Gram ini
dilakukan untuk melihat diplokokus Gram negative intraseluler leukosit
polimorfonuklear (Khariri dkk, 2019).
Asuhan Keperawatan PMS
 Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama  Riwayat Kesehatan
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang
hilang timbul, penurunan daya tahan tubuh, kerusakan
immunitas hormonal (antibody), riwayat kerusakan respon imun seluler
(Limfosit T), batuk yang berdahak yang sudah lama tidak sembuh.
6. Riwayat Keluarga
7. Human Immuno Deficiency Virus dapat ditularkan melalui hubungan
seksual dengan penderita HIV positif, kontak langsung dengan darah
penderita melalui ASI
8.Pemeriksaan Fisik
9.Aktifitas Istirahat
10. Gejala subyektif
11.Psikososial
 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b.d gangguan imunitas
(D.0078)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
menelan makanan, mencerna makanan
dan mengabsorbsi makanan(D.0019
3. Distress spiritual b.d kondisi penyakit
kronis (D.0082)
Intervensi Keperawatan
 Nyeri kronis b.d gangguan imunitas (D.0078)
a. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tindakan untuk meredakan pengalaman sensorik atau
emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan meningkat.
b. Kriteria hasil :
Melaporkan nyeri terkontrol
Kemampuan mengenali onset nyeri
Kemampuan mengenali penyebab nyeri
Kemampuan menggunakan tekhnik nonfarmakologis
MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
C.Observasi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri skala nyeri
D. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
E.Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
F. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
 Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan, mencerna makanan dan
mengabsorbsi makanan(D.0019)
a. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisi terpenuhi
b. Kriteria hasil :
Porsi makan yang di habiskan
Berat badan atau ITM
Frekuensi makanNafsu makan
Perasaan cepat kenyang
MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
b.Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik asupan makanan
Monitor berat badan
c.Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
e.Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramka
f.Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk m
Terapeutik
g.Berikan harapan realistis sesuai prognosis
h.Edukasi
Jelaskan bahaya atau risiko yang terjadi akibat keyakinan negatif
Berikan penjelasan relevan dan mudah dipahami
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan atau
intervensi
Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan sesuia
dengan kriteria hasil yang
diterapkan.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai