Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

1. Sanggita Ayu D 6. Frida Mahardini


2. Rizqi Yuliantika 7. Fina Mayasita
3. Melika Azzahra
8. Mitha Dwi Kartika
4. Intan Fatria Y
5. Elsa Dian W
9. Iryan Alfina P
DEFINISI
• Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga dengan Infeksi Menular Seksual (IMS)
adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan PMS
dapat ditularkan melalui hubungan seksual antara penis, vagina, anus, dan mulut
(Zakaria 2012).
• PMS tidak menyadari bahwa dirinya mengidap PMS oleh karena penyakit ini seringkalo
tidak menunjukan gejala. PMS dapat menimbulkan resiko bagi ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. PMS dapat menyebabkan:
 Abortus
 Kehamilan ektopik
 Persalinan preterm
 Lahir mati
 Cacat bawaan
 Morbilitas neonatus
ETIOLOGI
• Menurut Handsfield(2001) dalam Chiuman (2009), Penyakit menular
seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yaitu :
 Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema
pallidum, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,
Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella
sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.
 Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia,
 Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan
2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus,
Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus,
 Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei
MANIFESTASI KLINIK
Menurut Handoyo (2010) tanda dan gejala PMS (penyakit
menular seksual) dibedakan menjadi :
1. Laki – laki
a. Luka dengan atau tanpa rasa sakitdisekitar alat kelamin, anus, mulut, atau bagian
tubuh lainnya, tonjolan kecil kecil diikuti luka sangat sakit disekitar alat kelamin.
b. Cairan tidak normal yaitu cairan warnanya bening atau berwarna berasal dari
pembukaan kepala penis atau anus.
c. Sakit pada saat buang air kecil yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama satau
seketalah urination.
d. Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan sakit dikantong zakar.
MANIFESTASI KLINIK
2. PEREMPUAN
Luka dengan atau tanpa sakit disekitar alat kelamin, anus, mulut, atau bagian tubuh yang lainnya,
tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin
a. Cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan, berbau, dan
berlendir.
b. Sakit pada saat buang air kecil yaitu PMS pada wanita biasanya tidak menyebabkan sakit atau
burning urination.
c. Perubahan warna kulit yaitu terutama di bagian telapak tangan atau kaki, perubahan bisa
menyebar ke seluruh bagian tubuh.
d. Tonjolan seperti jengger ayam yaitu tumbuh tonjolan seperti jengger ayam seperti alat kelamin.
e. Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang muncul dan hilang yang tidak berkaitan
dengan menstruasi bila menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah berpindah
kebagian dalam sistem reproduksi, termasuk tuba falopi dan ovarium)
f. Kemerahan yaitu pada sekitar alat kelamin atau antara lelaki.
KLASIFIKASI

• PMS yang menunjukkan gejala klinis berupa keluarnya


cairan yang keluar dari alat kelamin, yaitu penyakit
Gonore dan Uretritis Non Spesifik(UNS)
• PMS yang menunjukkan adanya luka pada alat kelamin
misalnya penyakit Chanroid(Ulkus mole), Sifilis, LGV, dan
Herpes simpleks.
• PMS yang menunjukkan adanya benjolan atau tumor,
terdapat pada penyakit Kondiloma akuminata.
• PMS yang memberi gejala pada tahap permulaan,
misalnya penyakit Hepatitis B (Daili, 2007).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium
Sebuah laboratorium sederhana dalam klinik IMS menurut
Guidelines for STI prevention dari CDC, adalah laboratorium
yang minimal mampu melaksanakan beberapa pemeriksaan
seperti :
a. Pewarnaan Gram
b. Sediaan basah dengan saline (NaCl 0.9%)
c. Sediaan basah dengan KOH 10%
d. Tes serologi sifilis (TSS)
2. Pemeriksaan Anoskopi
PENATALAKSANAAN

• Pengobatan farmakologi untuk pengobatan IMS adalah:


 Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson,
spektinomisin, kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin (Daili, 2007).
 Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin,
tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol (Hutapea, 2001).
 Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir (Wells
et al, 2003).
 Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin (Wells et
al., 2003).
 Pengobatan trikomoniasis: metronidazole (Wells et al., 2003).
KOMPLIKASI

• Suatu studi epidemiologi menggambarkan bahwa


pasien dengan infeksi menular seksual lebih rentan
terhadan HIV. Infeksi menular seksual diimplikasikan
sebagai faktor yang memfasilitasi penyebaran HIV
(WHO,2004). Kemungkinan pada pria dan wanita
yang sudah terinfeksi PMS akan terganggu
kesuburannya selain itu PMS juga mampu
menyebabkan kematian.
CARA PENULARAN

• Cara penularan Penularan PMS Menurut Karang Taruna(2001):


 Melalui hubungan seksual yang tidak terlindungi, baik
pervaginal, anal, maupun oral.
 Secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama
kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir.
 Melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan
cairan darah atau produk darah.
 Melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang
telah dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).
PENCEGAHAN

• Mengurangi morbiditas dan mortalitas berkaitan


dengan IMS
• Mencegah infeksi HIV
• Mencegah komplikasi serius pada kaum perempuan
• Mencegah efek kehamilan yang buruk

Anda mungkin juga menyukai