Oleh Kelompok 10 :
1. Lusia Louru Jaga
2. Mentari Meilin Haingu
3. Saputra Umbu Dakayaka
4. Yuslilo Tanggu Dendo
Konsep Keperawatan Ibu Dengan Masalah Reproduksi (PMS, Dan Infeksi)
Bintik-bintik berisi cairan, borok atau lecet pada area sekitar kelamin.
Adanya kutil yang tumbuh.
Sakit luarbiasa saat kencing.
Kencing nanah dengan bau busuk.
Bengkak panas nyeri pada pangkal paha.
Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat saat malam.
3) Jenis-Jenis PMS (Klasifikasi)
a) Gonore atau kencing nanah
◦ Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rectum dan tenggorokan atau bagian putih mata
(kogjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke daerah tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian (Scorviani, 2011).
b) Herpes
◦ Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa
vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya
disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh
tipe 1. Herpes genitalis terjadi pada pada alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah analdan
paha). (Scorviani, 2011)
Lanjutan…..
c) Klamidia Trachomatis
◦ Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Klamidia dapat ditularkan melalui
hubungan seksual secara vaginal, anal dan oral. Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing
(uretritis).Gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria)
dan menyebabkan peradangan pada daerah penyimpanan dan kantung sperma (epididymitis). Pada
wanita, gejala yang kadang muncul yaitu rasa panas terbakar pada pinggul (Scorviani, 2011).
d) Kandiloma Akuminata
◦ Kandiloma Akuminata, penyebab penyakit ini adalah virus DNA golongan papovavirus, yaitu : Human
papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil disekitar
kemaluan. Masa inkubasinya 2-3 bulan. Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia
eksterna. Pada pria, di perinium dan sekitar anus, sulkus koronarius gland penis, muara uretra eksterna,
prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, divulva dan sekitarnya (Scorviani, 2011)
Lanjutan…
e) Limfogranuloma Venerum
◦ Penyakit ini disebabkan oleh Chlamidia trachomatis. Gejala mulai timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah
terinfeksi. Pada penis atau vagina sering muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini
berubah menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak memperhatikan oleh penderitanya.
Selanjutnya terjadi pembekakan kelenjar getah bening pada salah satu atau kedua salangkangan. Kulit diatasnya tampak
merah dan teraba hangat, jika tidak diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit yang terletak di atas kelenjar getah
bening tersebut. Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik tetapi biasanya
meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, nyeri
sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung , dan infeksi recktum yang menyebabkan keluarnya nanah
bercampur darah (Scorviani, 2011).
f) Sifilis
◦ Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, treponema pallidum. Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian, timbul benjolan disekitar alat kelamin. Kadang-
kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan
pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seksual, gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali
penderita tidak memperhatikan akan hal ini (Scorviani, 2011).
◦ Lanjutan…
g) Trikomoniasis
◦ Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronik dan disebabkan
oleh trichomonas vaginalis. Trikomoniasis lebih banyak terjadi pada masa remaja dan dewasa
dengan berhubungan seks yang aktif pada wanita maupun pria. Gejala pada wanita yaitu gatal-gatal
dan rasa panas pada vagina, secret vagina yang banyak, berbau, berbusa, nyeri perdarahan pada
waktu post coitos dan nyeri abdomen bagian bawah. Pada pria, gejalanya yaitu disuri, nyeri urethra,
nyeri testis, sering berkemih, dan nyeri abdomen bagian bawah (Scorviani, 2011).
h) Ulkus Molle
◦ Ulkus molle adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut, ulseratif, dan biasanya terlokalisasi
digenitalia atau anus dan sering disertai pembesaran kelenjar didaerah inguinal. Penyakit ini
disebabkan oleh basil gram negative haemophilus ducreyi. Ulkus molle lebih sering menyerang pria
terutama yang sering melakukan prostitusi dibanding wanita (Scorviani, 2011).
Lanjutan….
i) AIDS-HIV
◦ AIDS atau acquered imunne deficiency syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV (human immunodeficiency
virus). Penderita AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi HIV
primer akut yang lamanya 1-2 minggu, penderita akan merasakan sakit seperti flu. Disaat fase
supresi imun simptomatik (3 tahun) penderita akan mengalami demam, keringat dimalam hari,
penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan, ruam kulit, limpanodenopathy,
pertambahan kognitif dan lesi oral. Disaat fase infeksi HIV menjadi AIDS (bervariasi 1-5
tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi oportunistik, yang
paling umum adalah pneumocystic Carinii (PCC), pneumonia interstisial, infeksi lain termasuk
meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mkrobakterial, dan atipikal (Scorviani, 2011).
4) Etiologi PMS
◦Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang sehat adalah
munculnya penyakit menular seksual. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena
seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
Bisa juga karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang sebelumnya sudah
terkena penyakit ini.
◦Selain itu, terdapat rentang keintiman kontak tubuh yang dapat menularkan PMS
termasuk ciuman, hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kunilingus,
anilingus, felasio, dan kontak mulut atau genital dengan payudara.
◦ Lanjutan…
◦ Menurut Somelus (2008), seseorang dapat tertular PMS juga melalui :
a) Darah
◦ Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau benda tajam lainnya ke
bagian tubuh untuk menggunakan obat atau membuat tato
b) Ibu hamil kepada bayinya
◦ Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran Setelah lahir. HIV bisa menular melalui
menyusui.
c) Herpes
◦ dapat menular melalui sentuhan karena penyakit herpes ini biasanya terdapat luka- luka yang dapat
menular bila kita tersentuh, memakai handuk yang lembab yang dipakai oleh orang penderita herpes.
d) Tato dan tindik Pembuatan tato di badan.
◦ tindik, atau penggunaan narkoba memberi sumbangan besar dalam penularan HIV/AIDS. Sejak 2001,
pemakaian jarum suntik yang tidak aman menduduki angka lebih dari 51 % cara penularan
HIV/AIDS.
5) Upaya Pencegahan PMS
a) Tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat dan tempat prostitusi
b) Tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah (pacaran, perzinahan)
c) Tidak melakukan prilaku seksual menyimpang termasuk praktek LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender)
d) Tidak berganti-ganti pasangan seksual (orgy)
e) Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita PMS
f) Tidak Melakukan Aktivitas Anal sex dan Oral sex
g) Menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi
h) Mencari lingkungan bergaul yang baik dan kondusif
i) Mencari aktivitas positif seperti olahraga, belajar kelompok, kegiatan organisasi
kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah
b. Infeksi Endometritis
1) Pengertian endometritis
◦ Endometritis adalah peradangan lapisan endometrium rahim. Selain endometrium,
peradangan mungkin melibatkan myometrium (miometritis) dan, kadang-kadang
parametrium (parametritis). Endometritis dapat dibagi menjadi endometritis terkait
kehamilan dan endometritis yang tidak terkait dengan kehamilan. Ketika kondisi tidak
terkait dengan kehamilan disebut sebagai pelvic inflammatory disease (PID).
Endometritis ini sering dikaitkan dengan peradangan saluran indung telur (salpingitis),
indung telur (oophoritis) dan peritonitis pelvis. Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) 2010 pedoman pengobatan penyakit menular seksual
mendefinisikan PID sebagai kombinasi dari endometritis, salpingitis, abses tuba
ovarium, dan karena peritonitis pelvis (panggul).
2) Patopiologi endometrium
◦ Infeksi endometrium, atau decidua, biasanya hasil dari infeksi dari saluran kelamin bagian bawah. Dari perspektif
patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut dan kronis. Endometritis akut ditandai dengan adanya neutrofil
dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis ditandai dengan kehadiran sel plasma dan limfosit dalam stroma
endometrium. Endometritis kronis dalam populasi obstetrik biasanya berhubungan dengan produk-produk yang tetap dari
konsepsi setelah persalinan atau elektif aborsi Dalam populasi nonobstetric, endometritis kronis seringterlihat adanya infeksi
(misalnya, klamidia, tuberkulosis, bakteri vaginosis) dan adanya alat intrauterine.
3) Etiologi
Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban..
Pecahnya ketuban berlangsung lama.
Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.
Teknik aseptik tidak dipatuhi.
Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).
Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
Kelahiran secara bedah
Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
4) Epidemiologi
◦ Insiden setelah bersalin endometritis di Amerika Serikat bervariasi tergantung pada rute pengiriman dan
populasi pasien. Setelah pengiriman vagina, insiden adalah 1-3%. Mengikuti cesarean pengiriman,
berkisar Insiden 13-90%, tergantung pada faktor risiko yang hadir dan apakah profilaksis antibiotik
perioperative telah diberikan. Dalam populasi nonobstetric. seiring endometritis dapat terjadi di hingga
70-90% dari kasus salpingitis.
◦ Faktor-faktor risiko utama untuk endometritis meliputi:
Persalinan Cesar (terutama jika sebelum 28 minggu kehamilan)
Prolonged rupture of membranes
Persalinanyang yang lama dengan beberapa pemeriksaan vagina
Severely meconium-stained amniotic fluid
Pelepasan plasenta manual
Pasien usia
Status sosial ekonomi rendah
◦ Lanjutan…
◦ Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko endometritis secara umum:
Keberadaan perangkat intrauterine: perangkat partus bisa berfungsi sebagai jalur bagi
organisme untuk masuk ke dalam rahim
Adanya cairan menstruasi dalam rahim
Terkait cervicitis sekunder untuk gonore atau infeksi Chlamydia
Terkait bakterial vaginosis
Sering douching
Aktivitas seksual yang tidak dilindungi
Seks bebas
Ektopi serviks
Aplikasi Proses Keperawatan Ibu Dengan Masalah Reproduksi (PMS, Dan Infeksi)
5. Evaluasi
◦Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian
mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan yaitu
perawat harus mengevaluasi pasien.