Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN MASALAH

REPRODUKSI (PMS DAN INFEKSI)

Oleh Kelompok 10 :
1. Lusia Louru Jaga
2. Mentari Meilin Haingu
3. Saputra Umbu Dakayaka
4. Yuslilo Tanggu Dendo
Konsep Keperawatan Ibu Dengan Masalah Reproduksi (PMS, Dan Infeksi)

1. Pengertian Reproduksi & Kelainan Sistem Reproduksi


◦ Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru. Reproduksi
merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh
pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya.

a. Kelainan Sistem Reproduksi Karena Gangguan Hormon


◦ Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone pada wanita dapat menyebabkan berbagai
masalah karena proses reproduksi wanita dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron,
dan prolaktin. Estrogen adalah hormon yang berfungsi untuk perkembangan sifat seksual wanita.
Hormon progesteron berfungsi untuk persiapan hamil. Prolaktin merupakan hormon untuk
persiapan menyusui.
Lanjutan….
◦ Selain ketiga hormon tersebut wanita juga memiliki hormon yang berperan seperti sifat seksual pria,
walaupun kadarnya rendah, yaitu hormon androgen. Peranan hormon sangat penting bagi proses
reproduksi wanita sehingga jika mengami gangguan pada ketiga hormon tersebut dapat menyebabkan
beberapa gangguan pada fungsi tubuh lainnya. Terdapat beberapa jenis gangguan yang disebabkan oleh
gangguan hormon. diantaranya adalah gangguan perkembangan sel telur, gangguan ovulasi, gangguan
haid, gangguan reproduksi, keluarnya air susu sebelum waktunya, dan munculnya sifat kelaki-lakian

b. Kelainan Sistem Reproduksi Karena Ketidaknormalan


◦ Kelainan congenital system reproduksi dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, nutrisi,penyakit
metabolik, infeksi virus, obat teratogenik, dan lain-lain yang terjadi pada masa kehamilan. Banyak
dari kelainan tersebut tidak melibatkan ovarium atau genitalia eksterna sehingga gejala tidak
nampak sebelum menarche atau menikah Kelainan kongenital tersebut juga dapat disebabkan oleh
kelainan kromosom khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal.
2. Macam-Macam Gangguan Reproduksi
a. Penyakit Menular Seksual (PMS)
1) Pengertian PMS
◦ Penyakit Menular seksual (PMS) disebut juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu dewi cinta
dari romawi kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan
hubungan dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual yang
sebelumnya telah terjangkit salah satu penyakit ini.
◦ Penyakit menular seksual atau yang biasa disingkat PMS merupakan penyakit akibat hubungan
seksual yang tidak sehat. Penyakit menular seksual biasanya dialami oleh para remaja, kaum dewasa
dan tua akibat perilaku seksual menyimpang, free sex, anal sex, oral sex, atau karena tertular secara
langsung dengan penderita penyakit menular seksual melalui saluran kelamin, melalui sentuhan kulit,
cairan vagina, cairan sperma, dan hubungan seksual yang tidak menggunakan kondom dan alat
keamanan berhubungan seksual lainnya (Priyono, 2015)
2) Tanda dan gejala
◦ Gejala umum PMS pada perempuan yaitu :
 Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau berhubungan seksual.
 Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
 Keluarnya lendir pada vagina.
 Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, disertai rasa gatal pada kelamin.
 Keputihan berbusa dan bau busuk.
 Bercak darah setelah berhubungan seks.

◦ Sedangkan pada pria gejalanya :

 Bintik-bintik berisi cairan, borok atau lecet pada area sekitar kelamin.
 Adanya kutil yang tumbuh.
 Sakit luarbiasa saat kencing.
 Kencing nanah dengan bau busuk.
 Bengkak panas nyeri pada pangkal paha.
 Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat saat malam.
3) Jenis-Jenis PMS (Klasifikasi)
a) Gonore atau kencing nanah
◦ Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rectum dan tenggorokan atau bagian putih mata
(kogjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke daerah tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian (Scorviani, 2011).
b) Herpes
◦ Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa
vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya
disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh
tipe 1. Herpes genitalis terjadi pada pada alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah analdan
paha). (Scorviani, 2011)
Lanjutan…..
c) Klamidia Trachomatis
◦ Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Klamidia dapat ditularkan melalui
hubungan seksual secara vaginal, anal dan oral. Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing
(uretritis).Gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria)
dan menyebabkan peradangan pada daerah penyimpanan dan kantung sperma (epididymitis). Pada
wanita, gejala yang kadang muncul yaitu rasa panas terbakar pada pinggul (Scorviani, 2011).

d) Kandiloma Akuminata
◦ Kandiloma Akuminata, penyebab penyakit ini adalah virus DNA golongan papovavirus, yaitu : Human
papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil disekitar
kemaluan. Masa inkubasinya 2-3 bulan. Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia
eksterna. Pada pria, di perinium dan sekitar anus, sulkus koronarius gland penis, muara uretra eksterna,
prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, divulva dan sekitarnya (Scorviani, 2011)
Lanjutan…
e) Limfogranuloma Venerum
◦ Penyakit ini disebabkan oleh Chlamidia trachomatis. Gejala mulai timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah
terinfeksi. Pada penis atau vagina sering muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini
berubah menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak memperhatikan oleh penderitanya.
Selanjutnya terjadi pembekakan kelenjar getah bening pada salah satu atau kedua salangkangan. Kulit diatasnya tampak
merah dan teraba hangat, jika tidak diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit yang terletak di atas kelenjar getah
bening tersebut. Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik tetapi biasanya
meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, nyeri
sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung , dan infeksi recktum yang menyebabkan keluarnya nanah
bercampur darah (Scorviani, 2011).

f) Sifilis
◦ Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, treponema pallidum. Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian, timbul benjolan disekitar alat kelamin. Kadang-
kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan
pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seksual, gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali
penderita tidak memperhatikan akan hal ini (Scorviani, 2011).
◦ Lanjutan…
g) Trikomoniasis
◦ Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronik dan disebabkan
oleh trichomonas vaginalis. Trikomoniasis lebih banyak terjadi pada masa remaja dan dewasa
dengan berhubungan seks yang aktif pada wanita maupun pria. Gejala pada wanita yaitu gatal-gatal
dan rasa panas pada vagina, secret vagina yang banyak, berbau, berbusa, nyeri perdarahan pada
waktu post coitos dan nyeri abdomen bagian bawah. Pada pria, gejalanya yaitu disuri, nyeri urethra,
nyeri testis, sering berkemih, dan nyeri abdomen bagian bawah (Scorviani, 2011).

h) Ulkus Molle
◦ Ulkus molle adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut, ulseratif, dan biasanya terlokalisasi
digenitalia atau anus dan sering disertai pembesaran kelenjar didaerah inguinal. Penyakit ini
disebabkan oleh basil gram negative haemophilus ducreyi. Ulkus molle lebih sering menyerang pria
terutama yang sering melakukan prostitusi dibanding wanita (Scorviani, 2011).
Lanjutan….
i) AIDS-HIV
◦ AIDS atau acquered imunne deficiency syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV (human immunodeficiency
virus). Penderita AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi HIV
primer akut yang lamanya 1-2 minggu, penderita akan merasakan sakit seperti flu. Disaat fase
supresi imun simptomatik (3 tahun) penderita akan mengalami demam, keringat dimalam hari,
penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan, ruam kulit, limpanodenopathy,
pertambahan kognitif dan lesi oral. Disaat fase infeksi HIV menjadi AIDS (bervariasi 1-5
tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi oportunistik, yang
paling umum adalah pneumocystic Carinii (PCC), pneumonia interstisial, infeksi lain termasuk
meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mkrobakterial, dan atipikal (Scorviani, 2011).
4) Etiologi PMS
◦Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang sehat adalah
munculnya penyakit menular seksual. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena
seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
Bisa juga karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang sebelumnya sudah
terkena penyakit ini.
◦Selain itu, terdapat rentang keintiman kontak tubuh yang dapat menularkan PMS
termasuk ciuman, hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kunilingus,
anilingus, felasio, dan kontak mulut atau genital dengan payudara.
◦ Lanjutan…
◦ Menurut Somelus (2008), seseorang dapat tertular PMS juga melalui :
a) Darah
◦ Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau benda tajam lainnya ke
bagian tubuh untuk menggunakan obat atau membuat tato
b) Ibu hamil kepada bayinya
◦ Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran Setelah lahir. HIV bisa menular melalui
menyusui.
c) Herpes
◦ dapat menular melalui sentuhan karena penyakit herpes ini biasanya terdapat luka- luka yang dapat
menular bila kita tersentuh, memakai handuk yang lembab yang dipakai oleh orang penderita herpes.
d) Tato dan tindik Pembuatan tato di badan.
◦ tindik, atau penggunaan narkoba memberi sumbangan besar dalam penularan HIV/AIDS. Sejak 2001,
pemakaian jarum suntik yang tidak aman menduduki angka lebih dari 51 % cara penularan
HIV/AIDS.
5) Upaya Pencegahan PMS
a) Tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat dan tempat prostitusi
b) Tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah (pacaran, perzinahan)
c) Tidak melakukan prilaku seksual menyimpang termasuk praktek LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender)
d) Tidak berganti-ganti pasangan seksual (orgy)
e) Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita PMS
f) Tidak Melakukan Aktivitas Anal sex dan Oral sex
g) Menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi
h) Mencari lingkungan bergaul yang baik dan kondusif
i) Mencari aktivitas positif seperti olahraga, belajar kelompok, kegiatan organisasi
kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah
b. Infeksi Endometritis
1) Pengertian endometritis
◦ Endometritis adalah peradangan lapisan endometrium rahim. Selain endometrium,
peradangan mungkin melibatkan myometrium (miometritis) dan, kadang-kadang
parametrium (parametritis). Endometritis dapat dibagi menjadi endometritis terkait
kehamilan dan endometritis yang tidak terkait dengan kehamilan. Ketika kondisi tidak
terkait dengan kehamilan disebut sebagai pelvic inflammatory disease (PID).
Endometritis ini sering dikaitkan dengan peradangan saluran indung telur (salpingitis),
indung telur (oophoritis) dan peritonitis pelvis. Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) 2010 pedoman pengobatan penyakit menular seksual
mendefinisikan PID sebagai kombinasi dari endometritis, salpingitis, abses tuba
ovarium, dan karena peritonitis pelvis (panggul).
2) Patopiologi endometrium
◦ Infeksi endometrium, atau decidua, biasanya hasil dari infeksi dari saluran kelamin bagian bawah. Dari perspektif
patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut dan kronis. Endometritis akut ditandai dengan adanya neutrofil
dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis ditandai dengan kehadiran sel plasma dan limfosit dalam stroma
endometrium. Endometritis kronis dalam populasi obstetrik biasanya berhubungan dengan produk-produk yang tetap dari
konsepsi setelah persalinan atau elektif aborsi Dalam populasi nonobstetric, endometritis kronis seringterlihat adanya infeksi
(misalnya, klamidia, tuberkulosis, bakteri vaginosis) dan adanya alat intrauterine.

3) Etiologi
 Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban..
 Pecahnya ketuban berlangsung lama.
 Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.
 Teknik aseptik tidak dipatuhi.
 Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).
 Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
 Kelahiran secara bedah
 Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
4) Epidemiologi
◦ Insiden setelah bersalin endometritis di Amerika Serikat bervariasi tergantung pada rute pengiriman dan
populasi pasien. Setelah pengiriman vagina, insiden adalah 1-3%. Mengikuti cesarean pengiriman,
berkisar Insiden 13-90%, tergantung pada faktor risiko yang hadir dan apakah profilaksis antibiotik
perioperative telah diberikan. Dalam populasi nonobstetric. seiring endometritis dapat terjadi di hingga
70-90% dari kasus salpingitis.
◦ Faktor-faktor risiko utama untuk endometritis meliputi:
 Persalinan Cesar (terutama jika sebelum 28 minggu kehamilan)
 Prolonged rupture of membranes
 Persalinanyang yang lama dengan beberapa pemeriksaan vagina
 Severely meconium-stained amniotic fluid
 Pelepasan plasenta manual
 Pasien usia
 Status sosial ekonomi rendah
◦ Lanjutan…
◦ Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko endometritis secara umum:

 Keberadaan perangkat intrauterine: perangkat partus bisa berfungsi sebagai jalur bagi
organisme untuk masuk ke dalam rahim
 Adanya cairan menstruasi dalam rahim
 Terkait cervicitis sekunder untuk gonore atau infeksi Chlamydia
 Terkait bakterial vaginosis
 Sering douching
 Aktivitas seksual yang tidak dilindungi
 Seks bebas
 Ektopi serviks
Aplikasi Proses Keperawatan Ibu Dengan Masalah Reproduksi (PMS, Dan Infeksi)

 Asuhan Keperawatan PMS


1. Pengkajian
a. Identitas Klien
◦ Meliputi :Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat, penanggung
jawab, tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
b. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit
◦ Mudah lelah, tidak nafsu makan, demam, diare, infermitten, nyeri panggul, rasa
terbakar saat miksi, nyeri saat menelan, penurunan BB, infeksi jamur di mulut, pusing,
sakit kepala, kelemahan otot, perubahan ketajaman penglihatan, kesemutan pada
extremitas, batuk produkti / non.
◦ Lanjutan…
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
◦ Meliputi keluhan yang dirasakan biasanya klien mengeluhkan diare,demam
berkepanjangan,dan batuk berkepanjangan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
◦ Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang hilang timbul,
penurunan daya tahan tubuh, kerusakan immunitas hormonal (antibody), riwayat kerusakan
respon imun seluler (Limfosit T), batuk yang berdahak yang sudah lama tidak sembuh.
3) Riwayat Keluarga
◦ Human Immuno Deficiency Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita
HIV positif, kontak langsung dengan darah penderita melalui ASI.
◦ Lanjutan…
d. Pemeriksaan Fisik
1) Aktifitas Istirahat
◦ Mudah lemah, toleransi terhadap aktifitas berkurang, progresi, kelelahan / malaise, perubahan pola
tidur.
2) Gejala subyektif
◦ Demam kronik, demam atau tanpa mengigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah,
anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
3) Psikososial
◦ Kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan poa hidup, ungkapkan perasaan takut, cemas,
meringis.
4) Status Mental
◦ Marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilanginterest pada lingkungan sekiar,
gangguan proses piker, hilang memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut
b. Resiko penularan infeksi
3. Intervensi
◦ Dx : nyeri akut
◦ kriteria hasil :
 keluhan nyeri menurun,
 gelisah menurun,
 menarik diri menurun,

 nafsu makan membaik


◦ Intervensi :
a. Observasi
◦ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri, identifikasi skala nyeri
◦ R/ mengidentifikasi karakteristik nyeri dan untuk meneteapkan intervensi yang tepat bagi pasien
b. Terapeutik
◦ Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, Fasilitasi istirahat dan tidur
◦ R/ teknik relaksasi non farmakologis sebagai terapi pendukung medis dan psikis yang baik untuk menejemen
mengurangi rasa nyeri
c. Edukasi
◦ Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
◦ R/ memandirikan pasien terhadap terapi yang telah diajarkan jika serangan nyeri kembali muncul
d. Kolaborasi
◦ Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu.
◦ R/ menunjang proses kesembuhan pasien
4. Implementasi
◦Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan,
pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan klien.

5. Evaluasi
◦Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian
mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan yaitu
perawat harus mengevaluasi pasien.

Anda mungkin juga menyukai