ASUHAN KEPERAWATAN
INFEKSI SYSTEM REPRODUKSI (PMS)
Kelompok 3 :
1. Lukman nurhakim (200114024)
2. Nazma alayka salma (200114034)
3. Novianty angella G (200114122)
4. Maulida fitria (200114028)
5. Vitra widianti (200114051)
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit menular seksual (PMS), adalah infeksi yang umumnya
menyebar melalui aktivitas seksual, terutama hubungan seks melalui vagina,
seks anal, dan seks oral. Biasanya, pada awalnya PMS tidak menimbulkan
gejala. Istilah penyakit menular seksual semakin banyak digunakan, karena
memiliki cakupan pada orang yang mungkin terinfeksi dan menginfeksi orang
lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual juga
dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran, dan menyusui. Infeksi
penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun lamanya.
Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya
hubungan seksual melalui alat kelamin. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual
yang dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”. Satu-satunya yang betul-
betul “seks aman” adalah abstinensi. Hubungan seks dalam konteks hubungan
monogami di mana kedua individu bebas dari PMS juga dianggap “aman”.
Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktivitas yang aman.
Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat
aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya. Semua bentuk lain kontak seksual
juga berisiko.
3
A. Gejala
1. Gejala umum
3) Keluar cairan yang tidak biasa dan bau dari alat kelamin
2) Keluar cairan yang tidak biasa dan berbau tidak enak dari alat kelamin
Menjadi beban tersembunyi bagi perempuan karena merasa bersalah dan malu berobat
3) Terjadi pembengkakan pada buah pelir dan terasa sakit atau panas
4. Herpes
Gejala penyakit herpes yaitu terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati
untuk mengurangi gejala.
5. HIV/AIDS
HIV/AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab
kematian ke enam pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan
rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.
5
1. ISR endogen adalah jenis ISR yang paling umum di dunia. Timbul akibat pertumbuhan tidak
normal, organisme yang seharusnya tumbuh normal didalam vagina, antara lain vaginosis
2. ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis adalah infeksi yang
yang kurang atau tidak steril, antara lain induksi haid, aborsi, pemasangan AKDR, peristiwa
persalinan atau apabila infeksi sudah ada dalam slauran reproduksi bagian bawah menyebar
melalui mulut rahim hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Gejala yang mungkin timbul,
antara lain rasa sakit disekitar panggul, demam tinggi secara tiba-tiba, menggigil , haid tidak
teratur, cairan vagina yang tidak normal dan timbul rasa sakit saat berhubungan seksual.
3. PMS adalah sebagian ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah
terinfeksi.
6
muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan,
bingung, stres, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas,
insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsentrasi,
depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi,
7
nekat/membangkang dan tidak patuh lagi pada orang tua, terlibat konfrontasi dengan sanak
C. Akibat ISR
kemandulan, kanker leher rahim, meningkatkan resiko HIV, kelainan pada janin (BBLR,
infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur).
Dampak negatif ISR sangat serius, terutama bagi perempuan, antara lain (Buzsa,
1999):
1. Komplikasi kehamilan
4. Banyak ISR yang gejala dan tanda-tandanya tidak dirasakan, terutama pada perempuan,
(serviks) yang merupakan kanker ter-banyak yang ditemukan pada perempuan, yaitu
370.000 kasus baru tiap tahunnya, dan 80% di antaranya di negara berkembang.
ISR dan berbagai penyakit yang ditimbulkannya tidak hanya berpengaruh terhadap
kesehatan tetapi juga tingkat produktivitas dan kualitas hidup perempuan maupun laki-laki,
ISR tidak seperti infeksi lainnya, mereka sangat lekat dengan stigma dan
organ intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan
perawatan khusus. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik
daripada mengobati. Itu sebabnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan
langkah yang paling tepat daripada mengobati. Pencegahan artinya waspada
sedangkan mengobati berarti memperbaiki sesuatu yang sudah rusak.
d. Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, konsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan tinggi vitamin C/D/E, rutin berolahraga, dan pola hidup
yang teratur.
e. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan
Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin bila termasuk aktif secara seksual dan
terindikasi melakukan hubungan seks tidak aman.
2. Pencegahan PMS terhadap Keluarga
Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam
penanggulangan PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan oleh
PMS di dalam keluarga memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga
harus menganggap masalah PMS menjadi hal yang penting sehingga keharmonisan
berumah tangga dapat terjaga dan terhindar dari PMS. Beberapa hal yang dapat dilakukan
di keluarga:
a. Pencegahan non seksual dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan donor
darah sehingga darah akan terbebas dari HIV AIDS.
b. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit HIV AIDS, PMS sangat penting.
Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.
3. Penanggulangan PMS terhadap Masyarakat
a. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting. Hindari seks
bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.
b. Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit menular seksual untuk itu mereka
harus mengerti akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular seksual.
c. Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan penyakit menular seksual.
d. Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular seksual.
e. Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia.
10
F. Pencegahan ISR
pelayanan kesehatan
3. ISR iatrogenik dapat dicegah melalui sterilisasi peralatan medis yang digunakan,
4. PMS dapat dicegah dengan menghindari hubungan seksual atau dengan melakukan
hubungan seksual yang aman (monogami dan penggunaan kondom yang benar dan
konsisten.
Pemeriksaan PMS meruuk pada beberapa metode berbeda untuk mendeteksi infeksi. Metode
pemeriksaan PMS bergantung pada penyakit yang dicurigai. Adapun pemeriksaan penunjang
yang paling umum dilakukan untuk mengetahui adanya PMS (penyakit menular seksual)
meliputi pemeriksaan gonore, sifilis, dan bacterial vaginosis. Rapid test digunakan untuk
pemeriksaan sifilis. Bahan pemeriksaannya berupa sekret vagina dan darah kapiler. Pemeriksaan
gonore menggunakan sampel sekret vagina yang dibuat preparat dan pemeriksaannya dilakukan
pewarnaan Gram ini dilakukan untuk melihat diplokokus Gram negative intraseluler leukosit
12
PATHWAY
BAB II
Diagnose keperawatan
1. Risiko infeksi
Kategori : lingkungan
Sub kategori : keammanan dan prokteksi
Definisi :
Berisiko mengala I peningktan yterserang organisme patogenik
Faktor resiko :
1. Penyakit kronis ( mis, diabetes mellitus)
2. Efek prosedur invasif
13
3. Malnutrisi
4. Peningkatan apparan organisme pathogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
Gangguan peristatik
Kerusakan intergrasi kulit
Perubahan seksresi ph
Penuruanan kerja siliaaris
Ketuban pecah lama
Ketuban pecah sebelum waktu nya
Merokok
Statis cairan tubuh
6. Ketidkadekuatan pertahn tubuh sekunder
Penurunana hemoglobin
Imununosupresi
Leukopenia
Supresi respon inflamasi
Vaksinansi tidak adekuat
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penykait paru obstruktif kronis
4. Diabetes militus
5. Tindakan invasif
6. Kondidi penggunan terapi steroid
7. Penyalah gunan obat
8. Ketuban pecah sebelum waktu nya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
Risiko infeksi
Tingkat infeksi
Definisi :
14
Ekspetasi : menurun
Kreteria hasil :
Resiko infeksi
15
Intervensi utama
Intervensi pendukung
Dukungan pemeliharahan rumah Pengaturan posisi
Dukungan perawatan diri : mandi Perawatan amputasi
Edukasi pencegahan luka tekan Perawtan area insisi
Edukasi seksualitas Perawatan kehamilan resiko tinggi
Latihan batuk efektif Perawatan luka
Manajemen latihan jalan nafas Perawatan luka bakar
Manajemen imunisasi/ vaksinasi Perawatan luka tekan
Manajemen lingkungan Perawatan pasca melahirkan
Manajemen nutrsi Perawat perenium
Manajemen medikasi Perawatan persalinan
Pemantauan elektrolit Perawatan persaliana resiko tinggi
Pemantauan nutrisi Perawatan selang
Pemantauan tanda tanda vital Perawatan selang dada
Pemeberian obat Perawatan selang gastreointestinal
Pemeberian obat intravena Perawatan selang umbilical
Pemeberian obat oral Perawatan sirkumsisi
Pencegahan luka tekan Perawatan terminasi kehamilan
Definisi :
Mengidentifikasi dan mengelola pemberian pemberian kekebalan tubuh secara katif dan pasif
Tindakan :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
- Jelakana manfaat dan jutuan reaksi yang terjadi jadwal dan efek samping
- Informsikan imunisasi yg di wajibkan pemerintah
16
- Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat ini tidak di wajibkan
pemerintah
- Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
- Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berate mengulang jadwal imunisasi kembali
- Informasikan penyedin layanan pecan imunisasi nsiaonal yang menyediakan vaksin gratis
Diagnose ke 2
Kategori : fisiologis
Definisi :
Berisiko mengalami perubhana fumgsi seksaula selama fase respon seksual berupa hasrat,
terangsang, orgasme, dan relaksai yang di pandang tidak memuasakan tidak bermakna/tidak
adekuat.
Faktor risiko
17
Biologis
1. Gangue neurologi
2. Gangguan urologi
3. Gangguan endokrin
4. Keganasan
5. Faktor ginekologi
6. Efek agen farmakologis
Psikologis
1. Depresi
2. Kecemasan
3. Penganiyayaan psikologis/ seksual
4. Penyalahgunaan obat/zat
Situasional
1. Konflik hubungan
2. Kurang nya privasi
3. Pola seksual pasangan menyimpang
4. Ketiadaan pasangan
5. Ketidakadekuatan edukasi
6. Konflik nilai personal dalam keluarga , budaya dan agama
1. Diabetes militus
2. Penyakit jantung ( mis, hipertensi, penyakit jantung kronis)
3. Penyakit paru ( mis, TB,PPOK, asma )
4. Stroke
5. Kehamilan
6. Kanker
7. Gagguan endokrin, perkemihn, neuromuscular, muskuloskeletaal, kardiovaskuler
8. Trauma genital
9. Pembedahan pelvis
10. Kanker
11. Menopause
12. Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demensia, gangguan kepribadian,
penyalahgunaan atau penyalahgunan zat , gngguna kecemasan dan skizofrenia.
Tingkat keletihan
Definisi :
Integrase aspek fisik dan sosioemosional terkait penyaluran dan kinerja seksual
Ekspetasi : membaik
Kriteria Hasil :
terbatas
Keluhan sulit 1 2 3 4 5
melakukan
hubungan
aktifitas
hubungan
seksaul
Verbalisasi 1 2 3 4 5
aktifits seksual
berubah
Verbalisasi 1 2 3 4 5
perilaku
seksual konflik
nilai
Intervensi utama
Intervensi pendukung
Edukasi infertilitas Perawatan kenyamanan
Edukasi keluarga berencan perawatan pasca persalianan
Edukasi kemotrapi Perawatan perenium
Edukasi kominukasi efektif Perawatn seksio sesaria
Edukasi manajemen stress Manajemen perilaku seksual
Edukasi penggunaan alat kontrasepsi Manajenen stresss
Latihan otot panggul Manajemen terapi radiasi
20
Definisi
Memberikan bimbingan seksual pada pasanagn sehingga mampu menjalankan fungsi nya secara optimal
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi tingkat pengetahuan maslah system repokduksi maslah seksualitas dan penyakit
menular seksual
- Identifikasi waktu disfungsi seksual dan kemungkinan penyebab
- Monitor stress, kecemasan ,depresi dan penyebebnya disfungsi seksual
Teraupetik :
Edukasi :
Kolaborasi
DIAGNOSIS 3
Kategori: Psikologis
Definisi
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik psikospiritual, lingkungan dan sosial.
21
Penyebab
1. Gejala penyakit
3. Ketidak adekuatan sumber daya (mis, dukungan finansial, sosial dan pengetahuan)
4. Kurangnya privasi
Subjektif
Objektif
1. Gelisah
subjektif
4. merasa gatal
5. mengluh mual
6. mengeluh lelah
Objektif
2. Tampak merintih/menangis
5. Iritabilitas
22
1. Penyakit kronis
2. Keganasan
3. Distres psikologis
4. Kehamilan
Observasi
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
Definisi
Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis, spiritual, sosial budaya dan
lingkungan.
Gatal menurun(5)
DIAGNOSIS KE 4
Kategori: Psikologis
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan
24
Penyebab
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma, latihan fisik berlebihan)
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
3. Gelisah
5. Sulit tidur
subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
5. Menarik diri
7. Diaforesis
25
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
5. Glaukoma
INTERVENSI
Observasi
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
26
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Gelisah menurun(5)
Anoreksia menurun(5)
Kesimpulan
27
Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang
yang lain melalui kontak seksual. Beberapa penyakit menular seksual: klamidia, gonore, hepatitis B,
herpes, HIV/AIDS, human papilloma virus (HPV), kutil kelamin, sifilis, dan trikomoniasis.Tindakan
penanggulangan yang harus dilakukan terhadap penyakit menular seksual dapat dilaksanakan oleh diri
sendiri, keluarga, dan masyarakat. Memberikan pemahaman dan pengetahuan menjadikan landasan
terpenting dalam penanggulangan penyakit menular seksual.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Menengah Atas. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook An
Evidence-Based Guide to Planning Care. 11 Ed. St. Louis: Elsevier
Carperito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14"Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Carteiro, D., Caldeira, S., Sousa, L.,
Costa, D., & Mendes, C. (2016). Clinical Validation of the Nursing Diagnosis of
Sexual Dysfunction in Pregnant Women. International Journal Of Nursing
Knowledge, doi:10.1111/2047 3095.12139.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning,
Individualizing and Documenting Client Care. 4 Ed. Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification
2015-2017. 10" Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S., Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox's
Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women's Mental
Health, Gerontic, and Home Health Considerations. 6 deg Ed. Philadelphia: F.A.
Davis Company.
Auley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook An
Evidence-Based Guide to Planning Cere. 11 Ed. St. Louis: Elsevier. Carpenito-
Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14
Downges. M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning,
Individualizing and Documenting Client Care. 4 Ed. Philadelphia: F. A. Davis
Company.
28
Herdman, T. H. & Kamitsuru. S. (2014), Nursing Diagnosis Definitions and Classification 2015-
2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S, Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox's
Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women's Mental
Health, Gerontic, and Home Health Considerations. 6 Ed. Philadelphia: F.A.
Davis Company.
Schulz, C. F., Lopes, C. T., Herdman, T. H., Lopes, J. L., & de Barros, A. L. (2014)
Construction and validation of an instrument for assessment of the nursing
diagnosis, risk forinfection, in patients following cardiac surgery. International
Journal Of Nursing Knowledge, 25(2), 94-101. doi:10.1111/2047-3095.12018.