Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PJOK

PENYAKIT MENULAR SEKS (PMS) DAN PENANGGULANGANNYA

Disusun oleh :
Aisyah Nur Annisyul
Azka Fadiniya
Fatwa Muhlisin Hafit
Muhammad Yusuf
Resski Nuraliah
Rezky Rea Nanda
Ummul Afiah

Kelas : XII Mipa 1

SMA NEGERI 15 LUWU


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Penyakit Menular Seks (PMS) dan
penanggulangannya” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan keepada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas pelajaran PJOK. Saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan saya
juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru bidang studi yang telah banyak
memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Saya
menyadari masih banyak kekurangan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milih Yang Maha Kuasa, daan kekurangan pasti milih kita
sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Lare-lare, 25 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reproduksi merupakan
infeksi yang disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi ke
dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan
parasit. Salah satu penyakit menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) (Ardhiyanti, 2015).
Infeksi menular seksual (IMS) terdapat 2 macam gejala salah satunya ditandai dengan
keluarnya cairan berupa nanah dari alat kelamin, yaitu gonore, uretritis atau sevisitis atau non
spesifik, kandidiasis dan trikomonas dan IMS yang berikutnya ditandai dengan adanya luka
atau koreng dialat kelamin yaitu sifilis , ulkus molle, limpogranuloma venerium, granuloma
inguinale dan herpes genetalis (Depkes RI 2007).
Kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) terus mengalami peningkatan, fenomena
peningkatan dan penyebaran kasus infeksi menular seksual yang terjadi pada kelompok
resiko tinggi demikian cepat, salah satu kelompok berisiko adalah remaja, karena remaja
merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa yang lebih matang remaja akan menjadi
lebih ingin tahu tentang segala hal termasuk tentang seksual. Remaja bisa melakukan
pergulan bebas karena ketidak efektifan dalam menggunakan media elektronik seperti
smartphone, dan juga kurang pengawasan dari orang tua tentang penggunaan smartphone
sehinga anak bebas untuk menggunakannya tanpa ada pengawasan dari orang tua. . Masalah
lain bahwa penyakit infeksi menular seksual sebagai akibat dari seksualitas menyimpang
melalui hubungan seksual, yang sekarang menjadi perhatian dan komitmen global dalam
pencegahan dan penanganannya (Daili, 2009).
WHO (World Health Organization) pada tahun 2001 memperkirakan penderita IMS
diseluruh dunia sebanyak 340 juta orang. Sebagian besar penderita berada di Asia Selatan dan
Asia Tenggara yaitu sebanyak 151 juta, diikuti Afrika sekitar 70 juta, dan yang terendah
adalah Australia dan Selandia Baru sebanyak satu juta penderita. Semakin lama jumlah
penderita IMS semakin meningkat dan penyebarannya semakin merata diseluruh dunia.
WHO memperkirakan morbiditas IMS di dunia sebesar kurang lebih 250 juta orang setiap
tahunnya.
Pengetahuan seksual remaja (faktor predisposing) akan menimbulkan implikasi perilaku
negatif seperti kehamilan tidak dikehendaki, infeksi menular seksual dan lainnya. Sebagai
langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi
harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tegas tentang
penyebab dan konsekuensi perilaku seksual. Selain itu, perlu diinformasikan tentang yang
seharusnya dilakukan dan dilengkapi dengan informasi mengenai sarana pelayanan yang
tersedia saat ini informasi tentang kesehatan reproduksi yang ada (faktor enabling)
disebarluaskan dengan pesan-pesan yang kurang jelas dan tidak fokus, terutama bila
mengarah pada perilaku seksual (Depkes, 2005).
Usia remaja dimulai dari umur 16-19 tahun. Bagi anak laki-laki perubahan itu ditandai
oleh perkembangan pada organ seksual, mulai tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara
dan juga ejakulasi pertama melalui wet dream atau mimpi basah, pada remaja putri pubertas
ditandai dengan manarce (haid pertama), perubahan pada dada (mamae), tumbuhnya rambut
kemaluan dan juga pembesaran panggul (Notoatmodjo,2007).
Dampak Infeksi Menular Seksual bagi remaja perempuan dan laki-laki yaitu infeksi alat
reproduksi akan menurunkan kualitas ovulasi sehingga akan mengganggu siklus dan
banyaknya haid serta menurunkan kesuburan, peradangan alat reproduksi ke organ yang lebih
tinggi yang dapat meningkatkan kecenderungan terjadi kehamilan diluar rahim, melahirkan
anak dengan cacat bawaan seperti katarak, gangguan pendengaran, kelainan jantung dan
cacat lainnya. Secara psikologis dampak IMS bagi remaja yaitu rendah diri, malu dan takut
sehingga tidak mau berobat yang akan memperberat penyakit atau bahkan akan mengobati
jenis dan dosis tidak tepat yang justru akan memperberat penyakitnya disamping terjadi
resistensi obat ( Depkes RI,2007).
Di Indonesia, berdasarkan Laporan Survei Terpadu dan Biologis Perilaku (STBP) oleh
Kementrian Kesehatan RI, (2011) prevalensi Infeksi Menular Seksual (IMS) pada tahun 2011
dimana infeksi gonore dan klamidia sebesar 37% dan sifilis sebesar 44 %. Pada kasus
HIV/AIDS selama delapan tahun terakhir mulai dari tahun 2005-2012 menunjukkan adanya
peningkatan. Kasus baru infeksi HIV meningkat dari 859 kasus pada tahun 2005 menjadi
21.511 kasus, tahun 2012 kasus baru AIDS meningkat dari 2.639 menjadi 5.686 kasus.
(Kemenkes RI, 2012).
Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui
alat kelamin. Sebetulnya, idak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai
“seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abtinensi. Hubunagn seks
dalam konteks hubungan monogami di mana kedua individu bebas darri PMS juga dianggap
“aman”, kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktivitas yang aman. Sayangnya,
sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat aktivitas yang nampaknya tidak
berbahaya. Semua bentuk lain kontak seksual juga beresiko.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)?
2. Apa saja jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)?
3. Apa dampak Penyakit Menular Seksual (PMS)?
4. Bagaimana upaya penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)?
5. Apa saja faktor penghambat prosess pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)


Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang
menular melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya ditandai dengan ruam atau lepuh,
keputihan, dan nyeri di area kelamin. Sesuai namanya, penyakit menular seksual yang
juga dikenal sebagai penyakit kelamin ini menyebar melalui hubungan intim, baik
secara vaginal, melalui dubur (anal), atau melalui mulut (oral). Penularan juga dapat
terjadi melalui transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita.
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual. Hampir seluruh PMS dapat
diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi
resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS,
dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, belum dapat
disembuhkan.
Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang
lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, daan
bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian.
Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang
Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga
pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.

B. Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)


1. Klamida
Biasanya, hanya dapat diketahui, jika pasien pergi ke ginekolog untuk
pemeriksaan rutin dengan uji klamidia. Namun, ini penting bagi seseorang yang
aktif secara seksual, terutama mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan,
untuk melakukan pemeriksaan klamidia, saat pergi ke ginekolog. Pada kasus yang
gejalanya nampak, biasanya muncul keluarnya cairan putih atau kekuningan dari
ujung penis, sering buang air Sebuah penyakit menular seksual yang paling umum,
klamidia mudah menyebar karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang dapat
terlijat. kecil, sensasi terbakar, testis yang lembek, dan cairan vagina dengan bau
tidak sedap.Klamida adalah PMS yang sangat berbahaya dan biaanya tidak
menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak
menunjukkan gejala sama sekali. Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan
oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penularan penyakit ini terjadi dari kontak
dengan luka di area kelamin. Pada wanita, klamida menyerang leher rahim.
Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang saluran urine di penis.
klamida merupakan salah satu penyakit menular seksual yang angka
kejadiannya cukup besar. Pada tahun 2020 saja, WHO mencatat kurang lebih ada
129 juta kasus chlamydia di seluruh dunia.Klamida juga merupakan penyebab
utama radang panggul dan kemandulan pada wanita, selain gonore.
2. Gonore
Gonore adalah penyakit yang menyebar lewat cairan tubuh dari seseorang
yang terinfeksi, seperti HIV. Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea, yang
tumbuh subur dan berkembang biak di selaput lendir tubuh dan bagian tubuh yang
hangat serta lembab, seperti leher rahim, rahim, dan uretra. Kondisi ini rumit,
tanpa menunjukkan gejala sama sekali, tetapi terkait dengan gejala seperti
konjungtivitis, vulvitis atau pembengkakan vulva, dan pembengkakan kelenjar di
tenggorokan karena oral seks. Hal ini juga menyebabkan keluarnya cairan ringan,
yang seringkali diduga sebagai infeksi jamur.Gonore, atau yang dikenal juga
dengan kencing nana. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui
aliran darah.Gonore adalah salah satu PMS yang sering dilaporkan. 40% penderita
akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal
tersebut dapat menyebabkan kemandulan.
3. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus yang ditularkan
saat berhubungan seksual. Virus Hepa B menyebar melalui mani atau cairan
vagina, yang mirip dengan penularan HIV atau AIDS. Namun, Hepa B lebih
mudah menular, namun yang terinfeksi dapat sembuh sepenuhnya, tidak seperti
kebanyakan penderita HIV. Ada kemungkinan ini menjadi masalah yang kronis,
terutama jika pembawa virus tidak mencari bantuan dengan cepat atau memiliki
sistem kekebalan tubuh yang rendah. Jika dibiarkan, hepatitis dapat menyebabkan
infeksi hati dan sirosis hati, atau pengerasan hati.Penyakit yang disebabkan oleh
virus hepatitis ini dapat mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker hati.
Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.Selain melalui
hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai
bersama atau transplantasi organ.Vaksin pencegahan untuk penyakit Hepatitis B
sudah ada, tapi sekali terkena penyakit ini tidak dapat disembuhkan.
4. Herpes
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex, terutama jenis HSV-2.
Tanda-tandanya yang paling jelas adalah lecet, bisul, atau luka di daerah kelamin,
namun penyakit ini dapat menjangkiti seseorang tanpa menunjukkan gejala-
gejala. Ini juga dapat ditularkan pada kontak kulit dengan kulit, bahkan jika
seseorang yang terjangkit tidak menunjukkan peradangan atau lecet. Bisul juga
dapat berkembang, hilang, dan muncul kembali selama orang tersebut, masih
memiliki virusnya. Penyakit ini juga dapat ditularkan ke anak-anak, jika ibunya
memiliki virus saat melahirkan, namun kondisi ini jarang terjadi. Selain gejala
fisik, herpes juga menyebabkan tekanan psikologis bagi penderitanya.
Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa
menyebabkan gejala. Penyebaran virus terjadi melalui kontak langsung dengan
pasangan yang telah terinfeksi.Gejala penyakit herpes yaitu nyeri dan dapat
hilang timbul, dapat diobati untuk mengurangi gejala.
5. HIV/AIDS
HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang dianggap paling mematikan.
Diketahui sebagai virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, yang biasanya
dikenal sebagai AIDS. Katarteristiknya adalah melemahkan sistem kekebalan
tubuh, sehingga tidak mampu melindungi diri dari penyakit atau infeksi. Hal ini
membuat pasien sangat rentan terhadap penyakit dan tidak mampu melawan
kanker. Ini juga merupakan penyakit progresif yang akan mempengaruhi
seseorang sepanjang hidupnya, meskipun dengan pengobatan yang tepat orang
yang terinfeksi bisa hidup normal.Inveksi HIV disebabkan oleh human
immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini bisa
menyebar melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi penggunaan alat
suntik, transfusi darah, atau persalinan.Jika dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV
dapat berkembang menjadi AIDS.
HIV/AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab
kematian ke enam pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan
menimbulkan rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meningal.
6. Human Papilloma Virus (PHV) dan kutil kelamin
Human Papilloma Virus (PHV) dan Kutil Kelamin adalah PMS yang paling
sering menyerang, 33% dari perempuan memiliki virus ini, virus ini dapat
menyebabkan kanker serviks dan penis serta nyeri pada kelamin.

Kutil yang berkembang di bagian kelamin disebabkan oleh HPV; salah satu
penyakit yang mudah ditularkan dan salah satu jenis penyakit menular seksual
yang paling serius. Jika tidak diobati, beberapa bentuk HPV dapat menyebabkan
kanker rahim, vulva, vagina, atau penis. Kutil ini berwarna seperti daging atau
kemerahan dapat tumbuh dan berkelompok di sekitar organ seksual; bentuknya
seperti kembang kol, baik kecil maupun besar. Biasanya tidak menyakitkan,
namun bisa sangat gatal dan mengeluarkan darah, jika digaruk. Meskipun
penyakit ini lebih dikenal sebagai kutil kelamin, seseorang dapat memiliki HPV
di dalam tubuh tanpa menunjukkan gejala.
7. Trikomoniasis
Jenis penyakit menular seksual akibat infeksi parasit adalah trikomoniasis,
yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit ini dapat
menimbulkan keputihan pada wanita.Trikomoniasis juga dapat tidak
menimbulkan gejala sama sekali. Akibatnya, penderita trikomoniasis bisa secara
tidak sadar menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya.Pada perempuan
hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur.
8. Sifilis
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yang mudah menjangkit dan
disebabkan oleh bakteri Treponam pallidum. Walaupun umumnya menyebar
lewat aktivitas seksual, namun penyebaran melalui seks anal dan oral, lebih
umum, karena menular ke orang lain saat ciuman secara terus menerus dan
kontak dengan luka, sehingga virusnya menyebar. Namun, beberapa luka kecil
dan tidak terlihat, yang terinfeksi mungkin tidak menyadari bahwa ia
menyebarkan penyakit. Sifilis muncul dalam beberapa tingkatan, pada tingkat
awal hanya menyebabkan satu atau dua luka di sekitar kelamin. Tingkat kedua,
memunculkan ruam merah pada tangan dan kaki. Tingkat terakhir dapat merusak
jantung, otak, saraf dan menyebabkan kematian, jika tidak diobati. Sifilis juga
memiliki tingkat tidak aktif atau laten, di mana gejala tidak muncul . Penyakit
yang juga dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka di alat
kelamin atau mulut. Seseorang dapat tertular sifilis jika kontak dengan luka
tersebut.

C. Dampak Penyakit Menular Seksual (PMS)


Perempuan di bawah usia 16 tahun yang pernah melakukan hubungan seks
bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks, beresiko tertularr penyekit menular
seksual, mengalami penyakit radang panggul yang bisa menyebabkan kemandulan.
Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan hingga tindakan aborsi yang
menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung
pada kematian.
Dampak psikologis yang seringkali terlupakan ketika terkena PMS adalah
akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak
punya bantuan, bingung, stres, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat,
takut tidak jelas, insomnia (susah tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan,
kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, mimpi
buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan/komunikasi
dengan sesama. Sorang remaja akan semakin nekat/membangkang dan tidak patuh
lagi pada orang tua, terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya, melemahkan
perekonomian, produktivitas menurun serta kondisi fisik dan mental yang menurun
karena takut akan hukuman tuhan.

D. Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)


1. Penanggulangan PMS terhadap diri sendiri
Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular
seksual adalah :
a. Bersikap setia dengan pasangan
Yang menjadi penyebab dari penyakit menular seksual adalah karena
berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti pasangan merupakan salah satu
stren yang saat ini sudah mewabah di masyarakat kota besar. Pemikiran-
pemikiran seperti itulah yang mendorong seseorang untuk terjun pada
dunia hitam bernama pergaulan bebas. Pencegahan penyakit menular
seksual adalah dengan menghindari pergaulan bebas dan bersikap setia
dengan pasangan sah/halal. Ingatlah akan dampak yang akan diterima
ketika keinginan untuk melakukan penyimpangan tersebut ada. Dengan
cara bersikap setia pada pasangan merupakan salah satu antisipasi agar
banyak orang yang terhindar dari PMS. Apa susahnya bersikap setia
dengan pasangan? Terlebih bila hal tersebut bermanfaat bagi
perkembangan generasi berkualita kita semua.
b. Memastikan jarum suntik yang kita pakai steril
Pencegahan penyakit menular seksual yang berikutnya adalah dengan
cara memastikan jarum suntik yang kita pakai steril dan tidak pernah
dipakai oleh orang yang mengidap PMS. Selain tertular lewat hubungan
seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik yang habis dipakai oleh
pengidap PMS. Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter apakah
jarum suntik yang dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum
suntik yang steril karena hal tersebut adalah hak kita sebagai pasien.
c. Menjaga kesehatan organ intim
Pencegahan penyakit menular seksual berikutnya adalah berusaha
untuk tetap membersihkan organ intim dan menjaga kesehatannya.
Kadang-kadang kita mungkin sering sembrono dengan membiarkan begitu
saja atau diebrsihkan ala kadarnya atas organ intim kita. Padahal tentunya
organ intim membutuhkan penanganan dan perawatan khusus. Ada
ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik daripada
mengobati. Itu sebabnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan
langkah yang paling tepat daripada mengobati. Pencegahan artinya
waspada sedangkan mengobati berarti memperbaiki sesuatu yang rusak.
d. Perkuat sistem kekebalan tubuh
Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, konsumsi
sayur-sayuran dan buah-buahan tinggi vitamin C/D/E, rutin berolahraga,
dan pola hidup yang teratur.
e. Lakukan pemeriksaan kesehatan
Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin bila teermasuk aktif secara
seksual dan terindikasi melakukan hubungan seks tidak aman.
2. Pencegahan PMS terhadap keluarga
Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam
penanggulangan PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan
oleh PMS di dalam keluarga memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar.
Keluarga harus menganggap masalah PMS menjadi hal yang penting sehingga
keharmonisan berumah tangga dapat terjaga dan terhindar darri PMS. Beberapa
hal yang dapat dilakukan di keluarga yaitu :
a. Pencegahan non seksual dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan
donor darah sehingga darah akan terbebas dari HIV/AIDS.
b. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting.
Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.
3. Penanggulangan PMS terhadap masyarakat
a. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting.
Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.
b. Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit menular seksual untuk
itu mereka harus mengerti akan arti pentingnya pencegahan penyakit
menular seksual.
c. Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan penyakit menular
seksual.
d. Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular
seksual
e. Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia
f. Memberikan kesadaran apa akibat bila berganti-ganti pasangan
g. Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ
intim

E. Faktor penghambat proses pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)


Adapun hal-hal yang bisa menghambat proses pencegahan penyakit menular
seksual adalah :
1. Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai
PMS. Mereka masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak
beresiko.
2. Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi
tersebut tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertamah dari waktu ke waktu.
3. Masyarakat yang kurang mendukung pelaksanaan program tersebut kareena
kurangnya pengetahuan dan terbatasnya pendidikan.
4. Banyak orang-orang yang masih menyepelekan masalah penyakit menular
seksual.
5. Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga
mereka masih menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.
6. Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya keetika meraka berbuat
salah atau kata lain menyesal kemuadian dan tidak ada gunanya.
7. Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok masyarakat untuk
mencegahnya.
8. Sesungguhnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang
tepat bila seseorang ingin hidupnya terhindar dari masalah PMS.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari
satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Beberapa penyakit menular
seksual : klamidia, gonore, hepatitis B, herpes, HIV/AIDS, human papilloma virus
(HPV), kutil kelamin, safilis, dan trikomoniasis.
Tindakan penanggulangan yang harus dilakukan teerhadap penyakit menular seksual
dapat dilaksanakan oleh diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Memberikan pemahaman
dan pengetahuan menjadikan landasan terpening dalam penanggulangan penyakit
menular seksual.
B. Saran
Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga
penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit kepada pasangan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi
Apa itu penyakit menular seksual, penyebab, diagnosis, dan cara mengobati. (t.thn.). Diambil
kembali dari docdoc.com: https://www.docdoc.com/id/info/condition/penyakit-menular-
seksual-pms
Dewi. (2020, april). BAB 1 Latar belakang penyakit menular seksual. Diambil kembali dari
repository.poltekkes-denpasar.ac.id: http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4834/2/BAB
%20I%20Pendahuluan%20.pdf

Larasati, R. (2022, Novemver 2). Penyakit Menular Seksual-Alodokter. Diambil kembali dari
Alodokter.com: https://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms

Putri, A. A. (2019). Makalah pendidikan kesehatan tentang penyakit menular. Diambil kembali dari
stoduco.com: https://www.studocu.com/en-gb/document/university-of-oxford/designing-
cisco-enterprise-wireless-networks/makalah-pendidikan-kesehatan-tentang-penyakit-
menular/47393797

Anda mungkin juga menyukai