Anda di halaman 1dari 16

PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA

PENYAKIT MENULAR SEXUAL


Dosen Pengampu
Bdn. Novita Wulandari, S.ST., M.AP., M.Keb

Oleh :
RIRIK SETIARTI
NIM:23530120046

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


NGUDIA HUSADA MADURA BANGKALAN
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual baik secara vaginal, anal dan oral. Penyakit Menular Seksual disebabkan oleh lebih
dari 30 bakteri, virus, parasit, jamur, yang berbeda dimana dapat disebarkan melalui kontak
seksual dan kebanyakan infeksi ini bersifat asimtomatik atau tidak menunjukkan gejalanya
sama sekali dalam kurun waktutertentu.. Penyakit Menular Seksual dianggap sebagai masalah
kesehatan masyarakat karena menjadi salah satu penyebab utama beban penyakit global.
Ibu hamil merupakan kelompok rawan tertular PMS, meskipun tidak secara langsung
berperilaku seksual risiko tinggi, tetapi dapat tertular melalui pasangan dengan perilaku
seksual berisiko tinggi. Penyakit Menular Seksual pada ibu hamil seperti HIV dan sifilis juga
erat kaitannya dengan penularan pada janin sejak dalam kandungan, persalinan maupun
menyusui dan dapat meningkatkan risiko lahir mati, kematian neonatal, berat lahir rendah dan
prematur, serta cacat bawaan. Melihat banyaknya risiko dan angka kasus yang masih tinggi,
maka perlu penanganan yg menyeluruh dari berbagai pihak.
Penyakit Menular Seksual dapat ditangani untuk mengurangi bahkan menghilangkan
risikonya. Melakukan skrining awal dan perawatan prenatal merupakan langkah penting untuk
mencegah komplikasi kesehatan serius(ibu dan bayi yang mungkin terjadi akibat infeksi.
Screening PMS telah termasuk pada paket Ante Natal Care (ANC) dasar pada ibu hamil dan
terbukti sangat cost-effective untuk mencegah penularan PMS dari ibu ke anak. Sangat
penting untuk menjalani pemeriksaan secara rutin, baik oleh ibu maupun pasangannya, dan
berbicara terbuka kepada penyedia layanan akan kondisi yang dialami.
Salah satu bentuk layanan masyarakat yang paling diminati adalah bidan, masyarakat
lebih banyak memilih layanan bidan, karena aksesnya lebih dekat dan lebih ekonomis. Peran
bidan dalam PMS adalah mengupayakan pemberantasan PMS. Peran bidan yang lainnya
dapat diarahkan juga kepada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrening atau deteksi
dini, upaya pemantauan dan pengobatan pada penderita Penyakit Menular Seksual(PMS)
serta meningkatkan cakupan penanganan kasus infeksi menular seksual. Peran bidan dalam
hal deteksi dini untuk mencegah meningkatanya angka morbiditas dan mortalitas dari PMS.
Bidan juga melakukan penawaran tes HIV bagi ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC
dimulai dari unit layanan pemerintah salah satunya Puskesmas.
Bidan dalam melaksanakan perannya bekerjasama dengan dan dalam tim atau dengan
masyarakat sangat penting mengingat bahwa faktor yang menjadi sehat dan sakit suatu
populasi jarang sekali bersifat penyebab tunggal, maka meningkatkan derajat kesehatan
kelompok sasaran tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan memerlukan kerjasama dan
bantuan berbagai pihak. Hal ini merupakan salah satu bentuk dari konsep pelayanan
kebidanan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

A. Pengertian

Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular
melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya
dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh
lainnya. Contohnya seperti HIV dan Hepatitis B yang ditularkan melalui hub seksual namun
keduanya tidak terlalu menyerang alat kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual,
di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV.
Sesuai namanya, penyakit menular seksual yang juga dikenal sebagai penyakit kelamin
ini menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal, melalui dubur (anal), atau melalui
mulut (oral). Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah atau berbagi pakai jarum
suntik dengan penderita.

B. Penyebab Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau
parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:
 Penyakit menular seksual akibat bakteri:
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan
sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka di alat kelamin atau mulut. Seseorang dapat
tertular sifilis jika kontak dengan luka tersebut.
2. Gonore
Gonore, atau yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.
3. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Penularan penyakit ini terjadi dari kontak dengan luka di area kelamin. Pada wanita,
chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang saluran urine
di penis.
Chlamydia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang angka kejadiannya cukup
besar. Pada tahun 2020 saja, WHO mencatat kurang lebih ada 129 juta kasus chlamydia di
seluruh dunia.
Chlamydia juga merupakan penyebab utama radang panggul dan kemandulan pada wanita,
selain gonore.
4. Lymphogranuloma venereum (LGV)
LGV merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan bakteri penyebab chlamydia, tetapi
keduanya memiliki tipe yang berbeda
5. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella
granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis penyakit menular seksual yang jarang
terjadi.

 Penyakit menular seksual akibat virus


Jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi virus antara lain:
1. Human papillomavirus(HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus
HPV dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual dengan penderita.
Pada perempuan, virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker leher rahim
(kanker serviks).
2. HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi
penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau persalinan.
Jika dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.
3. Hepatitis B dan C
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis ini dapat mengakibatkan gangguan hati kronis
hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.
Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai
bersama atau transplantasi organ.
4. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex (HSV). Virus ini bersifat tidak
aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebaran virus terjadi
melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.

 Penyakit menular seksual akibat parasit


Jenis penyakit menular seksual akibat infeksi parasit adalah trikomoniasis, yang disebabkan
oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit ini dapat menimbulkan keputihan pada wanita.
Trikomoniasis juga dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Akibatnya, penderita
trikomoniasis bisa secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya.
C. Gejala Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan
gejala ringan. Oleh karena itu, penderita terkadang baru menyadari dirinya menderita penyakit
menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis menderita
infeksi menular seksual.
Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual beda tergantung pada jenis
penyakitnya, tetapi umumnya berupa:
1. Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut
2. Rasa gatal di vagina atau penis
3. Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim
4. Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan)
5. Nyeri di perut bagian bawah
6. Demam dan menggigil
7. Pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan
8. Ruam kulit di badan, tangan, atau kaki
9. Perdarahan di luar masa menstruasi
10. Bau tidak sedap dari vagina
11. Pada pria sperma berdarah, dan pembengkakan testis.
Kapan harus ke dokter
Segera konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami gejala di atas atau keluhan lain pada
organ intim. Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika
1. Pasangan Anda didiagnosis menderita infeksi menular seksual
2. Sering bergonta-ganti pasangan
3. Tidak menggunakan kondom
4. Salah dalam menggunakan kondom
5. Diagnosis Penyakit Menular Seksual
Dokter akan menanyakan riwayat hubungan intim dan penyakit yang pernah diderita.
Pasien juga akan menjalani beberapa tes untuk mendeteksi keberadaan virus atau bakteri
penyebab penyakit menular seksual.
Tes yang akan dijalani adalah tes darah dan tes urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual. Dokter juga akan
mengambil sampel cairan tubuh di sekitar area kelamin, untuk kemudian diperiksa di
laboratorium
.
D. Pengobatan Penyakit Menular Seksual

Pengobatan terhadap penyakit menular seksual adalah dengan pemberian obat-obatan,


yang jenisnya disesuaikan dengan penyebabnya.
Penting untuk diingat, obat-obatan ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan harus
diminum sesuai dosis untuk menghindari resistensi obat dan mencegah kekambuhan. Berikut
adalah jenis obat-obatan yang diresepkan kepada pasien penyakit menular seksual:

Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik harus tetap dikonsumsi
walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi
kembali terjadi.
Jenis antibiotik yang diberikan untuk mengobati penyakit menular seksual akibat infeksi
bakteri, antara lain:
1. Azithromycin dan doxycycline, untuk mengobati chlamydia
2. Ceftriaxone dan gentamicin, untuk mengobati gonore
3. Penisilin, doxycycline, tetracycline, amoxicillin, dan ceftriaxone, untuk sifilis
4. Metronidazole, untuk mengobati trikomoniasis
Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga 7 hari setelah
pengobatan berakhir dan semua gejala menghilang.

Antivirus
Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi
risiko penyebaran infeksi virus. Beberapa jenis obat antivirus yang digunakan untuk
menangani penyakit menular seksual akibat infeksi virus adalah:
1. Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, untuk menangani herpes genital
2. Adefovir, entecavir, interferon, dan lamivudine, untuk menangani hepatitis
3. Podofilox, imiquimod, dan sinecatechins, untuk menangani HPV
4. Antiretroviral (ARV) Khusus untuk penderita HIV, dokter akan memberikan obat
antiretroviral (ARV). ARV bekerja untuk memperlambat perkembangan virus dan
mencegah virus HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
Perlu diketahui, bila pasien masih berhubungan seksual secara aktif, pasangan seksual
pasien juga harus mendapatkan pengobatan. Tujuannya adalah untuk memutus siklus
penularan dan mencegah kekambuhan.
Penting untuk diingat, pengobatan penyakit menular seksual membutuhkan waktu yang
lama. Pasien juga harus melakukan kontrol rutin agar dokter bisa memantau efektivitas
pengobatan.
E. Komplikasi Penyakit Menular Seksual

Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini
guna menghindari terjadinya komplikasi sekaligus mencegah penularan infeksi. Sebaliknya,
jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
1. Peradangan di mata
2. Radang sendi (arthritis)
3. Radang panggul
4. Nyeri panggul kronis
5. Kemandulan (infertilitas)
6. Kehamilan ektopik
7. Penyakit jantung
8. Kanker anus
9. Kanker serviks
10. Abses anus
Beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis bisa
menular dari ibu hamil ke janin selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat
memicu komplikasi, seperti:
1. Keguguran
2. Kelahiran prematur
3. Berat badan lahir rendah
4. Cacat lahir pada bayi

F. Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Cara utama untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan menerapkan
perilaku seks yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom setiap berhubungan intim dan
tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
Selanjutnya, perlu dilakukan skrining rutin untuk semua pria dan wanita usia 15–65
tahun yang aktif berhubungan seksual, serta semua pasangan yang merencanakan
kehamilan.Tergantung pada jenis penyakitnya, metode skrining dapat berupa tes usap kelamin
atau tes darah.
Beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Bersikap setia kepada satu pasangan seksual
2. Menjalani vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B
3. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, khususnya yang berkaitan dengan organ
reproduksi
4. Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik
5. Tidak berhubungan intim jika didiagnosis menderita penyakit menular seksual sampai
dinyatakan sembuh oleh dokter
6. Selain upaya-upaya di atas, pria juga disarankan untuk menjalani prosedur sunat untuk
mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual.
7. Pentingnya sex education sejak dini agar setiap anak mampu menjaga kesehatan
seksualnya sejak dini.

KEBIDANAN KOMUNITAS

A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas


Merupakan konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat diwilayah
tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan yang melayani keluarga dan masyarakat diluar
rumah sakit. Didalam konsep tersebut berbagai unsur tercakup didalamnya. Unsur-unsur
tersebut adalah bidan sebagai pelaksana pelayanan, pelayanaan kebidanan, komunitas sebagai
sarana pelayanan , ilmu dan teknologi kebidanan serta faktor yang mempengaruhi seperti
lingkungan. Masing-masing unsur memiliki karakteristik tersendiri.

B. Pelayanan Kebidanan Komunitas


Pelayanan kebidanan komunitas adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik
profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas juga dapat diartikan merupakan interaksi bidan dan pasien
dalam suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
klien/pasien dari gangguan kesehatan.
Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya pelayanan kebidanan, tetapi juga
hasil kerjasama dengan mitra-mitra atau tim kesehatan lainnya, masyarakat berdaya / mandiri
mangelola kesehatannya.
Bangkitnya/lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan
kesehatan serta kualitas hidup ibu / perempuan, bayi dan balita di lokasi tersebut atau
dikomunitas.
Bekerjasama dengan dan dalam tim atau dengan masyarakat sangat penting mengingat bahwa
faktor yang menjadi sehat dan sakit suatu populasi jarang sekali bersifat penyebab tunggal,
maka meningkatkan derajat kesehatan kelompok sasaran tidak dapat dilakukan sendiri,
melainkan memerlukan kerjasama dan bantuan berbagai pihak.

Lingkup praktik bidan menurut Kepmenkes 900/2002 meliputi :


a. Pelayanan kebidanan ( ibu dan anak )
Pelayanan kebidanan pada ibu dan anak meliputi masa pranikah, prahamil, hamil, besalin,
nifas, menyusui dan masa antara / interval serta pelayanan pada bayi dan anak (bayi baru
lahir, bayi, balita dan masa pra sekolah)
b. Pelayanan Keluarga Berencana.
Pelayanan keluarga berencana meliputi :
1. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, AKDR(Alat Kontrasepsi dalam
rahim), AKBK (Alat Kontrasepsi bawah Kulit), kondom dan lain – lain sesuai kewenangan.
2. 2. Memberikan penyuluhan dan konseling
3. Melakukan pencabutan AKDR dan AKBK
c. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Pelayanan kesehatan masyarakat meliputi :
1. Memantau tumbuh kembang anak
2. Pembinaan peran serta masyarakat
3. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
4. Melaksanakan deteki dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan
penyuluhan PMS, penyalah gunaan narkoba dan penyakit lainnya

C. Pelaksana Pelayanan Kebidanan Komunitas


Pelayanan kebidanan komunitas dilaksanakan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi dan atau
merujuk sesuai dengan kewenangannya. Praktek kebidanan adalah penerapan ilmu dan
keterampilan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien dengan pendekatan
manajemen kebidanan. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi

Pelayanan kebidanan komunitas


1. Dilakukan diluar rumah sakit, dan juga dapat merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan
yang diberikan di rumah sakit.
2. Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita di puskesmas, kunjungan rumah dan
melayani kesehatan ibu, bayi dan anak balita dirumah / dilingkungan keluarga merupakan
kegiatan kebidanan komunitas

D. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas

Tujuan umum pelayanan kebidanan komunitas adalah seorang bidan komunitas mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan / ibu bayi dan
balita di wilayah kerjanya.
Sedangkan tujuan khusus:
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab
bidan
2. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan
perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.
3. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan, persalinan, nifas,
dan perinatal.
4. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada
ibu, bayi dan anak.
5. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau
unsur terkait lainnya.

E. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Komunitas


1. Peningkatan kesehatan (promotif)
2. Pencegahan (preventif)
3. Deteksi dini dan pertolongan tepat guna
4. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai kewenangannya
5. Meminimalkan kecacatan
6. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi)
7. Kemitraan
dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang
melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Terutama pada kondisi dimana stigma masyarakat perlu diluruskan (TB, kusta, AIDS)

F. Prinsip Pelayanan Kebidanan Komunitas

1. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat,


kedokteran, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di
komunitas.
2. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan tetap berpedoman pada etika profesi
kebidanan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan klien
3. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan senantiasa memperhatikan dan memberi
penghargaan terhadap nilai – nilai yg berlaku dimasyarakat, sepanjang tidak merugikan dan
tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas tetap


menggunakan prinsip manajemen kebidanan dalam langkah – langkah pemecahan masalah:
• Identifikasi masalah ( kumpulkan data objektif dan sebjektif
• Analisis dan perumusan masalah
• Menetapkan rencana pemecahan masalah ( menyusun prioritas masalah )
• Pelaksanaan rencana pemecahan masalah
• Evaluasi dan pendokumentasian

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebidanan komunitas antara lain lingkungan dan ilmu
pengetahuan serta tekhnologi. Faktor tersebut tidak dapat dipungkiri secara bermakna
akan mempengaruhi pelayanan kebidanan komunitas.
Faktor lingkungan meliputi
1. Lingkungan fisik : keadaan geografis (daerah pegunungan : kekurangan yodium)
2. Lingkungan sosial : kebiasaan, adat istiadat, budaya, kepercayaan dan agama
dimasyarakat, tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan
3. Lingkungan flora dan fauna : pemanfaatan tumbuh2n dan hewan untuk
menunjang kehidupan
4. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi : globalisasi, pasar Bebas, pendidikan Tinggi
(Continuing Education), training (Pelatihan),

H. Sasaran Kebidanan Komunitas

Komunitas merupakan satu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu
komunitas (Koentjaraningrat, 1990).
Ciri - ciri komunitas adalah:
1) kesatuan wilayah;
2) kesatuan adat istiadat;
3) rasa identitas komunitas; dan
4) loyalitas terhadap komunitas (Effendy, 1997:5).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah
dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi
(Depkes, 1988). Bila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di
sekitarnya.
Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok masyarakat . Sasaran
utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan Ibu meliputi sepanjang siklus
kehidupannya mulai pra-kehamilan, hamil, persalinan, pasca persalinan, dan masa diluar
kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan anak meliputi perkembangan dan
pertumbuhan anak mulai masa dalam kandungan, masa bayi, masa balita, masa pra-sekolah,
masa sekolah
BAB III
PEMBAHASAN

Pelayanan kebidanan komunitas pada kasus penyakit menular seksual bisa kita
berikan sesuai dengan ruang lingkupnya yaitu:
Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas
1) PROMOTIF
 Berintegrasi dg program Promkes dengan edukasinya melalui poster poster kesehatan
dan media sosial
 Melakukan penyuluhan PMS pada kegiatan kgiatan yg terintegrasi dg program lain.
1. Kia pada Kelas ibu hamil
2. Kespro pada kelas catin / kunj.catin
3. Uks pada kunj Sekolah
4. Ukk pada kunj kerja
5. PTM pada keg.posbindu
6. Lansia pada posy lansia
7. Bersama sama pihak sekolah memberikan sex edukasi pada murid2 dan keg.lainnya

2) . PREVENTIF
Suatu tindakan pencegahan terhadap terjadinya PMS oleh pelayanan kebidanan komunitas
dapat dilakukan dengan
1. Memastikan setiap ibu hamil agar melaksanakan ANC terpadu terutama TM1. terutama dg
pemeriksaan lab nya yg sangat penting untuk mendeteksi adanya HIV dan HBsAg
2. Memastikan vaksinasi atau pemberian imunisasi kepada setiap sasaran umur
HPV, DptHib, Varicela, MMR,dll
3. Bersama lembaga/Organisasi kewanitaan untuk rutin mengadakan pemeriksaan IVA atau
PapsMear seperti PKK, Muslimat, Dawis ,Pengajian, Kelompok senam, Kelompok ibu2
arisan dll
4. Mengadakan kelas ibu hamil
5. Mengadakan kelas Catin
6. Dll

3) . KURATIF
Kuratif dalam hal ini BUKAN secara langsung. Namun, lebih kepada DIAGNOSA DINI,
PERTOLONGAN YG TEPAT, KOLABORASI dan MEMINIMALKAN ANGKA
KESAKITAN. Dalam hal ini tindakan yg bisa kita berikan adalah
1. Melakukan rujukan bila ada tanda dan gejala yg mengarah k PMS
2. Memastikan mengetahui jumlah dan by name sasaran PMS di wilayah kita dg koordinasi
pemegang program terkait.
3. Memantau kerutinan pengobatan sasaran yg dilakukan dg koord.dg pj program.
4. Melakukan pendampingan bersama dg kader
5. Melakukan kunjungan rutin sesuai dg kesepakatan pasien dan keluarga.
6. Memfasilitasi kebutuhan pasien sesuai dg tupoksi dan fasilitas yg ada di puskesmas
7. Memberikan edukasi tentang kondisi pasien kepada keluarga, kader atau masyarakat agar
sama sma memberikan dukungan yg positif.
8. Dll

4) . REHABILITASI
Untuk membantu proses rehabilitasi hal yg bisa dilakukan antara lain :
1. Bidan atau nakes bersama sama masyarakat terutama kader bisa melakukan
pendampingan dan pemantauan sasaran hingga selesai masa rehabilitasinya.
2. Bersama sama dg kader atau kelompok masyarakat melakukan edukasi kesehatan PMS di
kegiatan kegiatan sosial masyarakat agar masyarakat tidak mengucilkan dan memberikan
dukungan yg positif terhadap pasien atau sasarn.
3. Bersama sama pj program untuk evaluasi kondisi px
4. Bersama dg program gizi untuk melakukan diet makanan yg bagus untuk pemulihan.
5. Dll

5) KEMITRAAN
Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya pelayanan kebidanan, tetapi juga
hasil kerjasama dengan masyarakat, mitra-mitra atau tim kesehatan lainnya. Antara lain
1. Integrasi dg program lain di puskesmas baik untuk promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasiseperti program pengobatan pada P2M, deteksi dini PTM, penyuluhan dg promkes
dll
2. Bersama sama kader melakukan,edukasi pendampingan dan pemantauan sasaran yg
positif.
3. Bersama sama dg kelompok masyarakat dalam deteksi dini dan edukasi yang biasanya
dalam keg.posbindu, kelas ibu hamil, penyuluhan2 di pengajian atau pkk dll.
4. Bersama sama dg lintas sektor memberikan edukasi, preventif ,kuratif dan rehabilitasi
yang dibutuhkan semisal melalui program UKK dimana bisa ikut dalam pemberian
penyuluhannya.
5. Dll

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pelayanan kebidanan adalah upaya yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan
masalah kesehatan ibu, bayi dan anak balita didalam keluarga dan di masyarakat atau
komunitas. Pelayanan kebidanan mencakup upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, deteksi dini masalah kesehatan, penyembuhan serta pemulihan
kesehatan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan konsep kebidanan
komunitas.

Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya pelayanan kebidanan, tetapi
juga hasil kerjasama dengan mitra-mitra atau tim kesehatan lainnya, masyarakat berdaya /
mandiri mangelola kesehatannya. Bangkitnya/lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup ibu / perempuan, bayi dan
balita di lokasi tersebut atau dikomunitas tersebut.

Bekerjasama dengan dan dalam tim atau dengan masyarakat sangat penting mengingat
bahwa faktor yang menjadi sehat dan sakit suatu populasi jarang sekali bersifat penyebab
tunggal, maka meningkatkan derajat kesehatan kelompok sasaran tidak dapat dilakukan
sendiri, melainkan memerlukan kerjasama dan bantuan berbagai pihak

SARAN

Bagi bidan
1. Berusaha meningkatkan pengetahuan atau up to date ttg perkembangan ilmu kesehatan
baik kesehatan ibu dan anak dan lainny termasuk penyakit2 menular seksual.
2. Meningkatkan koordinasi dan berintegrasi dg program program lain yang ada dipuskesmas
dalam melaksanakan tugas dan fungsi kita sebagai bidan komunitas. Terutama program terkait
PMS
3. Melakukan advokasi dg berbagai pihak seperti lurah atau kepala desa, tokoh agama dan
masyarakat, instansi2 yg ada di wilyah kerja kita, organisasi2 yg ada di wilayah kerja untuk
mendukung dan mensuport kegiatan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan terutama
kegiatan deteksi dini terhadap PSM sepertikeg.posbindu, posyandu, kelas ibu hamildan
keg.lainnya.
4. Selalu semangat dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya sebagai bidan komunitas
atau bidan desa terutama dalam hal promotif dan preventif.

Bagi masyarakat
1. Masyarakat di harapkan mau dan peduli terhadap kesehatan sendiri sehingga mau untuk
melakukan deteksi dini terhadap kesehatannya.
2. Masyarakat diharapkan aktif ikut serta dalam kegiatan kegiatan kesehatan berbasis
masyarakat seperti posbindu, posyandu, kelas ibu hamil, pemeriksaan catin dll
3. Masyarakat diharapkan bisa bekerjasama dalam penanganan kasus kasus tertentu shg bisa
mempermudah proses pengobatan dan penyembuhan.

Bagi pihak terkait ( Lurah, toga, toma, kader dan instansi/ormas )


1. Bisa berperan aktif dalam kegiatan kegiatan berbasis kesehatan masayarakat seperti
posyandu, posbindu, pendampingan ibu hamil, dll
2. Mau mensuport kegiatan yg berbasis kesehatan masyarakat
3. Ikut serta mengupayakan peningktan kesehatan masyarakat dg cara ikut mempromosikan
edukasi kesehatan baik PHBS,GerMas dan keg.lainnya.
4. Bersama sama petugas kesehatan ikut mengevaluasi keadaan kesehatan masyarakat melalui
SMD dan MMD

Anda mungkin juga menyukai