Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Disusun oleh:
SMA N 1 SIDOMULYO
Alamat: Jl. Muria Utara No.101, Seloretno, Kec. Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35353
Seperti namanya, penyakit menular seksual menular melalui kontak intim, baik melalui vagina,
melalui anus (anal), maupun melalui mulut (oral). Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi
darah atau berbagi jarum suntik dengan penderita.
Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan gejala
ringan. Oleh karena itu, penderita terkadang baru menyadari dirinya mengidap penyakit
menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya didiagnosis mengidap
infeksi menular seksual. Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual berbeda-
beda tergantung dari jenis penyakitnya, namun umumnya berupa:
Benjolan, luka, atau lecet di sekitar penis, vagina , anus, atau mulut
Sensasi terbakar dan nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
Selain beberapa gejala di atas, penyakit menular seksual juga dapat menimbulkan gejala lain
pada wanita, yaitu keluar darah di luar haid dan bau tak sedap dari vagina . Keluhan ini juga
merupakan salah satu tanda penyakit kelamin wanita .
Sedangkan gejala penyakit menular seksual lainnya pada pria antara lain ruam, sperma berdarah
, dan testis bengkak.
2.1 Beberapa jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah:
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum . Penyakit yang juga dikenal dengan
sebutan “raja singa” ini menyebabkan luka pada kemaluan atau mulut. Seseorang dapat tertular
sifilis jika bersentuhan dengan luka.
2. Gonore
Gonore, juga dikenal sebagai gonore , disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae . Bakteri
ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.
3. Klamidia
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis . Penularan penyakit
ini terjadi dari kontak dengan luka di daerah kelamin. Pada wanita, klamidia menyerang leher
rahim. Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang saluran kemih di penis. Chlamydia
merupakan salah satu penyakit menular seksual yang angka kejadiannya cukup besar. Pada
tahun 2020 saja, WHO mencatat sekitar 129 juta kasus klamidia di seluruh dunia. Klamidia juga
merupakan penyebab utama penyakit radang panggul dan kemandulan pada wanita, selain
gonore.
LGV adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis . Meski
disebabkan oleh bakteri yang sama dengan bakteri penyebab chlamydia, keduanya memiliki
jenis yang berbeda
5. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis .
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama yaitu HPV. Virus HPV
dapat menular melalui kontak langsung atau kontak seksual dengan penderita. Pada wanita,
virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker leher rahim (cervical cancer).
2.HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Virus ini dapat menyebar melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi penggunaan
jarum suntik, transfusi darah, atau persalinan. Jika tidak diobati, infeksi HIV dapat berkembang
menjadi AIDS.
3. Hepatitis B dan C
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis ini dapat menyebabkan gangguan hati kronis
hingga kanker hati . Virus ini terdapat di dalam darah atau cairan tubuh penderitanya. Selain
melalui hubungan seksual, virus ini dapat menular melalui jarum suntik bersama atau
transplantasi organ.
4. Herpes kelamin
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks (HSV). Virus tidak aktif atau
bersembunyi di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala. Penyebaran virus terjadi melalui
kontak langsung dengan pasangan yang terinfeksi.
Salah satu jenis penyakit menular seksual akibat infeksi parasit adalah trikomoniasis , yang
disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis . Penyakit ini dapat menyebabkan keputihan
pada wanita. Trikomoniasis juga bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali. Akibatnya,
penderita trikomoniasis tanpa sadar dapat menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya.
3. PENGOBATAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Pengobatan penyakit menular seksual adalah dengan pemberian obat-obatan yang jenisnya
disesuaikan dengan penyebabnya. Penting untuk diingat, obat ini hanya bisa digunakan dengan
resep dokter dan harus diminum sesuai dosis untuk menghindari resistensi obat dan mencegah
kekambuhan.
Berikut ini adalah jenis obat yang diresepkan untuk pasien penyakit menular seksual:
Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti gonore, klamidia, dan sifilis. Antibiotik sebaiknya tetap dikonsumsi
meskipun gejala yang dirasakan sudah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi
ulang.
Jenis antibiotik yang diberikan untuk mengatasi penyakit menular seksual akibat infeksi bakteri,
antara lain:
Dokter juga akan menyarankan pasien untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari
setelah pengobatan berakhir dan semua gejala hilang.
Anti Virus
Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi
risiko penyebaran infeksi virus. Beberapa jenis obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi
penyakit menular seksual akibat infeksi virus adalah:
Antiretroviral (ARV)
Khusus untuk pasien HIV, dokter akan memberikan obat antiretroviral (ARV). ARV bekerja untuk
memperlambat perkembangan virus dan mencegah virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh.
Perlu diperhatikan bahwa jika pasien masih aktif berhubungan seks, pasangan seksual pasien
juga harus berobat. Tujuannya untuk memutus siklus penularan dan mencegah kekambuhan.
Penting untuk diingat, pengobatan penyakit menular seksual membutuhkan waktu yang lama.
Pasien juga harus melakukan pemeriksaan rutin agar dokter dapat memantau efektivitas
pengobatan
Peradangan di mata
Radang sendi
Peradangan panggul
Kemandulan (infertilitas)
Kehamilan ektopik
Penyakit jantung
Kanker anus
Kanker serviks
Abses anus
Beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia, HIV, dan sifilis dapat ditularkan
dari ibu hamil ke janinnya selama kehamilan atau saat melahirkan. Kondisi ini dapat memicu
komplikasi, seperti:
Keguguran
Lahir prematur
Cara utama untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan mempraktekkan
perilaku seks aman, yaitu dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks dan tidak
berganti-ganti pasangan seksual. Selain itu, perlu dilakukan skrining rutin untuk semua pria dan
wanita usia 15-65 yang aktif secara seksual, serta semua pasangan yang merencanakan
kehamilan. Tergantung jenis penyakitnya, metode skrining dapat berupa tes swab genital atau
tes darah.
Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama yang berkaitan dengan organ
reproduksi
Tidak menggunakan NAPZA, apalagi dengan berbagi penggunaan jarum suntik
Jangan berhubungan seks jika terdiagnosis penyakit menular seksual sampai dinyatakan sembuh
oleh dokter
Selain upaya di atas, pria juga disarankan menjalani prosedur khitan untuk mengurangi risiko
tertular penyakit menular seksual.