Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular
melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan,
dan nyeri di area kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya
chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV.

Sesuai namanya, penyakit menular seksual yang juga dikenal sebagai penyakit
kelamin ini menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal, melalui dubur (anal), atau
melalui mulut (oral). Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah atau berbagi pakai
jarum suntik dengan penderita.

Selain itu, melakukan seks bebas dengan berganti pasangan dan tanpa
pengaman,seperti kondom, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular
seksual. Jika dibiarkan, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi berupa
kemandulan hingga kanker leher rahim. Apabila terjadi pada ibu hamil, penyakit menular
seksual dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir cacat.

1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian penyakit PMS ?


2. Mekanisme Penularan Penyakit PMS ?
3. Ciri-ciri penyakit PMS ?
4. Cara penanggulangan penyakit PMS setelah terjangkit/terinfeksi ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi penyakit PMS


2. Untuk mengetahui mekanisme penularan penyakit PMS
3. Untuk mengetahui ciri-ciri penyakit PMS
4. Untuk mengetahui cara penanggulangan penyakit PMS setelah terjangkit/terinfeksi
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyakit PMS

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang
melalui transmisi hubungan seksual, seks oral, dan seks anal. Tapi, beberapa penyakit
menular seksual juga bisa ditularkan melalui ibu kepada anak melalui kehamilan dan
persalinan dan melalui transfusi darah atau pemakaian jarum suntik bersama. Gejala utama
penyakit ini adalah luka, ruam, nyeri pada organ intim dan kadang tanpa disadari menularkan
kepada orang lain walaupun tidak terdapat gejala yang dirasakan.

Penyakit menular seksual disebabkan oleh lebih dari 30 bakteri yang berbeda, virus
dan parasit yang menyebar melalui kontak seksual, termasuk vaginal, anal dan oral seks.
Penderita penyakit menular seksual umumnya tidak menyadari keberadaan penyakit karena
sifat penyakit menular seksual yang tidak menunjukkan gejala khusus.

Berbagai jenis penyakit menular seksual memberikan beban morbiditas dan mortalitas
khususnya di negara berkembang dengan sumber daya yang terbatas. Selain itu, penyakit
menular seksual menurunkan kualitas hidup, kesehatan alat reproduksi, kesehatan anak-anak
serta menimbulkan masalah ekonomian bagi perorangan maupun nasional. Penyakit menular
seksual menimbulkan gangguan kesehatan dengan tingkat akut yang ringan, lesi yang terasa
nyeri serta gangguan psikologis.

2.2 Mekanisme Penularan Penyakit PMS

Penularan penyakit seksual (PMS) yang paling umum melalui hubungan seks vaginal,
anal, maupun oral. Selain itu, PMS juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan
luka terbuka, paparan darah, cairan mani atau cairan vagina, air liur, kutu kelamin, dan
pemakaian jarum atau benda secara bergantian. Apa yang ditularkan? Penyakit seksual
menular akibat adanya infeksi bakteri, virus, atau jenis parasit tertentu. Ada beberapa
kategori orang yang berisiko tinggi untuk tertular, yaitu:

 Seseorang yang memiliki lebih dari satu pasangan seks


 Seseorang yang melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
 Seseorang yang berbagi jarum saat menyuntikkan obat intravena
 Seseorang yang memperdagangkan seks untuk uang dan narkoba

Gunakanlah alat pelindung seperti kondom saat akan melakukan hubungan seks.
Hindarilah berganti-ganti pasangan, terutama bagi para remaja dengan gairah seks yang
sangat aktif. Lakukan tes PMS secara rutin setiap beberapa bulan sekali untuk menghindari
timbulnya infeksi yang berkepanjangan.
3

Bagaimana Cara Penularan Penyakit PMS Tanpa Melalui Hubungan Seks?

Penularan penyakit seksual (PMS) dianggap hanya bisa ditularkan melalui hubungan
seks vaginal. Namun, ternyata penularan PMS juga dapat melalui hubungan non-seksual. Ada
7 cara penularan PMS tanpa melalui hubungan seks, meliputi:

1. Berciuman

Berciuman menjadi salah satu cara penularan PMS. Penyakit herpes oral atau juga
dikenal sebagai herpes simplex virus type 1 (HSV-1) dapat menyebar melalui kontak dengan
luka aktif di sekitar bibir. Berciuman harus dihindari ketika ada luka dingin di sekitar bibir
guna mencegah tertularnya HSV-1.

2. Seks Oral

Seks oral adalah bentuk seks yang masih memiliki risiko tinggi terkena infeksi.
Klamidia dan gonore adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling sering
ditularkan melalui seks oral ke tenggorokan. Sifilis dan herpes genital juga dapat ditularkan
melalui kontak lepuh atau luka di area genital.

3. Berbagi Sikat Gigi, Pisau Cukur atau Jarum

Infeksi melalui darah dapat menyebar dengan berbagi benda yang melukai kulit.
Penggunaan sikat gigi dapat menyebarkan infeksi melalui cairan air liur. Sedangkan, berbagi
pisau cukur atau jarum menyebarkan infeksi melalui darah. Infeksi menular seksual yang
sering terjadi melalui darah adalah HIV atau AIDS.

4. Transfusi Darah

Tranfusi darah juga menjadi salah satu media terjadinya penularan infeksi penyakit
seksual. Pada tahun 1991 di Inggris dan sekitarnya, kasus penyebaran PMS terhitung cukup
tinggi melalui tranfusi darah. Infeksi penyakit menular seksual yang ditularkan melalui darah
adalah HIV dan hepatitis.

5. Makanan yang Tekontaminasi

Penyakit hepatitis A dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Makanan yang terkontaminasi inilah kemudian menularkan kepada orang lain, baik secara
langsung ataupun melalui seks anal (kontak dengan kotoran yang terinfeksi). Hal ini sering
terjadi pada negara berkembang dengan sanitasi yang buruk.

6. Sentuhan

Virus HPV yang menyebabkan kutil kelamin, dapat ditularkan melalui kontak fisik
langsung atau sentuhan dengan luka kutil. Sifilis biasanya ditularkan melalui kontak langsung
atau sentuhan dengan chancre atau luka tahap awal infeksi. Seseorang yang menyentuh atau
menggosok luka penderita sifilis dapat dengan mudah tertular.
4

7. Berbagi Mainan Seks

Mainan seks yang tidak dicuci dapat menularkan PMS antara dua orang atau lebih.
Jenis penyakit seksual yang dapat menular melalui mainan seks ini, seperti klamidia, gonore,
trikomonas, herpes, dan kutil kelamin. Penting untuk membersihkan mainan seks sebelum
menggunakannya kembali atau digunakan oleh orang lain.

Penderita PMS pada awal terjadinya infeksi, biasanya tidak menunjukkan adanya
gejala. Gejala seperti rasa sakit, nyeri, demam, flu, hingga keluarnya cairan pada alat kelamin
akan muncul setelah infeksi mulai berkembang. Oleh karena itu, penting untuk melakukan
upaya preventif, seperti menggunakan kondom dan vaksin sebelum atau saat melakukan
hubungan seksual.

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan infeksi yang paling umum terjadi pada
orang-orang dengan gairah seksual tinggi. Menurut sebuah sumber menyatakan bahwa ada
sekitar 20 juta kasus baru infeksi menular seksual setiap tahunnya dengan 50% diantaranya
berusia 15 hingga 24 tahun.

Lalu, bagaimana cara penularan penyakit PMS? Penularan penyakit PMS paling
umum terjadi melalui hubungan seks vaginal, anal, maupun oral tanpa adanya pelindung.
Selain itu, infeksi juga dapat ditularkan melalui luka, cairan darah, air liur, kutu kelamin,
sentuhan, dan pemakaian jarum, pisau cukur, atau benda lainnya secara bergantian. Memiliki
kesadaran untuk menggunakan kondom atau melakukan tes rutin PMS ke dokter menjadi hal
yang penting. Kedua hal itu, dapat membantu mengurangi risiko tertularnya infeksi penyakit
seksual dan menangani sesegera mungkin jika ada timbulnya gejala awal.

2.3 Ciri-ciri penyakit PMS


Penyakit menular seksual (PMS) secara umum memiliki gejala yang dapat dideteksi.
Gejala-gejala penyakit menular seksual (PMS) yang sering ditemui, meliputi:

 Keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, penis, atau anus
 Merasakan sakit saat buang air kecil
 Benjolan atau adanya pertumbuhan kulit di sekitar kelamin
 Ruam-ruam pada kulit
 Pendarahan vagina yang tidak biasa
 Alat kelamin atau anus terasa gatal
 Lecet atau luka di sekitar alat kelamin
 Muncul kutil di area mulut, kelamin, dan tenggorokan

Kemunculan gejala di atas yang menjadi indikasi tertular atau terinfeksi penyakit menular
seksual (PMS). Munculnya kutil pada beberapa area tubuh tidak selalu ditemukan dan jarang
terjadi. Ketika seseorang merasakan tanda-tanda di atas, segeralah periksa ke dokter untuk
mendeteksi jenis penyakit apa yang diderita.
5

Tanda Fisik Jenis Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual (PMS) atau dikenal juga sebagai infeksi menular seksual
(IMS) merupakan penyakit yang umum. Jutaan infeksi baru terjadi setiap tahunnya di
Amerika Serikat. Penyakit menular seksual (PMS) menular dari satu orang ke orang lain
melalui seks vaginal, oral, dan anal. Mereka juga dapat menyebar melalui kontak fisik yang
intim, meskipun hal ini jarang terjadi. Bagaimana cara mengetahui jika kita terjangkit
penyakit menular seksual? Ada beberapa ciri yang dapat dideteksi pada setiap jenis penyakit
menular seksual, meliputi:

a. Klamidia (Chlamydia)

Klamidia adalah penyakit menular seksual (PMS) yang paling umum ditemui.
Diperkirakan sekitar 1,4 juta kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Pria yang menderita
klamidia akan merasakan sakit ketika sedang buang air kecil dan mengeluarkan cairan dari
penisnya. Sedangkan, pada wanita akan mengalami pendarahan, muncul rasa sakit saat buang
air kecil, keluar cairan, dan sakit ringan di perut bagian bawah. Dari seks anal, penderita
dapat mengalami mengalami pendarahan dan nyeri pada dubur. Klamidia dapat diobati
dengan pemberian antibiotik. Jika tidak diobati, maka dapat menimbulkan kerusakan serius
pada sistem reproduksi wanita dan menyebabkan kesulitan untuk hamil.

b. Gonore (Gonorrhea)

Gonore menimbulkan infeksi pada alat kelamin, rektum, dan tenggorokan. Gonore
sering terjadi pada remaja hingga orang dewasa awal usia 15 hingga 24 tahun. Gonore
terkadang tidak menampakkan gejala pada awal kemunculannya. Ciri gonore paling umum,
seperti keluarnya cairan dan timbul rasa nyeri pada alat kelamin. Gonore dapat menyebabkan
kerusakan serius pada sistem reproduksi wanita yang membuat wanita sulit hamil. Pada pria,
gonore yang tidak diobati dapat menyebabkan striktur uretra.

c. Sifilis (Syphilis)

Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang berpotensi
mengancam jiwa penderitanya. Luka yang ditimbulkan akibat penyakit sifilis banyak
ditemukan pada bagian penis, vagina, anus, rektum, hingga bibir dan mulut. Gejala pertama
ditandai dengan adanya luka terbuka tanpa rasa sakit di area alat kelamin, telapak tangan, dan
telapak kaki. Selanjutnya, akan muncul ruam seperti bintik-bintik kasar, merah atau coklat
kemerahan. Sifilis dapat bertahan bertahun-tahun dan pengobatan paling ampuh dengan
pemberian penisilin. Sifilis berkelanjutan dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan jiwa,
kerusakan organ, bahkan kematian.

d. Herpes Genital (Genital Herpes)

Satu dari enam orang dengan rentan usia 14 hingga 49 tahun menderita penyakit
herpes genital. Infeksi penyakit herpes genital ini disebabkan oleh dua jenis virus, yaitu
Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) dan Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV-2). Bagaimana
cara mengetahui jika kita terjangkit penyakit menular seksual? Virus herpes ditandai dengan
6

munculnya lepuhan yang dapat terbentuk, pecah, dan menimbulkan rasa sakit. Lepuhan
membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk sembuh dan hingga saat ini hanya dapat
diobati dengan obat antivirus.

e. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

AIDS terjadi akibat adanya infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). AIDS
menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya, tidak dapat disembuhkan, dan berpotensi
mematikan. Beberapa penderita tidak memiliki tanda-tanda, tapi ada juga tanda-tanda umum
yang muncul. Penderita akan menderita flu yang parah dalam waktu lama dan hanya dapat
dideteksi jika melakukan tes. Obat antivirus dapat diberikan kepada penderita AIDS guna
meningkatkan kelangsungan hidupnya.

2.4 Cara penanggulangan penyakit PMS setelah terjangkit/terinfeksi

Berdasarkan penyebabnya, berikut adalah pengobatan yang dapat mengatasi penyakit


menular seksual:

1. Penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Antibiotik bisa diandalkan dalam mengobati infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri.Penyakit tersebut termasuk gonore, klamidia, sifilis, dan trikomoniasis.Sekali
Anda memulai perawatan dengan antibiotik, penting untuk mengikuti anjuran yang diberikan
dokter.Jenis antibiotik yang biasa diresepkan untuk penyakit kelamin yang disebabkan oleh
bakteri adalah:

 Penisilin
 Amoxicillin
 Eritromisin
 Doxycycline

Sebagai tambahan, penting untuk tidak melakukan hubungan seksual hingga 7 hari
setelah Anda menyelesaikan perawatan antibiotik dan luka sudah sembuh. Selain itu, para
ahli juga menyarankan para wanita untuk melakukan pemeriksaan ulang seusai pengobatan
karena mereka punya risiko tinggi untuk kembali terinfeksi.

2. Pengobatan IMS yang disebabkan oleh virus

Antibiotik tidak dapat mengatasi penyakit kelamin atau infeksi menular seksual (IMS)
yang disebabkan oleh virus. Beberapa infeksi virus memang tidak ada obatnya, tetapi
beberapa di antaranya dapat hilang dengan sendirinya. Jika Anda mengidap herpes dan HIV,
Anda akan diresepkan obat antivirus. Kemungkinan kambuhnya gejala herpes akan lebih
kecil jika Anda melakukan terapi secara teratur dengan obat antivirus.
7

Untuk herpes jenis antivirus yang biasa digunakan adalah:

 Acyclovir
 Famiclovir
 Valacyclovir

Sementara untuk HIV, Anda akan diberikan pengobatan antiretroviral (ARV) seperti:

 Ritonavir
 Lopinavir
 Lamivudine
 Zidovudine
 Emtricitabine

Obat antivirus dapat mencegah infeksi HIV selama bertahun-tahun. Namun, Anda masih
mungkin membawa virus dan menularkannya ke orang lain. Semakin cepat Anda memulai
perawatan, semakin efektif pengobatan itu. Jumlah virus dalam tubuh Anda dapat berkurang
hingga sulit terdeteksi. Jika Anda memiliki penyakit kelamin atau penyakit menular seksual,
tanyakan kepada dokter Anda kapan tes perlu dilakukan setelah perawatan. Pemeriksaan
ulang dapat memastikan bahwa pengobatan berhasil dan infeksi tidak lagi terdeteksi.

2. Pengobatan rumahan untuk mengatasi penyakit seksual

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu mengatasi
penyakit menular seksual:

 Makan makanan bernutrisi dengan pola makan teratur.


 Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
 Berhenti menggunakan narkoba.
 Berolahraga secara rutin.
 Melakukan seks yang lebih aman dengan kondom.
 Melakukan tes STD rutin dan memperoleh vaksin untuk penyakit kelamin.
 Minum obat sesuai resep dan anjuran dokter.
8

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Beberapa penyakit menular seksual:
klamidia, gonore, hepatitis B, herpes, HIV/AIDS, human papilloma virus (HPV), kutil
kelamin, sifilis, dan trikomoniasis. Tindakan penanggulangan yang harus dilakukan terhadap
penyakit menular seksual dapat dilaksanakan oleh diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Memberikan pemahaman dan pengetahuan menjadikan landasan terpenting dalam
penanggulangan penyakit menular seksual.

3.2 Saran

Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga
penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit kepada pasangan.

1. Bagi Instansi Terkait

• Dalam rangka mencegah penyebar luasan penyakit seksual ini maka perlu meningkatkan
upaya promotif dengan cara melakukan penyuluhan tentang penyakit menular seksual
sehingga masyarakat lebih bias waspada.

• Melakukan pengendalian terhadap makin banyaknya kegiatan seks bebas.

2. Bagi Masyarakat

 Agar dapat mengendalikan dan memutus mata rantai penyebaran penyakit seksual
dengan cara tidak berganti – ganti pasangan.
 Dan melakukan hubungan seksual secara aman.
9

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


(2016). Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2016. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ISBN 978-602-235-950-0.
2. Irwan (2017). Epidemiologi Penyakit Menular (PDF). Bantul: CV. Absolute
Media. ISBN 978-602-1083-64-2.
3. Najmah (2016). Epidemiologi Penyakit Menular (PDF). Jakarta: Trans Info
Media. ISBN 978-602-202-187-2.
4. Rahayu, dkk. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia (PDF).
Surabaya: Airlangga University Press. ISBN 978-602-6606-23-5.

Anda mungkin juga menyukai