Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

“DAMPAK PERILAKU SEKS BEBAS”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 12

1. Laylun nuril ardy wafi


2. Arin nafili
3. Moh nurul ikhsan
Pengertian seks bebas
Sederhananya, pengertian seks bebas yang biasa kita kenal di masyarakat Indonesia
adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal tersebut bisa
terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan.

Hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional.
Termasuk ke dalamnya seks dalam pacaran (seks pranikah), cinta satu malam, prostitusi,
atau bertukar pasangan dengan pasangan lain (swinging).

Dampak seks bebas


Seks bebas sering dikaitkan sebagai perilaku seks yang berisiko tinggi terkena infeksi
menular seksual (IMS). IMS ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui aktivitas
seks, baik melalui vaginal, oral, maupun anal. Berikut adalah beberapa jenis IMS yang
dapat menyerang pelaku seks bebas:

 Klamidia

Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada pria yang


terjangkit klamidia, biasanya akan muncul gejala yang berupa peradangan pada saluran
kencing, demam, keluarnya cairan dari penis, rasa sakit, atau rasa berat pada kantong
buah zakar.

Sedangkan pada wanita, infeksi klamidia ditandai dengan infeksi saluran kemih dan
serviks, infeksi di rahim, iritasi dan keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, rasa
panas saat buang air kecil, sakit perut bagian bawah, dan terjadinya pendarahan di luar
menstruasi.

 Sifilis

Sifilis juga dikenal sebagai penyakit raja singa. Penyakit yang disebabkan
bakteri Treponema pallidum ini memiliki masa penularan yang berkisar antara 10-90
hari. Sifilis ditandai dengan gejala timbulnya luka kecil dengan karakteristik bundar,
hampir selalu muncul di dalam atau sekitar alat kelamin, anus, atau di mulut.
Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan sifilis, tetapi jika tidak diobati,
penderitanya bisa mengalami kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung,
kerusakan hati, lumpuh, hingga kematian.

 Gonore

Gonore atau kencing bernanah terjadi karena adanya infeksi dari bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Gejala gonore meliputi sakit saat buang air kecil, sering buang air kecil,
keluarnya nanah pada ujung penis atau vagina, dan nyeri di bagian kelamin.

 Infeksi jamur (Candida)

Bagi wanita yang terjangkit infeksi jamur, ciri-cirinya dapat berupa terasa gatal di sekitar
area vagina. Sedangkan untuk pria, akan muncul warna merah pada ujung penis. Jika
sudah parah, area tersebut akan tampak seperti luka bakar.

 Kutil kelamin

Gejala awal munculnya infeksi ini ditandai dengan adanya sekumpulan kutil di sekitar
alat kelamin, anus, dan pantat. Pada beberapa kasus disebutkan bahwa kutil ini
ditemukan pada bagian dalam vagina yang mengakibatkan rasa gatal dan nyeri.

Kutil kelamin disebabkan oleh infeksi virus HPV, dan menjadi salah satu infeksi menular
seksual yang penyebarannya paling cepat. Virus ini bisa ditularkan melalui kontak fisik
secara langsung, baik melalui hubungan seksual dengan penderita atau hanya dengan
menyentuh bagian yang terinfeksi saja. HPV juga bisa menyebabkana kanker serviks
pada wanita.

 Herpes simplex

Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes Simplex yang menyerang kulit, mukosa, dan
saraf manusia. Herpes simplex dibagi menjadi dua tipe, yaitu herpes simpleks tipe 1 dan
2.

Perbedaannya terletak pada lokasi kemunculannya. Herpes simplex tipe 1 terjadi di


sekitar mulut dan tubuh, sementara herpes simplex tipe 2 muncul di area kelamin.
Gejala khasnya adalah munculnya bintil kecil yang bergerombol.

Penyakit ini dapat menular melalui sentuhan langsung maupun tidak langsung. Misalnya
melalui ciuman atau hubungan seksual dengan penderita, serta melakukan seks oral
ataupun anal.
 Hepatitis B

Hepatitis B ditandai dengan gejala, seperti kelelahan, mual muntah, sakit perut, demam
dan diare. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air mani, darah, dan cairan vagina.

 Kutu kelamin

Kutu kelamin ditularkan melalui kontak antara rambut kemaluan. Dibutuhkan waktu
sekitar satu minggu bagi telur kutu untuk menetas pada rambut kelamin, yang akan
mengakibatkan gatal di sekitar area kelamin penderitanya.

 HIV/AIDS

Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
merusak sistem kekebalan tubuh. HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam atau aliran darah dengan cairan yang mengandung virus HIV. Cairan
tersebut meliputi darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu.

Jika tidak segera ditangani, HIV dapat berkembang menjadi suatu penyakit mematikan
yang disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Dampak seks bebas secara psikologis


Bagi manusia, seks lebih dari sekedar kebutuhan lahiriah. Hubungan seks dapat
menciptakan dimensi emosional yang melibatkan kepribadian, pikiran, dan perasaan.
Itulah sebabnya keintiman seksual berpotensi memiliki konsekuensi emosional yang
kuat.

Psikolog Thomas Lickona mengungkapkan bahaya seks bebas pada psikologis manusia,
yang meliputi:

 Munculnya kekhawatiran akan kehamilan dan penyakit seksual

Bagi pelaku seks bebas, ketakutan hamil di luar nikah atau tertular penyakit seksual
adalah sumber stres utama yang tidak dapat dihindarkan.

 Merasa menyesal dan bersalah

Beberapa pelaku seks bebas sering merasa menyesal dan bersalah karena dalam hati
nuraninya, perilaku tersebut dianggap salah dan terlarang untuk dilakukan.
 Memengaruhi perkembangan karakter

Ketika seseorang, apalagi anak muda, memperlakukan orang lain sebagai objek seksual
untuk kepuasaan semata, orang tersebut akan kehilangan rasa hormat pada dirinya
sendiri. Mereka kemudian akan terbiasa untuk tidak membedakan mana yang benar dan
salah, demi mendapatkan kesenangan pribadinya.

 Sulit memiliki hubungan yang serius

Hubungan singkat yang tercipta dari seks bebas kerap menimbulkan kesulitan untuk
mempercayai hubungan di masa depan pada pelakunya.

 Depresi

Suatu penelitian karya Psikolog Martha Waller mengungkapkan bahwa remaja yang
melakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas, memakai narkoba, dan minum alkohol,
adalah kelompok yang paling mungkin mengalami depresi dibandingkan dengan yang
tidak melakukannya.

 Kehamilan di usia muda

Jika tidak dilakukan dengan menggunakan pengaman, seks bebas bisa menyebabkan
kehamilan di usia muda. Kehamilan di usia muda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami tekanan darah tinggi, anemia, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah,
dan mengalami depresi pascapersalinan.

Semua dampak buruk di atas dapat dicegah dengan sebisa mungkin menghindari seks
bebas atau hanya dengan satu pasangan saja. Anda dapat melakukan seks, jika sudah
merasa siap secara fisik dan mental.

Selain itu, selalu utamakan keamanan dalam hubungan seks, seperti setia pada satu
pasangan, menggunakan kondom untuk mencegah risiko penularan infeksi menular
seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta hindari konsumsi alkohol dan
narkoba dalam hubungan seksual.

Anda mungkin juga menyukai