Anda di halaman 1dari 6

NARASI PEMATERI IMS

Assalamualaikum Wr. Wb.

Halo semuanya apa kabar? Kenalin semuanya nama saya serlina, saya mahasiswa jurusan s1 kesmas
peminatan promosi kesehatan umht

Siang hari ini bagaimana kabar kalian semua? Semoga baik baik saja yaaa

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kpd ibu dosen loveria sekarrini, mc dan mentor yang sudah
memandu acara pd siang hari ini serta teman2 yg sudah mau meluangkan waktunya untuk mengikuti
pelatihan ini.

Pada kesempatan yang berharga ini, saya diberi kesempatan untuk menyampaikan materi yang bersifat
peningkatan kapasitas pengetahuan pada remaja yang mana pada kesempatan kali ini diharapkan
peserta yang merupakan teman teman remaja dapat menerima materi dengan baik sehingga
pengetahuan teman teman akan meningkat khususnya pengetahuan terkait IMS

Berbicara tentang IMS ada yang tau kepanjangan dari IMS itu apa?

Benar sekali IMS merupakan kepanjangan dari Infeksi Menular Seksual. Berbicara tentang seksualitas
apalagi bagi remaja bukanlah hal yang tabu ya teman2, justru hal tersebut sangatlah penting untuk
diketahui oleh teman2 semuanya.

Infeksi menular seksual (IMS) merupakan salah satu penyebab permasalahan kesehatan, sosial dan
ekonomi di banyak negara. Hampir 500 juta kasus baru IMS terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Banyak
IMS tersebut merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Dalam pengendalian HIV, dapat
dijelaskan bahwa IMS merupakan pintu masuk infeksi HIV, terutama sifilis yang sudah menjadi
permasalahan global. Sifilis dapat meningkatkan risiko tertular HIV sampai 300 kali lipat. Maka epidemi
HIV khususnya di Indonesia sangat berkaitan dengan peningkatan kasus sifilis, baik di populasi kunci
maupun pada populasi umum. Konsekuensi akibat IMS cukup banyak, misalnya infertilitas akibat
gonore, angka kelahiran mati meningkat, bayi lahir cacat akibat sifilis serta infeksi human papillomavirus
sebagai pencetus kanker mulut rahim yang juga menjadi penyebab kematian yang cukup besar saat ini.

Lanjut ke slide berikutnya, nah apa itu IMS teman teman ada yang tau? Jadi teman2 ims merupakan
infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, baik melalui vagina, mulut, maupun anus. Infeksi
tersebut dapat disebabkan oleh bakteri (misalnya sifilis), jamur, virus (misalnya herpes, HIV), atau
parasit (misalnya kutu).

Mengapa ims berbahaya? Ya karena IMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap
serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar, sakit berkepanjangan, kemandulan dan
kematian. Remaja perempuan perlu menyadari bahwa risiko untuk terkena IMS lebih besar daripada
laki-laki sebab alat reproduksi perempuan lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena
gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit berlanjut ke tahap lebih parah. Misalnya
keputihan yang lebih disebabkan oleh kuman atau bakteri yang masuk ke vagina, akibat pemeliharaan
kebersihan yang buruk.

Nah next bagaimana kondisi ims di Indonesia sendiri?

Hampir 500 juta kasus baru IMS terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Banyak IMS tersebut merupakan
penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Dalam pengendalian HIV, dapat dijelaskan bahwa IMS
merupakan pintu masuk infeksi HIV, terutama sifilis yang sudah menjadi permasalahan global. Sifilis
dapat meningkatkan risiko tertular HIV sampai 300 kali lipat. Maka epidemi HIV khususnya di Indonesia
sangat berkaitan dengan peningkatan kasus sifilis, baik di populasi kunci maupun pada populasi umum.
Konsekuensi akibat IMS cukup banyak, misalnya infertilitas akibat gonore, angka kelahiran mati
meningkat, bayi lahir cacat akibat sifilis serta infeksi human papillomavirus sebagai pencetus kanker
mulut rahim yang juga menjadi penyebab kematian yang cukup besar saat ini.\

Di idnoenisa sendiri Kasus IMS masih belum terkendali. Berdasarkan laporan survei terpadu biologis dan
perilaku (STBP) pada populasi kunci di beberapa kota di Indonesia pada tahun 2007, 2011, dan 2015,
prevalensi HIV, gonore, klamidia, dan sifilis masih jauh lebih tinggi dari target pengendalian IMS
terutama pada populasi LSL, wanita penjaja seks komersial langsung (WPSL), dan waria. Sayangnya
pengetahuan komprehensif mengenai IMS dan HIV, serta penggunaan kondom pada populasi tersebut 
masih sangat rendah.

Selanjutnya yakni siapa sih yang berisiko tertular ims? Tentu saja yang paling besar besrisiko adalah
mereka dengan kegiatan seksual yang aktif namun tidak sehat dimana oyg pertama yakni orang yg

Melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan (multipartner)

- Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang multipartner


- Melakukan hubungan seksual tanpa pengaman

Nah ini kenapa ya remaja itu harus tau tentang ims?

Ternyata temen2 Remaja dianggap belum cukup memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang
pemeliharaan kesehatan reproduksi. Angka penularan IMS yang cukup tinggi pada remaja adalah salah
satu buktinya. UNFPA dan WHO menyebutkan, 1 dari 20 remaja tertular IMS setiap tahunnya,
sementara hampir separuh kasus infeksi HIV baru berusia di bawah 25 tahun. Beberapa faktor
penyebabnya adalah:

1. Minimnya pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif.


2. Kontrol keluarga dan masyarakat yang cenderung semakin rendah.
3. Semakin terbukanya akses informasi mengenai seksualitas
4. Tingkat permisifitas (serba boleh) dari hubungan antara laki-laki dengan perempuan yang
cenderung melonggar.
5. Perasaan bahwa dirinya tidak mungkin terjangkit penyakit apapun.
6. Kebutuhan untuk mencoba pengalaman baru.
7. Nilai-nilai cinta atau hubungan lawan jenis yang cenderung disalahgunakan.
8. Kurangnya pemahaman remaja akan akibat dari perilaku seks tidak aman yang dilakukannya.
9. Semakin banyaknya tempat pelacuran baik yang terlokalisir ataupun tidak.
10. Mitos-mitos yang berkembang di masyarakat
11. masyarakat yang belum bisa menerima kehadiran pendidikan seksualitas bagi keluarga.

Selanjutnya kita akan membahas jenis2 ims, namun sebelum kita masuk ke materi ini aku peringatkan ya
teman2 materi ini berisi gambar2 sensitif terkait penyakit ims dan apabila temen2 tidak nyaman boleh
sekali untuk tidak melihat gambarnya namun diharap tetap mendengarkan apa yg akan saya jelaskan.

Baik yg pertama adalah penyakit gonore atau biasa disebut dengan kencing nanah. Nah infeksi bakteri
menular seksual ini jika tidak diobati, dapat menyebabkan infertilitas.

Dengan pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi tanda-tanda keberadaan infeksi meskipun tidak
ada gejala.

Gejala berupa nyeri buang air kecil dan cairan abnormal pada penis atau vagina. Pada Pria akan
mengalami nyeri di testis, sedangkan wanita mengalami nyeri di perut bagian bawah. Pada beberapa
kasus, gonore tidak memiliki gejala. Gonorea ini dapat diobati dengan antibiotik.

Yang kedua ada penyakit klamidia Penyakit menular seksual umum yang mungkin tidak menimbulkan
gejala.

Klamidia ini mempengaruhi orang-orang dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada wanita muda.

Nah banyak sekali orang yang mengidap klamidia ini tetapi tidak memiliki gejala, tetapi mereka masih
bisa menulari orang lain melalui kontak seksual. Gejala mungkin termasuk nyeri genital dan keluarnya
cairan dari vagina atau penis.

Terapi antibiotik untuk pasien yang mengidap dan pasangan seksual pasien tersebut dianjurkan.
Pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi menular seksual umum lainnya juga harus dilakukan.

Selanjutnya ada penyakit sifilis. Infeksi bakteri ini yang biasanya menyebar melalui kontak seksual dan
dimulai dengan luka tanpa rasa sakit.

Nah sifilis ini terjadi dalam beberapa bertahap, dan gejalanya bervariasi pada setiap tahapnya.

Tahap pertama melibatkan luka tanpa rasa sakit pada alat kelamin, dubur, atau mulut.
Setelah sakit awal sembuh, tahap kedua ditandai dengan ruam. Kemudian, tidak ada gejala sampai
tahap akhir yang mungkin terjadi beberapa tahun kemudian. Tahap akhir ini dapat mengakibatkan
kerusakan otak, saraf, mata, atau jantung.

Nah penyakit sifilis ini dapat diobati dengan penisilin. Dan jika memiliki pasangan maka si pasangan
seksual nya juga harus diobati.

Kemudian ada penyakit chancroid atau ulkus mole penyakit ini terjadi di area genitalia, baik pada laki-
laki maupun perempuan. Bakteri penyebab infeksi ini yaitu Haemophilus ducreyi. Bakteri tersebut
menyerang jaringan-jaringan di bagian luar vagina dan penis sehingga menimbulkan luka atau bintil-
bintil kecil. Nah gejala yang dialami si penderita ini bisa kesulitan saat membuang air besar, nyeri saat
buang air kecil dan Pembengkakan pada kelenjar getah bening atau limfadenopati.

Lalu ada penyakit Granuloma Inguinale atau donovanosis merupakan penyakit menular seksual


yang terbentuk ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat atau benda yang dianggap asing
oleh tubuh, baik yang sifatnya kimiawi, biologis, maupun fisik. Selain itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh
infeksi, peradangan, atau iritasi yang disebabkan oleh infeksi bakteri menahun, bersifat progresif, dan
destruktif yang menyerang kulit pada area genital dan sekitarnya berbentuk ulkus atau luka.

Adapun gejala nya seperti benjolan kemerahan yang muncul di area selangkangan. Benjolan ini
berukuran kecil dan tidak menimbulkan nyeri sehingga sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Nah
ini biasa terjadi Pada penderita yang melakukan seks anal atau oral.

Selanjutnya ada penyakit HIV/AIDS mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi. Virus ini dapat
ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan vagina.

Dalam beberapa minggu infeksi HIV, gejala seperti flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan
dapat terjadi. Kemudian penyakit ini biasanya tanpa gejala sampai berkembang menjadi AIDS. Gejala
AIDS termasuk penurunan berat badan, demam atau berkeringat saat malam, kelelahan, dan infeksi
berulang.

Tidak ada obat untuk AIDS, tetapi kepatuhan yang ketat untuk mengonsumsi rejimen anti-retroviral
(ARV) dapat secara dramatis memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi
sekunder dan komplikasi.

Lalu ada penyakit Herpes Genitalis biasa disebut herpes kelamin. Nah penyakit menular seksual umum
ini yang ditandai dengan nyeri dan luka pada alat kelamin. Yang disebabkan oleh virus herpes simpleks,
penyakit ini dapat mempengaruhi pria maupun wanita. Nyeri, gatal, dan luka kecil muncul lebih dulu.
Kemudian membentuk bisul dan koreng. Setelah infeksi awal, herpes genital menjadi tidak aktif di dalam
tubuh. Gejala dapat kambuh selama bertahun-tahun.

Berikutnya ada penyakit kutil kelamin atau kutil genital Suatu benjolan kecil pada alat kelaminnya.

Kutil genital ini infeksi menular seksual umum yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).
Karakteristik gejalanya yaitu adanya benjolan kecil pada kelamin. Vaksin dapat melawan banyak jenis
kutil kelamin penyebab HPV. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat resep yang dioleskan langsung ke
kutil, atau bisa diangkat dengan bedah. Adapun yang dirasakan si penderita yaitu munculnya bengkak
kecil di daerah kemaluan. Beberapa kutil tumbuh berdekatan menyerupai bentuk kembang kol. Rasa
gatal atau rasa tidak nyaman di daerah kemaluan.

Lalu ada penyakit Hepatitis Virus. Pada Hepatitis B dan hepatitis C dianggap sebagai salah satu penyakit
kelamin paling berbahaya. Kedua jenis hepatitis ini menular lewat hubungan seksual dan dapat
menyebabkan peradangan pada hati. Adapun ciri-cirinya : Penurunan nafsu makan; Mual dan muntah;
Perut bagian bawah terasa nyeri; Sakit kuning (bisa dilihat dari kulit dan bagian putih mata yang
menguning). Gejalanya menyerupai flu, seperti lelah, badan terasa nyeri, dan sakit kepala.

Kemudian ada penyakit Moluskum Kontagiosum, penyakit ini Infeksi kulit karena virus yang
menimbulkan benjolan bulat, keras, dan tidak sakit. Kondisi ini menyebar melalui kontak dengan orang
yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi. Meskipun tidak nyeri, benjolan kecil mungkin gatal.
Benjolan yang digaruk dapat menyebarkan infeksi ke kulit di sekitarnya. Benjolan biasanya hilang sendiri.
Dalam kasus yang jarang terjadi, benjolan dapat dihilangkan menggunakan obat atau prosedur lainnya.

Selanjutnya ada penyakit Trikomoniasis atau trichomoniasis merupakan penyakit infeksi pada alat
kelamin yang disebarkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit
bernama Trichomonas vaginalis. Faktor risiko meliputi pasangan seksual yang berganti-ganti dan tidak
menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Trikomoniasis menyebabkan keluarnya cairan berbau
busuk pada vagina, kelamin gatal, dan nyeri saat buang air kecil pada wanita. Pria biasanya tidak
memiliki gejala apa pun. Komplikasi trikomoniasis bagi ibu hamil termasuk risiko kelahiran prematur.
Penanganan berupa kedua pasangan harus mengonsumsi satu dosis besar antibiotik oral tertentu.

Kemudian ada penyakit Candidiasis atau kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur
Candida albicans. Candidiasis biasanya terjadi di kulit, mulut, dan kelamin. Jika tidak ditangani, infeksi ini
bisa menyebar ke organ tubuh lain, seperti usus, ginjal, jantung, dan otak. Candidiasis dapat dialami oleh
siapa saja. Selain dapat menyerang siapa saja, infeksi ini juga dapat menular dari satu orang ke orang
lain. Kandidiasis vagina biasanya dapat diobati dengan obat antijamur yang dioleskan atau dimasukkan
pada bagian dalam vagina seperti butoconazole, clotrimazole, miconazole, nistatin atau tioconazole.

Lalu ada penyakit pedikulosis pubis atau bisa disebut Kutu kelamin. Parasit ini jarang hidup di kulit
kepala, tetapi mereka dapat hidup di bagian tubuh berbulu lainnya, termasuk ketiak, jenggot, kumis, alis,
dan bulu dada. Kutu kemaluan umumnya menular melalui kontak langsung dengan orang yang
terjangkit, terutama kontak langsung yang intim, seperti hubungan seksual. Selain itu, kutu kemaluan
juga dapat menular melalui barang-barang yang terkontaminasi, seperti seprai, selimut, handuk, dan
pakaian. Jika kutu kelamin terlepas atau jatuh dari rambut, maka kutu akan mati dalam waktu satu
hingga dua hari. Kutu ini dapat diatasi dengan salep yang mengandung ivermectin, permethrin, atau
lindane.
Yang terakhir ada penyakit Kudis, atau scabies, Penyakit Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap kutu bernama sarcoptes scabiei. Skabies di kemaluan tidak
hanya terasa sangat mengganggu, namun juga bisa sangat mudah menular ke pasangan Anda. Penularan
ini tidak hanya bisa terjadi secara langsung saat berhubungan seks, namun bisa juga secara tidak
langsung, contohnya jika Anda bertukaran handuk atau pakaian. Gangguan kulit ini tidak akan sembuh
tanpa perawatan dan sifatnya menular. Pasalnya, telur dengan cepat menetas, lalu berpindah tempat
pada kulit bagian tubuh lainnya dan memulai kembali siklus. Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena
penyakit kulit ini bisa sembuh dengan memanfaatkan berbagai bahan alami di rumah.

………….

Anda mungkin juga menyukai