1. Jelaskan hubungan antara IMS dan Budaya (budaya trtntu ada kegiatan2 yg
merupakan prostitusi terselubung, misal daerah kemukus jogja cari kekayaan
harus bawa pasangan. pasangan yg ditukar)
2. Jelaskan hubungan antara IMS dan kehamilan. (tergantung jenis penyakit
imsnya bisa cacat bayinya, abortus, meninggal, konjungititis blenore)
3. Jelaskan peran anda sebagai sarjana kesehatan masyarakat dalam melakukan
promosi dan prevensi pada kejadian IMS yg berhubungan dengan pariwisata.
(perpindahan org)
4. Jelaskan mengapa penyakit IMS susah diberantas di muka Bumi. (krn 1 faktor
manusia punya keinginan untuk punya pasangan lagi poligami dan poliandri, 2.
faktor penyakit itu yg menularkan)
5. Jelaskan apa yg disebut periode jendela/window period pada HIV/AIDS
Jawaban:
1. Hubungan antara IMS dan Budaya kita di indonesia melihat dari beberapa aspek
dibawah ini :
b. Budaya rebu dibuat sebagai kontrol sosial dari norma adat masyarakat Karo,
untuk menghindari perilaku seks bebas dalam suatu keluarga Karo. Selain itu
masyarakat Karo juga yang masih tabu dalam membicarakan pendidikan seks
terlalu vulgar. Disadari atau tidak sikap seperti ini pada tingkatan tertentu
mengakibatkan seseorang yang akan menanjak dewasa tidak diberi pembekalan
yang baik dan terarah mengenai perilaku seksual yang seharusnya.
c. Budaya Patriarkat yang dianut oleh masyarakat Karo memiliki dampak yang
merugikan pada kaum perempuan, sebagai pihak yang lemah. Dimana laki-laki
adalah superior dan perempuan inferior sehingga laki-laki dibenarkan untuk
menguasai dan mengontrol perempuan. Hal ini menjadikan perempuan
tersubordinasi.
e. Daerah Kemukus Jogja, kerap menjadi tempat orang mencari jalan instan
menjadi kaya. Meskipun cara yang ditemput cukup ekstrim. Konon, sang pencari
pesugihan di gunung kemukus ini wajib melakukan hubungan badan dengan
pasangan yang tidak sah selama tujuh kali berturut-turut dan dilaksanakan di
malam Jumat Pon. Ritual yang sudah ada selama berabad-abad itu, mengharuskan
pasangan yang baru bertemu untuk berhubungan seksual di samping candi, di sisi
Gunung Kemukus, yang terletak di sebuah desa dekat Solo, Jawa Tengah. Budaya
ini merupakan kegiatan prostitusi terselubung atau seks bebas yang
memungkinkan penularan IMS. Apalagi jika banyaknya pencari pesugihan yang
datang. Hal ini jelas berdampak negatif bagi kesehatan kulit dan alat kelamin.
2. Infeksi menular seksual alias IMS adalah penyakit yang berpindah dari satu
orang ke orang lainnya melalui hubungan seksual. Proses penularan penyakit ini
bisa terjadi akibat adanya aktivitas seksual melalui mulut, anus, penis maupun
vagina. Bisa dikatakan, IMS merupakan penyakit serius yang dapat menyebabkan
terjadinya berbagai komplikasi. Jika terjadi pada ibu hamil, penyakit ini bisa
mengancam keselamatan ibu maupun janin dalam kandungan. Berikut beberapa
contoh IMS pada ibu hamil dan pengaruhnya terhadap janin:
a. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah jenis virus yang dapat menular
melalui melalui hubungan seksual atau bertukar jarum suntik dengan penderita
HIV. Selain itu, jika Anda memiliki luka di kulit dan luka tersebut terpapar cairan
tubuh penderita HIV, maka Anda juga sangat berisiko untuk tertular penyakit
tersebut. Calon bayi dari ibu penderita HIV juga berisiko mengalami penyakit yang
sama. Ini karena HIV dapat menular melalui plasenta (semasa hamil), proses
persalinan, juga melalui ASI.
b. Gonore
Gonore adalah infeksi menular seksual yang terjadi akibat paparan bakteri
Neisseria gonorrhoea. Jika penyakit ini terjadi pada ibu hamil, terjadinya keputihan
berbau, rasa terbakar sewaktu berkemih, atau nyeri perut tak bisa dihindari. Tak
hanya itu, bahaya IMS gonore yang tak ditangani dengan baik adalah risiko
keguguran, kelahiran prematur, kehamilan di luar kandungan, dan gangguan
kesuburan di masa mendatang. Sementara itu, bayi yang lahir dari ibu dengan
gonore sangat berisiko untuk mengalami kebutaan, infeksi sendi, dan infeksi darah.
Semua kondisi tersebut sangat mungkin mengancam nyawa.
c. Klamidia
d. Sifilis
Sifilis adalah jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum. Penyakit ini dapat dengan mudah menular pada calon bayi
jika dialami oleh ibu hamil. Infeksi sifilis pada janin dapat dimulai sejak usia
kehamilan 14 minggu, dan risiko semakin meningkat seiring bertambahnya usia
kehamilan. Bahaya IMS pada ibu hamil membuat bayi berisiko tinggi untuk lahir
secara prematur dan mengalami masalah organ tubuh. Bahkan, sekitar 40% wanita
hamil yang mengalami sifilis dan tidak diobati dapat berakhir pada kematian bayi.
e. Bakterial Vaginosis
Bakterial vaginosis adalah jenis infeksi vagina yang paling sering terjadi pada
wanita yang sudah aktif secara seksual. Penyebabnya, yaitu paparan bakteri
Gardnerella vaginalis, Mobiluncus, Mycoplasma hominis, dan Bacteroides.
Beberapa kasus bakterial vaginosis menyebabkan vagina berbau amis, terutama
saat berhubungan seksual. Jika IMS ini terjadi pada ibu hamil, risiko berbagai
kondisi berikut bisa meningkat: