di Sekolah
Pengarah:
Dr. Thamrin Kasman
Diterbitkan oleh:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ii
KATA PENGANTAR
iii
Selain itu, buku ini juga dapat menambah jumlah koleksi buku-buku
yang ada di perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi yang
patut dibaca. Sebagian besar materi buku ini banyak menggunakan
sumber bacaan dari buku yang pernahditerbitkanolehPusat
Pengembangan Kualitas Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku
ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga
buku ini dapat menjadi pemacu semangat para guru untuk terus
berpacu dalam belajar dan mengajar secara kreatif, inovatif dan
bertanggungjawab.
���������������
Jakarta, Juli 2014
����
Sekretaris Direktorat Jenderal
iv
Daftar Isi
BAB III MORAL DAN ETIKA 29
A. Peranan Moral dan Etika dalam 29
Keyakinan Beragama 29
B. Peranan Moralitas Agama dalam
Menanggulangi HIV-AIDS 31
C. Ajaran Agama dalam Perilaku Sosial 34
D. Ajaran Agama dalam Menanggulangi
Penyalahgunaan Narkotika dan HIV-AIDS 35
E. Pandangan Agama Terhadap HIV-AIDS 37
F. Moral Agama Sebagai Benteng dalam
Pencegahan HIV-AIDS 38
DAFTAR PUSTAKA 40
vi
BAB I
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
A. Pengertian IMS
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit
yang penularannya terutama melalui hubungan seksual.
HIV juga merupakan penyakit yang dapat digolongkan
ke dalam IMS, karena cara penularannya terutama melalui
hubungan seksual.
C. Penyebab IMS
Penyebab dari IMS dapat dilihat dari organismenya yaitu:
• Bakteri (kuman); misalnya gonorhoe, sifilis
• Virus; misalnya herpes genitalis, HIV-AIDS
• Jamur; misalnya kandidiasis
1. Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah salah satu jenis penyakit
kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Secara potensial penyakit ini paling
berbahaya, khususnya bila pada tiga tahun pertama
2. Gonore
Gonore (gonorrhoea) dan sering disingkat GO, dikenal
di masyarakat sebagai penyakit kencing nanah.
Penyebabnya adalah bakteri gonokokus atau Neisseria
gonorrhea. Kuman gonokokus hanya dapat ditularkan
melalui hubungan seksual dengan seseorang yang
sedang menderita gonore.
Bayi yang baru lahir dapat tertular pada matanya
ketika baru dilahirkan dari ibu yang mengidap gonore.
Penyakit ini pada wanita biasanya tidak menimbulkan
gejala menyolok, bahkan tidak menimbulkan gejala
apa pun, sehingga banyak wanita tidak menyadari
bahwa dirinya mengidap gonore.
3. Herpes Genitalis
Penyakit ini diakibatkan oleh virus Herpes hominis
type 2, biasanya terjadi pada orang dewasa atau pun
anak-anak. Khusus pada perempuan, herpes jenis
ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. Apabila
perempuan yang terkena herpes aktif sedang hamil,
maka risiko terjadinya keguguran makin besar. Herpes
genitalis sangat menular, terutama pada saat pengidap
mendapat serangan. Pada serangan ini biasanya virus-
virus sedang berkembang biak dan menimbulkan luka-
luka lepuh. Ketika tidak ada serangan, infeksi ini tetap
menular. Herpes genitalis yang biasanya ditularkan
melalui hubungan kelamin ini, cenderung dapat
disembuhkan.
4. Trikomonas (Trichomoniasis)
Penyakit trikomonas disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis. Pada wanita, gejalanya adalah keputihan
yang berwarna kekuningan, kuning hijau, berbau
tidak enak dan berbusa. Pada infeksi ini, pengidapnya
A. Pengertian HIV
B. Pengertian AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficency
Syndrome. Syndrome atau sindroma, berarti kumpulan
gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit. Deficiency berarti
kekurangan. Immune berarti kekebalan, sedangkan
Acquired berarti “diperoleh” atau didapat. Dalam hal ini,
“diperoleh” mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan
penyakit keturunan. Seseorang yang mengidap AIDS bukan
karena ia dapatkan dari orang tua yang mengidap AIDS,
tetapi karena terinfeksi HIV. Oleh karena itu, AIDS dapat
diartikan sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang.
AIDS merupakan fase akhir dari infeksi HIV.
D. Perilaku Berisiko
Orang yang memiliki perilaku berisiko menularkan atau
tertular HIV adalah:
• Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam
melakukan hubungan seksual, dan pasangannya.
• Wanita dan pria pekerja seks, serta pelanggan mereka.
F. Proses Infeksi
1. Mulai masuknya HIV sampai terdeteksi di dalam tubuh
dikenal dengan masa periode jendela, dimana seseorang
sudah terinfeksi HIV walaupun belum menunjukkan
gejala.
2. Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya,
karena belum adanya gejala sakit apapun. Namun
1. Stadium 1
Beberapa hari atau beberapa minggu sesudah terjadi
infeksi HIV untukpertama kali, seseorang mungkin
akan menjadi sakit dengan keluhan dan gejala-gejala
mirip “seperti flu”, yaitu:
• Demam
• Rasa lemah dan lesu
• Sendi-sendi terasa nyeri
2. Stadium 2
Pada masa ini pengidap merasa sehat, hal ini dapat
berlangsung beberapa tahun, dulu disebut “fase
laten” dan dianggap HIV dalam tubuh dalam keadaan
tidak aktif, dalam penelitian baru sekarang terbukti HIV
selalu dalam keadaan aktif. Secara perlahan-lahan terus
merusak sistem kekebalan.
3. Stadium 3
Mula-mula pengidap mengalami gejala-gejala ringan,
selanjutnya memasuki tahap di mana sudah mulai
timbul gejala-gejala tetapi gejala-gejala inipun mirip
dengan yang terjadi pada penyakit lain, yaitu:
• Demam berkepanjangan
• Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu
3 bulan)
• Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan
aktivitas fisik sehari-hari
• Pembekakan kelenjar: di leher, lipat paha dan ketiak
• Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang
jelas
• Batuk dan sesak nafas lebih dari satu bulan secara
terus-menerus
• Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan
Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena
4. Stadium 4
Pengidap mengalami gejala yang lebih berat oleh
karena kekebalan tubuh sudah sangat menurun. Pada
tahap ini pengidap mudah diserang penyakit lain,
dan disebut “infeksi oportunistik”. Maksudnya adalah
penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri,
jamur atau parasit (yang bisa juga hidup dalam tubuh
kita), yang bila sistem kekebalan tubuh baik, kuman ini
dapat dikendalikan oleh tubuh.
Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang menjadi
pengidap AIDS.
• Radang paru: TBC ( Tuberculosis)
• Radang saluran pencernaan
• Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
• Kulit: Herpes Simpleks, kanker kulit
• Gangguan susunan saraf: Toxoplasmosis
• Alat kelamin: herpes genitalia
HIV tidak membunuh pengidap secara langsung,
pada umumnya pengidap AIDS akan meninggal dunia
karena penyakit oportunistik yang menyertainya.
3. Pencegahan Penularan
dari Ibu kepada Anak
Seorang Ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap
janin yang dikandungnya atau bayinya cukup besar,
kemungkinannya sebesar 30-40%. Risiko semakin besar
4. Pengobatan
Sampai sekarang belum ada obat untuk menyembuhkan
penyakit AIDS.Pengobatan yang dibutuhkan seorang
pengidap AIDS diperlukan tidak saja untuk melawan infeksi
sampingan yang muncul, tetapi juga untuk mencegah
komplikasi virus lebih lanjut dan untuk memperbaiki
fungsi tubuh pengidap akibat sistem kekebalannya yang
sudah rusak.
Ada beberapa jenis obat yang telah ditemukan yang
berfungsi hanya untuk menghambat perkembangan
HIV. Obat-obat bekerja menghambat kerja 3 enzim yang
terdapat pada inti sel, sehingga diperlukan 3 kombinasi
obat dengan cara kerja yang berbeda yang kini disebut
ARV (Anti Retro Viral). Akan tetapi obat ARV ini belum
J. Penyebaran HIV-AIDS
Situasi AIDS di Indonesia
Kasus AIDS yang pertama di Indonesia dilaporkan dari Bali
pada tahun1987 (seorang wisatawan asing). Kemudian
jumlah pengidap HIV atau pengidap AIDS bertambah
terus secara cepat. Perlu diketahui bahwa AIDS merupakan
fenomena gunung es: yang muncul ke permukaan
merupakan bagian kecil dari keadaan sebenarnya.
Jumlah kumulatif infeksi HIV sampai dengan Juni 2013
sebanyak 108.600 orang, sedangkan untuk AIDS sebanyak
43.667 orang.
K. Dampak HIV-AIDS
1. Tinjauan Sejarah
Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai mahluk
yang paling cerdas dari semua ciptaan Tuhan.
Dengan dibekali akal budi serta bentuk tubuh yang
dapat dipergunakan untuk menjalani hidupnya
sesuai dengan apa yang diharapkan penciptanya.
Tapi manusia juga mendapat kebebasan dari Sang
Pencipta untuk melaksanakan keputusan dan tindakan
dalam hidupnya. Penggunaan fungsi alat tubuh serta
penyaluran keinginan yang berlebihan di luar hasrat
yang sewajarnya sering kali membawa bencana yang
tidak diharapkan oleh manusia itu sendiri. Perilaku
seksual berisiko adalah salah satu contohnya yang
menjadi media penularan HIV.
40