PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu tahap peralihan dari anak-anak dengan masa
dewasa. Lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual mulai menjadi
matang. Masa remaja juga merupakan tahap lebih lanjut dari perkembangan sosial
mereka. Mereka lebih suka bermain,bercerita dan belajar tentang segala hal
bersama. Mereka juga mencontoh apa yang dilakukan oleh teman sebayanya atau
orang yang lebih tua dari mereka tentang pergaulan antar sesama.
Era globalisasi ini, pergaulan antar sesama remaja banyak yang telah
menyalahi aturan. Menyalahi aturan dalam arti, banyak sekali sikap-sikap mereka
yang tidak seharusnya dilakukan saat seusia mereka, seperti ; seks
bebas,pemakaian narkoba, dan memakai tato. Sikap-sikap diatas sangat berisiko
tertular pada remaja yang tidak menyeleksi arus pergaulan mereka secara ketat.
Hal ini bisa merusak moral remaja. Remaja adalah calon pemimpin bangsa ini di
masa yang akan dating, apabila moralnya rusak tentu ini akan merusak Negara
kita juga. Selain merusak moral, sikap-sikap ini bisa merusak kesehatan remaja itu
sendiri. Penyakit yang paling dikhawatirkan menular pada remaja karena sikap ini
adalah HIV/AIDS.
HIV/AIDS pada remaja perlu diwaspadai karena bisa mengurangi
produktifitas remaja. Selain itu, bila remaja yang terkena HIV/AIDS adalah yang
wanita, bila ia memiliki keturunan, biasa berisiko untuk bayinya. Jadi, kejadian ini
bisa meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Sampai saat ini, belum
ditemukan obat untuk penyakit ini. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi dini
untuk para remaja dalam mengenali HIV/AIDS, penularannya dan pencegahan
agar remaja tidak tertular penyakit yang berbahaya ini.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk kasus AIDS secara kumulatif, jumlah kasus AIDS sampai dengan
Juni 2011 sebesar 26.483 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 45,9% diantaranya
adalah kelompok usia 20 29 tahun (Kemenkes RI, 2011).
dengan karakteristik AIDS yang gejalanya baru muncul
Jika dikaitkan
setalah
3 10
tahun terinfeksi, maka hal ini semakin membuktikan bahwa sebagian besar
dari mereka yang terkena AIDS telah terinfeksi pada usia yang lebih muda.
Namun, masih banyak kasus HIV/AIDS yang tidak dilaporkan mengingat
pada fase awal AIDS selain tanpa gejala, juga tidak dapat dideteksi. Kasus
HIV/AIDS bagaikan gunung es. Yang nampak hanyalah permukaan belaka namun
kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak, maka
terjadi apa yang disebut sebagai Fenomena Gunung Es. Artinya adalah data
kasus statistik mengenai jumlah angka individu yang terinfeksi HIV maupun
b. Kulit
PPE* dan kulit kering yang luas* merupakan dugaan kuat infeksi HIV.
Beberapa kelainan seperti kutil genital (genital warts), folikulitis dan psoriasis
sering terjadi pada ODHA tapi tidak selalu terkait dengan HIV.
c. Infeksi
-Infeksi jamur
Kandidiasis oral*
Dermatitis seboroik*
Kandidiasis vagina berulang
-Infeksi viral
d. Gangguan pernafasan
Batuk lebih dari satu bulan
Sesak nafas
Tuberkulosis
Pneumonia berulang
Sinusitis kronis atau berulang
e. Gejala neurologis
Nyeri kepala yang semakin parah (terus menerus dan tidak jelas
penyebabnya)
Kejang demam
Menurunnya fungsi kognitif
Keterangan : Keadaan tersebut merupakan dugaan kuat terhadap infeksi HIV
Sumber : WHO SEARO 2007
Hubungan Seks yang tidak aman dengan pengindap HIV/AIDS karena salah
satu media penularan HIV/AIDS yaitu melalui cairan sperma maupun cairan
vagina
Menggunakan jarum suntik yang telah tercemar HIV,dimana jarum suntik
1) Antenatal yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, melalui plasenta
2)
Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan
vagina
3) Postnatal yaitu setelah proses persalinan, melalui air susu ibu
4) Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah
terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang
tertular HIV tertular dari ibunya.
mematikan yaitu HIV/AIDS akibat penggu naan narkoba dengan jarum suntik.
Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang memiliki
banyak pasangan lain,selain itu juga meningkat pada pasien yang menyukai
pasangan sesama jenis seperti laki suka laki.
c. Hal yang penting diketahui seputaran hal yang tidak menularkan
HIV
HIV/AIDS menular melalui hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke
orang lain di rumah, tempat kerja atau tempat umum lainnya
6
Secara umum, Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E),
yaitu:
A: Abstinence memilih untuk tidak melakukan hubungan seks pranikah
B: Be faithful saling setia
C: Condom Menggunakan kondom secara konsisten dan benar
D: Drugs Tolak penggunaan NAPZA
E: Equipment Jangan pakai jarum suntik bersama
Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang :
Upaya
Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas
pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik.
Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang
mengidap virus HIV.
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui
darah adalah:
Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan
jalan memeriksa
dilaksanakan
darah
donor.
Hal
ini
masih
belum
dapat
penyalahgunaan
narkotik
harus
menghentikan
janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, pada
waktu persalinan dan sesudah bayi di lahirkan.
Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan
himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.
2. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang
Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar adalah
karena hubungan seksual, terutama dengan orang asing. Kasus AIDS yang
menimpa orang Indonesia adalah mereka yang pernah ke luar negeri dan
mengadakan hubungan seksual dengan orang asing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko penularan dari suami
pengidap HIV ke istrinya adalah 22% dan istri pengidap HIV ke suaminya
adalah 8%. Namun ada penelitian lain yang berpendapat bahwa resiko penularan
suami ke istri atau istri ke suami dianggap sama. Kemungkinan penularan tidak
terganggu pada frekuensi hubungan seksual yang dilakukan suami istri.
Mengingat masalah seksual masih merupakan barang tabu di Indonesia, karena
norma-norma budaya dan agama yang masih kuat, sebetulnya masyarakat kita
tidak perlu risau terhadap penyebaran virus AIDS. Namun demikian kita tidak
boleh lengah sebab negara kita merupakan negara terbuka dan tahun 1991 adalah
tahun melewati Indonesia.
Upaya
jangka
panjang
yang
harus
kita
lakukan
untuk
11
BAB III
PENUTUP
Demikian informasi yang dapat penulis paparkan pada makalah ini,tentu
masih banyak terdapat kekurangan dari informasi terkait masih banyak referensi
tentang penyakit yang sangat berbahaya ini.
Penulis mengharapkan kritik yang membangun untuk kemajuan penulisan
makalah ini kedepannya dari pembaca .
3.1 Kesimpulan
HIV/AIDS adalah penyakit yang mengintai remaja bila remaja melakukan
sikap-sikap yang di luar batas normalnya. Oleh karena itu, penting edukasi dini ini
bagi remaja, agar remaja sadar terhadap pentingnya kesehatannya, kehidupan
sosialnya dan masa depannya.
3.2 Saran
12
Untuk para remaja, janganlah sampai terjerumus pada hal-hal yang bisa
menularkan HIV/AIDS seperti informasi pada makalah ini, agar remaja Indonesia
kelak adalah remaja yang sehat moralnya juga sehat fisiknya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Almoesso,Sudibyo.2012.Pedoman
Pengelolaan
PIK
R/M.
Jakarta:
dan
Terapi
Klinis
Infeksi
HIV
Pengetahuan
Dasar
Tentang
HIV/AIDS.
13
LAMPIRAN
1. Gambar (dilihat dari fisik penderita HIV/AIDS )
14
15