Anda di halaman 1dari 7

INFLUENZA

• Kompetensi :4
• Definisi
Influenza tergolong infeksi saluran napas akut (ISPA) yang biasanya teij adi dalam bentuk epidemi.
Disebut common cold atau selesma bila gejala di hidung lebih menonjol, sementara "influenza"
dimaksudkan untuk kelainan yang disertai faringitis dengan tanda demam dan lesu yang lebih nyata.
• Penyebab
Banyak macam virus penyebabnya, antara lain Rhinovirus, Coronavirus, virus Influenza A dan
B, Parainfluenza, Adenovirus. Biasanya penyakit ini sembuh sendiri dalam 3 - 5 hari.
• Gambaran Klinis
Gejala sistemik khas berupa gejala infeksi virus akut yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri
sendi, dan nafsu makan hilang, disertai gejala lokal berupa rasa menggelitik sampai
nyeritenggorokan, kadang batuk kering, hidung tersumbat, bersin, dan ingus encer. Tenggorokan
tampak hiperemia.Dalam rongga hidung tampak konka yang sembab dan hipermia. Sekret dapat
bersifat serus, seromukus atau mukopurulen bila ada infeksi sekunder
• Diagnosis
Untuk mengetahui komplikasi perlu dilakukan pemeriksaan: auskultasi paru, status
telinga pada anak, EKG pada yang mengeluh nyeri dada
• Penatalaksanaan
Anjuran istirahat dan banyak minum sangat penting pada influenza ini. Pengobatan
simtomatisdiperlukan untuk menghilangkan gejala yang terasa berat atau
mengganggu.
Parasetamol 500 mg 3 x sehari atau asetosal 300 - 500 mg 3 x sehari baik untuk
menghilangkannyeri dan demam.
Untuk anak, dosis parasetamol adalah : 10 mg/kgBB/kali, 3 - 4 kali sehari Antibiotik
hanya
diberikan bila terjadi infeksi sekunder.
VIRUS INFLUENZA SUBTIPE A (FLU BURUNG)
• Definisi
• Flu burung (Avian influenza) adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus yang pada umumnya menyerang unggas dan
dapatjuga menular dari unggas ke manusia.
• Penyebab
• Virus influenza tipe A sub-tipe H5N1
• Cara Penularan
• Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui:
• a. Binatang: kontak langsung dengan unggas yang sakit atau produk unggas yang dakit
• b.Lingkungan: udara atau peralatan yang tercemar virus tersebut baik yang berasal dari tinja atau sekret unggas yang terserang virus flu
burung (AI)
• c. Manusia: sangat terbatas dan tidak efisien (ditemukannya beberapa kasus dalam kelompok
• I cluster)
• d.Konsumsi produk unggas yang tidak dimasak dengan sempuma mempunyai potensi penularan virus flu burung.
• Gambaran klinis
• Masa inkubasi rata-rata 3 ( 1 - 7 hari). Masa penularan pada manusia adalah 1 hari sebelum dan
• 3 - 5 hari setelah gejala timbul, sedangkan penularan pada anak dapat mencapai 21 hari. Gejala yang ditimbulkan sarna seperti flu biasa,
ditandai dengan demam mendadak (suhu > 38°C), batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak, sakit kepala, malaise, muntah, diare dan nyeri
otot.
Diagnosis
• 1. Tersangka flu burung
• Apabila demam (suhu > 38°C) disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut: Batuk
• Sakit tenggorokan
• Pilek
• Sesak nafas
• Disertai satu atau lebih dari pajanan di bawah ini dalam 7 hari sebelum
• timbulnya gejala:
• Kontak erat (dalam jarak 1 meter), seperti merawat, berbicara, atau bersentuhan dengan
• pasien tersangka (suspek), probabel atau kasus H5N1 yang sudah konfirmasi.
• Terpajan (misalnya memegang, menyembelih, mencabuti bulu, memotong,
• mempersiapkan untuk konsumsi) dengan temak ayam, unggas liar, bangkai unggas atau terhadap lingkungan yang tercemar oleh kotoran unggas itu
dalam wilayah dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau manusia telah dicurigai atau dikonfirmasi dalam satu bulan terakhir.
• Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempuma di wilayah yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau
manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir.
• Kontak erat dengan binatang lain (selain temak unggas atau unggas lain), misalnya kucing
• atau babi yang telah dikonfirmasi terinfeksi H5N1.
• Memegang/menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung virus
• H5N1 dalam suastu laboratorium atau tempat lainnya
• Ditemukan leukopenia (dibawah nilai normal: 5000 - 10.000).
• Ditemukan titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa sub-tipe.
• Foto toraks menunjukkan pneumonia yang cepat memburuk pada serial foto.
2. Penderita (konfirmasi) flu burung
• Apabila pada tersangka disertai satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan
di laboratorium influenza nasional, regional atau intemasional yang hasil pemeriksaan
H5Nlnya
• diakui oleh WHO sebagai konfirmasi: Isolasi virus influenza AlH5N1 positif
• Hasil PCR influenza AlH5N1 positif
• Peningkatan > 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen
• dibandingkan dengan spesimen akut (diambil > 7 hari setelan onset penyakit), dan titer
antibodi netralisasi harus pula • 1/80).
• Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 • 1/80 pada spesimen serum yang diambil pada hari
ke • 14 setelah onset penyakit disertai hasil postif hasil uji serologis lain, misalnya titer HI
• sel darah merah kuda- 11160atauwestem blot speciflcH5 positif.
TATALAKSANA
• a. Tersangka flu burung diberikan oseltamivir 75 mg 2 x sehari selama 5
hari. Dosis anak
• sesuai dengan berat badan (usia> 1 tahun : 2mg/kgBB), lalu dirujuk ke
rumah sakit rujukan flu burung
• b. Pemberian tersebut harus mengikuti sistem skoring yang telah
disepakati (lihat buku
• Pengendalian Flu Burung dan Penggunaan Oseltamivir di Puskesmas, 2006)
• c. Setiap pemberian oseltamivir harus berdasarkan resep dokter
dan dicatat dan dilaporkan sesuai dengan format yang tersedia.
• d. Oseltamivir tidak direkomendasikan untuk profilaksis dan
pemberiannya oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai