Anda di halaman 1dari 4

Infeksi menular seksual merupakan pandemi yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,

sosial, ekonomi dan politik (Purnamawati,2013). Masa pancaroba remaja berperilaku


narsistik pergaulannya semakin bebas, rasa ingin tahu yang tinggi dan masa pencarian jati
diri, sehingga sangat rentan untuk melakukan tindakan dan perbuatan yang dapat merugikan
diri sendiri merupakan masa remaja. Menurut world health organization atau who usia remaja
berada pada rentang usia 10 sampai 19 tahun menurut Depkes menyatakan bahwa angka
kejadian human imunodefisiensi virus atau equity syndrome Di Indonesia cukup tinggi pada
tahun 2015 sebanyak 735.256 orang sedangkan angka kejadian infeksi menular seksual di
Jawa tengah pada tahun 2013 remaja 10.479 kasus

Kesehatan reproduksi menurut WHO (2010)merupakan suatu kesejahteraan fisik yang


meliputi mental kurang sosial, berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsinya serta
proses-proses yang utuh. Alat reproduksi adalah salah satu organ tubuh yang memerlukan
perawatan khusus karena organ tersebut tergolong sensitif yang sangat rentan terhadap
infeksi, sehingga mikroorganisme mudah masuk di vagina disebabkan letaknya yang sangat
dekat dengan uretra dan anus (Sharma 2008)

Infeksi menular seksual alias IMS adalah penyakit yang berpindah dari satu orang ke orang
lainnya melalui hubungan seksual. Proses penularan penyakit ini bisa terjadi akibat adanya
aktivitas seksual melalui mulut, anus, penis maupun vagina.

Bisa dikatakan, IMS merupakan penyakit serius yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai
komplikasi.

Jika terjadi pada ibu hamil, penyakit ini bisa mengancam keselamatan ibu maupun janin
dalam kandungan.

Berikut beberapa contoh IMS pada ibu hamil dan pengaruhnya terhadap janin:

1. HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah jenis virus yang dapat menular melalui melalui
hubungan seksual atau bertukar jarum suntik dengan penderita HIV.

Selain itu, jika Anda memiliki luka di kulit dan luka tersebut terpapar cairan tubuh penderita
HIV, maka Anda juga sangat berisiko untuk tertular penyakit tersebut.

Calon bayi dari ibu penderita HIV juga berisiko mengalami penyakit yang sama. Ini karena
HIV dapat menular melalui plasenta (semasa hamil), proses persalinan, juga melalui ASI.

2. Gonorhe

Gonhore adalah infeksi menular seksual yang terjadi akibat paparan bakteri Neisseria
gonorrhoea.
Jika penyakit ini terjadi pada ibu hamil, terjadinya keputihan berbau, rasa terbakar sewaktu
berkemih, atau nyeri perut tak bisa dihindari.

Tak hanya itu, bahaya IMS gonore yang tak ditangani dengan baik
adalah risiko keguguran, kelahiran prematur, kehamilan di luar kandungan, dan gangguan
kesuburan di masa mendatang.

Sementara itu, bayi yang lahir dari ibu dengan gonore sangat berisiko untuk mengalami
kebutaan, infeksi sendi, dan infeksi darah. Semua kondisi tersebut sangat mungkin
mengancam nyawa.

3. Klamidia

Infeksi klamidia (chlamydia) yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis sangat


berbahaya jika dialami oleh ibu hamil.

Penyakit ini bisa menyebabkan terjadinya keputihan abnormal, sering buang air kecil dan
terasa nyeri, sakit perut, hingga perdarahan.

Bila tidak segera diobati, klamidia dapat memicu terjadinya komplikasi berat, seperti:

 Peradangan rongga panggul.


 Kecacatan pada bayi.
 Gangguan kesuburan.
 Kehamilan di luar kandungan.
 Kelahiran prematur.
 Pecah ketuban dini.
 Berat badan bayi lahir rendah.
 Pneumonia.
 Kematian bayi.

4. Sifilis

Sifilis adalah jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema


pallidum. Penyakit ini dapat dengan mudah menular pada calon bayi jika dialami oleh ibu
hamil.

Infeksi sifilis pada janin dapat dimulai sejak usia kehamilan 14 minggu, dan risiko semakin
meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.

Bahaya IMS pada ibu hamil membuat bayi berisiko tinggi untuk lahir secara prematur dan
mengalami masalah organ tubuh.

Bahkan, sekitar 40% wanita hamil yang mengalami sifilis dan tidak diobati dapat berakhir
pada kematian bayi.

5. Bakterial Vaginosis

Bakterial vaginosis adalah jenis infeksi vagina yang paling sering terjadi pada wanita yang
sudah aktif secara seksual. Penyebabnya, yaitu paparan bakteri Gardnerella vaginalis,
Mobiluncus, Mycoplasma hominis,  dan Bacteroides.
Beberapa kasus bakterial vaginosis menyebabkan vagina berbau amis, terutama saat
berhubungan seksual.

Jika IMS ini terjadi pada ibu hamil, risiko berbagai kondisi berikut bisa meningkat:

 Infeksi cairan ketuban.


 Infeksi pada masa nifas.
 Radang panggul.
 Kelahiran prematur.
 Kontraksi prematur.

6. Herpes genetalis

Herpes genetalis adalah infeksi pada area genital yang disebabkan oleh
virus Herpes simplex. Gejalanya berupa timbulnya lenting pada area genital,
yang umumnya didahului dengan rasa terbakar dan gatal.

Bila dialami oleh ibu hamil, herpes genitalis perlu segera diatasi. Pasalnya, virus penyebab
penyakit ini dapat masuk ke sirkulasi janin melalui plasenta. Jika hal tersebut terjadi,
kerusakan organ hingga kematian pada janin tak bisa dihindari.

Faktanya, angka kematian janin akibat herpes genitalis mencapai 60%. Sementara itu, bayi
yang mampu bertahan hidup setelah terinfeksi penyakit tersebut menderita cacat neurologis
atau memiliki kelainan berupa:

 Mikrosefali.
 Hidrosefali.
 Hepatitis.
 Infeksi pada mata.

7. Trikomoniasis

Salah satu IMS yang bisa terjadi pada ibu hamil adalah trikomoniasis. Trikomoniasis
disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis, dan dapat tidak bergejala.

Kendati demikian, kondisi ini bisa juga menimbulkan gejala, seperti keputihan yang tidak
normal, gatal dan iritasi pada kelamin, juga nyeri saat berkemih atau berhubungan.

Bahaya IMS trikomoniasis bagi janin adalah risiko ketuban pecah dini, persalinan prematur,
juga berat badan lahir yang rendah.

Mengingat berbagai macam bahaya IMS, ibu hamil dapat melakukan langkah-langkah
pencegahan berikut:

 Saat sedang hamil, pastikan memiliki pasangan seksual yang monogami.


 Jika ragu akan kesehatan seksual pasangan, gunakan kondom saat berhubungan intim.
 Lakukan skrining IMS saat Anda hamil, sehingga jika tertular dapat cepat diobati.
 Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda jika ada keluhan yang
mirip dengan gejala IMS.

Anda mungkin juga menyukai