Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama

melalui hubungan seksual. Cara hubungan seksual tidak hanya terbatas secara genito-

genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, ano-genital, sehingga kelainan yang

timbul ini tidak terbatas hanya pada daerah genital, tetapi juga pada daerah ekstra

genital. Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang menular lewat hubungan

seksual, baik dengan pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering

berganti-ganti pasangan. Menurut WHO Information Fact Sheet No 110 August

2011, 499 juta infeksi baru dapat disembuhkan menular seksual (sifilis,

gonore,klamidia dan trikomoniasis) terjadi setiap tahun di seluruh dunia pada orang

dewasa berusia 15-49 tahun (Linuwih dkk. 2016).

Angka kejadian IMS dari 340 juta kasus baru yang dapat disembuhkan (sifilis,

gonore, infeksi klamidia, dan infeksi trikomonas) terjadi setiap tahunnya pada laki-

laki dan perempuan usia 15- 49 tahun. Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di

seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan Asia

Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin, dan Karibean. Di Amerika,

jumlah wanita yang menderita infeksi klamidial 3 kali lebih tinggi dari laki- laki. Dari

seluruh wanita yang menderita infeksi klamidial, golongan umur yang memberikan

kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun (Centers for Disease Control and

Prevention (CDC), 2008).

1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menyebabkan

diketahuinya bakteri, protozoa, jamuaan virus sebagai penyebab penyakit hubungan

seksual. Sebagian penyakit tersebut bisa disembuhkan kecuali acquire

immunodefisiency syndrome (AIDS). Di Indonesia penyakit ini sudah banyak

menjalar dengan perkembangan penularan yang sangat cepat, penyakit ini dapat

melumpuhkan semua daya tahan tubuh terhadap berbagai bakteri protozoa, jamur dan

virus lainnya (Djuanda. 2007).

1.2. Rumusan masalah

1. Apakah definisi penyakit menular seksual?

2. Bagaimanakah gejala PMS?

3. Bagaimanakah cara penularan PMS?

4. Apakah bahaya atau akibat PMS?

5. Apakah tipe PMS yang umum terjadi?

6. Bagaimanakah pencegahan PMS?

7. Bagaimanakah penanganannya?

8. Bagaimanakah manifestasi PMS pada rongga mulut?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi penyakit menular seksual

2. Untuk mengetahui gejala PMS

3. Untuk mengetahui bagaimana cara penularan PMS

4. Untuk mengetauhi bahaya atau akibat PMS

5. Untuk mengetahui tipe PMS yang umum terjadi

6. Untuk mengetahui pencegahan PMS

2
7. Untuk mengetahui penanganan dari PMS

8. Untuk mengetahui manifestasi PMS pada rongga mulut

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual atau disingkat PMS adalah penyakit yang ditularkan

melalui hubungan seks. Penyakit menular seksual (PMS) atau kadang-kadang

disebut infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang menyebar melalui

hubungan seksual. Orang awam lebih sering menyebutnya dengan penyakit kelamin.

PMS ditularkan melalui cairan tubuh. Selain melalui kontak seksual, PMS juga dapat

menular melalui penggunaan jarum suntik dan dari ibu ke anak sebelaum, selama,

atau setelah persalinan (Linuwih dkk. 2016).

PMS sangat beresiko bagi mereka yang sering berganti-ganti pasangan.

Resiko PMS bisa dikurangi dengan prilaku seks yang aman. PMS mempengaruhi

baik pria maupun wanita, namun, masalah kesehatan dan konsukuensi jangka panjang

wanita sangat beresiko tinggi dan cenderung mudah terkena penyakit menular seksual

(PMS) (Linuwih dkk. 2016).

2.2. Penyebaran Penyakit Menular Seksual.

Setiap perbuatan seksual ataupun tidak melakukan perbuatan seksual akan

dalam tingkatan tertentu. Salah satu resiko dari melakukan hubungan seksual adalah

kemungkinan terjangkit penyakit menular seksual atau PMS. Penyebaran penyakit

menular seksual antara lain sebagai berikut.

1. Seks tanpa pelindung.

4
Meski kondom tidak seratus persen dapat melindungi, ia tetap merupakan

cara terbaik untuk menghindarkan diri kita dari infeksi. Penggunaan kondom dapat

menurunkan laju penularan PMS. Orang yang tidak menggunakan kondom maka

akan lebih cepat atau beresiko tinggi untuk tertular penyakit menular seksual. Hal ini,

dikarenakan berhubungan seksual tanpa alat pelindung menjadikan pasangan yang

sedang melakukan hubungan seksual tidak memiliki proteksi diri serta kemungkinan

besar akan terjangkit penyakit menular seksual.

2. Berganti-ganti pasangan.

Orang yang sering berganti-ganti pasangan tentu akan sangat beresiko tinggi

terkena penyakit menular seksual hal ini dikrenakan orang yang sering berganti-ganti

pasangan tidak mengetahui bahwa salah satu pasangannnya mengidap penyakit

menular seksual atau tidak. Hal ini, jelas sangat beresiko tertular penyakit menular

seksual.

3. Penggunaan jarum suntik bersama-sama.

Penggunaan jarum suntik secara bersama-sama akan meningkatkan dan sangat

beresiko terkena penyakit menular seksual. Menggunakan jarum suntik sangat rentan

terkena penyakit HIV/AIDS terlebih jarum suntik yang digunakan sudah terkena atau

bekas orang yang terinfeksi HIV/AIDS.

4. Penggunaan alkohol.

Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual.Orang yang

biasa minum alkohol, bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan

menurunkan batasan.Alkohol dapat membuat seseorang sulit untuk menggunakan

5
kondom dengan benar, maupun sulit meminta pasangannya untuk menggunakan

kondom.

5. Penyalahgunaan obat-obatan.

Prinsipnya sama dengan alkohol, orang yang berhibungan seksual dibawah

pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan prilaku seksual beresiko/tanpa

pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa

seseorang melakukan prilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan.

Penggunaan obat dengan menggunakan jarum suntik diasosiasikan dengan

peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah seperti hepatitis, HIV, yang juga

ditransmisiskan lewat seks.

2.3. Jenis-jenis penyakit menular seksual.

1. Gonorrhoeae

a. Pengertian gonorrhoeae

Penyebab penyakit menular seksual ini dapat terjadi akibat serangan bakteri

seperti chancroid (Haemophilus ducreyi), klamidia (Chlamydia trachomatis), gonore

(Neisseria gonorrhea), granuloma inguinale (Calymmatobacterium granulomatis),

lymphogranuloma venereum (Chlamydia trachomatis), atau sifilis (Treponema

pallidum). Penyakit menular seksual akibat virus contohnya herpes genitalia,

hepatitis, HIV, dll. Ada juga akibat infeksi jamur (Candida albicans), yang terakhir

akibat dari parasit seperti pediculosis pubis, sarcoptes scabiei. Bakteri ini menyerang

selaput lendir dari alat kelamin (saluran kencing), darah rahim, atau leher rahim,

6
saluran tuba falolopi, anus, kelopak mata,dan tenggorokan. Penyakit ini menular

melalui hubungan seksual (Linuwih dkk. 2016).

NEISSERIA GONORRHOEAE

klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Beta Proteobacteria

Ordo : Neisseriales

Familia : Neisseriaceae

Genus : Neisseria

Spesies : Neisseria gonorrhoeae

b. Patogenitas

Gonokok menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria,

mata, rektum dan tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi

jaringan; hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya

terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika

kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada wanita,

infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina,

meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba uterina,

menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba (Linuwih dkk, 2016).

Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit

(terutama Papula dan Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan,

kaki dan tenosynovitis dan arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada lutut,

7
pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonokok kurang

dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah. Gonokok kadang dapat

menyebabkan meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit tersebut

memiliki manisfestasi yang sama dengan yang disebabkan oleh meningococci.

Gonokok yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi

relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonokok yang masuk ke dalam

aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap

serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari

auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk pertumbuhannya

(Linuwih dkk, 2016).

c. Gejala klinis

Masa inkubasi sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari,

kadang-kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati

sendiri tetapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak

diperhatikan oleh penderita (Linuwih dkk. 2016).

Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan

dan mulai dengan uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering berkemih

serta malese. Sebagian besar laki-laki akan memperlihatkan gejala dalam 2 minggu

setelah inokulasi oleh organisme ini. Pada beberapa kasus laki-laki akan segera

berobat karena gejala yang mengganggu (Linuwih dkk. 2016).

Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan

sekret vagina. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan

rapuh dengan drainase mukopurulen dari ostium. Perempuan yang sedikit atau tidak

8
memperlihatkan gejala menjadi sumber utama penyebaran infeksi dan beresiko

mengalami penyulit. Apabila tidak diobati maka tanda-tanda infeksi meluas biasanya

mulai timbul dalam 10-14 hari. Tempat penyebaran tersering pada perempuan adalah

pada uretra dengan gejala uretritis, disuria, dan sering berkemih. Pada kelenjar

bartholin dan skene menyebabkan pembengkakan dan nyeri. Infeksi yang menyebar

ke daerah endometrium dan tuba falopii menyebabkan perdarahan abnormal vagina,

nyeri panggul dan abdomen dan gejala-gejala PID progresif apabila tidak diobati

(Linuwih dkk. 2016).

d.Pemeriksaan laboratorium

Untuk pengambilan bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai berikut:

a) Kapas steril.

b) Kapas lidi (kapas yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.

c) Speculum vagina, khusus untuk pengambilan bahan pada wanita dari vagina

danserviks uteri.

d) Tabung steril untuk mengirimkan bahan ke laboratorium atau lebih baik

specimen dimasukkan ke dalam medium transport.

Untuk specimen dari penderita laki-laki :

a) Berupa nanah yang keluar dari urethra.

b) Bila terhadi uretrhritis posterior, bahan pemeriksaan diambil dengancara

memasukkan kapas lidi steril yang dibasahi aquadest ke dalam urethra.

c) Dapat berupa hasil sentrifugasi dari urin.

9
Selain itu, specimen pada wanita dan laki-laki juga bisa diambil dari rectum

(proktitis), sendi (artritis), mata (gonoblenorrhoe), darah (gonokoksemia); faring

(faringitis), kulit (lesi kutaneus).

Beberapa keadaan yang dapat merupakan rangsangan untuk maksud

pengambilan specimen adalah :

a) Rangsangan alamiah, misalnya menstruasi;

b) Rangsangan fisiologis, misalnya koitus menggunakan kondom;

c) Rangsangan artifisial;

1. Mekanik, massase urethra laki-laki dan massase vesikuloprostat,

2. Khemis,

3. Minum alcohol.

Selanjutnya, terhadap specimen dilakukan :

a) Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan gram,

b) Pembiakan pada medium selektif,

c) Fermentasi gula-gula,

d) IFA (Immune Fluorescence Antibody) technique.

Pada diagnosis laboratorium, perlu diingat adanya bakteri atau organisme

lain yang terdapat di daerah system urogenital eksterna yang sering ikut terambil

oleh kapas lidi steril yang digunakan sehingga harus berhati-hati dalam menegakkan

diagnosis gonorrhoe(Linuwih dkk, 2016).

e.Pengobatan

Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang

diperlakukan dosis yang sangat besar karena mekanisme resitensi bakteri.

10
1. Procaine penicillin G (injeksi) atau ampisilin (per oral), yang

dikombinasi dengan probenisid.

2. Obat lainnya :Tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan

kuinolon

Terdapat kesulitan untuk melakukan control terhadap penyakit gonorrhoeae

oleh karena beberapa hal berikut ini :

a) Masa inkubasi yang sangat pendek.

b) Adanya gonorrhoe asimptomatik.

c) Aktivitas seksual dengan partner seks yang banyak.

d) Kadar hambat minimal penisilin terhadap Neisserigonorrhoeae

f. Manifestasi pada rongga mulut

Gejala yang terdapat dalam mulut yaitu stomatitis, atropi papila lidah bagian

tengah, terdapat nanah yang keluar dari gusi dan selain itu juga terjadi atritis pada

sendi rahang.

Sumber : Klikdokter.com (Internet)

11
2. Sifilis

a. Pengertian Sifilis

Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja singa”.Penyakit ini sangat

berbahaya.Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual atau penggunaan barang-

barang dari seseorang yang tertular (seperti baju, handuk, dan jarum suntik).Penyebab

timbulnya penyakit ini adalah kuman treponema pallidum.Kuman ini menyerang

organ-organ penting tubuh lainnya seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah dan mulut

(Linuwih dkk, 2016).

Klasifikasi

Kingdom : Eubacteria

Phylum : Spirochaetes

Class : Spirochaetes

Ordo : Spirochaetales

Familia : Treponemataceae

Genus : Treponema

Spesies : Treponema pallidum

b. Morfologi

Treponema palida adalah bakteri penyebab sifilis, yang ditularkan ketika

hubungan seksual dengan cara kontak langsung dari luka yang mengandung

treponema. Treponema dapat melewati selaput lendir yang normal atau luka pada

kulit. 10-90 hari sesudah treponema memasuki tubuh, terjadilah luka pada kulit

primer (chancre atau ulkus durum).

12
Organisme ini bergerak secara aktif dengan mengadakan rotasi secara terus-

menerus pada filamen aksialnya yang sentral meskipun telah menambatkan pada sel

hospes dengan ujungnya yang meruncing.Treponema pallidum dapat bergerak selama

3-6 hari pada suhu 25ºC. Di dalam darah lengkap atau plasma yang disimpan pada

suhu 4ºC, organisme ini tetap viabel selama sedikitnya 24 jam, yang secara potensial

penting pada tranfusi darah (Linuwih dkk, 2016).

c. Gejala klinis

Gejala umum yang timbul pada sifilis yaitu adanya luka atau koreng, jumlah biasanya

satu, bulat atau, lonjong, dasar bersih, teraba kenyal sampai keras, tidak ada rasa

nyeri pada penekanan. Kelenjar getah bening di lipat paha bagian dalam membesar,

kenyal, juga tidak nyeri pada penekanan

Untuk gejala yang lebih khusus, dibagi dalam 3 tingkatan, dan setiap

tingkatan berbeda-beda.

1. Tingkat I

a. Penularannya sudah terdeteksi sekitar 10-90 hari setelah melakukan hubungan

seksual

b. Gejala yang terlihat adalah adanya luka kecil bernanah disertai rasa sakit yang

amat sangat, selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang

mengeras disekitar luka, seperti dilipatan paha.

2. Tingkat II

a. Terjadi sekitar 40 hari setelah masuk pada tingkat 1.

b. Gejala yang terlihat adalah adanya luka-luka kecil berwarna merah di sekitar

permukaan kulit, dari kulit kepala hingga telapak tangan dan kaki. Luka-luka ini

13
timbul karena kuman telah menyebar melalui peredaran darah.

c. Gejala lainnya adalah keluhan sakit tenggorokan, punsing, lesu, nyeri otot,

terjadi kerontokan rambut, dan kulit kepala terasa gatal.

3. Tingkat III

a. Terjadi setelah 10-15 tahun kemudian.

b. Gejalanya antara lain ditemukan benjolan-benjolan pada bagian tubuh yang

terserang. Pada anhirnya bernjolan tersebut melunak dan pecah sehingga

mengeluarkan cairan. Bagian tubuh yang terserang akan mengalami kerusakan. Jika

kuman mulai menyerang otak, orang yang terserang akan mengalami gangguan

kejiwaan atau gila. Jika yang diserang bagian sumsum tulang belakang, niscaya orang

tersebut akan mengalami kelumpuhan, kemunduran kerja jantung, dan kerusakan

jaringan susunan saraf, serta masih banyak lagi kerusakan-kerusakan lainnya. Begitu

seterusnya, karena kuman-kuman tadi dapat menyerang bagian tubuh manapun tanpa

memandang siapa orangnya.Resiko paling fatal penyakit ini dapat mengakibatkan

kematian.

d.Pemeriksaan laboratorium

1. Spesimen

Spesimen yang digunakan dapat berasal dari cairan jaringan yang diambvil

dari lesi superfisial dini untuk memperlihatkan adanya bakteri spirochaeta,

sedangkan serum digunakan untuk uji serologik. Kadang dapat diperlihatkan

adanya spirochaeta dari bahan biopsi. Dari bahan tersebut yang paling umum

dilakukan adalah dengan pewarnaan perak (Levaditi).

14
2. Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap

Pada pemerikdsaan sifilis pemeriksaan mikroskop lapangan gelap merupakan

pemeriksaan metode paling cepat dan langsung untuk menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan transudat serosa lesi lembab atau basah, karena lesi dapat menunjukkan

jumlahTreponema yang paling banyak.

Lokasi pengambilan harus dibersihkan dengan larutan garam faal dan

dilakukan abrasi dengan kasa secara hati-hati pada sehingga tidak timbul perdarahan

yang nyata. Kemudian eksudat serosanya diperiksa dengan miroskop lapangan gelap

atau kontras fase dengan memakai kaca objek yang ditutup dengan deck glass (dapat

ditambahkan setetes garam faal nonbakterisidik bila sediaan terlalu tebal) untuk

mencari spirochaeta motil yang khas.

Treponema pallidum akan tampak seperti pembuka tutup botol (corkscrew),

dan akan bergerak seperti spiral, dengan undulasi yang khas pada titik tengahnya.

3. Imunofluoresensi

Cairan jaringan atau eksudat disebarkan pada kaca objek, dikeringkan di

udara. Sediaan difiksasi, diwarnai dengan serum antitreponemal berlabel fluroresein,

dan diperiksa dengan mikroskop imunofluoresensi untuk mencari spirochaeta yang

khas.

e. Pengobatan

Obat pilihan untuk semua stadium sifilis adalah penisilin. Organisme ini

mempunyai replikasi yang lambat, sehingga diperlukan anti mikroba yang

mempunyai sifat treponemisid jangka panjang meskipun ada alternatif lain selain

15
penisilin, tetapi pengobatan nonpenisilin tidak dianjurkan pada ibu hamil tau yang

disertai HIV.

Penisilin dengan kerja jangka panjang digunakan untuk mempertahankan

kadarnya yang tinggi dalam serum selama 7-10 hari. Infeksi dapat diobati dengan

prokain ppenisilin G. Bila terdapat alergi terhadap penisilin, maka terdapat obat

alternatif yaitu eritromisin dan sefalosporin. Dosis yang diberikan tergantung stadium

infeksinya.

Semua penderita sifilis harus mengalami uji nontrreponemal kuantitatif serial

pada bulan ke-3, ke-6 dan ke-12. Atau dengan kata lain dilakukan follow-up dan

pengobatan ulang.

Pengobatan ulang harus dipertimbangkan bila:

1. Tandadan gejalaklinik sifilis menetap atau kambu

2. Terdapat kenaikan kadar titer uji nontreponema

3. Apabila uji RPR positif selama 12 bulan pada sifilis primer, 24bulan pada

sifilis sekunder dan 5 tahun pada sifilis lanjut.

f. Manifestasi sifilis pada rongga mulut

Penyakit ini menimbulkan lesi/luka yang dapat timbul dalam rongga mulut

pada tiap stadiumnya.Lesi dalam rongga mulut yang timbul pada stadium awal dapat

sembuh dengan sendirinya dalam waktuu 3-8 minggu.Pada stadium 2 lesi berupa

bercak merah, bulat atau oval dan timbul papula.Pada stadium akhir terdapat lesi

yang timbul pada langit-langit rongga mulut dan lidah mengalami atropi, berfisur

juga sering terdapat lesi/luka.

16
Sumber : Klikdokter.com (Internet)

3.Herpes

a. Pengertian herpes

Herpes termasuk jenis penyakit biasa, disebabkan oleh virus herpes

simpleks.Virus herpes terbagi 2 macam, yaitu herpes 1 dan herpes 2.Perbedaan

diantaranya adalah kebagian mana virus tersebut menyerang.Herpes 1 menyerang dan

menginfeksi bagian mulut dan bibir, sedangkar herpes 2 atau disebut genital herpes

menyerang dan menginfeksi bagian seksual (penis atau vagina) (Linuwih dkk. 2016).

b. Gejala klinis herpes

1. Herpes Genital Pertama.

Diawali dengan bintil – lentingan – luka / erosi berkelompok, di atas dasar

kemerahan, sangat nyeri, pembesaran kelenjar lipat paha, kenyal, dan disertai gejala

sistemik

2. Herpes Genital Kambuhan

Timbul bila ada factor pencetus (daya tahan menurun, faktor stress pikiran,

senggama berlebihan, kelelahan dan lain-lain).Umumnya lesi tidak sebanyak dan

seberat pada lesi primer.

17
Herpes genetalis

Infeksi herpes virus harmonis pada orang dewasa ringan.Walaupun demikian

penyakit ini dapat menyebabkan kematian janin dan bayi.Herpes genetalis merupakan

virus yang senantiasa bersifat kronik, rekuren dan dapat dikatakan sulit di

obati.Penykit ini lebih dikenal dengan sebutan herpes genitalis (herpes kelamin)

penyebab herpes ini adalah virus herpes simplex.(HSV) dan ditularkan melalui

hubungan seksual, pakaian makanan dll (Linuwih dkk. 2016).

Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul

bercak kemerahan yang kecil. Dan diikuti oleh sekumpulan lapuhan kecil yang

nyeri.Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar.Herpes

timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan dengan orang yang mempunyai

penyakit tersebut. Tetapi antara 5-10 hari, gejala ini akan hilang dan muncul kembali.

Gejala ini timbul tergantung daya tahan tubuh orang yang terkena penyakit tersebut

(Linuwih dkk. 2016).

1. Penyebab

Virus Herpes Simplek tipe II merupakan penyebab herpes genetalis dengan

gelembung-gelembung berisi cairan di vulva, vagina, dan serviks, yang di kenal

dengan nama herpes simpleks. Di negara dengan prevalensi AIDS tinggi, herpes

genetalis dihubungkan dengan kemungkinan HIV(+)

2. Gejala

a) Masa inkubasi 3 – 5 hari

b) Infeksi primer sekitar 3 minggu

c) Lesi vasikulo ulseratif penis pada laki-laki dan serviks, vagina, vulva atau

18
perineum pada wanita

d) Rasa sangat nyeri

e) Demam, disuria dan malaise

f) Limfe denopati inguinal

g) Gejala kambuh lagi tetapi tidak seperti senyeri pada tahap awal, biasanya hilang

timbul dan menetap seumur hidup

3. Komplikasi

a) Rasa nyeri berasal dari syaraf

b) Penularan pada bayi dapat terjadi karena hematogen melalui plasenta,

penjalaran keatas dari vagina ke janin apabila ketuban pecah, melalui kontak

langsung pada waktu bayi lahir

c) Pada kehamilan dapat mengakibatkan keguguran dan kematian pada bayi.

4. Teraphy

a) Diberikan anti virus yaitu Acyclovir

b) Bedrest, Neurotropik dan suport stamina

c) Persalinan dengan seksio cesarea jika terdapat perlu.

c. Manifestasi herpes pada rongga mulut

Virus herpes simpleks yang menyebabkan penyakit ini dapat menimbulkan

infeksi di beberapa bagian tubuh dan salah satunya pada rongga mulut, infeksinya

berupa penyakit gingivostamatitis yang menyerang gusi. Terdapat juga infeksi

rekuren pada area wajah dan bibir yang dikenal dengan herpes labialis atau fever

blister atau cold sore dengan bentuk berupa vesikel/gelembung berisi cairan yang

berkelompok di daerah tepi bibir.

19
Sumber : Klikdokter.com (Internet)

4.Human papiloma Virus

a. Pengertian

Salah satu infeksi yang paling umum disebabkan oleh Human Papilloma

Virus (HPV), dikenal sebagai virus kutil kelamin.Gejala utama penyakit ini yaitu

pertumbuhan kecil yang menjadi terlihat di daerah kemaluan laki-laki dan

perempuan.Pertumbuhan ini yaitu daging berwarna dan menjadi nyata baik dalam

kelompok atau tunggal pada batang penis, vagina (baik di dalam dan luar) dan anus

(Linuwih dkk. 2016).

Kutil kemaluan menular melalui kontak kulit-ke-kulit vagina, anal, atau seks

oral.Ada kemungkinan kutil dapat menyebar bahkan tanpa gejala yang terlihat.

Penyakit ini memang sangat menular, penelitian membuktikan bahwa 2 dari 3 orang

yang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi akan mengembangkan

penyakit ini. Kutil kemaluan juga dapat diartikan sebagai pertumbuhan pada kulit

yang terlihat seperti benjolan kecil, biasanya ada di dalam atau sekitar vagina, anus,

leher rahim, dan di bagian dalam paha.Apabila penyakit ini timbul tanpa gejala, hal

itu tergantung pada ukuran dan lokasi anatomi, tapi umumnya kutil kelamin dapat

20
menyakitkan, gembur, atau pruritus. Penyakit ini sangat menular, diperkirakan lebih

dari 6 juta orang setiap tahun akan menderita penyakit ini akibat dari aktivitas

seksual. Virus ini dapat ditularkan melalui sentuhan pada alat kemaluan selama

hubungan seksual atau foreplay.Selain itu, kutil juga masih dapat menular meskipun

pengidap menggunakan kondom sebagai skrotum sedangkan bagian vagina tidak

dilindungi (Linuwih dkk. 2016).

b. Gejala kutil kelamin

Salah satu masalah terbesar dengan virus HPV, yaitu masa inkubasi yang

panjang sebelum gejala, sampai kemudian penyakit ini benar-benar terjadi.Ini dapat

memakan waktu secepat satu bulan atau bahkan sampai enam bulan sampai gejala

pertama diidentifikasi. Berikut yaitu beberapa gejala yang terkait dengan penyakit ini:

1. Peningkatan kelembaban atau kelembaban di sekitar pertumbuhan kutil

2. Apabila pengidap yaitu laki-laki maka pengidap akan mengalami gejala yang

diantaranya yaitu gatal umum di sekitar penis dan pangkal penis, skrotum, atau

anus.

3. Apabila pengidap yaitu perempuan, maka akan mengalami gejala umum yang

diantaranya yaitu gatal di vulva atau vagina, di sekitar anus, atau leher rahim.

Gejala kutil kelamin ini biasanya bebas risiko namun dapat sangat tidak nyaman

apabila kondisi ini tidak diobati dan dibiarkan.Kutil sendiri dapat tumbuh menjadi

sangat besar.Ada juga risiko kanker, dan berbagai tipe kanker yang dikaitkan dengan

kondisi ini, terutama kanker serviks.Hanya pengidap pria yang jauh dari resiko

kanker ini.

21
c. Manifestasi di rongga mulut

Selain dalam rongga mulut lesi/luka yang timbul bisa terdapat pada

tenggorokan ,serviks vagina, penis dan anus. Bentuk dari lesi ini berupa benjolan-

benjolan kecil yang berjumlah tunggal atau jamak dengan permukaan yang tidak rata

berwarna abu-abu, merah muda dan kuning.

Sumber : Klikdokter.com (Internet)

5.HIV

a. Pengertian HIV

Pengertian HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'.

HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini

menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga

tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini

dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. menurut para

ahli medis dan WHO, seperti yang sering kita dengar sehari-hari, HIV-AIDS ini

merupakan jenis penyakit manusia yang sangat mematikan di dunia dan hingga

sekarang belum ditemukan obatnya (Linuwih dkk. 2016).

b. Gejala HIV/AIDS

22
1. Penurunan berat badan dengan cepat. Penurunan berat badan ini biasanya

tanpa ada sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya pada penderita penyakit

ini akan mulai kehilangan selera makannya. Walaupun makan dengan banyak

kalori, karbohidrat, bergizi tetapi berat badan akan tetap menurun.

2. Demam dan flu yang tidak kunjung sembuh. Seseorang tersebut akan

mengalami demam yang berkelanjutan dan hilang timbul dan biasanya demam

mencapai lebih dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah kita berikan

beberapa jenis obat antipiretika (penurun panas).

3. Diare yang tidak kunjung sembuh. Bila kita menjumpai seseorang yang

mengalami diare berkepanjangan dan telah mendapatkan berbagai macam

pemberian obat atau pun antibiotik belum juga sembuh, maka hal ini patut

kita curigai dan waspadai bahwasannya seseorang tersebut tengah menderita

salah satu gejala HIV. Apalagi bila faktor resiko l banyak terdapat pada

seseorang tersebut.

4. Cepat merasa lelah. Karena jenis virus menyerang sistem kekebalan

tubuh maka penderita HIV AIDS ini akan cepat merasakan lelah walaupun

dalam aktifitas yang tidak terlalu banyak.

Hanya saja tanda ciri di atas bila terdapat pada diri seseorang kita juga tak

boleh langsung memvonis bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit AIDS, harus

ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa membuktikan kebenaran akan

diagnosa penyakit yang satu ini.

c. Pencegahan terhadap PMS, HIV/AIDS

23
1. Melakukan hubungan seksual hanya dengn satu pasangan dan menghindari

hubungan seks dengan pasangan yang berganti

2. Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia pada pasangan.

3. Setiap darah transfuse di cek terhadap HIV

4. Menghindari injeksi ,pemeriksaan dalam ,prosedur pembedahan yang tidak steril

dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.

5. Menggunakan kondom dengan hati hati ,benar dan konsisten.

Cara penularan AIDS/HIV bisa melalui perantara sebagai berikut :

1. Seks bebas dengan penderita yang positif mengidap HIV. Maka bagi para

pelaku seks bebas biasanya akan menggunakan salah satu alat kontrasepsi

yaitu kondom. Maka ketika menteri kesehatan baru Indonesia yang dilantik

menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih pada tanggal 14 Juni 2012 lalu

ketika mengkampanyekan pemakaian kondom ini menuai kontroversial.

Karena banyak juga masyarakat yang menilai bahwa kampanye pemakai

kondom kontroversial tersebut akan bisa membuat persepsi bahwa hal tersebut

menghalalkan akan adanya seks bebas pula.

2. Mendapatkan transfusi darah yang tercemar akan virus HIV.

3. Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik atau pun

pembuatan tatto yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal penggunaan jarum

suntik, maka para pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik sebagai

medianya adalah termasuk dalam golongan orang yang mempunyai resiko

tinggi tertular penyakit AIDS ini.

24
4. dari ibu hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang dikandungnya.

Sehingga bila bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa mengidap pula

penyakit yang serupa.

d. Manifestasi di rongga mulut

Menurunnya imunitas tubuh pada penderita penyakit ini menyebabkan

timbulnya berbagai infeksi dan infeksi-infeksi ini mempunyai manifestasi didalam

rongga mulut. Infeksi jamur Candida albicans merupakan hal yang sering ditemukan

dalam rongga mulut, dan selain itu juga sering ditemukan lesi/luka dari

penyakit kaposi sarcoma, hairy leukoplakia, non-hodgkin’s lympoma, linear gingival

erythema, periodontitis, dan Necrotic ulcerative ginggivostomatitis.

Sumber : Klikdokter.com (Internet)

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit kelamin atau juga dikenal dengan Sexually Transmitted Diseases

(STD) atau Sexually transmitted infections (STI) adalah penyakit yang pada

umumnya ditularkan lewat hubungan seks. Jenis-jenis penyakit kelamin ini gejala-

gejalanya beda-beda dan cara penularannya pun beda. Memang betul bahwa pada

umumnya STD ditularkan lewat hubungan seks, tapi ada jenis-jenis STD yang juga

bisa nular melalui seks lewat anal atau lewat oral, ada juga yang bisa menular melalui

kontak darah,contohnya tersuntik jarum yang terinfeksi. Penyakit kelamin bisa

menyerang siapa saja, pria maupun wanita, tua atau muda.

1. STD yang disebabkan oleh bakteri: gonorea, sifilis.

2. STD yang disebabkan oleh virus: Herpes (genital gerpes), kutil kelamin

(genital warts), Hepatitis tipe A-E, HIV/AIDS

3. STD yang disebabkan oleh jamur: kandidiasis, kadas/kurap selangkangan

(Jock itch)

4. STD yang disebabkan oleh parasit: Kutu kelamin (Pubic lice), skabies

26
DAFTAR PUSTAKA

Ajik, 2017.Pengetahuan penyakit menular seksual dan HIV. E-journal litbangdepkes.

Vol 3, No 2. Hal 39-48.

Djuanda Adhi, dkk, (2007). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. FKUI. Jakarta.

Granich, rauben.2003.Ancaman HIV dan Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta

: insist press.

Linuwih Sri, Bramono K, Indriatmi W. 2016. Edisi 7. Ilmu Penyakit Kulit Dan

Kelamin. FKUI: Jakarta. Hal 439-494

Https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2698969/tanda-tanda-penyakit-menular-

seksual-dalam-rongga-mulut. Akses 20 september 2018.

27

Anda mungkin juga menyukai