PENDAHULUAN
bipolar merupakan salah satu gangguan penyakit kejiwaan tertua pada manusia.
Dalam gangguan ini, suasana hati penderitanya berubah antara keadaan yang
sangat bersemangat yang disebut mania dan keadaan lain yang disebut depresi.
Banyak ilmuwan, psikiater, dan dokter dari berbagai negara telah meneliti tentang
penyakit mental bersejarah ini. Dokter Yunani yang hidup antara tahun 30 dan
bahwa pasien gangguan bipolar menunjukkan gejala seperti mania dan depresi,
namun tahapan gejala-gejala ini diikuti oleh fase bebas dari stres atau normal. Dia
adalah suatu gangguan mood yang dikarakterisasikan oleh adanya fluktuasi mood
yang ekstrim dari euforia menjadi depresi berat, dan diperantarai oleh periode
mood yang normal (eutimik). Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah
kesehatan mental yang penting, yang terjadi hampir 2% - 4% dari populasi. Hal
1
yang merugikan yang dapat disebabkan olehnya, dimana gangguan bipolar
Depresi inilah yang sangat berbahaya karena orang yang menderita depresi
akan sulit berfungsi secara sosial dan berisiko tinggi untuk mengakhiri hidupnya
atau bunuh diri. Sering kali diagnosis psikiatri baru muncul setelah seorang
individu melakukan bunuh diri. Analisis tingkah laku,suasana hati, dan pikiran
individu yang melakukan bunuh diri didasarkan atas laporan dari keluarga dan
muncul pada laki-laki biasanya mania dan pada perempuan depresi. Prevalensi
skizofrenia. Prevalensi antara laki-laki dan wanita sama besar. Onset gangguan
bipolar adalah dari masa anak-anak (usia 5-6 tahun) sampai 50 tahun atau lebih.
Usia pertama depresi pada lelaki lebih muda (22 tahun) dibandingkan dengan
perempuan (26-27 tahun). Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30 tahun.
2
8. Bagaimana prognosis pada kasus?
1.3. Tujuan
kasus?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jiwa.
bidang yang luas, yang menggambarkan segi kualitas taraf kesehatan di bidang
Saat ini gangguan jiwa didefinisikan dan ditangani sebagai masalah medis.
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan
Gangguan jiwa atau mental illenes adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh
4
tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Budiman, 2010).
baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu
orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri (Yosep, 2009). Gangguan Jiwa
jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut
hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau lebih kita kenal sebagai gila
(Budiman, 2010).
dibedakan atas :
a. Faktor Biologis/Jasmaniah
1. Keturunan
sehat.
2. Jasmaniah
5
3. Temperamen
gangguan jiwa.
diri.
Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan yang tidak
c. Faktor Psikologis
akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya. Pemberian kasih sayang orang tua
yang dingin, acuh tak acuh, kaku dan keras akan menimbulkan rasa cemas dan
terhadap lingkungan.
d. Faktor Presipitasi
tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk koping. Masalah khusus tentang konsep
diri disebabkan oleh setiap situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan.
6
Lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Lingkungan dan
stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan,
tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,
proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan serta pengobata (Stuart dan
Sundeen, 2008).
dibagi menjadi:
1) Skizofrenia
bekerja secara efektif dan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Gejala klinis
skizofrenia sering bingung, depresi, menarik diri atau cemas.Hal ini berdampak
2) Demansia
7
a. Kerusakan kognitif reversibel
ekspresi dari ketegangan dan konflik dalam jiwanya, namun umumnya penderita
tidak menyadari bahwa ada hubungan antara gejala-gejala yang dirasakan dengan
c. Depresi
berdaya, putus asa, mudah tersinggung, gelisah atau kombinasi dari karakteristik
atau mudah terganggu dan juga sering mengalami delusi atau halusinasi. Ketika
8
1) Gangguan jiwa fungsional
yang terhenti dan tidak lengkap yang terutama ditandai oleh rendahnya
kognitif (daya ingat, daya pikir, daya belajar), bahasa, motorik, dan sosial.
Menurut Wahyu, (2012) dari anggota yang menderita gangguan jiwa bagi
a. Penolakan
Sering terjadi dan timbul ketika ada keluarga yang menderita gangguan
jiwa, pihak anggota keluarga lain menolak penderita tersebut dan meyakini
khawatir dengan apa yang terjadi pada mereka cintai. Pada proses awal, keluarga
akan melindungi orang yang sakit dari orang lain dan menyalahkan dan
merendahkan orang yang sakit untuk perilaku tidak dapat diterima dan kurangnya
prestasi. Sikap ini mengarah pada ketegangan dalam keluarga, dan isolasi dan
9
orang yang sakit. Tanpa informasi untuk membantu keluarga belajar untuk
mengatasi penyakit mental, keluarga dapat menjadi sangat pesimis tentang masa
b. Stigma
Informasi dan pengetahuan tentang gangguan jiwa tidak semua dalam anggota
sehari-hari.
Sulit bagi siapa saja untuk menangani dengan pemikiran aneh dan tingkah laku
aneh dan tak terduga. Hal ini membingungkan, menakutkan, dan melelahkan.
Bahkan ketika orang itu stabil pada obat, apatis dan kurangnya motivasi bisa
Keluarga dapat menjadi marah-marah, cemas, dan frustasi karena berjuang untuk
dicintai yang memiliki penyakit mental. Mereka mungkin mulai merasa tidak
10
mampu mengatasi dengan hidup dengan orang yang sakit yang harus terus-
menerus dirawat. Namun seringkali, mereka merasa terjebak dan lelah oleh
tekanan dari perjuangan sehari-hari, terutama jika hanya ada satu anggota
keluarga mungkin merasa benar-benar diluar kendali. Hal ini bisa terjadi karena
orang yang sakit ini tidak memiliki batas yang ditetapkan di tingkah lakunya.
Keluarga dalam hal ini perlu dijelaskan kembali bahwa dalam merawat penderita
tidak boleh merasa letih, karena dukungan keluarga tidak boleh berhenti untuk
e. Duka
dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan. Keluarga berduka ketika orang
yang dicintai sulit untuk disembuhkan dan melihat penderita memiliki potensi
dapat menghasilkan anggota keluarga yang sakit tidak memiliki sistem pendukung
yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, keluarga harus diingatkan bahwa
mereka harus menjaga diri secara fisik, mental, dan spiritual yang sehat. Memang
ini bisa sangat sulit ketika menghadapi anggota keluarga yang sakit mereka.
Namun, dapat menjadi bantuan yang luar biasa bagi keluarga untuk menyadari
11
2.3 Gangguan Bipolar
penyakit medis yang mengancam jiwa karena adanya percobaan bunuh diri yang
cukup tinggi pada populasi bipolar, yaitu 10-15%. Gangguan bipolar adalah suatu
penyakit jangka panjang dan episodik dengan berbagai macam variasi perjalanan
penyakit. Gangguan bipolar sering tidak diketahui dan salah diagnosa dan bahkan
bila terdiagnosa sering tidak terobati dengan adekuat (Evans 2000; Tohen &
pada tahun 1854 mendeskripsikan gangguan ini sebagai gangguan yang terpisah
yang disebut folie circulaire. Kraepelin (1921) juga mendefinisikan konsep yang
prognosis yang baik dan gejala mood pada fase akut. Bagi Kraepelin, perjalanan
kemudian membagi manic depresive illness menjadi ringan dan berat, gangguan
Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui dengan
pasti. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam gangguan bipolar yaitu faktor
12
a) Faktor biologis
Adanya gangguan disebabkan oleh kelainan zat kimiawi pada sel saraf
otak dan faktor genetik. Individu yang salah satu orang tuanya menderita bipolar
memiliki resiko 15-30% untuk juga menderita gangguan bipolar. Apabila kedua
mengalami gangguan yang sama. Pada kembar indentik resiko 33-90% saudara
afek / mood. Selain faktor biologis genetic gangguan bipolar juga dipengaruhi
meningkatkan rasa bahagia yang berlebihan atau mania. Penurunan serotonin dan
b) Faktor psikososial
Peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental yang lain
ditenggarai bisa menyebabkan perubahan biologis pada otak dan signal terhadap
saraf. Informasi yang dialami akan disimpan didalam otak yang akan terpanggil
kembali pada suatu kejadian yang membangkitkan memori. Proses memori juga
bisa terjadi walaupun tidak ada sesuatu rangsangan pemicu dari luar.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus
keluhan tidak tidur kurang lebih 1 minggu ini. Menurut keluarga, pasien menjadi
banyak bicara, merasa dirinya paling hebat dan mempunyai banyak harta. Pada
anamnesis diperoleh, pasien pernah mengalami kondisi yang berbeda 1 tuhun lalu.
Saat itu pasien tampak sedih,malas beraktifitas dan riwayat tentament suicidee.
Dari pemeriksaan, dokter mengatakan pasien saat ini mengalami kondisi manik
kondisi pasien saat ini merupakan penyakit yang sama dengan dulu dan apakah
Terminologi
1. Pemeriksaan subjektif
A. Identitaspasien
- Nama : Tari
- Usia : 30 tahun
14
- Alamat :Jalan gajah mada no.46 Padang.
B. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama :
- Keluhan tambahan :
tentament suicide.
2. Pemeriksaan objektif
a. Pemeriksaan fisik.
tinggi badan, suhu tubuh, tekanan darah dan detak nadi, mendengarkan
b. Pemeriksaan laboratorium.
15
Dokter mungkinakan memerintahkan pemeriksaan darah rutin.
c. Pemeriksaan psikologis.
gejala, kapan mulainya, apakah pernah mengalami hal yang sama dulu.
diri sendiri atau bunuh diri. Pasien mungkin akan diminta untuk mengisi
d. Mood charting.
meminta pasien untuk mencatat suasana hati (mood), pola tidur dan hal hal
Alasan nya karena pada kasus penderita gangguan bipolar pernah mengalami
Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam gangguan bipolar yaitu faktor genetik,
16
a) Faktor biologis
Adanya gangguan disebabkan oleh kelainan zat kimiawi pada sel saraf
otak dan faktor genetik. Individu yang salah satu orang tuanya menderita
akan mengalami gangguan yang sama. Sebanyak 10-15% keluarga dari pasien
afek atau mood. Selain faktor biologis genetik gangguan bipolar juga
b) Faktor psikososial
Peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental yang lain
terhadap saraf. Informasi yang dialami akan disimpan didalam otak yang akan
memori juga bisa terjadi walaupun tidak ada sesuatu rangsangan pemicu dari
a. Gejala
17
1. Gembira berlebihan.
dibicarakan.
membahayakan.
18. Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari tidak cukup 24 jam.
b. Faktor Predisposisi
1. Genetika
Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap
18
gangguan bipolar memiliki risiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15 %
berpeluang mengidap gangguan bipolar sebesar 50% - 75%. Kembar identik dari
berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik (Rihmers dan
Kiss, 2002).
2. Fisiologis
neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh
dopamin yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif dan
percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania. Sebaliknya dengan fase
depresi yang terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah
19
Seseorang yang menderita gangguan bipolar menandakan adanya
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang
diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode
depresi. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada
b) Sistem neuroendokrin
seperti gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal
tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon
adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari
pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol
pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal
20
Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada
hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi
depresi.
3. Lingkungan
tertentu secara genetis cenderung untuk mengidap gangguan bipolar, namun tidak
bipolar. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu dapat memulai episode baru
mania atau depresi dan membuat gejala yang ada memburuk, namun banyak
perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan
peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat
dari pekerjaan. Selain itu, seorang penderita gangguan bipolar yang gejalanya
mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa
depresi. Selain penyebab di atas, alkohol, obat-obatan dan penyakit lain yang
21
diderita juga dapat memicu munculnya gangguan bipolar (Rihmers dan Kiss,
2002).
Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya gangguan
bipolar:
mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu,
musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim
dingin, musim gugur, serta musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
episode mania.
22
3.5 Apa Akibat Yang Ditimbulkan Pada Kasus?
rumah; orang tua menikah lagi; kekerasan secara fisik dan seksual; proteksi
yang berlebihan dari orang tua; menyia-nyiakan anak; disiplin yang lemah;
perselisihan dengan guru atau teman sekelas; lingkungan sekolah yang tidak
memadai.
pekerjaan, jadwal kerja yang membuat stres, kondisi kerja yang sulit;
23
6. Masalah ekonomi, misalnya: kemiskinan yang ekstrem; keuangan yang
anggota keluarga seperti konselor, pekerja sosial atau dokter; tidak tersedia
3.6 Bagaimana KIE Yang Benar Untuk Keluarga Pasien Pada Kasus?
Dokter memberi tahu kondisi pasien, memberi tahu diagnosis pasien dan
terhadap pasien dan mengerti apa yang harus dilakukan bila sewaktu waktu
kondisi pasien memburuk, dan memperatikan agar pasien dapat mengikuti anjuran
24
Pengobatan gangguan bipolar
Penderita gangguan bipolar tetap perlu minum obat meskipun perasaannya sudah
kelompok.
perawatan di rumah sakit bila perilakunya membahayakan diri sendiri atau sekitar,
adanya gejala psikosis (tidak berdasar realita), atau ada upaya bunuh diri.
perkembangan penyakitnya.
Psikoterapi
25
Cognitivebehaviortherapy (CBT) (terapi perilaku kognitif). CBT
ulang dengan pola pikir dan perilaku yang positif (sehat). CBT bisa
menyenangkan hati.
memecahkan masalah.
belajar.
interpersonalandsocialrhythmtherapy, dll.
26
Prognosis gangguan bipolar sangat bervariasi tergantung pada banyak
pasien dengan Gangguan bipolar. Durasi pendek dari manik, usia yang tidak
terlalu muda saat onset menghasilkan prognosis yang lebih baik. Sekitar 7%
pasien dengan gangguan bipolar tidak memiliki gejala rekuren ;45% memiliki
lebih dari 1 episode, dan 40% memiliki gangguan kronik. Pasien mungkin
Sekitar 40% dari keseluruhan pasien mengalami lebih dari 10 episode. Pada
follow up jangka panjang 15% dari seluruh pasien dengan bipolar I dapat hidup
dengan baik, 45% hidup dengan baik namun memiliki multi relaps, 30% pasien
27
BAB IV
PENUTUP
4. Kesimpulan
fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang
penyakit medis yang mengancam jiwa karena adanya percobaan bunuh diri yang
cukup tinggi pada populasi bipolar, yaitu 10-15%. Gangguan bipolar adalah suatu
penyakit jangka panjang dan episodik dengan berbagai macam variasi perjalanan
penyakit. Gangguan bipolar sering tidak diketahui dan salah diagnosa dan bahkan
1. Gembira berlebihan.
28
5. Penuh ide dan semangat baru.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2010). Pengertian Gangguan Jiwa. Diakses pada tanggal 29 Juli
2016 dari http://www.depkes.co.id.
Evans D.L., (2000) Bipolar Disorder: Diagnostic Challenges and Treatment
Considerations. J Clin Psychiatry 2000;61(suppl 13);26-31. diunduh dari
http://altcancerweb.com/bipolar/treatmentguidelines/treatmenyguidelines
-bipolar-states-2000.pdf
Fitrhriyah. I & Margono H.M. Gangguan Afektif Bipolar Episode Mank Dengan
Gejala Psikotik. E-Journal Unair.
29
Rihmers, Kiss. 2002. Bipolar Disorders, American Journal of Psychiatry. Vol. 1
Hal. 21-25.
Stuart, G. W. & Sundeen. (2008). Buku saku keperawatan jiwa (edisi 3), alih
bahasa, Achir Yani, editor Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Sylvis D.E., Gitayanti, H., 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
30