Anda di halaman 1dari 3

Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu

syndrome/kumpulan gejala penyakit yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh
yang disebabkan oleh infeksi HIV. HIV adalah Human Immunodeficiency Virus merupakan
sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya
kekebalan tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah
diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik..

PREVALENSI
Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981
dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983. Penyakit AIDS dewasa ini telah
terjangkit dihampir setiap negara didunia dengan jumlah yang terus meningkat, menyerang pria,
wanita serta anakanak, termasuk diantaranya Indonesia.
Infeksi HIV di Indonesia pada Juni 2019 sebanyak 349.882 dan terbanyak pada
kelompok umur 25-49 tahun (71.1%), diikuti oleh kelompok umur 20-24 tahun (14.4%), dan
kelompok umur lebih dari 50 tahun (9%).

MASA INKUBASI
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai
dengan menunjukkan gejala- gejala AIDS. Waktu yang dibutuhkan rata-rata cukup lama dan
dapat mencapai kurang lebih 12 tahun dan semasa inkubasi penderita tidak menunjukkan gejala-
gejala sakit. Selama masa inkubasi ini penderita disebut penderita HIV.
Masa inkubasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap jendela, tahap asimptomatik, dan tahap
pembesaran kelenjar limfe.
1. Tahap Jendela (Window Period), terjadi setelah infeksi HIV, tenggang waktu 1-6 bulan,
tes HIV negatif karena belum ada anti body HIV, tetapi penderita dapat menularkan HIV
kepada orang lain.
2. Tahap Asimptomatik, antara 5-10 tahun, tidak ada gejala spesifik, tetapi bisa menularkan
HIV pada orang lain.
3. Tahap berikutnya terjadi pembesaran kelenjar limfe yang menetap dibanyak bagian
tubuh. Selanjutnya terjadi penurunan sel T– 4 dibawah 200/microliter sehingga muncul
berbagai macam penyakit, terutama penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi
oportunistik.

GEJALA
WHO telah membuat kriteria gejala sebagai pegangan dalam mendiagnosis AIDS, yaitu
gejala mayor dan gejala minor. Gejala minor atau ringan yaitu batuk kronis lebih dari satu bulan,
bercak-bercak merah dan gatal dipermukaan kulit pada beberapa bagian tubuh, Herpes zoster
yang muncul berulang-ulang, sariawan pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh jamur
Candida albicans, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di sekujur tubuh.
Gejala-gejala mayor yaitu demam yang berkepanjangan lebih dari tiga bulan, diare kronis lebih
dari satu bulan berulangulang maupun terus-menerus dan penurunan berat badan lebih 10 persen
dalam kurun waktu tiga bulan.

TRANSMISI
1. Transmisi seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik homoseksual maupun Heteroseksual dan ini
merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Penularan ini berhubungan
dengan semen dan cairan vagina atau serik. Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap
infeksi HIV kepada pasangan seksnya. Resiko penularan HIV tergantung pada pemilihan
pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks
2. Transmisi non seksual
1) Transmisi Parenral yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat
tindik) yang telah terkontaminasi, misalnya pada penyalahgunaan narkotika suntik
yang menggunakan jarum suntik yang tercemar . Disamping itu dapat juga terjadi
melaui jarum suntik yang dipakai oleh petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih
dahulu. Resiko tertular cara transmisi parental ini kurang dari 1%.
2) Darah/Produk Darah Transmisi melalui transfusi atau produk darah, namun sekarang
jarang terjadi karena darah donor telah diperiksa sebelum ditransfusikan. Resiko
tertular infeksi HIV lewat trasfusi darah adalah lebih dari 90%.
3. Transmisi Transplasental Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak
mempunyai resiko sebesar 50%.Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan
sewaktu menyusui. Penularan melalui air susu ibu termasuk penularan dengan resiko
rendah.

TRIAD EPIDEMIOLOGI
1. AGENT (PENYEBAB PENYAKIT)
Agent adalah penyebab penyakit. Bakteri, virus, jamur merupakan berbagai agent
ditemukan sebagai penyebab infeksi. AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai
beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human
Immunodefisiency Virus (HIV) yang berupa agent viral yang dikenal dengan retrovirus
yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T
2. HOST
Host atau pejamu adalah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor
resiko untuk terjadinya penyakit. Faktor ini disebut factor intrinsik. Host dari penyakit
AIDS berupa manusia yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah penyakit.
3. ENVIROMENTAL (LINGKUNGAN)
Lingkungan biologis, sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat menentukan penyebaran
AIDS. Lingkungan biologis adanya riwayat ulkus genitalis, Herpes Simpleks dan STS
(Serum Test for Sypphilis) yang positif akan meningkatkan prevalensi HIV karena luka-
luka ini menjadi tempat masuknya HIV. Faktor biologis lainnya adalah penggunaan obat
KB. Lingkungan sosial yang buruk seperti pergaulan bebas dapat meningkatkan resiko
terkena HIV/AIDS.

Faktor Risiko HIV/AIDS

Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:

 Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan sesama jenis
maupun heteroseksual.

 Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik.

 Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.

 Pengguna narkotika suntik.

 Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN HIV/AIDS


Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah orang terkena HIV/AIDS yaitu
dengan:
1. Menghindari Seks bebas.
2. Usahakan hanya melakukan hubungan seksual dengan 1 pasangan.
3. Memberikan vaksinanasi jika ibu hamil positif HIV agar bayi kemungkinan kecil terkena HIV.
4. Tidak mendonorkan darah jika sudah terkena HIV
Adapun usaha lain yang dapat dilakukan yaitu : memberikan penyuluhan/informasi
kepada seluruh masyarakat tentang HIV/AIDS, melalui penyebaran brosur, poster-poster yang
berhubungan dengan HIV/AIDS , dan melalui iklan di media massa baik itu media cetak/ media
elektronik.

Anda mungkin juga menyukai