Anda di halaman 1dari 10

Infeksi Dan Transmisi Pencegahan Dan Pengobatan HIV

Kelompok 7

1. Dayu Prasetyo 2022206203109

2. Dedeh Rahma wati 2022206203110


3. Agung Kurnia Putra 2022206203114
4. Mirzah Humayun 2022206203126
5. Hananda Tri Maiputra 2022206203127
6. Dela Mutia 2022206203158
7. Frandika Satya Putra 2022206203159

PROGARAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PINGSEWU


TAHUN AJARAN 2023/202

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit AIDS (Acquired immonodeficien syndrome) merupakan suatu


syndrome/kumpulan gejala yang penyakit di sebabkan oleh Retrovirus yang
menyerang system kekebalan atau pertahanan tubuh.
Orang yang terinfeksi akan mudah di serang penyakit penyakit lain yang
berakibat fatal bagi tubuh/di kenal dengan infeksi oportunistik kasus AIDS
pertama kali di temukan oleh Gottliep di Amerika Serikat pada tahun 1981
dan virusnya di temukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.
Penyakit AIDS dewasa ini telah menjangkit hampir setiap Negara di dunia
(Pandemic), termasuk Indonesia. November 1996 di perkirakan sebanyak
8.400.000 kasus di dunia yang terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan 1,7
juta anak anak.
Penyakit AIDS telah masalah internasional karena dalam waktu singkat
terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak Negara.
Sampai saat ini obat dan vaksin yang di harapkan dapat membantu
memecahkan masalah penganggulangan HIV/AIDS belum di temukan.
B. TUJUAN
A. Menjelaskan Pengertian HIV/AIDS
B. Menjelaskan Transmisi HIV/AIDS
C. Cara Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS
D. Cara Pengobatan HIV
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menjelaskan Pengertian HIV/AIDS

HIV Adalah sebuah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia.
AIDS adalah kependekan dari acquired immunedefiency syndrome. Acquired
berarti didapat, bukan keturunan. Immno terkit dengan system kekebalan
tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau syndrome berrti
penyakit dengan kumpulan gejala bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti
kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan system kekebalan tubuh
yang dibentuk setelah kita lahir.

AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang system kekebalan tubuh kita
selama 5 hingga 10 tahun atau lebih. HIV (human immunodefiency virus )
merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama sel CD4 Sehingga dapat merusak system kekebalan
tubuh manusia. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki system kekebalan
tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk kedalam tubuh.
Karena system kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang
tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangan berbahaya. Orang yang baru
terpapar HIV belum tentu menderita AIDS hanya saja lama kelamaan system
tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk
kedalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.

B. Menjelaskan Transmisi HIV/AIDS

Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel limfosit T dan sel otak
sebagai organ sasarannya. Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar
tubuh. Sebagai vehikulum yang dapat membawa virus HIV keluar tubuh dan
menularkan pada orang lain adalah berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh yang
terbukti menularkan diantaranya semen, cairan vagina atau serviks dan darah
penderita.

Banyak cara yang diduga menjadi cara transmisi virus HIV, namun hingga kini
cara Transmisi HIV yang diketahui adalah memalui :

1. Transmisi Seksual
Penularan melalui hubugan seksual baik homoseksual maupun
heteroseksual merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi.
Penularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina. Infeksi dapat
ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV

kepada pasangan seks nya. Resiko penularan HIV tergantung pada


pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks
pada penelitian drrow (1985) ditemukan resiko seropositive untuk zat anti
terhadap HIV cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada
pasangan yang tidak tetap. Orang yang sering berhubungan seks dengan
berganti pasangan merupakan banyak kelompok manusia yang beresiko
tinggi terinfeksi virus HIV.
a. Homoseksual
Cara hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual
dengan resiko tinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra
seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang
pengidap HIV. Hal ini sehubungan dengan mukosa rectum yang
sangat tipis dan mudah sekali mengalami pertukaran pada saat
berhubungan secara anogenetal.
b. Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalu hubungan
heteroseksual pada promiskuitas dan penderita yang terbanyak
adalah kelompok umur seksual aktif baik pria maupun wanita yang
mempunyai banyak pasangan dan berganti – ganti.
2. Transmisi non seksual
a. Transmisi parental
Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya ( alat
tindik) yang telah terkontaminasi , misalnya pada penyalahgunaan
narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar
secara bersama-sama. Dapat juga terjadi melalui jarum suntik
yang dipakai oleh petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih
dahulu. Resiko tertular cara transmisi parental ini kurang dari 1%.
b. Darah atau produk darah
Transmisi melalui transfuse atau produk darah terjadi dinegara –
Negara barat sebelum tahun 1985. Sesudah tahun 1985 transmisi
melalui jalur ini dinegara barat sangat jarang, karena darah donor
telah diperiksa sebelum di transfusikan. Resiko tertular infeksi
atau HIV lewat transfuse darah adalah lebih dari 90%.
3. Transmisi transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif anak mempunyai resiko
sebesar 50%. Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan, dan
seaktu menyusui. Penularan melalui air susu ibu termasuk penularan
dengan resiko rendah.

C. UPAYA PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN HIV\AIDS.

Pada dasarnya upaya pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak
asal mengetahui cara –cara penyebaran AIDS.

Ada dua cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang:

1.upaya pencegahan AIDS jangka pendek

Upaya pencegahanAIDS jangka pendek adalah dengan KIE,memberikan


informasi kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran virus
AIDS (HIV),sehingga dapat diketahui langkah-langkah pencegahannya.
Terdapat 3 pola penyebaran virus HIV :
1.Melalui hubungan seksual
2.Melalui darah
3.Melalui ibu yang terinfeksi HIVkepada bayinya
1.1.Pencegahan infeksi HIV melalui hubungan seksual
HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbukti
berperan dalam penularan AIDS adalah mani,cairan vagina dan darah.HIV
dapat meyebar melalui hubungan seksual pria ke wanita,dari wanita ke pria
dan dari pria ke pria.Setelah mengetahui cara penyebaran HIV melalui
hubungan seksual maka pencegahan dengan cara :
 Tidak melakukn hubungan seksual.walaupun cara ini sangat efektif namun
tidak mungkin dilakukan sebab seks merupakan kebutuhan biologis.
 Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia.
 Dan tidak terinfeksi HIV (homogami).
 Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
 Hindari huhungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
 Tidak melakukan hubungan anogenital.
 Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan
kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.

1.2.Pencegahan infeksi HIV melalui darah

Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS.penularan AIDS
melalui darah terjadi dengan :

 TransfusI darah yang mengandung HIV.


 Jarim suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur,tato,tindik) bekas
pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik.
 Pisau cukur,gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang
mengidap virus HIV.

Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah


adalah :

 Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV


dengan jalan memeriksa darah pendonor.hal ini masih belum
dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tinggi serta
peralatan canggih karna prevalensi HIV di Indonesia masih
rendah,maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.
 Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak
menjadi pendonor.Apabila terpaksa menolak,pendonor
menyalahi kode etik,maka darah yang dicurigai harus dibuang.
 Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara
baku setiap kali selesai dipakai .
 Semua alat yang tercemar dengan penderita AIDS harus
disterilisasikan secara baku
 Kelompok penyelahgunaan narkotik harus menghentikan
kebiasaan penyuntikan obat kedalam badannya serta
menghentikan kebiasaan menggunakan jarum suntik bersama.
 Menggunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)
 Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.

1.3.pencegahan infeksi HIV melalui ibu

Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada
janinnya.Penularan dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan,pada
waktu persalinan dan sesudah bayi dilahirkan.

Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan agar
ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.

2. Upaya pencegahan AIDS jangka panjang


Upaya jangka panjang yang harus di lakukan adalah merubah sikap
dan perilaku masyarakat dengan kegiata yang meningkatkan norma norma
agama maupun sosial hingga masyarakat dapat berperilaku seksual yang
bertanggung jawab atau :
a. Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
b. Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual
yang setia dan tidak terinfeksi HIV (monogamy).
c. Menghindari hubungan seksual dengan wanita-wanita tuna
susila
d. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai
lebih dari satu mitra seksual.
e. Mengurangi mitra seksual sesedikit mungkin.
f. Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi
tertular AIDS.
g. Tidak melakukan hubungan anogenital.
h. Gunakan kondom dari awal sampai akhir hubungan seksual.

D. PENGOBATAN BAGI PENDERITA HIV/AIDS

1. HIV/AIDS belum dapat disembuhkan

Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV/AIDS dapat


disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut, pengobatannya tidak dilakukan dengan
standar medis, tetapi dengan pengobatan alternative atau pengobatan lainnya.
Obat obat yang seelama ini digunakan berfungsi menahan berkembangnya virus
HIV dalam tubuh., bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh. Obat obatan ARV
sudah dipasarkan secara umum untuk obat generic. Naman tidak semua orang
yang HIV + sudah membutuhkan obat ARV. Ada kriteria khusus meskipun
semakin hari semakin banyak individu yang dinyatakan positif HIV. Namun sampai
saat ini belumada informasi adanya obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS.
Bahkan sampai saat ini belum ada perkiraan resmi kapan obat yang dapat
menyembuhkan AIDS atau vaksin yang dapat mencegah AIDS.

2.Pengobatan HIV/AIDS

Untuk menahan lajunya perkembangan virus beberapa obat yang ada


adalah antiretroviral dan infeksi oportunistik. Obat antiretroviral adalah obat yang
yang digunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat
perkembangbiakan virus. Obat obatan yang termasuk antiretroviral yaitu AZT,
Didanoisne, Zaecitabine, stavudine. obat infeksi oportunistik adalah obat yang
digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya tubuh
yang terpenting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat obatan
sesuai jenis penyakit, contohnya : obat obatan anti TBC.
KESIMPULAN

AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu


segeraditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di
Dunia,termasuk Indonesia.Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus
(HIV) dan epidemireaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan,
sosial, ekonomi,politik, kebudayaan, dan demografi.Sampai saat ini obat dan
vaksin untuk menaggulangi AIDS belum ditemukan.Untuk itu alternatif lain yang
lebih mendekati dalam upaya pencegahan. Upayapencegahan dapat dilakukan
oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penularanAIDS. Penularan AIDS
terjadi melalui hubungan seksual, parental dantransplasental, sehingga upaya
pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilakuseksual masyarakat
(terutama yang memilikiki resiko tinggi), menghindari infeksimelalui donor darah,
dan upaya pencegahan infeksi perinatal sebelum ibu hamil.Perubahan perilaku
dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Berita AIDS III No. 3/ 1994. Berita AIDS III No. 4/1994.Departemen Kesehatan RI

”Petunjuk Pengembangan Program NasionalPemberantasan dan Pencegahan


AIDS, Jakarta 1992.Syarifuddin Djalil

“Pelayanan Laboratorium Kesehatan Untuk Pemeriksaan Serologis

AIDS”

AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan RI,Jakarta


1989.Majalah Suport No 9 / I / September 1995. Majalah Suport No 23 / II /
Desember 1996.Majalah Suport No 25 / III / Juni 1997. Majalah Suport No 32 /
IV / Juni 1998.Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia No 6 /XX /
1992.Soemarsono

“Patogenesis, Gejala klinis dan Pengobatan Infeksi HIV”

AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta


1989.Wibisono Bing

“Epidemologi AIDS”

AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan RI Jakarta1989.

Anda mungkin juga menyukai