Anda di halaman 1dari 17

Program kesehatan

dalam menanggulangi
masalah AIDS di
indonesia

Oleh kelompok 3
Sejarah

 HIV AIDS Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika
Serikat pada tahun 1983 dan virusnya di temukan Luc Montagnier pada tahun
1983. AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketika Centers
for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya
Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasi sebagai PCP tetapi
diketahui disebabkan oleh Peneumocystis Jirovecii) pada lima laki-laki
homoseksual di Los Angeles.
 Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit hampir setiap didunia (pandemi),
termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan telah
terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta dewasa
dan 1,7 anak-anak.
Di Indonesia berdasarkan data-data yang bersumber dari
Direktorat Jendaral P2M dan PLP Depertemen Kesehatan RI
sampai dengan 1Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS
sebanyak 685 orang yang dilaporkan oleh 23 provinsi di
Indonesia.
Data jumlsh penderita yang sebenarnya. Pada penyakit
ini berlaku teori “Gunung Es”dimana penderita yang
kelihatan hanya sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk
itu WHO mengestimasikan bahwa 1 penderita yang terinfeksi
telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang
belum diketahui.
Definisi
Virus HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat
menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang
memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan
cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi
DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk
pro virus dan kemudian melakukan replikasi.

Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada
akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun.
Penyakit AIDS

Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular
AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS
juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat
atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS.
Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan
penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan
atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya
biaya pengobatan.
 Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-
T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV),
adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus.
Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi
asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel
pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan
HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Penyebab dan Gejala Terserang Virus HIV/AIDS

 HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti
jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan,
penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang,
penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah
bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
 Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-
laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga
beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis
tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang
lain.
Tanda-tanda klinis penderita AIDS :

 Berat badan menurun lebih dari 10 Gejala minor :


% dalam 1 bulan
 Diare kronis yang berlangsung • Batuk menetap lebih dari 1
lebih dari 1 bulan bulan
• Dermatitis generalisata yang
 Demam berkepanjangan lebih gatal
dari1 bulan • Adanya Herpes zoster
 Penurunan kesadaran dan multisegmental dan berulang
gangguan-gangguan neurologis • Infeksi jamur berulang pada alat
 Dimensia/HIV ensefalopati kelamin wanita
Kelompok mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu

 Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan


kondom
 Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
 Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
 Bayi yang ibunya positif HIV

Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang
terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan
gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu
tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah
seperti dibawah ini :

 Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan
demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia).
 Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu
makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan,
serta mengalami diarhea yang kronik.
 Berat badan tubuh.
 System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang
ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak
melambat.
 System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex)
atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit.
 Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada
vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV.
Cara Penularan

Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal


dengan seorang pengidap.

Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum


suntik.

Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada


bayinya, baik selam hamil, saat melahirkan ataupun
setelah melahirkan.
Cara Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS

Cara Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan


pencegahan: hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual,
tidak berhubungan dengan orang lain.
Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan
seksual.
Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,
hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada
janinnya.
Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik )
harus dijamin sterilisasinya.
2 Penanganan Khusus
a. Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal
Penanganan HIV/AIDS
dan pengujian dilakukan atas permintaan
pasien dimana setelah proses konseling risiko
PMS dan hubungannya dengan HIV,
1 Penanganan Umum yang bersangkutan memandang perlu
 . Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan pemeriksaan tersebut.
dilakukan untuk memperlambat tingkat replikasi virus. b. Upayakan ketersediaan uji serologic
Berbagai macam obat diresepkan untuk mencapai c. Konseling spesifik bagi mereka yang tertular
tujuan ini dan berbagai macam kombinasi obat-obatan
terus diteliti. Untuk menemukan obat HIV, terutama yang berkiatan dengan
penyembuhannya. kehamilan da risiko yang dihadapi
d. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil
 b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek
samping, namun demikian ternyata mereka benar-benar pengujian negative lakukan konseling untuk
mampu memperlambat laju perkembangan HIV upaya preventif (penggunaan kondom)
didalam tubuh. e. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi,
 c. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung atasi infeksi oportunistik.
pada zat-zat khusus yang dapat menginfeksi pasien, f.talaksana persalinan sesuai dengan
obat anti biotic dengan dosis tinggi dan obat-obatan pertimbangan kondisi yang dihadapi
anti virus seringkali diberikan secara rutin untuk (pervaginanm atau perabdominam, perhatikan
mencegah infeksi agar tidak menjalar dan menjadi prinsip pencegahan infeksi).
semakin parah
Penyebaran Virus HIV Dalam Tubuh

 Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel dan materi genetik virus
dimasukkan ke dalam DNA sel sehingga terjadi infeksi. Di dalam sel, Virus berkembng
biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virus yang baru. Partikel
virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
 Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4, yang
terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel CD4+
atu disebut limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan
menagatur sel-sel lain pada sistem kekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit
T stitostik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme
asing
Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui 3 tahap selama
beberpa bulan atau tahun.

 Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL


darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah sel
menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa
menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang
terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus,
tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
 Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah mencapai
kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel
CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut.
Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang rendah
membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko tinggi menderita
AIDS.
 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya
menurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah,
maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Pemeriksaan Laboratorium

 pertama, enzymelinked immunosorbent assay(ELISA), bereaksi terhadap adanya antibodi


dalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih jelas apabila terdeteksi antibodi
virus dalam jumlah besar.
 Western blot. Uji Western blot juga dikonfirmasi dua kali. Uji ini lebih kecil
kemungkinannya memberi hasil positif-palsu atau negatif-palsu.
Western blot dapat mendeteksi antibodi. Prosedur-prosedur ini mencakup biakan virus, pengukuran
antigen p24, dan pengukuran DNA dan RNA HIV yang menggunakan reaksi berantai polimerase
(PCR) dan RNA HIV-1 plasma. Uji-uji semacam ini bermanfaat dalam studi mengenai
imunopatogenesis, sebagai penanda penyakit, pada deteksi dini infeksi, dan pada penularan neonatus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai