Anda di halaman 1dari 9

PENCEGAHAN SEKUNDER

HIV
Dosen pengampu: Sri Wahyuni.,S.KEP.,NS.,MKES
NAMA KELOMPOK 3

1. HANA TYAS MURTI NINGSIH 205140061

2. NYOMAN DELTA FITRI AYU 205140062

3. MD SUHEL RANOW 205140053

4. NOVAN THIO FADLIM 205140054

5. SONI BRILLIAN 205140065


1. Pengertian

HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS. Sedangkan AIDS
sendiri adalah suatu sindroma  penyakit yang muncul secara kompleks  dalam waktu relatif lama karena
penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV. Centers for Disease Control (CDC)
merekomendasikan bahwa diagnosa AIDS ditujukan pada orang yang mengalami infeksi opportunistik,
dimana orang tersebut mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel T berjumlah 200 atau
kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. Kondisi lain yang sering digambarkan meliputi
kondisi demensia progresif, “wasting syndrome”, atau sarkoma kaposi (pada pasien berusia lebih dari 60
tahun), kanker-kanker khusus lainnya yaitu kanker serviks invasif atau diseminasi dari penyakit yang
umumnya mengalami lokalisasi misalnya, TB (Tubercolosis). (Doenges, 2000).
2.Tanda dan Gejala HIV

1. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.

2. Diare kronis yang berlangsung 1 bulan

3. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

4. Penurunan kesadaran dan gangguan gangguan neurologis.

5. Dimensia/HIV ensefalopati.

Gejala minor:

1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan

2. Dermatitis generalisata yang gatal

3. Adanya herpes zoster multisegmental dan berulang.

4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.


3. Faktor resiko Penularan HIV

1. Sering berganti pasangan

2. Melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual

3. Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan

4. Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.

HIV /AIDS tidak menular melalui :

1. Bejabat tangan, berpelukan, mencium pipi.

2. Makan dan berenang bersama

3. Toilet umum dan Telepon umum.


4.Diagnosis Hiv

Apabila menyadari perilaku kita beresiko, segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Penanganan awal yaitu dengan diagnosa untuk mendeteksi apakah seseorang tersebut terinfeksi HIV. Diagnosis HIV
ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium. Jenis pemeriksaan laboratorium HIV dapat berupa:

Tes serologi yang terdiri dari:

1. Tes cepat (Rapid Test)

2. Tes Enzyme Immunoassay (EIA)

Tes virologis yang terdiri dari:

3. HIV DNA kualitatif (EID), tes ini digunakan untuk mendiagnosis keberadan virus pada bayi berumur kurang dari 18
bulan

4. HIV RNA kuantitatif, tes ini digunakan untuk memeriksa jumlah virus dalam darah.
5.Pengobatan HIV/AIDS

Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa antiretroviral (ARV) yang bekerja
untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4. Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu
hamil agar mencegah penularan HIV ke janin. Namun perlu diingat bahwa pengobatan ini harus dilakukan rutin dan
diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan.

6.Pencegahan Sekunder.

Pencegahan sekunder ditujukan kepada para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari kasus yang
terjadi pencegahan Sekunder dapat dilalui melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan. Pada HIV/AIDS dapat
dilakukan dengan Tes darah.
7.Stadium Penyakit

a.Stadium pertama HIV

Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologi ketika antibodi terhadap virus tersebut

berubah dari negatif menjadi positif. Rentan waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV
menjadi positif disebut window period. Lama window period satu sampai tiga bulan, bahkan ada yang berlangsung
sampai enam bulan.

b.Stadium kedua asimtomatik ( tanpa gejala )

Asimtomatik berarti bahwa didalam organ tubuh tidak menunjukkan gejala - gejala. Keadaan ini dapat berlangsung
selama 5 – 10 tahun. Pasien yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

c.Stadium ketiga pembesaran kelenjar limfe

Pembesaran kelenjar limfe secara menetapdan merata (Persistent Generalized Lymphadenopaty), tidak hanya muncul
pada satu tempat saja, dan berlangsung selama satu bulan.

d.Stadium keempat AIDS.

Keadaan inidisertai adanya bermacam – macam penyakit antara lain penyakit saraf, infeksi sekunder dan lain – lain
8.Pencegahan Penularan

Dengan mengetahui cara penularan HIV, maka akan lebih mudah melakukan langkah-langkah pencegahannya.
Secara mudah, pencegahan HIV dapat dilakukan dengan rumusan ABCDE yaitu:

a. A= Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah

b. B = Being faithful, setia pada satu pasangan, atau menghindari berganti-ganti pasangan seksual

c. C = Condom, bagi yang beresiko dianjurkan selalu menggunakan kondom secara benar selama berhubungan
seksual

d. D = Drugs injection, jangan menggunakan obat (Narkoba) suntik dengan jarum tidak steril atau digunakan secara
bergantian

e. E = Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai