Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan
belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan
salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu
yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun
dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik,
ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit
AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya
baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui
dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan.
Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita
semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai
bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu
memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini dan
mengangkat judul “HIV/AIDS Dan Cara Penanggulangannya”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan bagaimana masalah
yang diteliti. Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apakah HIV/AIDS itu?

2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut?

3. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.

2. Agar mengerti tentang penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS.

3. Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah:

 Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan
generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang
dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

Bahaya Aids
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama
hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang
berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS.
Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin
karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan
itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah
menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya
pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III)
atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus.
Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA)
setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1
menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus (Gbr.
15-1). Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-
1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx
meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr.
Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam
serum dari para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan
penyakit klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-1 (Marlink, 1994).

2.2 Penyebaran Dan Tanda-tanda Terserang HIV/AIDS.


HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan,
bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan
nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal
serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS.
Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami,
ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi
proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 %
terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak
menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan
kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau
gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :

1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan

2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan


3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan

4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis

5. Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :

1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan

2. Dermatitis generalisata yang gatal

3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang

4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita


HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko
besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :

1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan


kondom

2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama

3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik

4. Bayi yang ibunya positif HIV

Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus
HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat
kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap
sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit
karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan
menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang
berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti
dibawah ini :

1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri
dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa
pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti
hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga
mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.

3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu
kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem
protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga
karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang
mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan


kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon
anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan
nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu
mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes
simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang
menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan
rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta
Eczema atau psoriasis.

6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit
jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran
kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak
jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak
yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic
inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

2.3 Cara Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS


Cara pencegahan:

1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu
orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.

2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.

3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan
hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.

4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.

5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan
AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh
masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar
terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun
melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan
atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua
lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

Pengobatan Penyakit AIDS:


Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS,
namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang
dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan
pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan
tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam
upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka
membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan
berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:

1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia,
yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi
Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit dari luar.

2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan
umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami
demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak
virus HIV tersebut.

3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang
dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada
hanyalah pencegahannya saja.

3.2 Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini adalah:

1. Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah mengenai


program Keluarga Berencana ini.

2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan bacaan.

http://husnhy.blogspot.co.id/2014/01/makalah-tentang-hivaids.html
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang

telah melimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesakan makalah yang berjudul

"HIV/AIDS". Yang merupakan salah satu tugas terstuktur mata kuliah Bahasa Indonesia pada

semester satu.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan

dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. H.M. Nur Fauzan Ahmad, M.A. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesi yang

telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan penulis makin bertambah

dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan makalah kami ini.

2. Rekan-rekan yang mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun dari rekan-rekan atau masyarakat sekitar sangat dibutuhkan untuk

penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 30 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

D. Manfaat 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian AIDS/HIV 4

B. Bagaimana Cara Penularan HIV/AIDS 5

C. Tanda-tanda Terserang HIV/AIDS 6

D. Siapa saja yang terkena HIV/AIDS 7

E. Bagaimana cara mencegah penularan HIV/AIDS 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 9

B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi.

HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired

Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired

immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh

virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat suntik, ibu

ke anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi

pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum

ditemukan obat dan vaksin pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode”

dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan

penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena

gunung es (iceberg phenomena).

Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus

meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara

penularan tersebut, masing-masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar.

Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami

perlambatan.
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya

menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak

dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan

antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem

kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah HIV/AIDS itu ?

2. Bagaimana cara penularan AIDS

3. Tanda-tanda terserang HIV

4. Siapa saja yang terkena AIDS

5. Bagaimana pencegahan AIDS ?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memahami tentang bahaya virus

HIV/AIDS dan cara menangulangi virus tersebut. Dan menyadarkan generasi

mudasecara terus menerus akan bahaya HIV/AIDS dan mampu melaksanakan

pencgahan dan usaha-usaha penanggulangannya dalam angka meningkatkan

kekebalan tubuh.

D. Manfaat
Dengan mempelajari makalah ini yang berjudul HIV/AIDS, pembaca dapat

mengetahui manfaat sebagai berikut :

1. Mengurangi penderita HIV/AIDS

2. Mendapatkan ilmu tentag bahaya terkena virus HIV/AIDS


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV/AIDS

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk :

AIDS adalah “singkatan dari Acquired Immune Definsiency Syndreome, yaitu


penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Sehingga manusia dapat meninggal bukan semata-mata oleh virus HIV nya oleh
penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak seandainya daya tubuh tidak rusak,
sedangkan HIV adalah nama Virus menyebab AIDS atau disebut Human
Immunodeficiency Virus”.(1999, 9)

Jadi Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency

Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau sindrom)

yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus

HIV, atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,

FIV, dan lain-lain).

B. Bagaimana cara penularn HIV/AIDS

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (1999, 43 ) : penularan HIV/AIDS

disebabkan oleh:
Virus AIDS alias HIV tidak mudah menular seperti penularan virus influenza.

HIV ini hannya berserang pada sel darah putih tertentu yang disebut T4. Karena sel

T4 ini terdapat pada cairan-cairan tubuh, yaitu :

1) Darah, termasuk darah haid/menstruasi

2) Air mani dan cairan lain yang keluar dari alat kelamin pria kecuali kencing

3) Cairan vagina dan cairan dari leher rahim

HIV hannya bisa menular melalui :

1) Seksual

Seksual yaitu hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, baik yang

homoseksual, bikesual dan heteroseksual. Dengan demikian, penularan ini dapat

terjadi WTS, PTS dan promoksuit

2) Parenteral

Parenteral yaitu melalui luka yang dicemari darah pengidap HIV, seperti dapat terjadi

pada pengguna narkotika suntik yang menggunakan alat suntiknya ini secara

bergantian tanpa memperdulikan aspek kesuciannya, atau dalam penggunaan alat-alat

yang membuat luka seperti tatto, pisau cukur penggosok gigi secara benrgantian

3) Perinatal

Perinatal yaitu penularan oleh ibu yang menyidap HIV kejanin yang dikandungnya.

Di Amerika Serikat 78% dai AIDS pada anak penulannya melalui cara ini.
C. Tanda-tanda terserang AIDS

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (1999. 43) :

Gejala AIDS timbul setelah 5 – 10 tahun setelah teinfeksi HIV yang sering terlihat

gejalanya antara lain :

1. Gejala awal seperi orang terserang flu biasa

2. Nampak sehat, tetapi dapat menularkan Virus HIV ke siapa saja

3. Muncul gejala ARC (AIDS Related Domplex) seperti :

a) Rasa lelah yang bekepanjangan

b) Sering demam (lebih dari 38 derajad C)

c) Sesak nafas dan batuk berkepnjangan

d) Berat badan menurun secara menolok dengan cepat

e) Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut

f) Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas

g) Bercak putih atau luka alam mulut

Gejala – gejala tersebut juga bisa dijumpai pada penykit lain, sebab itu untuk

memastikannya perlu pemeriksaan darah.

4. AIDS dengan tanda-tanda yang spesifik :

a) Sarhana kapossi

b) Pnemocystus cemiri
D. Siapa saja yang terkena AIDS

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk,(1999. 12) ada lima jenis yang terkena

AIDS, yaitu :

1. Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual (homo dan hetero seksual) seperti

wanita/pria tuna susila dan pelanggannya,mucikari, kelompok homoseks, biseks, dan

waria. Semula diduga bahwa penyakit AIDS hannya merupakan penyakit yang

meimpa kelompok laki-laki “homosiks” yang biasanya berhubungan seksual dengan

sesama laki-laki, “biseks” yang biasanya behubungan seksual dangan wanita maupun

sesama laki-laki. Sekarang diketahui bahwa AIDS bisa menjangkiti siapa saja melalui

berbagai trnasfusi darah

2. Penerima transfusi darah

3. Bayi yang dilahirkan dari ibu penyidap HIV

4. Pecandu nrkotika suntikan

5. Pasangan dari penyidap HIV

E. Bagaimana cara mencegah penularan HIV/AIDS

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (1999. 12) cara mencegah penularan

HIV/AIDS adalah :

1. Hindarkan hubungan seksual di luar nikah.

Usahakan hannua hubungan seks dengan satu orang pasangan seks, tidak hubungan

seks dengan orang lain.


2. Ibu penyidap HIV, hendaknya jangan hamil, karena akan memindahkan HIV kepada

janinnya.

3. Kelompok berperilaku resiko tinggi dianjurkan tidak menjadi donor darah.

4. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya harus dijamin sterilitasnya.

5. Orang yang sudah HIV (+) dan masih berhubungan seksual aktif gunakan kondom

secara benar.

6. Hindarka hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada kelamin atau mulut

dan hindarkan pula penggunaan alat-alat tertentu saat hubungan seksual yang

memungkinkan timbulnya luka.

7. Jangan menggunakan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang lain

karena alat-alat tersebut mungkin mengandung butir-butir darah penyidat HIV.

8. Tingkatkan keimana dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang diderita seseorang, yang

bermula dari tertularnya orang itu oleh satu jenis virus, termasuk jenis retrovirus,

yang diberi nama HIV(humam immunnodeficiency virus).

B. Saran

1. Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :

a). Belajar agar dapat mengendalikan diri;

b). Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis

yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;

c). Membentengi diri dengan agama;

d). Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi

pelarian bagi anak – anak yang depresi.

2. Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :

a). Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS;

b). Mencoba untuk hidup lebih lama;


c). Mau berbaur dengan orang disekitarnya/lingkungan;

d). Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.

3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :

a). Memotivasi penderita untuk terbiasa hidup dengan HIV/AIDS sehingga bisa

melakukan pola hidup sehat;

b). Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan hidup

yang lebih baik.

http://aguswahyupriutomo.blogspot.co.id/2015/07/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html
AIDS merupakan penyakit yang oleh masyarakat umum dipandang sebagai
suatu ancaman yang membahayakan dan sangat menakutkan. AIDS dipandang
menakutkan, karena apabila seseorang terserang penyakit tersebut merupakan isyarat
atau vonis kematiaan.
HIV(Human Immuno Deficiency Virus) yaitu virus yang merusak system kekebalan
tubuh manusia (Sel T). Aquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) adalah
kumpulan gejala- gejala penyakit yang disebabkan atau didapat karena hilangnya
kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit (Direktorat Rehabilitasi Tuna
Susila,1995: 4). ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS) adalah seseorang yang telah
terinfeksi HIV. Jadi di dalam tubuhnya terdapat virus HIV.
Masyarakat memandang HIV/AIDS sebagai penyakit yang membahayakan dan
sangat menakutkan, karena:

1. Belum ada obatnya baik dalam bentuk vaksin maupun imunisasi


2. Penyakit yang mematikan dengan penderitaan yang relative lama
3. Penyakit yang bersifat endemik (mewabah) meskipun hanya dalam kalangan
tertentu
4. Gejala timbul setelah menderita lebih dari 5 sampai 10 tahun
5. Seseorang yang terinfeksi dan belum diketahui dapat menjadi karier (sumber
penularan)
6. Penularannya melalui hubungan seksual, transfusi darah, suntik yang
jarumnya terkena HIV, ibu karier yang hamil terhadap bayi yang dikandung
7. Cara penyebaran cepat, sehingga jumlah pederita yang sebenarnya sulit
diketahui
8. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus HIV ternyata sebagai penderitaan
AIDS.

Sidrom atau panyakit AIDS ini timbul karena sesorang terinfeksi oleh virus HIV
(Human immuno deficiency Virus). Dengan perkataan lain, AIDS adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV. Virus HIV ini menyerang atau merusak system
kekebalan tubuh manusia, sehingga orang yang terinfeksi HIV kekebalan tubuhnya
akan menurun, bahkan serangan virus tersebut dapat menghilangkan kekebalan tubuh.
Dengan hilangnya kekebalan tersebut, seorang penderita mudah terserang berbagai
macam penyakit seperti kanker, infeksi saluran pernafasan dan peradangan pada
telinga, hidung ataupun tenggorokan.

B. Daerah yang Diserang HIV


Virus yang menimbulkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada tubuh manusia
dengan menyebabkan runtuhnya sistim pertaahanan. Keadaan ini membuat manusia
sangat mudah diserang segala jenis penyakit, yang akhirnya menyebabkan berbagai
kondisi fatal. Salah satu fakta terpenting mengenai virus HIV adalah bahwa ia hanya
memasuki sebagian, tidak seluruh, sel tubuh manusia. Target utamanya adalah sel T
penolong, yang merupakan elemen yang paling efektif pada sistem pertahanan.
(Harun yahya,2002).

C. Siklus HIV/AIDS
Masa inkubasi virus HIV/AIDS 1 sampai dengan 10 tahun selama masa tengah
berjalan. Pasien tidak merasakan gejala-gejala extream yang menunjukkan tekanan
virus HIV. Antistofean HIV yang ada dalam tubuh pasien bekerja keras melawan
virus HIV selama jangka bertahun-tahun. Cara kerja Antisofien HIV tergantung dari
kuat tidaknya kesehatan pasien. Dari tahun ke tahun virus ini akan mengrogoti daya
tahan tubuh penderita HIV/AIDS, sampai pada dimana daya tahan tubuh manusia
menjadi lemah, maka virus ini akan menyebar ke seluruh jaringan sel darah merah.
Oleh karena itu jarang penderita HIV/AIDS bertahan sampai memasuki tahun kedua
atau ketiga dalam kehidupannya. Dalam arti kata, tahun berikutnya sesuai dengan
menurunnya daya tahan tubuh, maka penderita HIV AIDS akan mati.

D. Dampak Penyerangan HIV

1. Kelelahan yang amat sangat.


2. Berkurangnya berat badan.
3. Terserang demam tinggi sampai lebih dari 38 C.
4. Berkeringat berlebihan pada malam hari.
5. Sering buang air besar atau diare.
6. Membengkaknya kelenjar di leher,ketiak,dan kelenjar di selangkangan paha
bagian dalam.
7. Jamur putih yang tumbuh di sekitar mulut, tenggorokan, vagina atau
kemaluan wanita.
8. Penyakit kulit seperti: Eksim yang tidak sembuh-sembuh, kulit yang bersisik
dan kering.
9. Timbulnya kulit pada bagian dalam vagina dan juga di sekitar dubur atau
anus.
10. .Infeksi gusi yang ekstrim.
11. Pada wanita, berkali-kali infeksi menyerang bagian vagina.
12. Bercak-bercak merah seperti campak di seluruh tubuh.
13. Sakitnya otot-otot atau sepier.

E. Cara Penularan
Virus ini merupakan virus yang dapat ditularkan ke orang lain. Penularan HIV ini
dapat ditularkan melalui berbagai cara, diantaranya;

1. Sperma
2. Pencemaran jarum suntikan yang dipakai berganti-ganti oleh pecandu
narkoba.
3. Jarum infus atau transfusi darah yang tidak steril.
4. Transfusi darah yang tercemar virus.
5. Air kental yang keluar melalui vagina setelah sex.
6. Air yang membasahi.
7. Terciprat darah orang lain yang mengandung virus.
8. Hubungan anal sex, dimana salah satu pihak mengandung virus.
9. Orale sex dimana salah satu pihak mengandung virus.
10. Air susu ibu yang seropositif.
11. Bayi yang terjangkit virus seropositif. Dari ibunya.
12. Darah yang terciprat atau menyembur pada waktu melahirkan.
13. Hembusan pernafas yang dilakukan antara mulut dengan mulut pada waktu
menolong kecelakaan.

F. Tahapan HIV Menjadi AIDS


1. Tahap 1: Periode Jendela

 HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV


dalam darah
 Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
 Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
 Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan

2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:

 HIV berkembang biak dalam tubuh


 Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
 Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah
terbentuk antibody terhadap HIV
 Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan
tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)

 Sistem kekebalan tubuh semakin turun


 Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar
limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
 Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan
tubuhnya

4. Tahap 4: AIDS
 Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
 Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Bisa dijelaskan, Apa yang dimaksud dengan HIV dan AIDS?
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala dan
infeksi yang timbul karena rusaknya sistem imun /kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV. Sementara Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus
ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik. Meskipun penanganan yang
telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.

Bagaimana penularan virus HIV ini pada tubuh?


HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Selain itu,
penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi
darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan,
bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh
tersebut.

Seberapa sering HIV dan AIDS terjadi?


AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta
orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang
sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini
merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. Sementara di provinsi
Kalimantan Selatan mulai tahun 2002 sampai 2012 berdasarkan data dinas ksehatan,
jumlah penderita HIV sekitar 276 dan jumlah penderita AIDS sekitar 225.

Bagaimana diagnosis terhadap infeksi HIV dan AIDS?


Stadium I: infeksi HIV asimtomatik (tidak ada gejala) dan tidak dikategorikan
sebagai AIDS Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil (seperti
sariawan tidak sembuh-sembuh) dan radang saluran pernapasan atas yang berulang,
Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari
sebulan, infeksi bakteri parah, dan TBC
Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus
atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini merupakan indikator AIDS.

Dapatkah anak kecil menularkan virus HIV ini dan bagaimana mencegah
penularan HIV dari Ibu ke anak?
Semua bisa menularkan HIV dengan cara-cara diatas, akan tetapi yang perlu di garis
bawahi adalah bahwa HIV tidak bisa menular melalui keringat, ciuman, makan
bersama, berpelukan dan lain-lainnya. Sementara untuk mencegah penularan HIV
dari Ibu ke anak menggunakan obat anti retrovirus dan bedah sesar agar dapat
memperkecil penularan dari ibu ke anak maupun bayi dengan menggunakan susu
pengganti ASI untuk mencegah penularannya. Bagaimana pengobatan AIDS dan
HIV?
Penanganan HIV ini dilakukan dengan cara terapi antiretrovirus yang sangat aktif
(Highly activer anti retroviral therapy = HAART) Terapi ini sangat bermanfaat bagi
orang-orang yang terinfeksi HIV. Sejak tahun 1996, dimana apabila pasien tidak
diobati maka hanya bertahan dalam kurun waktu sekitar 9 bulan, akan tetapi dengan
terapi ini pasien dapat bertahan sekitar 4-12 tahun.

Bagaimana penanggulangan HIV dan AIDS serta menghadapi orang-orang


yang terkena penyakit HIV dan AIDS?
ODHA atau orang dengan HIV/AIDS sebaiknya tidak dihindari dan dikucilkan akan
tetapi lebih baik di support karena dengan adanya support dari keluarga, kerabat dan
teman akan mempengaruihi kualitas hidup ODHA sendiri, malah dengan
mengucilkan akan berdampak negatif bagi ODHA dan masyarakat tidak perlu takut
karena penularan HIV bukan dengan cara bergaul, berpelukan, makan bersama.

Bagaimana upaya Health Jhonlin Group dalam mencegahan HIV AIDS?


Melakukan sosialisasi bahaya HIV AIDS pada Healthy Talk di semua unit usaha
Jhonlin Group serta melalui media print, broadcast dan online. Kemudian
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Tanah Bumbu dan KPA (Komisi
Penanggulangan AIDS) dalam melaksanakan seminar nasional yang digelar pada 10
desember 2013 di Gedung Mahligai Bersujud agar masyarakat dan karyawan lebih
kenal dengan penyakit ini.

http://www.jhonlinmagz.com/mengenal-hiv-aids-sejak-dini-melalui-tanda-maupun-cara-
penularannya/
Bagaimana Cara Perawatan HIV AIDS ?
Pada dasarnya tidak ada satupun obat yang bisa menyembuhkan HIV AIDS. Ilmuwan
terus mengembangkan penelitian untuk mengetahui bahwa perkembangan virus HIV
AIDS tidak berjalan terlalu cepat. Jika perkembangan terjadi dalam waktu yang lebih
cepat maka harapan hidup penderita bisa menjadi lebih kecil. Berikut ini adalah
beberapa cara mengobati HIV AIDS dengan jenis obat yang sering digunakan bagi
penderitanya :

1. Konsumsi Obat ART (Anti Retroviral


Therapy)

Obat ini khusus bekerja untuk mengatasi perkembangan virus sehingga bisa
memberikan harapan hidup yang lebih panjang untuk penderita HIV AIDS. Obat ini
sama sekali tidak bisa menyembuhkan HIV AIDS. Pemakaian obat ini pada ibu hamil
bisa mengurangi resiko virus penyakit menular ini ke janin. Namun pada dasarnya
obat ini sama sekali tidak menyembuhkan dan hanya mengurangi berbagai gejala dan
infeksi penyakit lain.

2. Obat Antiretroviral (ARV)

Ini adalah salah satu jenis obat yang dikembangkan untuk menghentikan kerusakan
sel dalam tubuh akibat dari infeksi HIV. Cara mengobati HIV AIDS ini juga bisa
digunakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mencegah
kerusakan sel tubuh yang lebih parah. Obat ini diperlukan seumur hidup bagi
penderita HIV AIDS. Berhenti dari perawatan ini akan membuat tubuh menjadi lebih
resisten sehingga perawatan harus dilakukan secara terus menerus.

3. Obat ARV untuk Ibu Hamil

Ibu hamil memerlukan obat ARV untuk mencegah penularan virus dari dirinya ke
janin dalam rahim. Jika ibu hamil tidak melakukan perawatan ini maka kemungkinan
besar bisa menularkan virus ke janin sehingga bayi yang lahir terinfeksi HIV. Ibu
hamil juga disarankan untuk melakukan proses persalinan cesar dibandingkan proses
persalinan normal untuk mencegah penularan virus. Selain itu, ibu hamil juga
dilarang untuk menyusui bayi karena HIV bisa menular lewat ASI.

Efek Samping Perawatan Medis

Pemakaian berbagai jenis obat seperti ARV atau ART memang banyak disarankan
oleh dokter. Obat ini memang tidak akan menyembuhkan HIV AIDS, tapi paling
tidak bisa mengurangi gejala dan dan berbagai penyakit yang menyerang penderita
karena sistem kekebalan tubuh yang terus melemah. Namun perawatan ini juga sering
dihindari karena menyebabkan beberapa efek samping dibawah ini.

 Sulit untuk tidur dan terkadang juga bisa menyebabkan tekanan mental serta
depresi
 Gangguan pencernaan yang menyebabkan mual dan muntah secara terus menerus
 Sakit kepala dan badan yang terasa lebih lemah
 Penyakit kulit yang menyebabkan beberapa bagian kulit menjadi lebih hitam atau
merah
 Berbagai efek samping ini juga bisa menyebabkan kurang percaya diri bagi
penderita HIV AIDS.

Perawatan Tradisional untuk HIV AIDS


Sementara banyak ilmuwan yang terus mengembangkan obat untuk HIV AIDS, maka
beberapa pakar juga bergerak untuk mencoba menemukan obat tradisional. Beberapa
bahan khusus yang ditemukan dari alam diyakini bisa menyembuhkan HIV. Namun
cara mengobati HIV AIDS ini belum tentu efektif untuk semua penderitanya sehingga
selama perawatan penderita tetap harus menjalankan terapi atau konsultasi dengan
dokter. Berikut ini adalah beberapa jenis langkah perawatan tradisional :

1. Terapi dengan Bawang Putih

Bawang putih dipercaya bisa mengendalikan perkembangan atau infeksi virus.


Bahkan bawang putih juga bisa membuat berbagai gejala yang berhubungan dengan
sistem kekenalan tubuh menjadi lebih ringan. Penderita yang memilih perawatan
medis dengan obat-obatan ARV atau ART bisa mengurangi berbagai efek samping
dengan makan bawang putih. Bawang putih bisa meningkatkan sistem kekebalan
tubuh sehingga kesehatan menjadi lebih baik.

2. Yoga
Yoga adalah salah satu latihan tubuh yang disarankan untuk penderita HIV AIDS.
Yoga bisa menggerakan organ tubuh dengan baik hingga ke bagian semua syaraf
tubuh. Selain itu, yoga juga bisa memberikan efek yang menenangkan untuk pikiran
sehingga mengurangi stress dan depresi. Penderita HIV AIDS sangat disarankan
untuk melakukan yoga mulai dari tahap awal. Latihan dengan seorang instruktus
harus dilakukan untuk membantu menemukan jenis yoga yang paling baik bagi
penderita.

3. Akupuntur

Akupuntur adalah tehnik perawatan dengan menggunakan jarum kecil yang


ditusukkan ke titik dibagian tubuh tertentu. Perawatan ini memang tidak bisa
menyembuhkan HIV AIDS tapi bisa mengendalikan rasa sakit akibat infeksi dari
virus yang sudah masuk ke tubuh. Akupuntur juga bisa membantu peredaran darah
menjadi lebih baik sehingga bisa mengurangi efek infeksi yang lebih cepat.

4. Meditasi

Meditasi adalah salah satu perawatan yang dilakukan untuk mengendalikan pikiran,
perasaan dan mendapatkan ketenangana batin.Meditasi mengatasi penderita HIV
AIDS yang sering mengalami gangguan kecemasan, kesulitan tidur dan stres karena
terus memikirkan tentang penyakit yang diderita. Banyak penderita HIV AIDS yang
bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan melakukan meditasi. Meditasi
bisa dilakukan di rumah , tempat latihan atau di tempat khusus yang bisa membuat
tubuh dan pikiran menjadi rileks. Langkan ini bisa dilakukan dengan iringan musik
dan instruktur.

5. Konsumsi Suplemen

Berbagai jenis suplemen biasanya dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh.


Bagi penderita HIV AIDS maka jenis suplemen tertentu bisa membantu
mempertahankan kesehatan tubuh sehingga bisa menjalani kehidupan dengan baik.
beberapa jenis suplemen yang disarankan adalah seperti:

 Makanan yang mengandung vitamin D yang bisa menjadi sumber kalsium sehingga
bisa meningkatkan kekuatan dan kesehatan tulang.
 Suplemen selenium yang berfungsi untuk mengatasi perkembangan infeksi virus
HIV.
 Suplemen minyak ikan yang bisa mengatasi masalah penumpulan lemak dalam
tubuh
 Suplemen vitamin B12 yang digunakan oleh ibu hamil untuk mempertahankan
kondisi kesehatan dan janin
 Suplemen protein yang bisa membantu penderita HIV AIDS untuk tetap memiliki
berat badan yang seimbang dan tidak mudah terserang penyakit.

6. Perawatan Herbal

Perawatan herbal banyak dikembangkan oleh beberapa negara seperti China dan
India. Dua negara ini memang sangat terkenal dengan perawatan herbal yang
menggunakan berbagai jenis ramuan dan tanaman khusus yang tumbuh liar di hutan
maupun dari laut. Namun perawatan ini hanya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit
dan mencegah perkembangan infeksi, tapi tidak bisa digunakan untuk
menyembuhkan. Berikut ini beberapa perawatan cara mengobati HIV AIDS dengan
herbal yang dikenal :

 Teh hijau – Teh yang dikonsumsi secara rutin memberikan efek antioksidan yang
cukup tinggi sehingga melindungi sistem kekebalan tubuh
 Ginseng – Tanaman ini dikenal memiliki satu juta manfaat untuk mengatasi
peradangan dan infeksi pada organ tubuh akibat serangan virus HIV
 Jamur maitake – Jamus ini digunakan sebagai salah satu tanaman obat untuk
melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah perkembangan virus dalam
tubuh. Selain itu jamur ini juga sangat berperan untuk menurunkan kadar kolesterol
dan darah sehingga penderita HIV AIDS dapat hidup lebih baik.

Pada intinya belum ada obat khusus yang bisa menyembuhkan infeksi HIV maupun
AIDS. Penyakit ini sangat menakutkan karena tidak mudah untuk diatasi. Banyak
penderita HIV AIDS di dunia yang terus mengalami depresi dan tekanan mental yang
berat. Oleh karena itu lebih baik jika kita meningkatkan kesadaran diri agar terhindari
dari HIV AIDS.

https://halosehat.com/penyakit/aids/cara-mengobati-hiv-aids

Anda mungkin juga menyukai