Kementerian Kesehatan RI
2013
Pengantar
ICD
STATISTIK
MORTALITAS
MORBIDITAS
PEMBIAYAAN
DASAR HUKUM
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan
Medik No.:HK.00..05.1.4.00744 , Tahun 1996
tentang Penggunaan Klasifikasi Internasional
Mengenai Penyakit Revisi kesepuluh (ICD-10) di
Rumah Sakit.
VOLUME 1
-
21 Chapter
Chapter 1-XVII mencakup Penyakit dan kondisi
kesakitan lainnya
Chapter XVIII mencakup Symptoms,signs,abnormal
clinical dan hasil pemeriksaan laboratorium
Chapter XIX mencakup Perlukaan , keracunan dan
keadaan lainnya yang merupakan akibat dari sebab luar
perlukaan
Chapter XX mencakup sebab luar dari morbiditas dan
mortalitas
Chapter XXI mencakup faktor - faktor yang
mempegaruhi kesehatan dan kontak dengan pelayanan
kesehatan
CHAPTER
BLOKCS
No: (alfabet)
I.
(A-B)
II.
(C-D48)
III.
(D50-89)
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
Judul Chapter
Penyakit Infeksi dan Parasitik tertentu
Neoplasma
Penyakit Darah dan Organ Pembentuk Darah dan
gangguan yang melibatkan Mekanisme Imunitas
(E)
Penyakit Endokrin, Nutrisional dan Metabolik
(F)
Gangguan Mental dan Prilaku
(G)
Penyakit Sistem Saraf
(H00-59) Penyakit Mata dan Adneksa Mata
(H60-95) Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoid
(I)
Penyakit Sistem Sirkulasi
(J)
Penyakit Sistem Respirasi
(K)
Penyakit Sitsem Digestif
(L)
Penyakit Kulit & Jaringan Bawah Kulit
(M)
Penyakit Otot-Kerangka Tulang & Jaringan Ikat.
No: (alfabet)
Judul Bab
XIV
(N)
Penyakit Sistem Genitourinaria
XV
(O)
Kehamilan, persalinan-kelahiran dan nifas
XVI
(P)
Kondisi-kondisi tertentu dimulai dalam periode
perinatal
XVII (Q)
Malformasi, deformasi dan abnormalitas
kromosomal yang kongenital
XVIII (R)
Simtoma, tanda-tanda dan temuan klinis, laboratoris
yang abnormal, NEC (Not elserwhere classified)
(tidak terklasifikasi di bab/bagian lain)
XIX.
(S-T) Cedera, keracunan dan konsekuensi-konsekuensi
lain akibat sebab luar
XX.
(V-W-X-Y) Sebab-sebab luar Mortalitas dan Morbiditas
XXI.
(Z)
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan
dan kontak dengan fasiltas pelayanan kesehatan
Standar Coding
ICD10
Entry data atau
import data dari
data warehouse
Kode Diagnosis
Utama sesuai
resume dengan
memenuhi aturan
coding, kemudian
kode diagnosis
sekunder
Konfirmasi
Identifikasi pasien
untuk
memastikan data
demografi, ID
Pasien, episode
perawatan sesuai
dengan rekam
medis yang akan
dikode
ICD9CM
V01-Y98
Prosedur Utama
secara khusus
berhubungan dengan
Diagnosis Utama.
Pada episode ini
proses editing coding
harus meggunakan
peraturan utk coding
CBG. Ini termasuk
jenis kelamin dan usia.
M8000/0-M9989/1
Review hasil
pengkodean
dan Grouping
INA CBG
Diagnosis
Utama adalah suatu diagnosis/kondisi kesehatan
yang menyebabkan pasien memperoleh
perawatan atau pemeriksaan, yang ditegakkan
pada akhir episode pelayanan dan bertanggung
jawab atas kebutuhan sumber daya
pengobatannya
Sekunder adalah diagnosis yang menyertai
diagnosis utama pada saat pasien masuk atau
yang terjadi selama episode pelayanan.
Lanjutan . . .
Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai
diagnosis utama atau kondisi pasien saat
masuk dan membutuhkan pelayanan/asuhan
khusus setelah masuk dan selama rawat.
Komplikasi adalah penyakit yang timbul
dalam masa pengobatan dan memerlukan
pelayanan tambahan sewaktu episode
pelayanan, baik yang disebabkan oleh
kondisi yang ada atau muncul akibat dari
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
RULE MB1
Kondisi minor direkam sebagai diagnosis utama (main condition),
kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai diagnosis sekunder
(other condition)
Diagnosis utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan
yang terjadi, dan jenis spesialis mengasuh
pilih kondisi yang relevan sebagai diagnosis utama
Contoh :
Diagnosis Utama
: Dyspepsi
Diagnosis Sekunder : Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Prosedur
: Appendectomy
Spesialis
: Bedah digesti
Maka reseleksi : Acute appendicitis sebagai diagnosis utama
RULE MB2
Jika beberapa kondisi yang tidak dapat dikode
bersama dicatat sebagai diagnosis utama dan
informasi dari rekam medis menunjukkan salah
satu dari diagnosis tersebut sebagai diagnosis
utama maka pilih diagnosis tersebut sebagai
diagnosis utama.
Jika tidak ada informasi lain, pilih kondisi yang
disebutkan pertama
1. Diagnosis Utama :
Osteoporosis
Bronchopnemonia
Rheumatism
Diagnosis Sekunder : Bidang spesialisasi
: Penyakit Paru
Reseleksi Diagnosis utama Bronchopneumonia (J18.0)
2. Diagnosis Utama : Ketuban pecah dini,
Presentasi bokong dan anemia
Diagnosis Sekunder : Partus spontan
Reseleksi Diagnosis Utama. Ketuban pecah dini (O 42.9)
RULE MB3
Kondisi yang direkam sebagai diagnosis
utama menggambarkan suatu gejala yang
timbul akibat suatu kondisi yang ditangani.
Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan
dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama,
sedangkan informasi di rekam medis, terekam
kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis
pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
Spesifisitas
RULE MB4
Contoh:
Diagnosis Utama : Cerebrovascular accident
Diagnosis Sekunder : Diabetes mellitus,
Hypertensi, Cerebral haemorrhage
Reseleksi Cerebral Haemorrhage sebagai
diagnosis utama ( I61.9.)
RULE MB5
Alternatif diagnosis utama
ICD- 9 CM
ICD 9 CM adalah singkatan dari International Classification
of Diseases, 9th Revision, Clinical Modification.
Klasifikasi Prosedur ICD-9-CM
1.Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel dan
Index Alfabetis
2.Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-86
3.Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87-99
4.Struktur klasifikasi berdasarkan anatomi
5. Kode angka
6.Berdasarkan struktur 2-digit dengan 2 digit desimal
diperlukan
BAB
CODE
00
01 05
06 07
08 16
18 20
21 29
30 34
35 39
40 41
42 54
10
55 59
11
60 64
12
65 71
13
72 75
Obstetrical procedures
14
76 84
15
85 86
16
87 99
Prosedur Sekunder
Seluruh signifikan prosedur tindakan yang dijalankan
pada pasien rawat inap atau rawat jalan,
membutuhkan peralatan special atau dikerjakan oleh
staf terlatih dan berpengalaman .
Pengertian episode
Episode adalah satu rangkai perawatan pasien
yang mulai dari pasien masuk sampai dengan
keluar
Contoh :
Rawat Inap
Masuk tgl 1 dan keluar tgl 5 = lama rawat 5
hari (satu episode) satu klaim
CATATAN TAMBAHAN
1. Untuk kasus melahirkan normal kode INA-CBG
yang diambil dipakai adalah kode INA-CBG
ibunya
2. One Day Care (ODC) masuk ke dalam tarif rawat
jalan
3. Hal hal yang menjadi kendala dilapangan dan
belum tercantum dalam pedoman ini dapat
ditanyakan melalui surat resmi ke National
Casemix center dan akan dijawab melalui surat
resmi yang ditandatangani oleh Sesditjen Bina
Upaya Kesehatan, atau Ketua National Casemix
center.
CODE CREEP
Code Creep adalah perubahan dalam pencatatan
Rumah Sakit (rekam medis) yang dilakukan praktisi
untuk meningkatkan penggantian biaya dalam sistem
Casemix (Seinwald dan Dummit, 1989)
Code Creep sering disebut sebagai upcoding, dan
apabila mengacu pada konteks Tagihan Rumah Sakit
(hospital billing) maka disebut DRG Creep
Penyebab variasi pengkodean :
- Kurangnya pengetahuan koder
- Pengembangan serta revisi dalam sistem koding
- Kebijakan khusus suatu negara
(I12.9)
(I11.9)
(I50.0)
(I13.0)
(I11.0)
Dx Utama
Dx Sekunder
Prosedur
Re-selection
Dx Utama
Myocardium
(I41.0*)
Tuberculosis of after specified organs (A18.5)
Re-selection :
Tuberculosis of after specified organs (A18.5)
Myocardium
(I41.0*)